Aktivitas antibakteri asam laurat, monolaurin dan minyak kelapa murni

Reaksi hidrolisis dengan menggunakan enzim lipase lebih efisien dan mudah dikontrol karena enzim lipase spesifik pada posisi sn tertentu sehingga dapat mengubah produk lemak dan distribusi asam lemak yang diinginkan. Apabila dibandingkan dengan penggunaan zat kimia, akan menghasilkan produk lemak dengan distribusi asam lemak yang acak Aehle, 2004. Hidrolisis trigliserida secara enzimatik dengan lipase yang spesifik pada posisi sn-1,3 adalah dengan menghidrolisis trigliserida pada posisi sn-1,3 sehingga menghasilkan produk 2-monogliserida dan asam lemak bebas. Hidrolisat kemudian dipisahkan dengan larutan non polar yang terikat pada asam lemak bebas, ataupun disentrifugasi pada kecepatan dan waktu tertentu. Setelah terpisah asam lemak bebas maka, 2-trigliserida dapat dianalisis dengan alat kromatografi gas Satiawihardja, 2001; Silalahi, dkk., 1999; Silalahi, 2002.

2.5.4 Aktivitas antibakteri asam laurat, monolaurin dan minyak kelapa murni

Monolaurin merupakan monoester yang terbentuk dari asam laurat yang telah diteliti memiliki aktivitas antivirus, antibakteri dan antijamur. Asam laurat Gambar 2.6 merupakan komponen utama VCO. Asam laurat juga banyak terdapat dalam air susu ibu, untuk melawan penyakit pada bayi dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi Syah, 2005. Aktivitas antimikroba dari asam lemak dipengaruhi oleh pH yang merupakan faktor penentu bakteri dapat mati atau hanya terinaktivasi. pH dari asam lemak rantai pendek kaproat, kaprilat dan kaprat yang berfungsi baik sebagai antimikroba adalah 6,5 - 7,5. Namun untuk asam lemak rantai sedang laurat dan miristat, pH minimum 6,5 sudah mampu membunuh bakteri Syah, 2005. Universitas Sumatera Utara C O OH asam laurat monolaurin Gambar 2.6 Rumus struktur asam laurat dan monolaurin Darmoyuwono, 2006; Enig, 2010 MCFA bekerja secara selektif dalam membunuh bakteri, sehingga bakteri yang dibutuhkan tubuh yang terletak dalam usus tidak terpengaruh. Akan tetapi bakteri patogen bakteri penyebab penyakit oleh MCFA akan dimatikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi inaktivasi bakteri yang bekerja di dalam usus seperti E.coli dan Salmonella enteritidis, akan tetapi menunjukkan inaktivasi yang tinggi pada Staphylococcus epidermidis dan Hemophilus influenza. Pada penelitian lain dijelaskan bahwa MIC Minimum Inhibitory Concentration asam laurat terhadap bakteri E. coli lebih besar dari 5 mgml. Selain itu senyawa monolaurin juga mempunyai kemampuan membunuh bakteri Helicobacter pylori yang ada pada lambung penderita maag. Bakteri ini bertanggung jawab pada timbulnya aterosklerosis Syah, 2005; Skrivanova, et al., 2006, serta adanya infeksi oleh H. pylori dapat mempengaruhi profil lipid darah sehingga dapat memicu terjadinya aterosklerosis Torres dan Gaensly, 2002; Aarabi, et al., 2010 Lemak jenuh dalam minyak kelapa, seperti asam kaprat, dan asam laurat, terbukti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena minyak kelapa berfungsi sebagai antivirus, antibakteri, antijamur, dan antiprotozoa. Asam laurat dan monogliserida yang disebut monolaurin telah terbukti berperan sebagai Universitas Sumatera Utara antivirus, khususnya virus yang berselubung lemak. Baik asam kaprat maupun asam laurat di dalam minyak kelapa dapat mengatasi Candida albicans penyebab penyakit kelamin Darmoyuwono, 2006. Dalam tubuh, asam laurat yang merupakan komponen utama VCO sekitar 50 sebagian akan diubah menjadi senyawa monogliserida yang disebut monolaurin. Senyawa ini merupakan bahan dalam sistem kekebalan tubuh. Senyawa ini berfungsi menghancurkan bibit penyakit yang dinding selnya terbuat dari lipid lemak. Mikroba penyebab penyakit pada umumnya memiliki dinding sel yang terbuat dari lipid. Sistem kekebalan tubuh kita dapat dengan mudah mengahancurkan mikroba penyebab penyakit itu dengan bantuan monolaurin tersebut. Akan tetapi produksi monolaurin ini hanya dimungkinkan apabila mengkonsumsi asam laurat, misalnya dari minyak kelapa. Hal ini dikarenakan tubuh kita tidak dapat memproduksi atau mensintesis asam laurat Darmoyuwono, 2006; Kumar, et al., 2005; Pratiwi, 2008; Waluyo 2005. VCO dapat menghambat pertumbuhan berbagai bakteri patogen di antaranya Listeria monocytogene, Staphylococcus sp. maupun Helicobacter sp. Selain beberapa manfaat diatas, VCO dapat dimanfaatkan untuk menjaga keseimbangan kimiawi kulit atau epidermis buah dan sayuran, sehingga tidak mudah ditembus oleh mikroba perusak buah dan sayuran. Selain hal tersebut, minyak