Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap NET Operating Margin (NOM) Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

(1)

DI INDONESIA PERIODE 2010-2014

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

Sherty Junita

NIM: 1111046100048

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1437 H


(2)

(3)

(4)

iii

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sherty Junita

No. Induk Mahasiswa : 1111046100048

Jurusan : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 3 Maret 2015


(5)

iv

Operating Margin (NOM) Islamic Banking in Indonesia Period 2010-2014. Concentration of Islamic Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia and Law. Syarif Hidayatullah State Islamic University , Jakarta, 2015

This research aims to know the Effect of KAP, BOPO,and the FDR to Net Operating Margin (NOM) Islamic Bank. The data used in this study is a monthly series data from March 2010-March 2014, published by the Financial Services Authority in the monthly statistical report of Islamic banking. The analytical method used is multiple linear regression.

The results showed that KAP, BOPO,and FDR simultaneously affected NOM. For Partial Result, BOPO and FDR significantly effected NOM, while KAP has no significant effect on NOM.

Keywords: NOM, KAP, BOPO, FDR, Profitability, Asset Quality, Efficiency, Liquidity, Multiple Linear Regression.


(6)

v

Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin (NOM) Perbankan Syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut bulanan dari Maret 2010-Maret 2014 yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam laporan statistik bulanan perbankan syariah. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa KAP, BOPO, dan FDR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap NOM. Secara parsial BOPO dan FDR berpengaruh signifikan terhadap NOM, sedangkan KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap NOM.

Kata Kunci: NOM, KAP, BOPO, FDR, Rentabilitas, Kualitas Aset, Efisiensi, Likuiditas, Regresi Linear Berganda.


(7)

vi

Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji penulis haturkan kepada Allah SWT karena atas ridho, rahmat, nikmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH KAP, BOPO, DAN

FDR TERHADAP NET OPERATING MARGIN (NOM) PERBANKAN SYARIAH

PERIODE 2010-2014”. Shalawat serta salam selalu dicurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW sang pencerah yang membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang saat ini.

Penyusunan skripsi ini bertujuan sebagai salah salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Muamalat Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan yang mungkin perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan tema yang sama dan juga penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari pihak lain.

Pada kesempatan ini, penulis bermaksud untuk mengucapkan rasa terima kasih yang teramat sangat kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik yang tertulis maupun tidak tertulis dalam kesempatan kali ini.


(8)

vii

selaku ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Islam) FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, saran, ilmu, serta meluangkan waktunya hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Dr. Alimin Mesra, M.Ag, selaku dosen penasihat akademik yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan dalam banyak hal.

5. Bapak Sofyan Rizal, SE, M.Si dan Bapak M. Nur Rianto Al Arif. SE, M.Si selaku dosen penguji Ujian Munaqasah.

6. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikkan dan ilmu yang telah diberikan mendapat balasan di sisi Allah SWT.

7. Seluruh Staf Karyawan TU, staf perpustakaan FSH dan Perpustakaan Utama, atas kemudahan dalam pembuatan surat dan juga peminjaman buku.

8. Kepada Yang Tercinta Ayahandaku tersayang H. Sumarna dan Ibundaku Tersayang Hj. Sri Syamsi Ramadhani yang telah mencurahkan segalanya bagi penulis. Tiada kata yang dapat menggambarkan segala budi yang telah Mereka


(9)

viii

SE. yang telah memberikan semangat baik moril maupun materil kepada penulis sampai skripsi ini terselesaikan.

10. Kepada Kakak-Kakak Iparku Fenty Kusludhiana, ST. dan Elwis Sumiati, S.ST. telah memberikan semangat baik moril maupun materil kepada penulis sampai skripsi ini terselesaikan, serta untuk Keluarga besar Didi Oding dan Keluarga besar Abdul Malik atas bantuan moril dan materil yang telah diberikan kepada penulis.

11. Untuk sahabat-sahabatku Nimas, Fina, Annisa, Subhi, Herdian, Hasby, Afrizal alias Ucil Kibo, Ijal, Bayu, Anggit, Indra dan teman senasib sepenanggungan

Amrina, Chea, Nida, Ni’ma, Riri serta teman-teman sekelasku tercinta di PS-B angkatan 2011, teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah angkatan 2011 atas dukungan dan doanya serta untuk kakak-kakak senior yaitu kak Eko Ardiyanto, Kak Puri Hukmi, Kak Citra, Kak Zahra yang telah membantu.

12. Untuk teman-teman KKN P.E.A.R.L 2011 Fitri, Alfia, Laila, Aska, Ali, Wira, Micky, Yudho, Hendra, Ivan, Ka Fauzan atas dukungan dan doanya selama ini. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna penyempurnaan penulisan lainnya di masa mendatang.

Jakarta, 14 Februari 2015 Sherty Junita


(10)

ix

LEMBAR PENGESAHAAN PANITIA PENGUJI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah ... 9

C. Perumusan Masalah... 11

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

E. Kerangka Teori ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Operasional Bank Syariah ... 17

B. Analisis Laporan Keuangan ... 23


(11)

x

G. Tinjauan Studi Terdahulu ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 44

B. Metode Pengumpulan Data ... 45

C. Operasional Variabel Penelitian ... 46

D. Hipotesis ... 52

E. Metode Analisis... 53

F. Kerangka Kerja ... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian dan Analisis Deskriptif ... 64

B. Penemuan dan Pembahasan ... 70

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 95

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(12)

xi

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian NOM ... 30

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian KAP ... 32

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian BOPO ... 35

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... 38

Tabel 3.1 Penjelasan dan Operasional Variabel ... 51

Tabel 4.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank Umum Syariah ... 65

Tabel 4.2 Descriptive Statistic ... 67

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 73

Tabel 4.4 Uji Durbin Watson ... 77

Tabel 4.5 Koefisien Regresi ... 79

Tabel 4.6 Uji F ... 81

Tabel 4.7 Uji t ... 83


(13)

xii

BOPO, dan FDR Terhadap NOM ... 13

Gambar 2.1 Sistem Operasional Bank Syariah ... 19

Gambar 4.1 Normal P-P Plot ... 71


(14)

xiii

Lampiran 2 Uji Normalitas P-P Plot ... 105

Lampiran 3 Uji Multikolinearitas... 106

Lampiran 4 Uji Heteroskedastisitas ... 107

Lampiran 5 Uji Autokorelasi ... 107

Lampiran 6 Hasil Regresi dengan Metode OLS ... 108


(15)

1

A.Latar Belakang Masalah

Profitabilitas atau rentabilitas merupakan faktor utama yang selalu diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha. Ini dikarenakan harapan pertama kali yang diinginkan dalam setiap kegiatan adalah memperoleh keuntungan secara maksimal. Bank sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat1 juga tak luput memperhatikan setiap keuntungan yang didapat dari kegiatan operasionalnya.

Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan tergantung pada kinerja bank syariah tersebut. Penilaian terhadap profitabilitas atau rentabilitas ini merupakan salah satu dari indikator penilaian kinerja keuangan suatu bank. Bank akan selalu mengoptimalkan kinerja keuangannya, khususnya pada profitabilitas atau rentabilitas.

Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian

1


(16)

terhadap komponen-komponen sebagai berikut:2 pertama, kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi dan menutup resiko, serta tingkat efisiensi. Kedua, Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan diversifikasi penanaman dana serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya.

Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat dua model dalam mencari keuntungan, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan berdasarkan prinsip syariah. Keuntungan utama bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah berdasarkan bunga yang telah ditentukan,3 sedangkan keuntungan utama bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak mengenal bunga melainkan margin dan bagi hasil.

