Hubungan Input Output Efisiensi

50

3. Hubungan Input Output

31 Muliaman D. Hadad, Wimboh S, Dhaniel I. dan Eugenia M menjelaskan bahwa konsep-konsep yang digunakan mendefinisikan tingkah laku dari institusi finansial pada metode parametrik maupun non-parametrik adalah i pendekatan produksi the production approach, ii pendekatan intermediasi the intermediation approach, dan iiipendekatan asset the asset approach. Pendekatan produksi melihat institusi financial sebagai produser dari akun deposit dan kredit pinjaman; mendefinisikan output sebagai jumlah dari akun- akun tersebut atau dari transaksi-transaksi yang terkait. Input-output dalam ksasus ini dihitung sebagai jumlah dari tenaga kerja, pengeluaran modal pada asset-aset tetap fix asset dan material lainnya. Pendekatan intermediasi memandang sebuah institusi financial sebagai intermediator: merubah dan mentransfer asset-aset financial dari unit-unit surplus menjadi unit-unit deficit. Dalam hal input-input institusional,seperti biaya, tenaga kerja, dan modal dan pembayaran bunga pada deposit, dengan output yang diukr dalam kredit pinjaman dan investasi financial. Akhirnya pendekatan asset ini melihat fungsi primer sebuah institusi financial sebagai pencipta pinjaman.Yang terakhir adalah pendekatan asset yang memvisualisasikan fungsi primer sebuah institusi financial sebagai pencipta 31 Muliaman D. Hadad, Wimboh S, Dhaniel I, dan Eugenia M. “analisis Efisiensi Industri PErbankan Indonesia:penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis DEA.”BI Research Paper. Jakarta: Bank Indonesia, 2003 51 kredit pinjaman luans dekat sekali dengan pendekatan intermediasi, dimana output benar-benar didefinisikan dalam bentuk aset-aset. Memang terdapat bermacam-macam definisi konseptualisasi pendekatan dalam mendefinisikan input output dalam membentuk sebuah model efisiensi yang tepat. Berger and Humphrey 1991 menawarkan tiga cara dalam mendefinisikan output-output financial dari sebuah lembaga financial. Yaitu pendekatan asset outputnya adalah kredit pinjaman yang dikeluarkan bank dan asset-aset lainnya, pendekatan user cost output yang mempunyai kontribusi terhadap pendapatan bersih, dan pendekatan value-added otput yang mempunyai kontribusi terhadap value added. Dengan menagangap hal lainnya tidak berubah cetris paribus, dan dengan nilai margin tertentu dari tingkat bunga yang di bayarkan pada depisot dan asset atau kewajiban financial lainnya, sebuah gabungan kredit yang meningkatkan tingkat deposit akan meningkatkan produksi lebih nilai tambah dari lembaga financial lainnya, dimana kekuatan yang merubah pembelian dana inter-bank akan mengurangi produksi bersih nilai tambahnya. Pendekatan intermediasi mempunyai beberapa varian. Berger and Humphrey 1991,1992 dalam Muliaman D. Hadad, Wimboh S, Dhaniel I. dan Eugenia M 32 mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas dimana bank-bank menciptakan value added yang tinggi, seperti kredit pinjaman loans, demand deposit, dan 32 Muliaman D. Hadad, Wimboh S, Dhaniel I, dan Eugenia M. “analisis Efisiensi Industri PErbankan Indonesia:penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis DEA.”BI Research Paper. Jakarta: Bank Indonesia, 2003 52 time and saving deposits sebagai sebuah output yang penting, dengan tenaga kerja, modal, dan pembelian dana diklasifikasikan sebagai input. Secara alternative Aly et al., 1990; Hancock, 1991 dan fixler dan zieschang, 1992 mengadopsi sebuah kerangka “user cost” dimana sebuah bank asset diklasifikasikan sebagai sebuah output jika return dari sebuah asset financial diklasifikasikan sebagai sebuah output jika aset finansial diklasifikasikan sebagai sebuah output jika return finansial dari aset finansial tersebut melebihi opportunity cost dari investasi, dan sebuah kewajiban liability diklasifikasikan sebuah output jika biaya finansial dari kewajiban tersebut lebih kecil dari opportunity cost-nya. Meskipun detail mereka berbeda, pendekatan value added dari user-cost yang ada dan sebagian input atau output ketika pendekatan value added yang diambil. Freixas and Rochet 1997 dalam Muliaman D. Hadad, Wimboh S, Dhaniel I. dan Eugenia M 33 menyarankan tiga pendekatan dalam diskusi literatur terkait dengan aktivitas perbankan: pendekatan produksi the production approach, pendekatan intermediasi the intermediation approach dan pendekatan modern the