Deskripsi Umum Penelitian Analisis Efisiensi Bank pembangunan Daerah 1. Tingkat Efisiensi BPD dan UUS BPD 2009-2010

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Penelitian

Penelitian ini menggunakan data tahunan Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia dengan jumlah 26 BPD beserta Unit Usaha Syariah BPD yang berjumlah 13 UUS. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai efisiensi BPD dan UUS BPD pada sebelum dan setelah penerapan BPD Regional Champion atau pada tahun 2009-2010 dan 2011-2012 dengan menggunakan pendekatan non-parametrik yaitu Data Envelopment Analysis. Skor efisiensi penelitian ini didapatkan dari hasil proses perhitungan menggunakan software DEAP Version 2.1 yang merupakan skor efisiensi relatif antara tiap DMU dalam objek penelitian. Software ini akan memberikan skor 0-1 kemudian diubah menjadi bentuk persentase 0-100 pada masing-masing DMU. DMU dikatakan efisien apabila mendapatkan skor sama dengan 1 atau 100. Skor efisiensi tersebut merupakan perbandingan antara input dan output pada masing-masing DMU. Apabila penelitian berorientasi input, DMU yang mendapatkan skor efisiensi 1 atau 100, artinya DMU tersebut tidak melakukan pemborosan terhadap penggunakaan input-inputnya. Dan apabila suatu penelitian berorientasi output, DMU mendapatkan skor 1 atau 100, artinya DMU tersebut mampu memanfaatkan potensi kemampuan produksi yang dimiliki secara optimal sehingga mampu mencapai tingkat output yang efisien. Pada penelitian ini 74 menggunakan pendekatan yang berorientasi input untuk melihat seberapa banyak input yang dapat dikurangi agar DMU menjadi efisien. Selain menunjukkan skor efisiensi, software DEAP Version 2.1 juga akan menunjukkan nilai target. Nilai target adalah nilai yang disarankan oleh perhitungan DEA agar bank menjadi lebih efisien.