Terkait dengan faktor rentabilitas ini, Bank Indonesia mengeluarkan surat edaran No.9/24/DPbS/2007 sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 mengenai Net Operating Margin (NOM) sebagai rasio utama dalam penilaian rentabilitas suatu bank. Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang memakai Net Interest Margin (NIM) dikarenakan adanya unsur bunga.

Net Operating Margin berasal dari selisih antara pendapatan penyaluran

2

Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.

3


(17)

dana setelah bagi hasil dengan beban operasional (disetahunkan) dibagi rata-rata Aktiva Produktif.4 Perbedaan Net Interest Margin (NIM) dengan Net Operating Margin yaitu NIM berasal dari suku bunga yang diterima dikurangi suku bunga yang dibayar dibagi rata-rata aset investasi. Boleh pula dikatakan bahwa NIM dihasilkan dari selisih antara suku bunga kredit dan suku bunga simpanan kemudian dibagi investasi. Suatu bank akan selalu mengusahakan supaya NIM atau NOM positif. NIM negatif akan menunjukkan bahwa biaya investasi lebih tinggi daripada hasilnya yang berarti merugi. Untuk itu, sudah barang tentu bank akan mengupayakan agar NIM positif dan tinggi. Hal ini akan menghasilkan buah manis berupa pendapatan yang berujung pada laba tinggi. Dengan demikian, semakin tinggi NIM akan semakin tinggi pula pendapatan bank.5

Tabel 1.1

Perkembangan NIM Bank Konvensional dan NOM Bank Syariah

Rasio 2010 2011 2012 2013 2014

NIM 5,35 % 5,42 % 5,17 % 4,42 % 4,23 %

NOM 1,77 % 1,20 % 2,04 % 1,82 % 0,52 %

Sumber: Data Statistik Perbankan Indonesia

4

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.03/2014 pada lampiran 1.3

5

Menggagas Indikator Efisiensi, artikel diakses pada Senin, 7 oktober 2014 pukul 13.50 WIB pada http://nasional.sindonews.com/read/719656/18/menggagas-indikator-efisiensi.


(18)

Pada tabel di atas terlihat perbedaan rentabilitas bank konvensional dengan rentabilitas bank syariah sangat berbeda jauh. Pada tahun 2014, perbedaan terlihat sangat signifikan dikarenakan NIM berada di level 4,23% sedangkan NOM berada di level 0,52% yang bahkan tidak mencapai level 1%. Ini mengartikan kemampuan bank syariah dalam menghasilkan laba dari aktiva produktifnya tertinggal jauh daripada bank konvensional. Demi mempertahankan stabilitas dari sistem perbankan syariah, seharusnya bank syariah dapat lebih meningkatkan rentabilitasnya, apabila rentabilitas bank syariah tidak dapat ditingkatkan maka ini akan menjadi kendala bagi kinerja bank syariah khususnya.

Perhatian lebih harus diberikan terhadap NIM dan khususnya terhadap NOM perbankan syariah. Ini dikarenakan disatu sisi NIM atau margin bank yang besar bagus untuk pertumbuhan perbankan, bank mendapatkan tambahan modal tetapi disisi lain margin bank yang tinggi membebani para debitur yang harus membayar beban pinjaman yang tinggi. Bank berdalih mereka memerlukan margin bank yang tinggi untuk melindungi mereka dari risiko perbankan. Bank juga membutuhkan tambahan modal untuk mengekspansi usahanya mengingat potensi nasabah di Indonesia masih cukup tinggi.6

Apabila hal tersebut dikaitkan terhadap NOM perbankan syariah maka NOM harus dijaga kestabilannya, hal ini didasarkan pada cangkupan sektor

6 Mufti Nur Cahyo, “

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.7.


(19)

pembiayaan bank syariah baik untuk penggunaan modal kerja, investasi maupun konsumsi. Apabila NOM terlalu rendah, maka akan menurunkan tingkat rentabilitas suatu bank dan akhirnya keuntungan yang diperoleh akan semakin kecil khususnya keuntungan yang bersumber pada operasional bank tersebut.

Hal ini menjadi penting karena pada Laporan Perkembangan Perbankan Syariah tahun 2013 menyatakan bahwa pembiayaan merupakan pilihan utama penempatan dana perbankan syariah dibandingkan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank lain ataupun surat-surat berharga. Pada akhir 2013 pembiayaan BUS dan UUS tercatat sebesar Rp188,6 triliun, sementara dana pihak ketiga yang dihimpun mencapai Rp187,2 triliun, sehingga financing to deposit ratio perbankan syariah tetap relatif tinggi. Pada kelompok BUS misalnya,

financing to deposit ratio tercatat sebesar 95,9% pada akhir periode laporan. Dengan peningkatan KAP menjadi sebesar 96,96%. Hal yang sama juga terjadi dengan BOPO yang masih dalam kisaran 80% yang seharusnya masih dapat ditekan lagi. Keadaan ini membuat rentabilitas Bank Syariah menarik untuk diteliti.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan NIM pada perbankan konvensional yaitu faktor persaingan bank, faktor resiko kredit (likuiditas), faktor biaya operasional (efisiensi), dan faktor volume kredit serta


(20)

deposito (penilaian kualitas aset produktif).7 Rasio KAP merupakan rasio utama yang digunakan dalam penilaian kualitas aset produktif. Penilaian kualitas aset bank termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiyaan (credit risk) yang akan muncul. Rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) merupakan salah satu dari rasio likuiditas yang analog dengan LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio ini, berpengaruh positif pada tingkat profitabilitas, karena semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas semakin kecil yang berdampak pada semakin meningkatnya profitabilitas atau rentabilitas bank. Hal ini karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak.8

Peningkatan profitabilitas atau rentabilitas bank memberikan ukuran yang baik dalam tingkat efektivitas manajemen khususnya efektivitas dalam pengelolaan biaya operasional. Rasio BOPO merupakan salah satu rasio yang biasa digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang dilakukan bank. Semakin efisiensi suatu bank menandakan bank menggunakan biaya yang kecil untuk memperoleh pendapatan yang optimal.

7

Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).

8

Teguh Pudjo Muljono, Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan (Yogyakarta : BPFE, 1996), h. 66


(21)

Tabel 1.2

Perkembangan NOM, KAP, BOPO, dan FDR

Rasio 2010 2011 2012 2013 2014

NOM 1,77 % 1,20 % 2,04 % 1,82 % 0,52 %

KAP 96,84% 94,38% 97,34% 96,96% 95,22%

BOPO 82,38% 81,65% 76,35% 82,16% 96,97%

FDR 87,6% 91,41% 120,65% 95,87% 98,11%

Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah

Berdasarkan Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa rasio NOM Bank Umum Syariah berfluktuasi dari tahun ke tahun. NOM Bank Umum Syariah mengalami penurunan yang cukup signifikan dan mencapai angka 0,52% di tahun 2014 menunjukkan bahwa rentabilitas Bank Umum Syariah menurun dan tergolong sangat rendah (NOM < 1%) menurut standar penilaian Bank Indonesia.

