A11KEPretest
Dari puisi-puisi hasil pretest, secara kuantitatif dapat diketahui skor keterampilan awal siswa dalam menulis puisi. Mean skor pembelajaran menulis
puisi pada kelompok kontrol sebesar 15,7333 dan mean pada kelompok eksperimen sebesar 15,7000. Mean skor tersebut menunjukkan bahwa skor pretest
pada kelompok kontrol dan eksperimen tidak berbeda jauh. Selain itu, skor pretest kelompok kontrol dan eksperimen juga dianalisis menggunakan uji-t dengan
bantuan SPSS 20.0. Hasil uji-t skor pretest pembelajaran menulis puisi kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan t
hitung
0,062 kurang dari t
tabel
yang sebesar 2,0105 dengan db 58 t
hitung
t
tabel
≠ Signifikan. Hasil uji-t tersebut menunjukkan bahwa skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen tidak terdapat
perbedaan yang signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterampilan awal kelompok kontrol dan eksperimen dalam menulis puisi sama.
2. Perbedaan Keterampilan Menulis Puisi pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Hasil penghitungan mean dan uji-t skor pretest pembelajaran menulis puisi kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan keterampilan awal kedua
kelompok tersebut dalam menulis puisi sama. Kemudian kelompok kontrol dan eksperimen diberi pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi pada
kelompok kontrol berlangsung secara umum tanpa perlakuan, sedangkan pembelajaran menulis puisi pada kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan
berupa penggunaan media lingkungan. Kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran menulis puisi dengan perlakuan berupa penggunaan media
lingkungan sebanyak tiga kali, sedangkan kelompok kontrol juga mendapatkan pembelajaran menulis puisi sebanyak tiga kali.
Langkah-langkah dalam pembelajaran menulis puisi pada kelompok eksperimen sebagai berikut: 1 persiapan; 2 pengendapan; 3 penulisan; dan
4 verifikasi. Peranan media lingkungan terletak pada langkah persiapan dan langkah pengendapan. Pada langkah persiapan, media lingkungan berperan
membantu siswa dalam menemukan ide dan gagasan. Dalam tahap ini siswa mengamati lingkungan sekitar sekolah untuk menemukan ide sebagai bahan
menulis puisi. Media lingkungan juga memiliki peranan dalam langkah pengendapan karena dalam langkah ini siswa menentukan kata-kata kunci sesuai
pengamatan di lingkungan sekitar. Kata-kata kunci tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah puisi. Berikut ini merupakan gambar kelompok
eksperimen ketika mendapatkan perlakuan berupa penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran menulis puisi.
Gambar 1: Pengamatan Lingkungan pada Kelompok Eksperimen
Pada kelompok kontrol, pembelajaran menulis puisi berlangsung secara umum tanpa perlakuan berupa penggunaan media lingkungan. Siswa kelompok
kontrol menulis puisi tanpa melakukan pengamatan di lingkungan sekitar untuk menemukan ide. Berikut ini merupakan gambar kegiatan pembelajaran menulis
puisi pada kelompok kontrol.
Gambar 2: Pembelajaran Menulis Puisi pada Kelompok Kontrol
Pada perlakuan I, kelompok eksperimen melakukan pengamatan lingkungan biotik di sekitar sekolah. Lingkungan biotik merupakan lingkungan yang terdiri
atas makhluk hidup. Selama proses pengamatan, siswa juga mencatat objek-objek sebagai bahan yang dapat dirangkai menjadi bait-bait puisi. Berikut ini merupakan
contoh puisi yang dihasilkan siswa kelompok kontrol pada pembelajaran I B19KKPembelajaran I dan contoh puisi yang dihasilkan siswa kelompok
eksperimen pada perlakuan I A17KEPerlakuan I.
B19KKPembelajaran I
A17KEPerlakuan I
Dari kedua puisi di atas, dapat diketahui perbedaan antara puisi siswa kelompok kontrol dan puisi siswa kelompok eksperimen. Pada puisi siswa
kelompok eksperimen, siswa lebih mudah menemukan ide sebagai bahan menulis puisi. Ini berbeda dengan siswa kelompok kontrol yang hanya mengandalkan
kreatifitas mereka untuk menemukan ide. Hal ini terlihat pada siswa kelompok eksperimen yang lebih banyak menuliskan objek-objek di lingkungan biotik,
sedangkan siswa kelompok kontrol lebih terbatas dalam menuliskan objek-objek yang menjadi ide puisi. Puisi siswa kelompok eksperimen di atas juga banyak
terdapat bahasa kias personifikasi, misalnya daun-daun bergoyang diterpa angin; barisan rumput yang tenang; dan burung-burung kecil menari. Pada puisi siswa
kelompok kontrol juga terdapat bahasa kias, namun jumlahnya lebih terbatas dan