B. Analisis Efisiensi Bank pembangunan Daerah 1. Tingkat Efisiensi BPD dan UUS BPD 2009-2010

Nilai efisiensi BPD dan UUS BPD pada tahun 2009 bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Skor Efisiensi BPD dan UUS BPD Tahun 2009 dan 2010 BPD Efisiensi UUS BPD Efisiensi 2009 2010 2009 2010 BANK ACEH 84.20 82.70 BANK ACEH 51.00 71.60 BANK BALI 100.00 100.00 BANK DKI 68.20 50.30 BANK DKI 77.80 68.70 BPD JATIM 91.10 96.50 BJB 95.00 87.30 BPD KALBAR 100.00 100.00 BPD BENGKULU 100.00 89.00 BPD KALSEL 75.60 98.90 BPD JAMBI 100.00 100.00 BPD KALTIM 90.40 67.40 BPD JATENG 95.60 78.00 BPD NTB 100.00 100.00 BPD JATIM 100.00 100.00 BPD RIAU KEPRI 47.80 42.60 BPD KALBAR 93.80 80.50 BPD SULSELBAR 62.30 84.70 BPD KALSEL 83.50 100.00 BPD SUMBAR 39.40 79.70 BPD KALTENG 71.40 84.10 BPD SUMSELBABEL 40.10 40.30 BPD KALTIM 100.00 100.00 BPD SUMUT 44.00 44.80 BPD LAMPUNG 100.00 100.00 BPDJATENG 59.90 83.20 BPD MALUKU 85.00 97.10 BPD NTB 100.00 95.80 BPD NTT 100.00 87.70 BPD PAPUA 58.50 51.90 75 BPD RIAU KEPRI 95.20 84.70 BPD SULSELBAR 100.00 100.00 BPD SULTENG 95.30 89.70 BPD SULTRA 96.10 98.60 BPD SULUT 100.00 100.00 BPD SUMBAR 100.00 99.10 BPD SUMSELBABEL 77.20 83.30 BPD SUMUT 89.30 83.80 BPD YOGYAKARTA 76.90 71.20 MEAN 91.30 89.00 MEAN 66.90 73.80 Berdasarkan table diatas dengan jumlah 39 bank yang terdiri dari 26 BPD dan 13 UUS BPD pada tahun 2009 dan 2010 menunjukkan rata-rata efisiensi Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia mencapai 91.30 pada tahun 2009 dan 89.00 pada tahun 2010. Efisiensi Unit Usaha Syariah BPD sebesar 66.90 pada tahun 2009 dan 73.80 pada tahun 2010. Secara teknis bank yang memiliki skor efisiensi dibawah 100 dapat dikatakan tidak efisien. Skor efisiensi rata-rata yang dimiliki oleh BPD pada tahun 2009 adalah 91.30, angka ini menunjukkan bahwa BPD termasuk kelompok bank dengan kinerja mendekati efisien karena mampu melakukan efisiensi rata-rata sebesar 91.30. Pada tahun berikutnya BPD memiliki skor efisiensi yang masih mendekati efisien yaitu sebesar 89.00. akan tetapi nilai tersebut mencerminkan kinerja BPD yang menurun dibanding tahun sebelumnya. Disamping itu pada tahun 2009 UUS BPD juga dinilai belum efisien karena memiliki nilai rata-rata efisiensi kurang dari 100 yaitu sebesar 66.90. ketidakefisienan ini terjadi karena UUS BPD kurang tepat dalam mengelola sumber daya. Di tahun berikutnya UUS BPD mengalami peningkatan nilai efisiensi yaitu 76 sebesar 73.80.nilai ini menunjukkan di tahun 2010 UUS BPD mengelola sumberdayanya dengan lebih baik. Pencapaian nilai rata-rata yang tidak efisien pada tahun 2009 disebabkan oleh beberapa bank yang menggunakan inputnya dengan tidak tepat, yaitu bank-bank yang mempunyai skor efisiensi kurang dari 100.Pada tahun 2009 dari total 26 BPD yang mampu menjalankan kinerjanya secara efisien berjumlah 10 bank.Dan yang belum menjalankan kinerjanya secara efisien berjumlah 16 bank.Pada tahun berikutnya bank yang mampu menjalakan kinerjanya secara efisien berkurang jumlahnya menjadi 8 bank. Sementara 18 BPD yang nilai efisiensinya dibawah 100. Terdapat 1 BPD yang mengalami peningkatan nilai efisiensi mencapai 100, yaitu BPD Kalimantan Selatan, sementara ada 7 BPD yang dapat mempertahankan nilai efisiensinya 100, yaitu BPD Bali, BPD Jambi, BPD KALTIM, BPD Lampung, BPD SULSELBAR, BPD Sulawesi Utara, dan BPD Sumatera Barat. Pada tahun 2009 UUS BPD yang menjalankan kinerjanya secara efisien berjumlah 2 bank dan yang belum menjalankan kinerjanya secara efisien berjumlah 11 bank, jumlah ini dilihat dari nilai efisiensi yang berada dibawah 100. Pada tahun berikutnya, jumlah UUS BPD yang efisien sama dengan tahun sebelumnya yaitu 2 bank. UUS BPD memiliki kinerja efisiensi yang membaik meskipun dari jumlah bank yang efisien tidak mengalami peningkatan. Di tahun 2010 terlihat 8 UUS yang mengalami peningkatan nilai efisiensi dari tahun sebelumnya.Artinya lebih dari setengah Jumlah UUS BPD yang kinerjanya membaik.Hal ini jelas memperngaruhi peningkatan dari tahun sebelumn Dari grafik diatas 2009 dan 2010.Bank yang Bank yang mengalami penurunan Bank DKI, BJB, BPD Bengkulu, BPD NTT, BPD Papua, Barat, BPD Sumatera Utara, 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 B A N K A C E H B P D B A L I B A N K D K I B JB B P D B E N G K U L U Gambar 4.1 Gr 77 jelas memperngaruhi nilai efisiensi rata-rata yang juga peningkatan dari tahun sebelumnya. diatas dapat diketahui perbandingan tingkat efisiensi 2010.Bank yang memiliki nilai efisiensi paling rendah adalah mengalami penurunan tingkat efisiensi berjumlah 14, yaitu BPD Bengkulu, BPD Jateng, BPD Kalimantan barat, Papua, BPD Riau KEPRI, BPD Sulawesi Tengah, BPD Barat, BPD Sumatera Utara,BPD D.I. Yogyakarta. B P D B E N G K U L U B P D J A M B I B P D J A T E N G B P D J A T IM B P D K A L B A R B P D K A L S E L B P D K A L T E N G B P D K A L T IM B P D L A M P U N G B P D M A L U K U B P D N T B B P D N T T B P D P A P U A B P D R IA U K E P R I B P D S U L S E L B A R B P D S U L T E N G B P D S U L T R A Gambar 4.1 Grafik Efisiensi BPD 2009 ng juga mengalami efisiensi BPD tahun adalah BPD Papua. 14, yaitu Bank Aceh, Kalimantan barat, BPD NTB, Tengah, BPD Sumatera B P D S U L U T B P D S U M B A R B P D S U M S E L B A B E L B P D S U M U T B P D Y O G Y A K A R T A fisiensi BPD 2009-2010 2009 2010 Dari grafik diatas tahun 2009 dan 2010. Bank BPD Sumatera Barat di Beluting .Bank yang mengalami UUS Bank DKI dan UUS BPD Riau KEPR a. Target Input BPD da 1 Target DPK Target dana pihak perhitungan DEA agar bank menjadi efisien. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 78 diatas dapat diketahui perbandingan tingkat efisiensi 2010. Bank yang memiliki nilai efisiensi paling rendah Barat di tahun 2009 dan UUS BPD Sumatera Selatan ng mengalami penurunan tingkat efisiensi berjumlah 2 UUS Bank DKI dan UUS BPD Riau KEPRI. Target Input BPD dan UUS BPD tahun 2009 dan 2010 Target DPK dana pihak ketiga merupakan nilai yang disarankan perhitungan DEA agar bank menjadi efisien. Gambar 4.2 Grafik Efisiensi UUS BPD 2009 efisiensi UUS BPD rendah adalah UUS Selatan dan Bangka berjumlah 2 bank yaitu, disarankan dari hasil D 2009-2010 2009 2010 79 Tabel 4.2 Nilai Target Dana Pihak Ketiga BPD Tahun 2009 dan 2010 BANK 2009 2010 DPK Target to gain DPK Target to gain BANK ACEH 1666520 1402394.197 16 1939925 1604791 17 BANK BALI 5317845 5317845 6709018 6709018 BANK DKI 12234172 9512567.102 22 12447441 8550935 31 BJB 23267666 22112237.232 5 31019700 27081298 13 BPD BENGKULU 928772 928772 1161184 1033890 11 BPD JAMBI 1170715 1170715 1566689 1566689 BPD JATENG 11924105 11393709.58 4 15767158 12305327 22 BPD JATIM 14462702 14462702 16125439 16125439 BPD KALBAR 3526659 3308129.779 6 4677053 3764055 20 BPD KALSEL 3419222 2854585.992 17 3615423 3615423 BPD KALTENG 9844993 7025762.093 29 9400019 7908130 16 BPD KALTIM 10232021 10232021 11093017 11093017 BPD LAMPUNG 1294578 1294578 1705756 1705756 BPD MALUKU 1479691 1257991.374 15 1647938 1599492 3 BPD NTB 1418536 1418536 1950657 1867809 4 BPD NTT 2296389 2296389 3132403 2748177 12 BPD PAPUA 7670539 4489275.836 41 8519369 4421623 48 BPD RIAU KEPRI 7402414 7049031.962 5 9338036 7911175 15 