Nilai KAP yang dilihat dari Tabel 1.2 di atas mengalami kenaikan di tahun 2012 dengan nilai KAP sebesar 97,34% dan mengalami penurunan terendah di tahun 2014 dengan nilai KAP sebesar 95,22%. Namun NOM Bank Umum Syariah mengalami hal yang sama, dimana seharusnya berdasarkan teori semakin tinggi rasio ini mencerminkan kualitas aktiva produktif buruk sehingga menuntut


(22)

Bank untuk menyediakan PPAP semakin besar, sehingga akan menurunkan pendapatan marjin bank semakin kecil (NOM menurun).9

Berdasarkan Tabel 1.2, tahun 2011 rasio BOPO mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 82,38% menjadi sebesar 81,65%. Hal ini mengartikan efisiensi bank umum syariah meningkat dari tahun sebelumnya. Namun tingkat rentabilitas yang diperlihatkan dari rasio NOM Bank Umum Syariah pada tahun yang sama mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 1,77% menjadi sebesar 1,20%. Fakta ini bertentangan dengan teori bahwa ketika nilai BOPO menurun dapat dikatakan kinerja bank meningkat. Semakin kecil nilai BOPO semakin bagus efisiensi sebuah bank dan akan membuat rentabilitas bank semakin meningkat.10

Namun berbeda dengan rasio FDR Bank Umum Syariah yang mengalami peningkatan pada tahun 2011 dan 2014 sebesar 91,41% dan 98,11%, dimana pada tahun yang sama Rentabilitas Bank Umum Syariah mengalami penurunan sebesar 1,20% dan 0,52%. Fakta ini bertentangan dengan teori bahwa ketika dalam kondisi risk averse, makin tinggi resiko yang dihadapi oleh bank, maka kompensasi marjin terhadap resiko tersebut juga akan semakin besar, begitu juga

9

Ro daya ah, Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah , “kripsi “ Fakultas “yariah I stitut Aga a Isla Negeri Walisongo Semarang, 2011), h.67.

10

Mufti Nur Cahyo, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah , “kripsi “ Fakultas Eko o i da Bis is, U iversitas Dipo egoro “e ara g, , h. .


(23)

dengan kondisi sebaliknya.11

Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya mengetahui faktor penentu NOM perbankan syariah dalam peningkatan rentabilitas Perbankan Syariah serta masih sedikitnya penelitian di bidang perbankan syariah khususnya NOM, maka pada kesempatan kali ini penulis

tertarik membahas tentang “ Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014.”

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Penelitian tentang profitabilitas atau rentabilitas bank sangat penting sebagai salah satu tujuan utama dalam setiap melakukan kegiatan usaha khususnya perbankan syariah. Penelitian ini akan meneliti tentang tingkat efisiensi dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi NOM perbankan syariah di Indonesia ?

2. Bagaimana keadaan tingkat kinerja perbankan syariah ketika NOM Perbankan Syariah dalam keadaan rendah ?

3. Apa saja faktor-faktor yang membuat NIM perbankan konvensional lebih tinggi dibandingkan NOM Perbankan Syariah di Indonesia ?

11

Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).


(24)

Permasalahan tingkat rentabilitas (NOM) perbankan di Indonesia sangat beragam dan kompleks dalam pemecahannya, maka sesuai dengan judul di atas. Dalam pembahasan substansi dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi NOM Perbankan Syariah di Indonesia. Penulis juga membatasi penelitian dengan hanya menggunakan data tiga variabel sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi NOM perbankan syariah di Indonesia, yaitu rasio KAP, BOPO, dan FDR diambil dari Publikasi Laporan Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bisa diakses melalui www.bi.go.id atau www.ojk.go.id. Data

Net Operating Margin juga dilihat dari Publikasi Laporan Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dikarenakan keterbatasan data UUS yang dipublikasikan dan agar lebih fokus juga spesifik dalam penelitian ini penulis akan meneliti sebatas faktor-faktor yang mempengaruhi NOM perbankan syariah di Indonesia dalam rentang waktu Maret 2010 – Maret 2014 yang dilihat dari rasio KAP, BOPO, dan FDR perbankan syariah (hanya dilihat dari BUS yang ada di Indonesia). Alasan penggunaan data BUS yang ada di Indonesia dalam mewakili NOM perbankan syariah di Indonesia karena aset gabungan BUS mencapai 75% dari total aset perbankan syariah, pembiayaan gabungan BUS mencapai 74% dari total pembiayaan perbankan syariah dan kinerja BUS dalam bentuk rasio seperti KAP, BOPO, dan FDR lebih baik dan stabil dibandingkan UUS.


(25)

C. Perumusan Masalah

Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh variabel KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh terhadap

Net Operating Margin (NOM) pada perbankan syariah secara simultan?

2. Bagaimana pengaruh variabel KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh terhadap

Net Operating Margin (NOM) pada perbankan syariah secara parsial?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap

Net Operating Margin (NOM) perbankan syariah secara simultan. b. Untuk menganalisis pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap

NOM pada perbankan syariah secara parsial.

2. Manfaat Penelitian

a. Akademisi

Gagasan, Pemahaman, Pemikiran, Literatur, dan hasil dari penelitian ini agar dapat menambah rujukan untuk referensi pembaca yang


(26)

ingin melakukan penelitian mengenai judul yang terkait dalam mempelajari dan memahami tentang tingkat profitabilitas perbankan syariah yang dilihat dari rasio Net Operating Margin.

b. Praktisi

Hasil ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi Perbankan Syariah (Bank Umum Syariah) di Indonesia dalam proses peningkatan kinerja dari aspek keuangan dalam memaksimalkan profitabilitas/rentabilitas bank secara maksimal yang diproxykan oleh Net Operating Margin (NOM) dan diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam menentukkan tingkat NOM yang ideal bagi perbankan Syariah. Dan juga hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk menerbitkan regulasi yang bertujuan memaksimalkan dan mengoptimalkan Net Operating Margin perbankan syariah di Indonesia bagi regulator perbankan (Bank Indonesia).

c. Peneliti

Bagi peneliti sendiri, diharapkan penelitian ini dapat menjadi pemacu semangat atau motivator untuk terus belajar dan memperluas wawasan tentang tingkat pendapatan marjin perbankan syariah yang dilihat dari rasio Net Operating Margin.


(27)

D. Kerangka Teori

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Pembiayaan KAP, BOPO, dan FDR Terhadap NOM

Rentabilitas/Profitabilitas pada bank syariah merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan operasi bank syariah. NOM merupakan rasio utama yang digunakan sebagai penilaian Rentabilitas suatu bank syariah. NOM dianalogkan dengan NIM dimana NIM digunakan sebagai rasio utama yang digunakan sebagai penilaian Rentabilitas suatu bank konvensional.

Disimpulkan dari studi Ho dan Saunder (1981) dan disesuaikan oleh Maudos dan guevera (2004) mengenai analisa net interest margin terdapat model perbankan sebagai lembaga intermediasi antara penerima dana dan penyalur dana, yang berdasarkan model tersebut terdapat enam faktor yang mempengaruhi NIM,

KAP

BOPO

FDR

NOM

H1

-H2


(28)

faktor persaingan bank, faktor resiko kredit (likuiditas), faktor biaya operasional (efisiensi), dan faktor volume kredit serta deposito (penilaian kualitas aset).12

Dimana faktor-faktor tersebut diproxykan dengan beberapa rasio terkait seperti KAP, BOPO dan FDR terhadap NOM bank syariah. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) sebagai rasio dalam penilaian kualitas asset yang sangat berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola aktiva yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan semaksimal mungkin. Semakin tinggi rasio ini mencerminkan kualitas aktiva produktif buruk yang memungkinkan bank dalam kondisis bermasalah makin besar.

Penilaian kualitas asset dimaksudkan untuk menilai kondisi suatu bank dalam menghadapi resiko kredit dimana dalam resiko kredit di proxy kan oleh rasio FDR.13 Semakin tinggi rasio ini akan meningkatkan NIM suatu bank. Apabila perbankan diasumsikan memiliki sikap risk averse maka dalam kondisi risk averse, makin tinggi resiko yang dihadapi oleh bank akan berdampak pada peningkatan kompensasi marjin terhadap resiko tersebut.14

12

Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).

13 Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h.95-96.

14

Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).