kelapa juga mematikan kamir dan jamur-jamur tertentu Siti dan Supraptini, 2010. Dalam penelitiaan lain juga telah terbukti bahwa VCO dan VCO yang diformulasikan dalam bentuk sediaan krim dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Sulistiyaningsih, dkk., 2007; Ginting, 2008. Universitas Sumatera Utara Selain dalam bidang kesehatan, VCO juga bermanfaat dalam bidang kecantikan. Aspek kecantikan terutama berkaitan dengan kulit dan rambut. VCO dapat membantu menjaga jaringan konektiv agar tetap kuat dan longgar sehingga kulit tidak mengendur dan keriput. Proses keratinisasi pada kulit mencegah terjadinya infeksi kulit, pH rendah kulit sekitar 5,5 dan kehadiran asam lemak menghambat pertumbuhan mikroorganisme selain flora normal. Kulit manusia biasanya dihuni oleh sejumlah spesies bakteri dan jamur, termasuk beberapa spesies penyebab penyakit, seperti Staphyloccus epidermidis dan Canadida albicans. Meskipun kulit biasanya efektif sebagai penghalang infeksi, jenis jamur dermatophytes dapat menginfeksi stratum korneum, rambut dan kuku, dan beberapa mikroorganisme dapat menembus kulit. Kebanyakan mikroorganisme menembus melalui tusukan infeksi jamur, luka staphylococci, luka bakar Pseudomonas aeruginosa, dan luka pada penderita diabetes Kumar, et al., 2005. Berbagai aktivitas antimikroba minyak kelapa murni dan beberapa kandungannya dapat dilihat pada Tabel 2.6. Penelitian oleh Permata 2012 dilakukan pengujian aktifitas antibakteri minyak kelapa murni terhadap beberapa bakteri kulit menggunakan metode difusi agar dengan pencadang kertas berdiameter 6 mm. Penggunaan pencadang gelas dilakukan oleh Ginting 2008, untuk pengujian minyak kelapa murni dan krim minyak kelapa murni. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa VCO dengan hidrolisis lebih efektif terhadap bakteri patogen Salmonella typhi dibandingkan bakteri probiotik Lactobacillus casei Shirota strain dengan bantuan colony counter Hasibuan, 2012. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.6 Hasil penelitian mengenai sifat antimikroba asam laurat, monolaurin dan minyak kelapa murni Keterangan: a: Zona hambat mm, b: MIC Minimum Inhibitory Concentration mgml, c: cfu, : Minyak kelapa terfermentasi a: Ginting, 2008, b: Nurliana, dkk., 2009, c: Widiyarti, dkk., 2009, d: Skrivanova, et al., 2006, e: Ugbogu et al., 2006, f: Ekwenye dan Ijeomah, 2005, g: Kabara, et al., 1972, h: Hasibuan, 2012, i: Permata, 2012 Universitas Sumatera Utara Penggunaan pencadang gelas dilakukan oleh Ginting 2008, untuk pengujian VCO dan krim VCO. Sedangkan Ugbogu, et al. 2006, menggunakan pencadang kertas dengan diameter 5 mm untuk pengujian palm kernel oil yang sama seperti VCO memiliki kandungan asam lemak terbesar adalah asam laurat. Berbeda dengan Nurliana, dkk. 2009, dalam pengujian minyak pliek u minyak kelapa terfermentasi menggunakan pencadang kertas dengan diameter 13 mm. VCO dan kandungannya asam laurat dan monolaurin efektif terhadap bakteri Gram positif seperti Staphylococcus aureus dan Lysteria monocytogene, dan Gram negatif seperti Pseudomonas aeruginosa dan Helycobacter pylori. Ada beberapa metode untuk penentuan aktivitas antibakteri VCO, asam laurat dan monolaurin yang pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Sulistiyaningsih, dkk. 2007, melakukan pengujian aktifitas antibakteri VCO terhadap Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan Candida albicans menggunakan metode difusi agar cara perforasi, yaitu dengan membuat lubang pada media yang telah memadat, kemudian pada lubang tersebut diteteskan bahan uji.

2.5.5 Bilangan asam

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Kadar Kolesterol Mencit (Mus Musculus L. Strain DDW) yang Diinduksi Alloxan

6 122 85

Uji efektivitas larutan bawang putih (allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri propionibacterium acnes secara in vitro

5 55 63

Aktivitas Antibakteri Bawang Putih (Allium sativum Linn.) Terhadap Beberapa Bakteri In Vitro.

0 0 9

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK AIR DAN ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP BAKTERI GRAM NEGATIF DAN GRAM POSITIF.

0 0 9

Uji Aktivitas Antibakteri Kitosan, Hasil Hidrolisis Minyak Kelapa Murni dan Kombinasinya Terhadap Salmonella thypi dan Lactobacillus plantarum

0 1 14

Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

0 0 57

Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare dan Penyebabnya - Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

0 0 7

Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

0 0 20