BPD SULSELBAR 2977637 2977637 3973266 3973266 BPD SULTENG 515537 491049.184 5 635043 569340.6 10 BPD SULTRA 846421 813038.171 4 972582 959340.5 1 BPD SULUT 2232363 2232363 2900058 2900058 BPD SUMBARBANK NAGARI 6681171 6681171 8272123 8196148 1 BPD SUMSELBABEL 6537219 5043939.285 23 7886376 6569006 17 BPD SUMUT 8570899 7652313.428 11 10512515 8805993 16 BPD YOGYAKARTA 2414006 1857507.362 23 3143008 2238075 29 MEAN 5782030.5 5202933.137 8.67 6927354 5993203 11.03 Hasil dari perhitungan DEA menggunakan Software DEAP 2.1 akan menghasilkan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih 80 efisien. Tabel diatas menunjukkan nilai target DPK yang harus dicapai agar bank menjadi efisien. Inefiensi ini terjadi karena terlalu banyak dana masyarakat yang dihimpun oleh bank. Oleh karena itu, peningkatan efisiensi BPD dapat dilakukan dengan mengurangi dana pihak ketiga sesuai nilai target. Di tahun 2009 BPD Aceh memiliki DPK sebesar Rp 1666520 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi DPK menjadi Rp 1402394.197 dalam jutaan atau menghemat 16 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 BPD Aceh memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 1939925 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi DPK menjadi Rp 1604791 dalam jutaan atau menghemat 17 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2009 yang paling besar adalah BPD Papua, yaitu 41. Di tahun 2009 BPD Papua memiliki DPK sebesar Rp 7670539 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Papua harus mengurangi DPK menjadi Rp 4489275.836 dalam jutaan atau menghemat 41 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 BPD Papua juga menduduki bank yang selisih antara DPK dan nilai target paling besar .BPD Papua memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 8519369 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD PAPUA harus mengurangi DPK menjadi Rp 4421623 dalam jutaan atau menghemat 48 dari nilai aktual. 81 Tabel 4.3 Nilai Target Dana Pihak Ketiga UUS BPD Tahun 2009 dan 2010 BANK 2009 2010 DPK Target DPK to gain DPK Target DPK to gain BANK ACEH 468855 239210.826 49 497515 356043.897 28 BANK DKI 374658 229943.136 39 361760 181934.533 50 BPD JATIM 70368 47320.345 33 97322 93922.674 3 BPD KALBAR 79295 79295 122647 122647 BPD KALSEL 126406 83302.861 34 181018 147211.024 19 BPD KALTIM 382898 211007.147 45 530125 316857.09 40 BPD NTB 16533 16533 30000 30000 BPD RIAU KEPRI 253843 92396.809 64 286610 122057.889 57 BPD SULSELBAR 41411 25788.104 38 87298 73923.041 15 BPD SUMBAR 58529 23038.865 61 161504 128662.725 20 BPD SUMSELBABEL 70346 28243.448 60 143091 57710.296 60 BPD SUMUT 260082 114482.465 56 581243 260627.342 55 BPDJATENG 61793 32669.343 47 140090 116593.837 17 Hasil dari perhitungan DEA menggunakan Software DEAP 2.1 akan menghasilkan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih efisien. Tabel diatas menunjukkan nilai target DPK yang harus dicapai agar bank menjadi efisien. Inefiensi ini terjadi karena terlalu banyak dana masyarakat yang dihimpun oleh bank. Oleh karena itu, peningkatan efisiensi UUS BPD dapat dilakukan dengan mengurangi dana pihak ketiga sesuai nilai target. Di tahun 2009 UUS BPD Aceh memiliki DPK sebesar Rp 468855 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Aceh harus mengurangi DPK menjadi Rp 239210.826 dalam jutaan atau mengurangi 49 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 UUS BPD Aceh memiliki DPK sebesar Rp 497515 dalam jutaan, untuk 82 meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi DPK menjadi Rp 356043.897 dalam jutaan atau menghemat 28 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2009 yang paling besar persentasenya adalah UUS BPD Riau KEPRI, yaitu 64. Di tahun 2009 UUS BPD Riau KEPRI memiliki DPK sebesar Rp 253843 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Riau KEPRI harus mengurangi DPK menjadi Rp 92396.809 dalam jutaan atau mengurangi 64 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 UUS BPD Riau KEPRI memiliki DPK sebesar Rp 286610 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Riau KEPRI harus mengurangi DPK menjadi Rp 122057.889 dalam jutaan atau menghemat 57 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 UUS BPD Riau KEPRI mempunyai kinerja yang semakin membaik dari tahun sebelumnya jika dilihat dari pengelolaan DPK. Nilai to gain di tahun 2010 memperlihatkan UUS yang paling besar persentasenya adalah UUS BPD SUMSELBABEL, yaitu 60. Di tahun 2010 UUS BPD SUMSELBABEL memiliki DPK sebesar Rp 143091 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD SUMSELBABEL harus mengurangi DPK menjadi Rp 57710.296 dalam jutaan atau menghemat 60 dari nilai aktual. Pada tahun sebelumnya UUS BPD SUMSELBABEL memiliki DPK sebesar Rp 58529 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD SUMSELBABEL harus mengurangi DPK menjadi Rp 23038.865 dalam jutaan atau menghemat 61 dari nilai aktual.Pada tahun 2010 UUS BPD SUMSELBABEL mempunyai kinerja yang statis dari tahun sebelumnya jika dilihat dari pengelolaan DPK. 83 2 Target Biaya Tenaga Kerja Salah satu yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja efisiensi adalah mengurangi Biaya tenaga kerja.Berikut adalah tabel biaya kerja yang harus dikurangi tiap bank agar lebih efisien. Tabel 4.4 Nilai Target Biaya Tenaga Kerja BPD Tahun 2009 dan 2010 BPD 2009 2010 Biaya TK Rp Target To gain Biaya TK Rp Target To gain BANK ACEH 68112 57316.97 16 86260 71358.05 17.28 BANK BALI 239490 239490 235998 235998 0.00 BANK DKI 391145 304131.2 22 450841 309711.2 31.30 BJB 711253 675933.5 5 661893 577856.1 12.70 BPD BENGKULU 65027 65027 79492 65514.9 17.58 BPD JAMBI 43899 43899 44733 44733 0.00 BPD JATENG 460700 440207.6 4 625739 488352 21.96 BPD JATIM 437463 437463 513454 513454 0.00 BPD KALBAR 182219 147348.3 19 203944 164132.5 19.52 BPD KALSEL 87774 73279.37 17 92340 92340 0.00 BPD KALTENG 303258 216416.5 29 286629 241137.8 15.87 BPD KALTIM 158556 158556 180935 180935 0.00 BPD LAMPUNG 59495 59495 75389 75389 0.00 BPD MALUKU 78477 66718.92 15 98217 95329.62 2.94 BPD NTB 85724 85724 109617 104961.4 4.25 BPD NTT 117117 117117 165711 145384.6 12.27 BPD PAPUA 245177 143492.8 41 287572 149252.2 48.10 BPD RIAU KEPRI 274683 261570 5 349458 296060.5 15.28 BPD SULSELBAR 119427 119427 188384 188384 0.00 BPD SULTENG 26382 25128.87 5 33459 29997.29 10.35 BPD SULTRA 44662 42900.53 4 42585 42005.22 1.36 BPD SULUT 127698 127698 183769 183769 0.00 BPD SUMBAR 266601 266601 315054 281730.9 10.58 BPD SUMSELBABEL 237001 182863.5 23 296789 247212.3 16.70 BPD SUMUT 335858 299862.4 11 436583 365711.4 16.23 BPD YOGYAKARTA 98701 75947.55 23 103737 73869.12 28.79 Mean 202534.6 182062.1 9.17 236483.9 202483.8 11.66 Hasil dari perhitungan DEA menggunakan Software DEAP 2.1 akan menghasilkan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih 84 efisien. Tabel diatas menunjukkan masih banyak BPD yang melakukan pemborosan beban tenaga kerja.Pemborosan sumberdaya seperti biaya tenaga kerja dapat menyebabkan inefisiensi.Oleh karena itu, peningkatan efisiensi BPD dapat dilakukan dengan mengurangi beban tenaga kerja sesuai nilai target. Di tahun 2009 BPD Aceh memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 68112 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 57316.97 dalam jutaan atau menghemat 16 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 BPD Aceh memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 86260 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 71358.05 dalam jutaan atau menghemat 17.28 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2009 yang paling besar persentase pemborosan biaya tenaga kerja adalah BPD Papua, yaitu 41. Di tahun 2009 BPD Papua memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 245177 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Papua harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 143492.8 dalam jutaan atau menghemat 41 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 BPD Papua juga menduduki bank yang paling besar presentase pemborosan biaya tenaga kerja.BPD Papua memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 287572 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD PAPUA harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 149252.2 dalam jutaan atau menghemat 48 dari nilai aktual. 85 Tabel 4.5 Nilai Target Biaya Tenaga Kerja UUS BPD Tahun 2009 dan 2010 UUS BPD 2009 2010 Biaya TK Target to gain Biaya Tk Target to gain BANK ACEH 16938 5950.478 64.87 20932 11973.27 42.80 BANK DKI 11648 4271.47 63.33 14196 3750.679 73.58 BPD JATENG 2094 606.872 71.02 4049 1862.497 54.00 BPD JATIM 1588 879.032 44.65 3776 1797.768 52.39 BPD KALBAR 1473 1473 0.00 1906 1906 0.00 BPD KALSEL 2883 1547.451 46.32 4024 2287.738 43.15 BPD KALTIM 7237 3919.712 45.84 11733 4924.129 58.03 BPD NTB 1285 1285 0.00 1606 1606 0.00 BPD RIAU KEPRI 4874 1716.382 64.78 5887 2346.688 60.14 BPD SULSELBAR 3322 1428.272 57.01 4606 2314.818 49.74 BPD SUMBAR 4182 895.7 78.58 7132 4494.15 36.99 BPD SUMSELBABEL 3523 1414.461 59.85 7110 2867.547 59.67 BPD SUMUT 11389 5013.191 55.98 14860 6663.172 55.16 MEAN 5572 2338.54 50 7832.077 3753.419 45 Software DEAP 2.1 akan memberikan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih efisien. Tabel diatas menunjukkan masih banyak UUS BPD yang melakukan pemborosan beban tenaga kerja.Pemborosan biaya tenaga kerja dapat menyebabkan bank menjadi inefisien.Peningkatan efisiensi UUS BPD dapat dilakukan dengan mengurangi beban tenaga kerja sesuai nilai target. Di tahun 2009 UUS BPD Aceh memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 16938 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Aceh harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 5950.478 dalam jutaan atau menghemat 64.87 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 BPD Aceh memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 20932 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 11973.27 dalam jutaan atau menghemat 42.80 dari nilai aktual. 86 Berdasarkan nilai to gain di tahun 2009 yang paling besar persentase pemborosan biaya tenaga kerja adalah UUS BPD Sumatera Barat, yaitu 78.58. Di tahun 2009 UUS BPD Sumatera Barat memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 4182 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS Sumatera Barat harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 895.7 dalam jutaan atau menghemat 78.58 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 UUS BPD Sumatera Barat memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 7132 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Sumatera Barat harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 4494.15 dalam jutaan atau menghemat 36.99 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 UUS BPD Sumatera Barat mempunyai kinerja yang semakin membaik dari tahun sebelumnya jika dilihat dari pengelolaan biaya tenaga kerja. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2010 yang paling besar persentase pemborosan biaya tenaga kerja adalah UUS Bank DKI, yaitu 73.58. Di tahun 2010 UUS Bank DKI memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 14196 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS Bank DKI harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 3750.679 dalam jutaan atau menghemat 73.58 dari nilai aktual. Pada tahun sebelumnya UUS Bank DKI memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 11648 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS Bank DKI harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 4271.47 dalam jutaan atau menghemat 63.33 dari nilai aktual.Pada tahun 2010 UUS UUS Bank DKI mempunyai kinerja yang menurun dari tahun sebelumnya jika dilihat dari pengelolaan biaya tenaga kerja. 87 3 Fix asset Salah satu yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja efisiensi adalah mengurangi fix asset. Berikut adalah tabel fix asset yang harus dikurangi tiap bank agar lebih efisien. Tabel 4.6 Nilai Target Fix Asset BPD Tahun 2009 dan 2010 BPD 2009 2010 Fix Asset Target to gain Fix Asset Target to gain BANK ACEH 74306 57383.66 23 103648 70880.54 32 BANK BALI 121731 121731 124668 124668 BANK DKI 318795 247876.1 22 340039 233594.3 31 BJB 879769 705736.2 20 970407 629801.1 35 BPD BENGKULU 54384 54384 58956 37039.27 37 BPD JAMBI 34262 34262 38373 38373 BPD JATENG 334557 319675.6 4 399993 312170.7 22 BPD JATIM 239513 239513 272232 272232 BPD KALBAR 106943 100316.3 6 139108 111953 20 BPD KALSEL 97607 79692.05 18 109982 109982 BPD KALTENG 276631 197414.4 29 318586 260438.7 18 BPD KALTIM 211080 211080 238837 238837 BPD LAMPUNG 44423 44423 48345 48345 BPD MALUKU 52390 44540.49 15 62121 60294.77 3 BPD NTB 63433 63433 68466 65558.12 4 BPD NTT 106128 106128 113906 99934.09 12 BPD PAPUA 222309 130109 41 261302 115786.6 56 BPD RIAU KEPRI 185924 177048.2 5 210564 178389.6 15 BPD SULSELBAR 137401 137401 184907 184907 BPD SULTENG 20178 19219.55 5 21900 18417.59 16 BPD SULTRA 41326 37199.69 10 53025 34142.97 36 BPD SULUT 98604 98604 103895 103895 BPD SUMBAR 115263 115263 151913 150517.8 1 BPD SUMSELBABEL 370680 205112 45 415873 254052.8 39 BPD SUMUT 321658 287184.3 11 421821 353345.8 16 BPD YOGYAKARTA 123390 76259.28 38 159414 78229.21 51 Hasil dari perhitungan DEA menggunakan Software DEAP 2.1 akan menghasilkan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih 88 efisien. Tabel diatas menunjukkan masih banyak BPD yang tidak efisien yang disebakan oleh fix asset. Oleh karena itu, peningkatan efisiensi BPD dapat dilakukan dengan mengurangi fix asset sesuai nilai target. Di tahun 2009 BPD Aceh memiliki fix asset sebesar Rp 74306 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi fix asset menjadi Rp 57383.66 dalam jutaan atau menghemat 23 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 BPD Aceh memiliki fix asset sebesar Rp 103648 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi fix asset menjadi Rp 70880.54 dalam jutaan atau menghemat 32 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2009 yang memiliki skor paling besar adalah BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, yaitu 45. Di tahun 2009 BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung memiliki fix asset sebesar Rp 370680 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung harus mengurangi fix asset menjadi Rp 205112 