(29)

Tingkat kinerja, efisiensi dan kesehatan bank merupakan faktor pendukung untuk meningkatkan pendapatan suatu bank. BOPO seringkali menjadi rasio utama dalam melihat efisiensi operasional suatu bank. Makin tinggi biaya operasional, makin tinggi tingkat net interest margin yang harus ditetapkan oleh bank. Apabila bank dapat meningkatkan efisiensi operasionalnya, maka spread atau marjin dapat juga ditekan atau dikurangi.15 Apabila efisiensi bisa ditingkatkan maka akan memberikan dampak pada tingkat keuntungan suatu bank.

E. Sistematika Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah mengacu pada

“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012”.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, dan sistematika penulisan.

15

Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).


(30)

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disajikan teori terkait Sistem Operasional Bank Syariah, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Net Operating Margin, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Tinjauan Kajian Terdahulu.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Mengenai Ruang Ligkup Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Operasional Variabel Penelitian, Hipotesis, Metode Analisis, dan Kerangka Kerja.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Mengenai Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian tentang Perbankan Syariah (BUS) di Indonesia dan Analisis deskriptif, serta Penemuan dan Pembahasan yang menjelaskan Interpretasi Penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.


(31)

17

A.Sistem Operasional Bank Syariah

Dalam beberapa literature perbankan syariah, bank syariah dengan beragam skema transaksi yang dimiliki dalam skema non-riba memiliki setidaknya empat fungsi, yaitu:1

1. Fungsi Manajer Investasi, fungsi ini dapat dilihat pada segi penghimpunan dana oleh bank syariah, khususnya dana mudharabah. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagi hasilkan antara bank syariah dan pemilik dana. Makin besar pendapatan bank yang dibagi hasilkan, makin besar pula imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana yang memercayakan uangnya dikelola oleh bank syariah. Sebaliknya, makin kecil pendapatan bank yang dapat dibagi hasilkan, makin kecil pula imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana.

1

Rizal Yaya, dkk., Akuntansi Perbankan Syariah (Teori dan Praktik Kontemporer), (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 55


(32)

2. Fungsi Investor, dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana). Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan resiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah.

3. Fungsi sosial, merupakan sesuatu yang melekat pada bank syariah. Setidaknya ada dua instrument yang digunakan oleh bank syariah dalam menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrument Zakat, Infak, Sadaqah, Wakaf (ZISWAF) dan instrument qardhul hasan.

4. Fungsi jasa keuangan, layanan yang diberikan tidaklah jauh berbeda dengan bank konvensional namun mekanisme dalam hal mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip syariah seperti melalui upah (fee).


(33)

3. Menerima pendapatan; Bagi hasil, margin, fee 4. menyalurkan pendapatan;

Bagi hasil/bonus

I. Sistem operasional Bank Syariah dan Manajemen Penetapan Harga Bank

Syariah

Gambar 2.1

Sistem Operasional Bank Syariah

Sistem operasional bank syariah dapat disimpulkan terdiri atas sistem penghimpunan, sistem penyaluran dana yang dihimpun, dan sistem penyediaan jasa keuangan. Jika dibandingkan dengan antara sistem operasional bank syariah dengan bank konvensional, perbedaannya terletak pada mekanisme Nasabah

pemilik dan

penitip dana 1.Penghimpunan dana Bank Syariah Sebagai pengelola dana/penerima dana Sebagai pemilik dana/penjual/pe mberi sewa Sebagai penyedia jasa keuangan 2.Penyaluran dana 5.Penyediaan jasa  Nasabah mitra, pengelola investasi, pembeli, penyewa  Instrumen penyaluran dana lain yang dibolehkan

Jasa Administrasi tabungan, ATM, transfer, kliring, LC, Bank Garansi, Transaksi Valuta asing, dsb.


(34)

perolehan keuntungan pada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana bank.

Pada bank syariah langkah untuk memperolehan keuntungan yang maksimal salah satunya dengan cara menetapkan tingkat keuntungan dan nisbah bagi hasil yang ideal (bank syariah mampu memberikan bagi hasil kepada dana pihak ketiga minimal sama dengan, atau lebih besar, daripada suku bunga yang berlaku di bank konvensional serta menerapkan marjin keuntungan yang lebih rendah daripada suku bunga kredit bank konvensional). Ini dikarenakan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh bank, semakin tinggi pula bagi hasil yang diberikan bank kepada dana pihak ketiga. Terdapat dua jenis penetapan harga pada bank syariah, yaitu:2

 Penetepan Marjin Keuntungan, bank syariah menerapkan marjin keuntungan terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis

Natural Certainty Contracts (NCC), yakni akad bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti pembiayaan murabahah, ijarah, ijarah muntahia bit tamlik, salam, dan istishna’.

 Penetapan Nisbah Bagi Hasil, bank syariah menerapkan Nisbah Bagi Hasil terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis

Natural Uncertainty Contracts (NUC), yakni akad bisnis yang tidak

2

Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan), (Jakarta: Rajawali Pers,2011), h. 279.


(35)

memberikan kepastian pendapatan (return), baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti mudharabah dan musyarakah.

II. Manajemen dana bank3

Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat. Jika tujuan perolehan dana untuk kegiatan sehari-hari, jelas berbeda sumbernya, dengan jika bank hendak melakukan investasi baru atau untuk melakukan perluasan suatu usaha. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama bank diperoleh dalam berbagai simpanan, sedangkan jika kebutuhan dana digunakan untuk investasi baru atau perluasan usaha, maka diperoleh dari modal sendiri.

Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari: bank itu sendiri, masyarakat luas dan lembaga lainnya. Yang paling penting bagi bank adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana yang tersedia. Bagi bank pengelolaan sumber dana dari masyarakat luas, terutama dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah sangat penting. Dalam pengelolaan sumber dana dimulai dari perencanaan akan kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan pencairan dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana ini kita kenal dengan nama manajemen Dana Bank (suatu kegiatan

3


(36)

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat).

Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, baik aktiva yang memberikan hasil (income) maupun aktiva yang tidak memberikan hasil. Dengan kata lain, terdapat perbedaan antara aktiva yang memberikan hasil (aktiva produktif atau

earning asset) dan aktiva yang tidak memberikan hasil (aktiva tidak produktif atau nonearning assets).

Penanaman dana pada aktiva produktif (earning assets)4, aktiva produktif atau earning assets adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Komponen aktiva produktif terdiri atas: kredit yang diberikan, penempatan dana pada bank lain, surat-surat berharga, dan penyertaan modal.

Penanaman dana dalam aktiva tidak produktif, alokasi dana dalam aktiva tidak produktif atau nonearning assets adalah penanaman dana bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif ini terdiri atas: cash asset (aktiva yang dapat

4


(37)

dipergunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank, seperti: kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan warkat dalam proses penagihan) dan aktiva tetap serta inventaris (berbentuk tanah, gedung kantor, peralatan kantor, peralatan promosi, dan lain-lain.

B.Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah

Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. Laporan keuangan di samping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan.5

Dalam praktiknya, jenis-jenis laporan keuangan bank yang dimaksud adalah sebagai berikut:6

1. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva

5

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 280-281.

6


(38)

(harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.

2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi, Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

3. Laporan laba rugi, merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.

4. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas.

5. Catatan atas Laporan Keuangan, merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai Posisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.

6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi, Laporan Gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan,


(39)

baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.