modern approach. Dua pendekatan pertama mengaplikasikan teori perusahaan mikroekonomi tradisional pada industri perbankan dan berbeda hanya pada spesifikasi dari aktivitas banknya.Pendekatan yang ketiga melangkah lebih jauh dan memasukkan beberaa aktivitas spesifik dari bank ke 33 Muliaman D. Hadad, Wimboh S, Dhaniel I, dan Eugenia M. “analisis Efisiensi Industri PErbankan Indonesia:penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis DEA.”BI Research Paper. Jakarta: Bank Indonesia, 2003 53 dalam teori klasik yang kemudian dimodifikasi.Dalam pendekatan produksi, aktvitas bank dideskripsikan sebagai ssebuah produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit. Faktor-faktor produksi tradisional seperti tanah, tenaga kerja dan modal digunakan sebagai input untuk memproduksi output-output yang diinginkan. Meskipun pendekatan ini mengenali sifat multiproduk dari aktivitas perbankan, studi-studi sebelumnya kurang memperhatikan aspek- aspek daru produk perbankan tersebut, sebgaian besar karena teknik-teknik yangberkaitan dengan isu skala scale dan sekup secope belum berkembang dengan baik. Pedekatan ini mempunyai kekurangan dasar dalam hal pengkuran output, apakah kita akan memakai jumlah akun, jumlah operasi akun-akun ini atau jumlah nominalnya dalam rupiah? Pendekatan yang secara umum diterima adalah menggunakan jumah nominal karena ketersediaan datanya.Pendekatan intermediasi pada kenyataannya bersifat komplemen terhadap pentransformasian uang yang dipinjamkan dari depositor mejadi uang yang dipinjamkan kepada para debitor. Aktivitas pentransformasian ini berasal dari karakteristik yang berbeda dari berbagai macam karakteristik deposit dan kredit pinjaman yang ada. Deposit bisaanya dapat dibagi-bagi, likuid dan tidak beresiko. Dalam pendekatan ini, input adalah modal financial – deposit yang dikumpulkan dan dana yang dipinjam dari pasar financial, dan output-output diukur dalam volume pinjaman dan invetasi yang outstanding. Pendekatan modern mempunyai kelebihan dalam mengintegrasikan resiko manajemen dan prose informasi kedalam teori klasik mengenai perusahaan.Adalah satu bagian 54 yang paling inovatif dari pendekatan ini adalah pengenalan dari kualitas asset bank dan kemungkinan dari kegagalan bank dalam pengestimasian biaya mereka. Dapat diargumentasikan bahwa pendekatan ini terkait pendekatan sebelumnya Freixas and Rochet, 1997. Pendekatan ketiga ini, mungkin, dapat direpresentasikan secara terbaik melalui pendekatan CAMEL yang berdasarkan rasio.Pada pendekatan ini, Capital adequacy kecukupan modal, Asset quality kualitas aset, Management manajemen, Earnings pendapatan dan Liquidity likuiditas diturunkan dari tabel-tabel finansial bank dan digunakan sebagai variabel-variabel dalam analisis performance Mercan and Yolalan, 2000.Bank dianalisa sebagai sebuah unit produksi pada beberapa studi sebelumnya Ferrier and Lovell, 1990; Shaffnit, Rosen and Paradi, 1997; Zenios, Zenios, Agathocleous, Soteriou, 1999; Athanassopoulos and Giokas, 2000, dimana yang lainnya menganggap mereka sebagai institusi yang bersifat intermediary.Barr, 6 Seiford, and Siems, 1994; Athanassopoulos and Giokas, 2000.

C. Data Envelopment Analysis DEA

Metode DEA adalah sebuah metode frontier non parametrik yang mengguanakan model program linier untuk menghitung perbandingan rasio output dan input untuk semua unit yang dibandingkan dalam sebuah populasi. Tujuan dari metode DEA adalah untuk mengukur tingkat efisiensi dari decision making unit DMU relatif terhadap bank yang sejenis ketika semua unit-unit ini berada pada atau

Dokumen yang terkait

Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

0 50 77

Tingkat efisiensi bank umum Syariah (bus) menggunakan metode data envelopment analysisi (dea)

0 11 166

Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada bank Muamalat Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BRI Syariah Periode 2010-2012)

0 10 143

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dan bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 15 100

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2008-2012)

0 4 168

Analisis Total Factor Productivity (TFP) dan efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010 – 2015)

2 18 178

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 1 10

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 1 15