dalam jutaan atau menghemat 45 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung memiliki fix asset sebesar Rp 415873 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung harus mengurangi fix asset menjadi Rp 254052.8 dalam jutaan atau menghemat 39 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2010 yang memiliki skor paling besar adalah BPD Papua, yaitu 56. Di tahun 2010 BPD Papua memiliki fix asset sebesar Rp 261302 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Papua harus 89 mengurangi fix asset menjadi Rp 115786.6 dalam jutaan atau menghemat 45 dari nilai aktual. Pada tahun sebelumya BPD Papua memiliki fix asset sebesar Rp 222309 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Papua harus mengurangi fix asset menjadi Rp 130109 dalam jutaan atau menghemat 41 dari nilai aktual. Tabel 4.7 Nilai Target Fix Asset UUS BPD Tahun 2009 dan 2010 UUS BPD 2009 2010 Fix Asset Target to gain Fix Asset Target to gain BANK ACEH 10480 5346.918 49 12323 8818.888 28 BANK DKI 5905 4024.984 32 6391 3214.13 50 BPD JATIM 909 828.307 9 1641 1583.682 3 BPD KALBAR 1388 1388 1827 1827 BPD KALSEL 1930 1458.155 24 2218 2192.916 1 BPD KALTIM 4087 3693.523 10 6999 4720.033 33 BPD NTB 1042 1042 1069 1069 BPD RIAU KEPRI 3384 1617.337 52 4846 2063.754 57 BPD SULSELBAR 1898 1181.952 38 2052 1737.612 15 BPD SUMBAR 1939 763.252 61 4115 3278.229 20 BPD SUMSELBABEL 3552 1179.198 67 8189 1935.307 76 BPD SUMUT 13918 4225.49 70 16677 5308.555 68 BPDJATENG 954 571.853 40 2120 1764.43 17 Hasil dari perhitungan DEA menggunakan Software DEAP 2.1 akan menghasilkan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih efisien. Tabel diatas menunjukkan masih banyak BPD yang tidak efisien yang disebabkan oleh fix asset. Oleh karena itu, peningkatan efisiensi BPD dapat dilakukan dengan mengurangi fix asset sesuai dengan nilai target. Di tahun 2009 UUS BPD Aceh memiliki fix asset sebesar Rp 10480 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Aceh harus mengurangi fix 90 asset menjadi Rp 5346.918 dalam jutaan atau menghemat 49 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 UUS BPD Aceh memiliki fix asset sebesar Rp 12323 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Aceh harus mengurangi fix asset menjadi Rp 8818.888 dalam jutaan atau menghemat 28 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2009 yang memiliki skor paling besar adalah UUS BPD Sumatera Utara, yaitu 70 . Di tahun 2009 UUS BPD Sumatera Utara memiliki fix asset sebesar Rp 13918 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Sumatera Utara harus mengurangi fix asset menjadi Rp 4225.49 dalam jutaan atau menghemat 70 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 UUS BPD Sumatera Utara memiliki fix asset sebesar Rp 16677 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Sumatera Utara harus mengurangi fix asset menjadi Rp 5308.555 dalam jutaan atau menghemat 68 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2010 yang memiliki skor paling besar adalah UUS BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, yaitu 76. Di tahun 2010 UUS BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung memiliki fix asset sebesar Rp 8189 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung harus mengurangi fix asset menjadi Rp 1935.307 dalam jutaan atau menghemat 76 dari nilai aktual. Pada tahun sebelumya UUS BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung memiliki fix asset sebesar Rp 3552 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung harus mengurangi fix asset menjadi Rp 1179.198 dalam jutaan atau menghemat 67 dari nilai aktual. 91 2. Tingkat Efisiensi BPD dan UUS BPD 2011 dan 2012 Tabel 4.8 Skor Efisiensi BPD dan UUS BPD Tahun 2011 dan 2012 BPD Efisiensi UUS BPD Efisiensi 2011 2012 2011 2012 BANK ACEH 74.10 76.40 BANK ACEH 82.90 72.60 BANK BALI 100.00 100.00 BANK DKI 62.00 55.90 BANK DKI 77.40 86.60 BPD JATIM 75.00 73.40 BJB 100.00 100.00 BPD KALBAR 100.00 100.00 BPD BENGKULU 75.40 93.80 BPD KALSEL 100.00 57.40 BPD JAMBI 100.00 100.00 BPD KALTIM 36.30 20.80 BPD JATENG 81.40 89.00 BPD NTB 100.00 82.10 BPD JATIM 98.50 100.00 BPD RIAU KEPRI 55.80 66.80 BPD KALBAR 83.30 79.60 BPD SULSELBAR 100.00 100.00 BPD KALSEL 88.30 93.30 BPD SUMBAR 100.00 100.00 BPD KALTENG 98.30 88.80 BPD SUMSELBABEL 69.00 74.80 BPD KALTIM 100.00 91.80 BPD SUMUT 59.90 72.40 BPD LAMPUNG 100.00 100.00 BPDJATENG 100.00 52.60 BPD MALUKU 95.70 86.40 BPD NTB 100.00 96.70 BPD NTT 93.50 94.20 BPD PAPUA 56.40 73.30 BPD RIAU KEPRI 82.40 81.60 BPD SULSELBAR 100.00 100.00 BPD SULTENG 86.20 96.40 BPD SULTRA 96.30 91.50 BPD SULUT 100.00 100.00 BPD SUMBAR 100.00 98.90 BPD SUMSELBABEL 85.40 82.80 BPD SUMUT 86.20 99.50 BPD YOGYAKARTA 81.30 76.40 MEAN 90.00 91.40 MEAN 80.10 71.40 Berdasarkan table diatas dengan jumlah 39 bank yang terdiri dari 26 BPD dan 13 UUS BPD pada tahun 2011 dan 2012 menunjukkan rata-rata efisiensi Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia mencapai 90.00 pada tahun 2011 dan 91.40 pada tahun 2012. Efisiensi Unit Usaha Syariah BPD sebesar 80.10 pada 92 tahun 2011 dan 71.40 pada tahun 2012. Secara teknis bank yang memiliki skor efisiensi dibawah 100 dapat dikatakan tidak efisien. Skor efisiensi rata-rata yang dimiliki oleh BPD pada tahun 2011 adalah 90.00, angka ini menunjukkan bahwa BPD termasuk kelompok bank dengan kinerja mendekati efisien. Pada tahun berikutnya BPD memiliki skor efisiensi yang masih mendekati efisien yaitu sebesar 91.40. nilai tersebut mencerminkan kinerja efisiensi BPD yang meningkat dibanding tahun sebelumnya. Disamping itu pada tahun 2011 UUS BPD juga dinilai belum efisien karena memiliki nilai rata-rata efisiensi kurang dari 100 yaitu sebesar 80.10. ketidakefisienan ini terjadi karena UUS BPD kurang tepat dalam mengelola sumber daya. Di tahun berikutnya UUS BPD mengalami penurunan nilai efisiensi yang diperoleh yaitu sebesar 71.40.nilai ini menunjukkan di tahun 2012 kinerja UUS BPD memburuk. Pencapaian nilai rata-rata yang tidak efisien pada tahun 2011 disebabkan oleh beberapa bank yang menggunakan inputnya dengan tidak tepat, yaitu bank-bank yang mempunyai skor efisiensi kurang dari 100.Pada tahun 2011 dari total 26 BPD yang mampu menjalankan kinerjanya secara efisien berjumlah 9 bank.Dan yang belum menjalankan kinerjanya secara efisien berjumlah 17 bank.Pada tahun berikutnya bank yang mampu menjalakan kinerjanya secara efisien berkurang jumlahnya menjadi 7 bank. Sementara 19 BPD yang nilai efisiensinya dibawah 100. Terdapat 1 BPD yang mengalami peningkatan nilai efisiensi mencapai 100, yaitu BPD Jawa Timur, sementara ada 6 BPD yang dapat mempertahankan nilai efisiensinya 100, yaitu BPD Bali, Bank Jabar dan san BPD Sulawesi Utara. Pada tahun 2011 berjumlah 6 bank dan yang belum bank, jumlah ini dilihat dari berikutnya jumlah UUS BPD BPD yang berhasil mempertahankan BPD Kalimantan Barat, Sumatera Barat. Dari grafik diatas 2011 dan 2012.Bank yang memiliki ni 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 B A N K A C E H B A N K B A L I B A N K D K I B JB B P D B E N G K U L U B P D J A M B I Gambar 93 Jabar dan Banten, BPD Jambi, BPD Lampung, BPD SULSELBAR, san BPD Sulawesi Utara. tahun 