Sedangkan dalam perbankan syariah, komponen-komponen Laporan Keuangan yang dipaparkan dalam PAPSI 2013, yaitu:

1. Laporan Posisi Keuangan

2. Laporan Laba Rugi Komprehensif

3. Laporan Perubahan Ekuitas

4. Laporan Arus Kas

5. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil

6. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat

7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, dan

8. Catatan Atas Laporan Keuangan.

Analisis laporan keuangan adalah untuk mendapatkan gambaran kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Harahap (2006; 190), menyatakan

bahwa: “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna


(40)

antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.” Tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan dengan berbagai teknik dan metode yang berguna untuk menilai kinerja, keputusan investasi dan memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang.7 Menurut Harahap terdapat beberapa teknik laporan keuangan sebagai berikut:8

1. Perbandingan Laporan Keuangan

2. Seri Trend atau Angka Indeks

3. Laporan Keuangan Common Size (Bentuk Awam)

4. Analisis Rasio

5. Analisis Khusus; berupa Ramalan Kas, Analisis Perubahan Posisi Keuangan, Laporan Variasi Gross Margin, Analisis Break Even, Analisis Dupont.

Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu teknik analisis laporan keuangan yaitu dengan Analisis Rasio. Rasio laporan keuangan adalah

7Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.56

8Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.63


(41)

perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Analisis rasio pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara:9

a. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu.

b. Membandingkan rasio-rasio ini dengan perusahaan yang sejenis.

Dari dasar inilah, variabel-variabel Dependen dan Independen dalam penelitian ini menggunakan beberapa rasio yang ada di dalam laporan keuangan bank syariah sebagai proxy dari beberapa faktor kinerja bank untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis, yaitu diantaranya:

C. Net Operating Margin (NOM) I. Rentabilitas Bank Syariah

Rentabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk menghasilkan laba. Terdapat beberapa Rasio sebagai penilaian kuantitatif faktor rentabilitas, diantaranya sebagai berikut:10

 Satu Rasio Utama: Net Operating Margin (NOM)

 Lima Rasio Penunjang: Return on Assets (ROA), Rasio Efisiensi kegiatan Operasional (REO), rasio aktiva yang dapat menghasilkan

9Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.65.

10


(42)

Pendapatan, Diversifikasi pendapatan, Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO).

 Rasio Pengamatan: Net structural operating margin, Return on equity (ROE), Komposisi penempatan dana pada surat berharga/pasar keuangan, Disparitas imbal jasa tertinggi dengan terendah, Pelaksanaan fungsi edukasi, Pelaksaan Fungsi Sosial, Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return/bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah, Rasio Bagi hasil dana investasi, dan Penyaluran dana yang diwrite-off dibandingkan biaya operasional.

II. Pengertian Net Operating Margin (NOM)

Net Operating Margin merupakan rasio utama Rentabilitas pada bank syariah untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba.11 Net Operating Margin juga dapat diartikan rasio rentabilitas untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan operasional dan beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif.12

11

Bank Indonesia, Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank(Jakarta: Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, 2012), h. 183.

12Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.101


(43)

Net Operating Margin dapat dilihat dari dua perspektif. Jika dilihat dari perspektif pertama yaitu dari sisi sifat kompetitif bank dan sisi rentabilitas, margin yang kecil mengindikasikan sistem perbankan yang kompetitif dengan biaya intermediasi yang rendah, namun disisi rentabilitas margin yang tinggi menggambarkan stabilitas dari sistem perbankan ini dilatarbelakangi bank yang dapat menambahkan margin yang tinggi ke dalam rentabilitas dan modal sehingga dapat melindungi dari resiko. Namun jika dilihat dari perspektif kedua yaitu dari sifat efisiensi bank, margin yang lebih tinggi biasanya mengindikasikan rendahnya efisiensi sektor perbankan, ditandai dengan biaya yang tinggi karena ketidakefisienan perbankan dengan rendahnya investasi dan rendahnya aktivitas ekonomi. Tingginya margin juga dapat mengindikasikan tingginya risiko karena kebijakan yang tidak tepat dari sektor perbankan.13

II. Rumus Perhitungan Net Operating Margin (NOM)

Rumus menghitung NOM sebagai berikut:14

NOM =

Sumber: sesuai SE No.9/24/DPbs/2007

13Mufti Nur Cahyo, “

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.26

14Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.101


(44)

Tabel 2.1

Kriteria penilaian NOM

Kriteria Keterangan

Peringkat 1: NOM > 3% Tinggi

Peringkat 2: 2% < NOM ≤ 3% Cukup Tinggi

Peringkat 3: 1,5% < NOM ≤ 2% Rendah

Peringkat 4: 1% < NOM ≤ 1,5% Cukup Rendah

Peringkat 5: NOM ≤ 1% Sangat Rendah

Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012.

D. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

I. Pengertian KAP

Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) sebagai rasio dalam penilaian kualitas aset sangat berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola aktiva yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan semaksimal mungkin.15 Penilaian kualitas aset ini juga bertujuan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk

15

Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96


(45)

antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.16

II. Rumus Perhitungan KAP

Rumus perhitungan KAP yaitu:17

KAP =

Sumber: sesuai SE No.9/24/DPbs/2007

Keterangan:

APYD adalah Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan adalah aktiva produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:

 25% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus.

 50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar.

16

Surat Edaran Bank Indonesia nomor 9/24/DpBs/2007

17

Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96


(46)

 75% dari aktiva produktif yang digolongkan Diragukan.

 100% dari aktiva produktif yang digolongkan Macet. Aktiva Produktif adalah Penanaman bank dalam bentuk pembiayaan, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan bagi bank.

Tabel 2.2

Kriteria penilaian KAP

Kriteria Keterangan

Peringkat 1: KAP > 0,99 Tinggi

Peringkat 2: 0,96 < KAP ≤ 0,99 Cukup Tinggi

Peringkat 3: 0,93 < KAP ≤ 0,96 Rendah

Peringkat 4: 0,90 < KAP ≤ 0,93 Cukup Rendah

Peringkat 5: KAP ≤ 0,90 Sangat Rendah

Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012

III. Manajemen Aset dan Liabilitas

Assets and Liability Management pada dasarnya adalah merupakan suatu proses planning, organizing, actuating dan controlling untuk mendapatkan penetapan kebijaksanaan di bidang pengelolaan: permodalan


(47)

(equity), pemupukan dana (funding) dan penggunaan dana (lending) yang satu sama lain saling terkait dalam mencapai tingkat laba yang optimal dengan tingkat risiko yang telah diperhitungkan. Tujuan Assets And Liability Management, diantaranya: 18

1) Pertumbuhan bank yang wajar 2) Pendapatan atau laba yang maksimal 3) Menjaga likuiditas yang memadai

4) Membentuk cadangan-cadangan untuk berjaga-jaga 5) Memelihara atau menjaga dana masyarakat

6) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan.

Fokus manajemen aset dan liabilitas adalah mengkoordinasikan portofolio aset atau liabilitas bank guna memaksimalkan profit bagi bank dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas dan prinsip kehati-hatian. Hasil Akhir dari manajemen aset/liabilitas akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal, trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya, serta kualitas dan komposisi pendapatan bersih (net income) yang semakin baik. Manajemen aset atau liabilitas bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan


(48)

hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut.19

E. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

I. Pengertian BOPO

Menurut Sidabalok dan Viverita, BOPO yang bagus dicerminkan dari kemampuan untuk mengelola profitabilitas aktivanya dengan biaya lebih rendah. Variabel ini diharapkan memiliki hubungan positif dengan margin bank. Ini berarti semakin tinggi BOPO bank semakin tinggi bank menetapkan marginnya. Rendahnya BOPO mencerminkan kualitas manajemen yang tinggi pada bank. Semakin rendah rasio ini semakin bagus karena bank menghasilkan banyak pendapatan operasional dari pengelolaan aktivanya dengan biaya operasional yang rendah.Variabel ini dihitung dengan rasio antara biaya operasional dibagi pendapatan operasional.20

Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.21 Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank

19 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: GEMA

INSANI,2009), h. 177.

