Pengaruh konsentrasi EABP terhadap aktivitas antibakteri

rantai sedang serta turunannya monogliserida Conrado, 2000; Kabara, et al., 1972; Enig, 2010; Desbois dan Smith, 2009, Lieberman, et al., 2006; Bergsson, et al., 2001. Senyawa utama yang disebutkan adalah asam laurat dan lebih aktif dalam bentuk monogliserida monolaurin. Hidrolisis trigliserida akan meningkatkan aktivitas antibakteri VCO karena dihasilkan monolaurin.

4.5.2 Pengaruh konsentrasi EABP terhadap aktivitas antibakteri

Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan aktivitas juga terjadi pada uji EABP sesuai dengan kenaikan konsentrasinya. Aktivitas antibakteri EABP paling baik di antara ketiga bahan uji, ditandai dengan zona hambat EABP lebih besar dibandingkan HVCO dan VCOT. Zona hambat EABP 100 terhadap Bacillus cereus 21,86 ± 0,3507 dan Escherichia coli 18,26 ± 0,39, sedangkan zona hambat HVCO 100 lebih rendah. Nilai zona hambat EABP 10 yang lebih besar jika dibandingkan HVCO 10 maupun VCOT 10, juga dapat menggambarkan bahwa konsentrasi hambat minimum EABP pasti lebih kecil dibandingkan HVCO. Konsentrasi hambat minium MIC: Minimun Inhibitory Concentration adalah konsentrasi suatu bahan uji terkecil yang dibutuhkan untuk dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Pratiwi, 2008. Sifat antibakteri bawang putih disebabkan oleh kandungan senyawa sulfur, yaitu allicin Amagase, et al., 2001; Cobas, et al., 2010; Eja, et al., 2011; Cerella, et al., 2011; Alorainy, 2011; Ranjan, et al., 2012; Ross, et al., 2001; Kundakovic, et al., 2011; Daka, 2011. Kandungan protein, saponin dan senyawa fenol dalam bawang putih juga berkontribusi terhadap aktivitas ini Griffiths, et al., 2002. Itulah sebabnya sifat antibakteri bawang putih adalah berspektrum luas. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian, dimana nilai zona hambat EABP 100 besar Universitas Sumatera Utara antibakteri sangat aktif terhadap Gram positif: Bacillus cereus ATCC 14579 21,86 ± 0,35 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 16,72 ± 0,57, bakteri Gram negatif: Escherichia coli ATCC 8939 18,26 ± 0,39, Salmonella thypi ATCC 00786 19,82 ± 0,54, Shigella dysenteriae ATCC 13313 15,80 ± 0,67 dan Vibrio cholera ATCC 39315 16,06 ± 0,39. Efek antibakteri bawang dihasilkan akibat reaksi pertukaran antara senyawa sulfur tersebut dengan gugus thiol bebas dari enzim bakteri seperti alkohol dehidrogenase, tioredoksin reduktase, tripsin, protease lainnya dan RNA serta DNA polimerase yang diperlukan untuk replikasi kromosom bakteri. Perpecahan ini mempengaruhi metabolisme sel dan menghambat pertumbuhan bakteri Jonkers et al., 1999; Bakri dan Douglas, 2005. Senyawa allicin dikenal mempunyai daya antibakteri yang kuat. Efek antibakteri allicin bekerja dengan cara menghancurkan gugus –SH, yaitu kelompok Sulfhidril dan disulfida yang terikat pada protein dan merupakan enzim penting untuk metabolisme sel bakteri serta merupakan gugus yang penting untuk proliferasi bakteri atau sebagai stimulator spesifik untuk multiplikasi sel bakteri. Dengan adanya allicin inilah maka pertumbuhan kuman dapat dihambat dan proses selanjutnya mengakibatkan terjadinya kematian kuman Cobas, et al., 2010; Eja, et al., 2011; Cerella, et al., 2011; Branen dan Davidson, 1983. Pembuatan ekstrak air dalam penelitian ini dilakukan dengan mengancurkan terlebih dahulu bawang putih, kemudian diekstraksi dengan air, dibantu penggunaan alat blender. Ketika bawang putih dihancurkan dan dibiarkan sebentar, maka enzim allinase akan mengubah kandungan alliin menjadi allicin dalam waktu singkat Amagase, et al., 2001. Pelarut untuk mengekstraksi Universitas Sumatera Utara bawang putih yang dilakukan menggunakan akuades. Hal ini merujuk dari bukti ilmiah yang dilakukan beberapa peneliti Saravanan, et al., 2010; Mukhtar dan Ghori, 2012; Safithri, et al., 2011, akuades sebagai pelarut ekstraksi menjadikan bawang putih lebih baik dalam menghambat mikroorganisme, dibandingkan menggunakan pelarut etanol dan metanol. Walaupun aktivitas antibakteri bawang putih diperankan oleh allicin, isolasi allicin yang dilakukan Kundakovic, et al. 2011 tidak memberikan aktivitas antibakteri yang lebih besar dibandingkan serbuk bawang putih. Dimana MIC allicin 12,50 mgml, sedangkan serbuk bawang putih 2,50 mgml terhadap Escherichia coli. Hal ini juga sesuai dengan Griffiths, et al. 2002, dimana aktivitas antibakteri bawang putih disebabkan oleh sinergisme kandungan beberapa senyawa kimianya yaitu saponin dan flavanoid. Saponin adalah senyawa yang dapat menimbulkan busa Robinson, 1995 dan mempunyai kemampuan antibakterial. Sedangkan flavonoid merupakan senyawa fenol yang bersifat desinfektan yang bekerja dengan cara mendenaturasi protein sehingga aktivitas metabolisme sel bakteri berhenti karena semua aktifitas metabolisme sel bakteri dikatalisis oleh suatu enzim yang merupakan protein.

4.6 Pengaruh Kombinasi VCOT, HVCO dan EABP terhadap Aktivitas Antibakteri

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Kadar Kolesterol Mencit (Mus Musculus L. Strain DDW) yang Diinduksi Alloxan

6 122 85

Uji efektivitas larutan bawang putih (allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri propionibacterium acnes secara in vitro

5 55 63

Aktivitas Antibakteri Bawang Putih (Allium sativum Linn.) Terhadap Beberapa Bakteri In Vitro.

0 0 9

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK AIR DAN ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP BAKTERI GRAM NEGATIF DAN GRAM POSITIF.

0 0 9

Uji Aktivitas Antibakteri Kitosan, Hasil Hidrolisis Minyak Kelapa Murni dan Kombinasinya Terhadap Salmonella thypi dan Lactobacillus plantarum

0 1 14

Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

0 0 57

Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare dan Penyebabnya - Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

0 0 7

Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

0 0 20