2011 UUS BPD yang menjalankan kinerjanya secara dan yang belum menjalankan kinerjanya secara efisien dilihat dari nilai efisiensi yang berada dibawah 100. ah UUS BPD yang efisien berkurang menjadi 3 bank.Sementara berhasil mempertahankan nilai efisiensinya berjumlah 3 bank.Yaitu Barat, UUS BPD Sulawesi Selatan dan Barat, dan diatas dapat diketahui perbandingan tingkat efisiensi 2012.Bank yang memiliki nilai efisiensi paling rendah adalah BPD Papua di B P D J A M B I B P D J A T E N G B P D J A T IM B P D K A L B A R B P D K A L S E L B P D K A L T E N G B P D K A L T IM B P D L A M P U N G B P D M A L U K U B P D N T B B P D N T T B P D P A P U A B P D R IA U K E P R I B P D S U L S E L B A R B P D S U L T E N G B P D S U L T R A B P D S U L U T B P D … B P D S U M S E L B A B E L Gambar 4.3 Grafik Efisiensi BPD 2011-2012 BPD SULSELBAR, a secara efisien efisien berjumlah 7 100. Pada tahun bank.Sementara UUS 3 bank.Yaitu UUS Barat, dan UUS BPD efisiensi BPD tahun lai efisiensi paling rendah adalah BPD Papua di B P D S U M S E L B A B E L B P D S U M U T B P D Y O G Y A K A R T A 2011 2012 tahun 2011 kemudian meningkat paling rendah di tahun tersebut.Bank berjumlah 9 yaitu, BPD Kalimantan Timur, BPD Ternggara, BPD SUMSEL BABEL, BPD D.I Yogyakarta. Dari grafik diatas tahun 2011 dan 2012. Bank BPD Kalimantan Timur di menjadi nilai efisiensi paling penurunan tingkat efisiensi UUS BPD Jawa TImur, Timur, UUS BPD NTB, UUS BPD Jawa Tengah. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 Gambar 94 kemudian meningkat di tahun 2012 dan masih menjadi nilai tahun tersebut.Bank yang mengalami penurunan tingkat yaitu, BPD Kalimantan Barat, BPD Kalimantan Tengah, Timur, BPD Maluku, BPD NTB, BPD Riau Kepri, BD Ternggara, BPD SUMSEL BABEL, BPD D.I Yogyakarta. diatas dapat diketahui perbandingan tingkat efisiensi . Bank yang memiliki nilai efisiensi paling rendah Timur di tahun 2011 kemudian menurun di tahun 2012 efisiensi paling rendah di tahun tersebut. Bank yang efisiensi berjumlah 7 yaitu, UUS BPD Aceh, UUS TImur, UUS BPD Kalimantan Selatan, UUS BPD Timur, UUS BPD NTB, UUS BPD Jawa Tengah. Gambar 4.4 Grafik Efisiensi UUS BPD 2011-2012 menjadi nilai efisiensi penurunan tingkat efisiensi Kalimantan Tengah, BPD Kepri, BD Sulawesi efisiensi UUS BPD rendah adalah UUS tahun 2012 dan masih Bank yang mengalami Aceh, UUS Bank DKI, UUS BPD Kalimantan 2011 2012 95 a. Target Input BPD dan UUS BPD tahun 2011 dan 2012 1 DPK Salah satu yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja efisiensi adalah mengurangi Dana Pihak Ketiga.Berikut adalah tabel Dana Pihak Ketiga yang harus dikurangi tiap bank agar lebih efisien. Tabel 4.9 Nilai Target Dana Pihak Ketiga BPD Tahun 2011 dan 2012 2011 2012 BPD DPK Target to gain DPK Target to gain BANK ACEH 2897037 2145276 26 3168931 2421295 24 BANK BALI 8786918 8786918 10536850 10536850 BANK DKI 14863253 11509419 23 20124789 16438617 18 BJB 37008487 37008487 47546537 47546537 BPD BENGKULU 1756877 1324115 25 2197684 2061693 6 BPD JAMBI 2427623 2427623 2705027 2705027 BPD JATENG 19312397 15723754 19 21932763 19521347 11 BPD JATIM 19934943 19632042 2 21981285 21981285 BPD KALBAR 6188699 5153244 17 6880752 5476466 20 BPD KALSEL 5381305 4749971 12 8038125 7503125 7 BPD KALTENG 9143867 8987004 2 9900516 8793945 11 BPD KALTIM 18663789 18663789 25438038 17992974 29 BPD LAMPUNG 2438997 2438997 2524064 2524064 BPD MALUKU 2422433 2317822 4 3022086 2611398 14 BPD NTB 2625942 2625942 2625942 2540462 3 BPD NTT 4096508 3831854 6 4694414 4423309 6 BPD PAPUA 10871734 6129702 44 11425089 8374421 27 BPD RIAU KEPRI 12849882 10591885 18 14892395 12079927 19 BPD SULSELBAR 5153477 5153477 5162404 5162404 BPD SULTENG 732337 631022.9 14 703051 677756.9 4 BPD SULTRA 1478162 1422841 4 1687684 1544459 8 BPD SULUT 3694206 3694206 4281696 4281696 BPD SUMBARBANK NAGARI 9812637 9812637 10541008 10422758 1 BPD SUMSELBABEL 10911303 9318507 15 12702792 10519732 17 BPD SUMUT 15129513 13037853 14 15040766 14963138 1 BPD YOGYAKARTA 3578989 2910144 19 4542570 3468602 24 96 MEAN 5940319.3 5349107.712 8.39 7119178 6161988 10.79 Hasil dari perhitungan DEA menggunakan Software DEAP 2.1 akan menghasilkan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih efisien. Tabel diatas menunjukkan masih banyak BPD yang melakukan pemborosan beban tenaga kerja.Pemborosan sumberdaya seperti biaya tenaga kerja dapat menyebabkan inefisiensi.Peningkatan efisiensi BPD dapat dilakukan dengan mengurangi beban tenaga kerja sesuai nilai target. Di tahun 2011 BPD Aceh memiliki DPK sebesar Rp 2897037 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi DPK menjadi Rp 2145276 dalam jutaan atau menghemat 26 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 BPD Aceh memiliki DPK sebesar Rp 3168931 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi DPK menjadi Rp 2421295 dalam jutaan atau menghemat 24 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2011 yang memiliki skor paling besar adalah BPD Papua, yaitu 44. Di tahun 2009 BPD Papua memiliki DPK sebesar Rp 10871734 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Papua harus mengurangi DPK menjadi Rp 6129702 dalam jutaan atau menghemat 44 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 BPD Papua memiliki DPK sebesar Rp 11425089 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi DPK menjadi Rp 8374421 dalam jutaan atau menghemat 27 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2012 yang memiliki skor paling besar adalah BPD Kalimantan Timur, yaitu 29. Di tahun 2012 BPD Kalimantan Timur 97 memiliki DPK sebesar Rp 25438038 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Kalimantan Timur harus mengurangi DPK menjadi Rp 17992974 dalam jutaan atau menghemat 29 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 BPD Kalimantan Timur memiliki nilai target DPK sebesar 0, artinya pada tahun tersebut BPD Kalimantan Timur merupakan BPD yang efisien. Tabel 4.10 Nilai Target Dana Pihak Ketiga UUS BPD Tahun 2011 dan 2012 UUS BPD 2011 2012 DPK Target DPK to gain DPK Target DPK to gain BANK ACEH 671967 556804.6 17 771820 560139.1 27 BANK DKI 654710 177910.3 73 680338 206149.4 70 BPD JATIM 221074 140283.6 37 251867 164764.6 35 BPD KALBAR 198349 198349 270814 270814 BPD KALSEL 275326 275326 346353 198659.4 43 BPD KALTIM 567704 206283.7 64 705584 146802 79 BPD NTB 47714 47714 72221 59276.36 18 BPD RIAU KEPRI 370635 206816 44 460484 304247.1 34 BPD SULSELBAR 137482 137482 239172 239172 BPD SUMBAR 239805 239805 287123 287123 BPD SUMSELBABEL 260108 179418.8 31 342715 256366.6 25 BPD SUMUT 993097 594373.1 40 1176198 851954.4 28 BPDJATENG 79687 79687 183273 96360.6 47 Hasil dari perhitungan DEA menggunakan Software DEAP 2.1 akan menghasilkan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih efisien. Tabel diatas menunjukkan nilai target DPK yang harus dicapai agar bank menjadi efisien. Inefiensi ini terjadi karena terlalu banyak dana masyarakat yang dihimpun oleh bank. Oleh karena itu, peningkatan efisiensi UUS BPD dapat dilakukan dengan mengurangi dana pihak ketiga sesuai nilai target. 