20 Mufti Nur Cahyo, “

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.33

21

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, cetakan Kedua, 2009), h. 119-120.


(49)

tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.22

II. Rumus Perhitungan BOPO

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut. BOPO =

Sumber: sesuai SE No.6/23/DPNP/2004

Biaya operasional yang digunakan dalam rumus di atas adalah beban operasional termasuk kekurangan PPAP. Dan pendapatan operasional yang digunakan adalah pendapatan operasional setelah bagi hasil.23

Tabel 2.3

Kriteria penilaian BOPO

Kriteria Keterangan

Peringkat 1: BOPO ≤ 83% Rendah

Peringkat 2: 83% < BOPO ≤ 85% Cukup Rendah

Peringkat 3: 85% < BOPO ≤ 87% Rendah

Peringkat 4: 87% < BOPO ≤ 89% Cukup Tinggi

Peringkat 5: BOPO > 90% Tinggi

Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012

22Muhammad Fazlur Rachmad, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS PT. Bank X

Menggunakan Rasio Keuangan,” (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta,

2009), h.45.


(50)

F. Financing to Deposit Ratio (FDR) I. Pengertian FDR

Dalam kamus Bank Indonesia, FDR merupakan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. FDR sering dianalogkan dengan LDR, rasio yang digunakan Bank Konvensional. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.24 Begitu juga FDR sebagai rasio Likuiditas Bank Syariah dapat mengukur komposisi jumlah pembiayan yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga dan modal sendiri yang digunakan. Maksimal FDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110%. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.25

II. Rumus Perhitungan FDR

FDR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:26 FDR =

24

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 319.

25Rr. Tini Anggraeni, “Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah”

.

26Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas Perbankan


(51)

III. Likuiditas Bank Syariah27

Likuiditas secara luas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai. Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman, dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan. Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga mengganggu kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena akan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas atau rentabilitas.

Kemudahan yang diberikan pihak bank dalam memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas merupakan penyebab utama terjadinya risiko kredit. Risiko kredit muncul jika bank tidak memperoleh kembali cicilan pokok dari pinjaman dan bagi hasil dari investasi yang sedang dilakukannya. Peningkatan resiko ini akan berdampak pada pengurangan pendapatan, sehingga bank mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban membayar utang-utangnya. Hal ini semakin berat ketika bank akan mengeksekusi kredit

27Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: GEMA


(52)

macetnya, bank tidak akan memperoleh hasil yang memadai karena jaminan yang ada tidak sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan.

H. Tinjauan Studi Terdahulu

Dilatar belakangi oleh jarangnya penelitian terdahulu terkait Net operating Margin (NOM) pada perbankan syariah, Maka peneliti memaparkan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung hasil penelitian dan penelitian terkait Net Interest Margin pada perbankan konvensional, diantaranya adalah:

Tabel 2.4

Penelitian Terdahulu

No. Identitas Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian

Alat Analisis Hasil

1.

Mufti Nur Cahyo, Mahasiswa FEB Universitas Diponegoro (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode Variabel Dependen adalah Margin Bank. Variabel Independen adalah Risiko Pembiayaan,

Regresi Linier Berganda

Risiko Pembiayaan, BOPO, primary ratio, dan

opportunity cost

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap


(53)

2009-2012). BOPO,

primary ratio, dan opportunity cost. Margin Bank. Namun secara parsial hanya opportunity cost yang tidak berpengaruh signifikan terhadap Margin Bank. 2. Taufik Ariyanto, (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), Volume 13 No.1 Juni 2011.

Faktor Penentu

Net Interest Margin Perbankan Indonesia. Variabel Dependen adalah NIM. Variabel Independen adalah NIM periode sebelumnya, BOPO, LDR, NPL, EQA, CR4 (market power) Ordinary Least Square (OLS)Regressi on. NIM periode sebelumnya, LDR, NPL, EQA berpengaruh signifikan secara lag. Sedangkan BOPO berpengaruh secara aktual terhadap NIM. Dan market power tidak berpengaruh signifikan terhadap NIM perbankan


(54)

Indonesia. 3. Adler Haymans

Manurung dan Anugraha Dezmercoledi (Sampoerna School of Business), 2013. Journal of Business and Entrepreneurship Volume 1, No.1; January 2013. Net Interest Margin: Bank Publik di Indonesia. Variabel Peubah adalah NIM. Peubah bebas adalah LDR, NPL, Size, dan Market Power.

Model Data Panel.

BOPO, market

power, dan size berpengaruh

signifikan terhadap NIM. LDR dan

NPL tidak

berpengaruh

signifikan terhadap NIM secara parsial.

4. Syahru Syarif, Mahasiswa pasca sarjana

Manajemen Universitas Diponegoro, (2006).

Analisis Pengaruh Rasio-rasio

CAMELS

terhadap Net Interest Margin (Study Empiris Pada Bank-bank yang Listed di

Variabel dependen adalah NIM. Variabel bebas adalah

CAR, NPL,

BOPO, ROA, LDR.

Ordinary Least Square (OLS)

CAR, NPL, BOPO, ROA, dan LDR berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap NIM. Sedangkan secara parsial, CAR, NPL, BOPO


(55)

Bursa Efek Jakarta Periode tahun 2001-2004.

berpengaruh

signifikan terhadap NIM. 5. Romdayanah, Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang (Ekonomi Islam). 2011.

Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas

terhadap Profitabilitas

Bank Umum

Syariah.

Variabel Dependen adalah NOM. Variabel Independen adalah

KPMM, KAP, STM.

Regresi Linear Berganda.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa, permodalan (KPMM) berpengaruh negatif terhadap NOM, Kualitas Aset (KAP) dan STM sama-sama berpengaruh positif terhadap NOM. Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia. 6. Muhammad Fazlur Rachmad, “Faktor yang mempengaruhi Variabel Dependen

Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian dari tesis tersebut


(56)

Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Indonesia (Magister Sains) 2009. Profitabilitas UUS PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan.” (Tesis)

adalah ROE. Variabel Independen adalah CAR, NPF, BOPO, FDR, NIM.

adalah, dengan menggunakan analisis Du Pont

menunjukkan bahwa Net Profit Margin sangat mempengaruhi profitabilitas USS Bank X yang diproxykan oleh ROE. Ditemukan juga bahwa CAR, FDR, BOPO, dan NIM berpengaruh terhadap ROE.

7. Diah Aristya

Hesti, Mahasiswa Ekonomi

Universitas Diponegoro (2010)

Analisis Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Kecukupan

Modal, Kualitas Aktiva Produktif

Variabel Dependen adalah ROA. Variabel Independen adalah

Ordinary Least Square (OLS).

Ukuran

perusahaan, KAP, dan Likuiditas berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja Keuangan


(57)

(KAP), dan Likuiditas

terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Umum

Syariah di

Indonesia Periode 2005-2009).

Ukuran Perusahaan, Modal, KAP, dan

Likuiditas.

(ROA). Sedangkan Kecukupan Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dibuat oleh peneliti

yang berjudul “Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014” yaitu Variabel dependen yang digunakan adalah NOM perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan variabel Independen yang digunakan pada penelitian ini adalah KAP, BOPO, dan FDR. Kurun waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan Maret 2014. Objek penelitian yaitu Perbankan Syariah di Indonesia yang termasuk dalam BUS yang ada di Indonesia.


(58)

44

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika atau permodelan matematis.1 Setelah itu, memberikan gambaran tentang hubungan-hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, dan menginterpretasikannya.

