Pengujian Hipotesis Metode Analisis

1. Menentukan hipotesis H : β = 0, Variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. H 1 : β ≠ 0, Variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Menentukan tingkat signifikan Tingkat signifikan pada pengujian ini adalah 5 artinya resiko kesalahan mengambil keputusan 5. 3. Pengambilan keputusan Uji F statistik ini menentukan model linier berganda dapat digunakan atau tidak sebagai model analisis. Dengan menggunakan kriteria ini, jika H ditolak maka model dapat digunakan karena, baik besaran maupun tanda +- koefisien regresi dapat digunakan untuk memprediksi perubahan variabel terikat akibat perubahan variabel bebas. Kriteria pengambilan keputusan mengikuti aturan berikut.  Jika F hitung ≤ F tabel ; maka H0 diterima, artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi variabel secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel terikat.  Jika F hitung Ft abel ; maka H 1 diterima, artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variabel secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel terikat. b. Uji Parsial dengan T-Test Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas independen secara parsial terhadap variabel terikat dependen. 28 Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel nilai kritis sesuai dengan signifikan yang digunakan.  Jika t hitung t tabel , maka keputusannya menerima daerah penerimaan hipotesis nol H . Artinya, variabel bebas independen tidak berpengaruh terhadap variabel terikat dependen.  Jika t hitung t tabel , maka keputusannya menolak hipotesis nol H , dan menerima hipotesis alternative Hi. Artinya, variabel bebas independen berpengaruh terhadap variabel terikat dependen. 29 28 Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , Yogyakarta: Media Kom, 2011, h. 252 . 29 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Yogyakarta: BPFE, 2013, h. 71. Uji t juga dilakukan dari melihat nilai signifikan dengan kriteria berikut: 30  Jika probabilitas 0,05, maka Ho ditolak dan menerima Hi.  Jika probabilitas 0,05, maka Ho diterima dan menolak Hi. c. Koefisien Determinasi R 2 Uji Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas independen secara bersama-sama terhadap variabel terikat dependen yang dapat dilihat dari Adjusted R Square apabila menggunakan lebih dari dua variabel bebas independen. 31 Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 0 nol besarnya koefisien determinasi R 2 , semakin kecil pula pengaruh variabel bebas independen terhadap nilai terikat dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Sebaliknya, semakin mendekati 1 satu besarnya koefisien determinasi R 2 , semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas independen terhadap variabel terikat dependen. 32 Besarmya 30 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS Penerbit Mitra Wacana Media, 2007, h. 127. 31 Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , Yogyakarta: Media Kom, 2011, h. 251. 32 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Yogyakarta: BPFE, 2013, h. 68. koefisien determinasi R 2 dapat juga dicari dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: 33 R 2 Keterangan: n = jumlah data y = nilai variabel terikat dependen x = nilai variabel bebas independen b = nilai koefisien regresi Dalam praktiknya, nilai koefisien determinasi yang digunakan untuk analisis adalah nilai R2 yang telah disesuaikan Adjusted R- Square yang dihitung dengan rumus berikut. Keterangan: n = jumlah data k = jumlah variabel bebas independen 33 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Yogyakarta: BPFE, 2013, h.48.

E. Kerangka Kerja

Perbankan Syariah di Indonesia Laporan Keuangan Gabungan Maret 2010 - Maret 2014 KAP X 1 BOPO X 2 FDR X 3 NOM Y Uji Asumsi Klasik  Normalitas  Multikolinearitas  Heteroskedastisitas  Autokorelasi Regresi Linier Berganda Uji F Uji t Koefisien determinasi Interpretasi Kesimpulan dan Saran 64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian dan analisis deskriptif

1. Gambaran umum Perbankan Syariah BUS di Indonesia

Bank syariah di Indonesia secara konsisten telah menunjukkan perkembangannya dari waktu ke waktu. Walaupun aset perbankan tahun 2013 tumbuh 24,2 lebih rendah dari tahun 2012 yaitu 34 namun pertumbuhan aset tersebut tetap diikuti pelaksanaan fungsi intermediasi yang optimal. Hal ini tercermin pada tren pertumbuhan dan nominal pembiayaan BUS dan UUS pada tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp. 188,6 triliun, sementara dana pihak ketiga yang dihimpun mencapai Rp. 187,2 triliun, sehingga financing to deposit ratio FDR perbankan syariah pada kelompok BUS misalnya tetap relatif tinggi tercatat sebesar 95,9 pada akhir periode laporan. Jumlah bank yang melakukan kegiataan usaha berdasarkan prinsip syariah pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 pun bertambah seiring dengan beroperasinya sejumlah bank baru. Jumlah BUS tercatat bertambah satu dari tahun sebelumnya yaitu PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah. Bertambahnya jumlah bank juga diikuti dengan penambahan jaringan kantor, begitu juga dengan pengurangannya diikuti dengan penurunan jaringan kantor. 1 Tabel 4.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank Umum Syariah Kelompok Bank 2011 2012 2013 2014 Bank Umum Syariah 11 11 11 12 Jumlah Kantor BUS 1390 1734 1987 2151 Sumber: data diolah Didukung dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. 2 1 OJK, Publikasi Laporan perkembangan keuangan syariah 2013, hal.4. 2 OJK, Publikasi Laporan perkembangan keuangan syariah 2013, hal.1.

Dokumen yang terkait

PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010

1 59 8

Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia

4 58 103

Analisis inflasi, gross domestic product, net performing financing, biaya operasional dan pendapatan operasional, net margin terhadap return on asset perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 4 111

ANALISIS PENGARUH CAR, NPL DAN BOPO TERHADAP FDR PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 30 66

Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia

2 9 129

PENGARUH KONDISI EKONOMI, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh kondisi Ekonomi, NPR, FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012-2015.

0 3 13

PENGARUHKONDISI EKONOMI, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh kondisi Ekonomi, NPR, FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012-2015.

0 4 16

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh kondisi Ekonomi, NPR, FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012-2015.

0 3 4

analisis pengaruh car,fdr,npf dan bopo terhadap kinerja keuangan pada perbankan syariah di indonesia.

0 0 18

FINANCING (NPF), OPERATIONAL EFFICIENCY RATIO (OER), PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF (PPAP) DAN NET OPERATING MARGIN (NOM) TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2015.

0 2 150