98 Di tahun 2011 UUS BPD Aceh memiliki DPK sebesar Rp 671967 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Aceh harus mengurangi DPK menjadi Rp 556804.6 dalam jutaan atau mengurangi 17 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 UUS BPD Aceh memiliki DPK sebesar Rp 771820 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi DPK menjadi Rp 560139.1 dalam jutaan atau menghemat 27 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2011 yang memiliki skor paling besar adalah UUS BPD Kalimantan Timur, yaitu 64. Di tahun 2009 UUS BPD Kalimantan Timur memiliki DPK sebesar Rp 567704 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Kalimantan Timur harus mengurangi DPK menjadi Rp 206283.7 dalam jutaan atau mengurangi 64 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 UUS BPD Kalimantan Timur juga menjadi bank yang memiliki skor paling besar berdasarkan skor to gain. Pada tahun 2012 UUS BPD Kalimantan Timur memiliki DPK sebesar Rp 705584 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Kalimantan Timur harus mengurangi DPK menjadi Rp 560139.1 dalam jutaan atau menghemat 79 dari nilai aktual. Pada tahun 2010 UUS BPD Kalimantan Timur mempunyai kinerja yang semakin membaik dari tahun sebelumnya jika dilihat dari pengelolaan DPK. 99 2 Biaya Tenaga Kerja Salah satu yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja efisiensi adalah mengurangi Biaya tenaga kerja.Berikut adalah tabel biaya kerja yang harus dikurangi tiap bank agar lebih efisien. Tabel 4.11 Nilai Target Biaya Tenaga Kerja BPD Tahun 2011 dan 2012 BANK 2011 2012 Biaya TK Target to gain Biaya TK Target to gain BANK ACEH 92437 68450.23 25.95 105625 80705.22 23.59 BANK BALI 274646 274646 0.00 303789 303789 0.00 BANK DKI 439757 340527.6 22.56 599543 487512.4 18.69 BJB 698768 698768 0.00 886858 886858 0.00 BPD BENGKULU 74186 55912.16 24.63 92992 87237.71 6.19 BPD JAMBI 47642 47642 0.00 52888 52888 0.00 BPD JATENG 596662 485789.9 18.58 704806 627315.5 10.99 BPD JATIM 542746 534499.2 1.52 448307 448307 0.00 BPD KALBAR 250024 191191.4 23.53 273841 217953.1 20.41 BPD KALSEL 125153 110470.1 11.73 152664 142503 6.66 BPD KALTENG 284124 279249.8 1.72 344665 306142.1 11.18 BPD KALTIM 304546 304546 0.00 383377 351794.1 8.24 BPD LAMPUNG 85638 85638 0.00 94505 94505 0.00 BPD MALUKU 129315 82748.95 36.01 121861 97774.91 19.77 BPD NTB 119715 119715 0.00 119715 114277.4 4.54 BPD NTT 171731 160636.3 6.46 195777 184470.8 5.78 BPD PAPUA 357005 201286.6 43.62 405726 297391.2 26.70 BPD RIAU KEPRI 329870 271904.9 17.57 340686 277972.9 18.41 BPD SULSELBAR 187320 187320 0.00 254088 254088 0.00 BPD SULTENG 36336 22683.67 37.57 38042 33358.47 12.31 BPD SULTRA 74043 51717.83 30.15 74372 66041 11.20 BPD SULUT 187291 187291 0.00 227218 227218 0.00 BPD SUMBAR 306516 306516 0.00 352788 348830.4 1.12 BPD SUMSELBABEL 318114 271676.8 14.60 387072 320551.1 17.19 BPD SUMUT 399613 344366.4 13.83 460217 457841.7 0.52 BPD YOGYAKARTA 114373 92998.86 18.69 136002 103848 23.64 MEAN 251829.6538 222238.2 13.41 290670.2 264275.9 9.50 Hasil dari perhitungan DEA menggunakan Software DEAP 2.1 akan menghasilkan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih 100 efisien. Tabel diatas menunjukkan masih banyak BPD yang melakukan pemborosan beban tenaga kerja.Pemborosan sumberdaya seperti biaya tenaga kerja dapat menyebabkan inefisiensi.Peningkatan efisiensi BPD dapat dilakukan dengan mengurangi beban tenaga kerja sesuai nilai target. Di tahun 2011 BPD Aceh memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 92437 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 68450.23 dalam jutaan atau menghemat 25.95 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 BPD Aceh memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 105625 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 80705.22 dalam jutaan atau menghemat 23.59 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2011 yang paling besar persentase pemborosan biaya tenaga kerja adalah BPD Papua, yaitu 43.62. Di tahun 2009 BPD Papua memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 357005 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Papua harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 201286.6 dalam jutaan atau menghemat 43.62 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 BPD Papua juga menduduki bank yang paling besar presentase pemborosan biaya tenaga kerja.BPD Papua memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 405726 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Papua harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 297391.2 dalam jutaan atau menghemat 26.70 dari nilai aktual. 101 Tabel 4.12 Nilai Target Biaya Tenaga Kerja UUS BPD Tahun 2011 dan 2012 UUS BPD 2011 2012 Biaya TK Target to gain Biaya TK Target to gain BANK ACEH 21236 17596.55 17.14 22935 16644.8 27.43 BANK DKI 15625 9690.227 37.98 18099 10120.3 44.08 BPD JATENG 5114 5114 0.00 6597 3468.546 47.42 BPD JATIM 5452 4089.278 24.99 4692 3442.693 26.63 BPD KALBAR 3223 3223 0.00 4531 4531 0.00 BPD KALSEL 1092 1092 0.00 6859 3934.151 42.64 BPD KALTIM 18423 6694.27 63.66 29169 6068.826 79.19 BPD NTB 2708 2708 0.00 3771 2813.286 25.40 BPD RIAU KEPRI 7175 4003.683 44.20 7623 5090.37 33.22 BPD SULSELBAR 13926 13926 0.00 12359 12359 0.00 BPD SUMBAR 9943 9943 0.00 13627 13627 0.00 BPD SUMSELBABEL 5790 3993.859 31.02 7402 5537.037 25.20 BPD SUMUT 21023 12582.36 40.15 23578 17078.23 27.57 MEAN 10056.15385 7281.248 19.93 12403.23 8055.019 29.14 Software DEAP 2.1 akan memberikan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih efisien. Tabel diatas menunjukkan masih banyak UUS BPD yang melakukan pemborosan biaya tenaga kerja.Pemborosan biaya tenaga kerja dapat menyebabkan bank menjadi inefisien.Peningkatan efisiensi UUS BPD dapat dilakukan dengan mengurangi beban tenaga kerja sesuai nilai target. Di tahun 2011 UUS BPD Aceh memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 21236 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Aceh harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 17596.55 dalam jutaan atau menghemat 17.14 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 BPD Aceh memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 22935 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 16644.8 dalam jutaan atau menghemat 27.43 dari nilai aktual. 102 Berdasarkan nilai to gain di tahun 2011 yang paling besar persentase pemborosan biaya tenaga kerja adalah UUS BPD Kalimantan Timur, yaitu 63.66. Di tahun 2011 UUS BPD Kalimantan Timur memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 18423 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Kalimantan Timur harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 6694.27 dalam jutaan atau menghemat 63.66 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 UUS BPD Kalimantan Timur memiliki biaya tenaga kerja sebesar Rp 29169 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Sumatera Barat harus mengurangi biaya tenaga kerja menjadi Rp 6068.826 dalam jutaan atau menghemat 79.19 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 UUS BPD Kalimantan Timur mempunyai kinerja yang menurun dari tahun sebelumnya jika dilihat dari pengelolaan biaya tenaga kerja. 