Penelitian ini memakai pendekatan statistik parametrik. Statistik Parametrik adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data yang mempunyai skala pengukuran paling sedikit interval, disamping juga data tersebut harus berdistribusi normal dan memenuhi asumsi-asumsi lainnya.2 Penelitian ini juga menggunakan angka rasio atau skala rasio yang menyajikan nilai sesungguhnya dari variabel-variabel yang diukur dengan skala rasio.3

1

Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis, (Jawa Timur: Bayu Media Publishing, Juni, 2004); Cet-1, h.18.

2

Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Penerbit Mitra Wacana Media, 2007), h. 80.

3

Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Penerbit Mitra Wacana Media, 2007), h. 76.


(59)

Dalam penelitian ini, maka peneliti akan menghitung seberapa besar pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin (NOM). Penelitian dibatasi dengan menganalisa laporan keuangan gabungan pada Perbankan Syariah di Indonesia dalam rentang waktu Maret 2010 sampai dengan Maret 2014 yang tercantum dalam situs Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Penggunaan waktu tersebut didasarkan dari ketersediaan data pada laporan statistik perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh OJK.

B. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang bersifat time series. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain.4 Data sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut.5

Serangkaian kegiatan untuk memperoleh data sekunder untuk kelengkapan penelitian ini antara lain:

1. Pengumpulan Data Secara Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data yang bersumber pada literatur seperti dari buku-buku, jurnal, artikel, dan sumber informasi lain yang terkait dengan penelitian ini yang dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat

4

Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2011); Cet-2, h. 17

5

Boediono dan Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya); Cet-4, h.7.


(60)

teoritis dan dapat menunjang materi agar relevan dengan penelitian ini. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, memahami, mempelajari, dan mengutip bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Penelitian Internet (Internet Research)

Mencari data dari laporan keuangan gabungan perbankan syariah yang terdapat dalam kolom Publikasi Laporan Statistik Perbankan Indonesia di situs www.bi.go.id atau www.ojk.go.id dan Laporan Keuangan dari 11 BUS. Data tersebut meliputi Net Operating Margin, KAP, BOPO, dan FDR Perbankan Syariah dari maret 2010 sampai dengan maret 2014.

C. Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel bebas (independen) yaitu KAP, BOPO, dan FDR serta satu variabel terikat (Dependen) yaitu Net Operating Margin.

1. Variabel Terikat (Dependen)

Net Operating Margin (NOM)

Variabel terikat (dependen) Net Operating Margin yaitu rasio rentabilitas untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan operasional dan


(61)

beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif. Rumus menghitung NOM sebagai berikut:6

NOM =

PO = Pendapatan operasional adalah pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dalam 12 (dua belas) bulan terakhir.

DBH = Distribusi Bagi Hasil adalah hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer

BO = Biaya Operasional adalah beban operasional termasuk kekurangan PPAP yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam 12 (dua belas) bulan terakhir.

Perhitungan rata-rata aktiva produktif merupakan rata-rata aktiva produktif 12 (dua belas) bulan terakhir.

NOM merupakan analog dari NIM yang digunakan oleh Bank Konvensional, ada enam faktor yang mempengaruhi NIM yaitu pertama, struktur persaingan dari produk perbankan. Kedua, rata-rata biaya operasional. Ketiga, risk averse. Keempat, Volatilitas suku bunga pasar

6Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.101


(62)

uang. Kelima, Tingkat resiko kredit. Keenam, Volume atau nilai dari Kredit dan Deposit.7

2. Variabel Bebas (Independen)

a. (X1) Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba/pendapatan secara maksimal. Selain itu penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.8 Ini dilatarbelakangi oleh kegiatan usaha bank, bank perlu mengelola risiko kredit antara lain dengan menjaga kualitas aset .9 Rumus perhitungan KAP yaitu:10

KAP =

7

Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).

8Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.95

9

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum

10

Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96


(63)

b. (X2) Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO yaitu Rasio biaya operasional yang merupakan perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

BOPO =

Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.11 Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.12 Ini sangat membantu bank untuk menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal dikarenakan kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Apabila bank dapat memperoleh keuntungan yang maksimal mengisyaratkan adanya efisiensi biaya operasional dan kondisi bank yang tidak bermasalah.

11

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, cetakan Kedua, 2009), h. 119-120.

12 Muhammad Fazlur Rachmad, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS

PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan,” (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta, 2009), h.45.


(64)

c. (X3) Financing to Deposit Ratio (FDR)

FDR adalah perbandingan antara total pembiayaan yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh Bank. FDR menunjukkan kemampuan bank dalam menyalurkan DPK. Maksimal FDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110%.13 Sedangkan dalam kamus Bank Indonesia, FDR merupakan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. FDR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:14

FDR =

Salah satu faktor penentu mikro terhadap profitabilitas adalah likuiditas. Likuiditas perbankan syariah sebagian besar sangat bergantung pada perolehan dana pihak ketiga yang akan disalurkan ke dalam berbagai bentuk pembiayaan sesuai syariah. Kekurangan likuiditas akan mengakibatkan penurunan kepercayaan dari nasabah seperti kasus pada bank Century pada tahun 2008, sedangkan jika kelebihan likuiditas bisa menurunkan profitabilitas/rentabilitas.15

13 Muhammad Fazlur Rachmad, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS

PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan,” (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas

Indonesia, Jakarta, 2009), h.45.

14 Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas

Perbankan Syariah di Indonesia,” Walisongo, Volume 19, Nomor 1 (Mei 2011): h. 60.

15Muhammad Fazlur Rachmad, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS

PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan,” (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta, 2009), h.6.


(65)

Tabel 3.1

Penjelasan dan Operasional Variabel

Variabel Penjelasan Sumber Proxy

Terhadap

Rujukan

NOM Pendapatan operasional-Dana bagi hasil tidak terikat-beban

operasional / rata-rata aktiva produktif Statistik Perbankan Indonesia Profitabilitas atau Rentabilitas Bank Syariah

Ariyanto (2011), Romdayanah (2011), Cahyo (2013)

KAP 1-Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibagi total aktiva produktif

Statistik Perbankan Indonesia

Kualitas Asset Romdayanah (2011)

BOPO Biaya

operasional/Pendapatan operasional

Statistik Perbankan Indonesia

Efisiensi Ariyanto (2011), Cahyo (2013), Manurung dan Dezmercoledi (2013)

FDR Jumlah dana yang

diberikan/Total Dana Pihak ketiga

Statistik Perbankan Indonesia

Likuiditas Ariyanto (2011), Romdayanah (2011) Sumber: Penulis (2014)


(66)

D.Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar atau bisa salah mengenai suatu hal dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut sehingga memerlukan pengecekan lebih lanjut.16 Berdasarkan landasan teori diatas, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Statistik F (Uji Simultan)

Ho : β = 0, KAP, BOPO, dan FDR tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NOM.

H1 : β ≠ 0, KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NOM.

2. KAP, BOPO, dan FDR terhadap NOM secara parsial. Hipotesis 1

Ho : KAP tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM. H1 : KAP berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.

16

Boediono dan Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cetakan keempat, 2008), h.433.


(67)

Hipotesis 2

Ho : BOPO tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.

H2 : BOPO berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM. Hipotesis 3

Ho : FDR tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.

H3 : FDR berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.

D. Metode Analisis

Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis linier berganda. Metode analisis linier berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.17

Apabila dinyatakan dalam persamaan matematika, model regresi linier berganda untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Yt = α + β1X1t + β2X2t + β3X3t + et

17

Anwar Sanusia, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 – Cet.III), h.135.