3 Fix Asset Salah satu yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja efisiensi adalah mengurangi fix asset. Berikut adalah tabel fix asset yang harus dikurangi tiap bank agar lebih efisien. Tabel 4.13 Nilai Target Fix Asset BPD Tahun 2011 dan 2012 2011 2012 BANK Fix Asset Target to gain Fix Asset Target to gain BANK ACEH 114457 73802.19 36 120547 66680.84 45 BANK BALI 144715 144715 157093 157093 BANK DKI 287219 222409.2 23 299626 259364.2 13 BJB 1053153 1053153 1153122 1153122 BPD BENGKULU 60340 44415.89 26 60898 57129.67 6 BPD JAMBI 41114 41114 42213 42213 BPD JATENG 437986 356599.1 19 475596 423306.2 11 103 BPD JATIM 369053 363445.4 2 430144 430144 BPD KALBAR 169205 140894.7 17 230773 183674.8 20 BPD KALSEL 130501 115190.6 12 168728 157497.8 7 BPD KALTENG 330146 305748.6 7 342428 267739.7 22 BPD KALTIM 277515 277515 339561 280787.4 17 BPD LAMPUNG 52041 52041 60507 60507 BPD MALUKU 69111 66126.48 4 75268 62600.57 17 BPD NTB 83749 83749 83749 81022.79 3 BPD NTT 135665 126900.4 6 124583 117388.3 6 BPD PAPUA 310938 175313.1 44 388938 259383.2 33 BPD RIAU KEPRI 242627 199992.3 18 254995 208055.8 18 BPD SULSELBAR 187736 187736 213281 213281 BPD SULTENG 23095 19899.96 14 48384 28001.04 42 BPD SULTRA 58931 51832.68 12 69001 49119.03 29 BPD SULUT 114280 114280 104287 104287 BPD SUMBAR 172361 172361 266147 263161.3 1 BPD SUMSELBABEL 681954 308869.1 55 758249 280602.7 63 BPD SUMUT 478812 412616.1 14 495937 393953.2 21 BPD YOGYAKARTA 182120 100180.9 45 206370 91256.33 56 Hasil dari perhitungan DEA menggunakan Software DEAP 2.1 akan menghasilkan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih efisien. Tabel diatas menunjukkan masih banyak BPD yang tidak efisien karena fix asset . Oleh karena itu, peningkatan efisiensi BPD dapat dilakukan dengan mengurangi fix asset sesuai nilai target. Di tahun 2011 BPD Aceh memiliki fix asset sebesar Rp 114457 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi fix asset menjadi Rp 73802.19 dalam jutaan atau menghemat 36 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 BPD Aceh memiliki fix asset sebesar Rp 120547 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Aceh harus mengurangi fix asset menjadi Rp 66680.84 dalam jutaan atau menghemat 45 dari nilai aktual. 104 Berdasarkan nilai to gain di tahun 2011 yang memiliki skor paling besar adalah BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, yaitu 55. Di tahun 2011 BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung memiliki fix asset sebesar Rp 681954 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung harus mengurangi fix asset menjadi Rp 308869.1 dalam jutaan atau menghemat 55 dari nilai aktual. Di tahun 2012 BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung juga memiliki skor yang paling besar diantara BPD lainnya. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung memiliki fix asset sebesar Rp 758249 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung harus mengurangi fix asset menjadi Rp 280602.7 dalam jutaan atau menghemat 63 dari nilai aktual. Tabel 4.14 Nilai Target Fix Asset UUS BPD Tahun 2011 dan 2012 2011 2012 BANK Fix Asset Target to gain Fix Asset Target to gain BANK ACEH 13865 11488.8 17 14592 10589.97 27 BANK DKI 6819 4228.97 38 8700 4864.723 44 BPD JATIM 2681 2010.887 25 3124 2292.194 27 BPD KALBAR 2916 2916 3920 3920 BPD KALSEL 3211 3211 12250 3230.591 74 BPD KALTIM 10053 3652.907 64 12304 2559.938 79 BPD NTB 2766 2766 2599 1917.502 26 BPD RIAU KEPRI 8257 4607.444 44 8671 4403.94 49 BPD SULSELBAR 2229 2229 2332 2332 BPD SUMBAR 6236 6236 9288 9288 BPD SUMSELBABEL 8824 3347.89 62 12093 4436.627 63 BPD SUMUT 26163 11086.7 58 26377 13974.59 47 BPDJATENG 2385 2385 3052 1604.669 47 105 Hasil dari perhitungan DEA menggunakan Software DEAP 2.1 akan menghasilkan nilai target yang disarankan untuk meningkatkan kinerja yang lebih efisien. Tabel diatas menunjukkan masih banyak BPD yang tidak efisien yang disebabkan oleh fix asset. Oleh karena itu, peningkatan efisiensi BPD dapat dilakukan dengan mengurangi fix asset sesuai dengan nilai target. Di tahun 2011 UUS BPD Aceh memiliki fix asset sebesar Rp 13865 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Aceh harus mengurangi fix asset menjadi Rp 11488.8 dalam jutaan atau menghemat 17 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 UUS BPD Aceh memiliki fix asset sebesar Rp 14592 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Aceh harus mengurangi fix asset menjadi Rp 10589.97 dalam jutaan atau menghemat 27 dari nilai aktual. Berdasarkan nilai to gain di tahun 2011 yang memiliki skor paling besar adalah UUS BPD Kalimantan Timur, yaitu 64. Di tahun 2011 UUS BPD Kalimantan Timur memiliki fix asset sebesar Rp 10053 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Kalimantan Timur mengurangi fix asset menjadi Rp 3652.907 dalam jutaan atau menghemat 64 dari nilai aktual. Pada tahun 2012 UUS BPD Kalimantan Timur juga menjadi UUS BPD yang memiliki nilai to gain paling besar diantara UUS BPD lainnya. UUS BPD Kalimantan Timur memiliki fix asset sebesar Rp 12304 dalam jutaan, untuk meningkatkan nilai efisiensi UUS BPD Kalimantan Timur harus mengurangi fix asset menjadi Rp 2559.938 dalam jutaan atau menghemat 79 dari nilai aktual. 106 Tabel 4.15 Rata-rata Nilai Efisiensi BPD dan UUS BPD SKOR EFISENSI 2009 2010 2011 2012 MEAN BPD 91.30 89.00 90.00 91.40 90.43 MEAN 90.15 90.70 UUS 66.90 73.80 80.10 71.40 73.05 MEAN 70.35 75.75 Selama periode penelitian, rata-rata nilai efisiensi BPD mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Sebelum BRC rata-rata skor efisiensi mencapai 90.15 dan setelah BRC skor rata-rata BPD mencapai 90.70. Selama periode penelitian rata-rata nilai efisiensi UUS mengalami fluktuasi. Sebelum BRC rata-rata nilai efisiensi mencapai 70.35 dan setelah BRC nilai efisiensi rata-rata UUS mencapai 75.75. Kenaikan ini lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan nilai efisiensi BPD karena kenaikan jumlah UUS yang mencapai nilai efisiensi 100 lebih besar dibanding BPD. Nilai efisiensi yang dicapai BPD tiap tahun selama periode penelitian selalu lebih besar dibanding nilai efisiensi UUS sehingga menghasilkan nilai rata-rata yang juga lebih tinggi dibanding UUS. Rata-rata nilai efisiensi BPD mencapai 90.43 dan nilai rata-rata UUS mencapai 73.05. Hal ini disebabkan pemborosan yang dilakukan UUS lebih besar dibanding BPD.

BAB V PENUTUP

Dokumen yang terkait

Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

0 50 77

Tingkat efisiensi bank umum Syariah (bus) menggunakan metode data envelopment analysisi (dea)

0 11 166

Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada bank Muamalat Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BRI Syariah Periode 2010-2012)

0 10 143

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dan bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 15 100

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2008-2012)

0 4 168

Analisis Total Factor Productivity (TFP) dan efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010 – 2015)

2 18 178

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 1 10

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 1 15