(68)

Keterangan:

Yt = Net Operating Margin (NOM)

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1t = Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

X2t = Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

X3t = Financing to Deposit Ratio (FDR)

et = perkiraan kesalahan pengganggu

Regresi linier berganda harus memenuhi asumsi-asumsi yang ditetapkan agar menghasilkan nilai-nilai koefisien sebagai penduga yang tidak bias.18 Pelanggaran asumsi-asumsi tersebut dapat dideteksi dengan cara melakukan:

I. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui kesesuaian model pada regresi berganda, apakah sudah lolos menjadi pemerkira linear terbaik tak bias (BLUE = Best Linear Unbiased Estimator) agar hasil analisis dan uji hipotesis menjadi valid atau tidak bias.

18

Anwar Sanusia, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 – Cet.III), h.135.


(69)

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Metode pengujian uji normalitas yang digunakan penelitian ini menggunakan uji grafik Probability Plot. Cara untuk mendeteksinya adalah dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual sebagai dasar pengambilan keputusannya. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal.19

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (independen). Cara Mengetahui adanya gejala multikolinearitas pada model regresi dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) dan

19


(70)

Tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tollerance lebih dari 0,1 maka model tersebut bebas dari multikolinearitas.20

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.21 Karena dalam salah satu

asumsi klasik menyatakan bahwa “kov (ɛi,) = σ2 untuk setiap i, i = 1,

2, …, n.” Artinya setiap kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama. 22 Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Scatter plot. Suatu model dinyatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada suatu sumbu Y.23 d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah otokorelasi. Metode pengujian yang sering

20

Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h.288.

21

Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h.296

22

J.Supranto, Ekonometri (Buku Satu), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 151.

23


(71)

digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (Uji DW). Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:24

 du < dw < 4 – du maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.

 dw < dL atau dw > 4 – dL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi.

 dL < dw < du atau 4 – du < dw < 4 – dL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.

Nilai du dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson.

II. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan apakah kita menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi.25 Berikut ini adalah langkah-langkah pengujian yang digunakan untuk menguji hipotesis pada model penelitian ini.

a. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen).26 Uji seluruh

24

Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 292.

25

Boediono dan Wayan Koester, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 434.

26


(72)

koefisien regresi secara serempak sering disebut dengan uji model. Nilai yang digunakan untuk melakukan uji serempak adalah nilai Fhitung yang dihasilkan dari rumus.

Nilai Fhitung =

Karena nilai Fhitung berhubungan erat dengan nilai koefisien determinasi (R2) maka pada saat melakukan uji F, sesungguhnya menguji signifikansi koefisien determinasi (R2). Uji F yang signifikan menunjukkan bahwa variasi variabel terikat dijelaskan sekian persen oleh variabel bebas secara bersama-sama adalah benar-benar nyata dan bukan terjadi karena kebetulan. Dengan kata lain, berapa persen variabel terikat dijelaskan oleh seluruh variabel bebas secara serempak (bersama-sama), dijawab oleh koefisien determinasi (R2), sedangkan signifikan atau tidak yang sekian persen itu, dijawab oleh uji F. Berdasarkan asumsi ini, nilai koefisien determinasi (R2) dan uji F menentukan baik tidaknya model yang digunakan. Uji keseluruhan koefisien regresi secara bersama-sama (uji F) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.27

27

Anwar Sanusia, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 – Cet.III), h.137.


(73)

1. Menentukan hipotesis

H0 : β = 0, Variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

H1 : β ≠ 0, Variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Menentukan tingkat signifikan

Tingkat signifikan pada pengujian ini adalah 5% artinya resiko kesalahan mengambil keputusan 5%.

3. Pengambilan keputusan

Uji F statistik ini menentukan model linier berganda dapat digunakan atau tidak sebagai model analisis. Dengan menggunakan kriteria ini, jika H0 ditolak maka model dapat digunakan karena, baik besaran maupun tanda (+/-) koefisien regresi dapat digunakan untuk memprediksi perubahan variabel terikat akibat perubahan variabel bebas. Kriteria pengambilan keputusan mengikuti aturan berikut.

 Jika Fhitung ≤ Ftabel; maka H0 diterima, artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi variabel secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel terikat.


(74)

 Jika Fhitung > Ftabel; maka H1 diterima, artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variabel secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel terikat.

b. Uji Parsial dengan T-Test

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) secara parsial terhadap variabel terikat (dependen).28 Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai thitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai ttabel (nilai kritis) sesuai dengan signifikan yang digunakan.

 Jika thitung < ttabel , maka keputusannya menerima daerah penerimaan hipotesis nol (H0). Artinya, variabel bebas (independen) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen).

 Jika thitung > ttabel , maka keputusannya menolak hipotesis nol (H0), dan menerima hipotesis alternative (Hi). Artinya, variabel bebas (independen) berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen).29

28

Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 252. 29


(1)

(2)

Lampiran 3:

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 7.864 5.817 1.352 .183

KAP -.042 .058 -.110 -.720 .475 .658 1.520

BOPO -.036 .011 -.437 -3.213 .002 .833 1.201

FDR .007 .003 .316 2.155 .037 .715 1.399


(3)

Lampiran 4:

Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 5:

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .555a .308 .262 .25746 1.422

a. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, KAP b. Dependent Variable: NOM


(4)

Lampiran 6: Hasil Regresi dengan Metode Regresi Linear Berganda

GET

FILE='D:\SKRIPSIKU\SKRIPSI FIX BISMILLAH\hasil running\DATA INPUT SEBENARNYA.sav'.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN /DEPENDENT NOM

/METHOD=ENTER KAP BOPO FDR /SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)

/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID).

Regression

[DataSet1] D:\SKRIPSIKU\SKRIPSI FIX BISMILLAH\hasil running\DATA INPUT SEBENARNYA.sav

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables Removed

Method

1 FDR, BOPO,

KAPb . Enter

a. Dependent Variable: NOM b. All requested variables entered.


(5)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .555a .308 .262 .25746 1.422

a. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, KAP b. Dependent Variable: NOM

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1.330 3 .443 6.688 .001b

Residual 2.983 45 .066

Total 4.313 48

a. Dependent Variable: NOM

b. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, KAP

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 7.864 5.817 1.352 .183

KAP -.042 .058 -.110 -.720 .475 .658 1.520

BOPO -.036 .011 -.437 -3.213 .002 .833 1.201

FDR .007 .003 .316 2.155 .037 .715 1.399


(6)

Lampiran 7: Hasil Analisis Deskriptif

DESCRIPTIVES VARIABLES=NOM KAP BOPO FDR /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

[DataSet1] D:\SKRIPSIKU\SKRIPSI FIX BISMILLAH\hasil running\DATA INPUT SEBENARNYA.sav

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NOM 49 .87 2.34 1.6871 .29975

KAP 49 94.38 98.21 96.4741 .78542

BOPO 49 75.68 92.09 80.9188 3.66240

FDR 49 87.60 121.71 105.4792 13.05570


Dokumen yang terkait

PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010

1 59 8

Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia

4 58 103

Analisis inflasi, gross domestic product, net performing financing, biaya operasional dan pendapatan operasional, net margin terhadap return on asset perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 4 111

ANALISIS PENGARUH CAR, NPL DAN BOPO TERHADAP FDR PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 30 66

Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia

2 9 129

PENGARUH KONDISI EKONOMI, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh kondisi Ekonomi, NPR, FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012-2015.

0 3 13

PENGARUHKONDISI EKONOMI, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh kondisi Ekonomi, NPR, FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012-2015.

0 4 16

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh kondisi Ekonomi, NPR, FDR Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012-2015.

0 3 4

analisis pengaruh car,fdr,npf dan bopo terhadap kinerja keuangan pada perbankan syariah di indonesia.

0 0 18

FINANCING (NPF), OPERATIONAL EFFICIENCY RATIO (OER), PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF (PPAP) DAN NET OPERATING MARGIN (NOM) TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2015.

0 2 150