mempunyai dua bentuk berbeda, jenis muntah yang berkaitan dengan nasi yang terkontaminasi dan jenis diare yang berkaitan dengan daging dan saus.
Bacillus cereus menghasilkan beberapa enterotoksin, penyebab diare yang lebih bersifat keracunan daripada infeksi lewat makanan. Bentuk emetik
bermanifestasi sebagai mual, muntah, kejang otot perut, kadang-kadang diare dan dapat sembuh sendiri, dengan masa penyembuhan yang terjadi dalam 24 jam
Jawetz, 1996; Tjay dan Rahardja, 2007.
2.2 Pengobatan Diare
Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan diare dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu:
1. Kemoterapeutik, untuk terapi kausal yakni memberantas bakteri penyebab diare, seperti antibiotik, sulfonamid, kinolon dan furazolidon.
2. Obstipansia, yang dibagi menjadi: a. zat-zat penekan peristaltik, candu dan alkaloidanya, derivat petidin
difenoksilat dan loperamid, dan antikolinergik atropine dan ekstrak belladonna.
b. adstringen, yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak tanin dan tanalbumin, garam-garam bismuth dan aluminium.
c. adsorbensia, misalnya carbo adsorbens yang pada permukaannya dapat menyerap zat-zat beracun yang dihasilkan oleh bakteri. Yang termasuk
juga dalam golongan ini, antara lain adalah pektin, garam-garam bismuth dan aluminium.
Universitas Sumatera Utara
3. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang sering kali menyebabkan nyeri perut pada diare Jawetz, 1996; Tjay dan
Rahardja, 2007. Untuk pengobatannya, khusus untuk diare jenis infeksi spesifik maka
digunakan kemoterapeutik. Terapi antibiotik diberikan bila pada pemeriksaan laboratorium ditemukan bakteri patogen. Karena pemeriksaan terhadap bakteri ini
kadang-kadang sulit atau hasil pemeriksaan datang terlambat, antibiotik dapat diberikan dengan memperhatikan umur penderita, perjalanan penyakit, sifat tinja
dan sebagainya Noerasid, 1988. Pengobatan diare infeksi juga dapat dilakukan dengan herbal. Herbal
dikenal aman untuk berbagai jenis penyakit karena memiliki efek samping yang sedikit atau bahkan tidak ada Bueno, 2012; Eja, et al., 2011. Penggunaan
antibiotik konvensional oral secara umum juga akan mempengaruhi flora normal usus. Selain itu, pertimbangan lain dalam penggunaan antibiotik konvensional
adalah resistensi bakteri. Senyawa antibakteri alam bisa juga yang herbal dapat dikatakan aman
untuk mengobati diare infeksi. Efek samping yang ditimbulkan sedikit, bahkan tidak ada. Selain itu, senyawa antibakteri alam dikategorikan antibakteri selektif,
yang hanya aktif terhadap bakteri patogen, sehingga tidak akan mengganggu pertumbuhan flora normal usus misalnya daun Raspberry merah, bawang putih,
dan VCO Noerasid, 1988; Hasibuan, 2012; Marhamatizadeh, et al., 2012. Aksi menguntungkan lain dalam antibakteri herbal sebagai antidiare adalah kandungan
antioksidan herbal tersebut yang dapat membantu meningkatkan pertahanan tubuh melawan infeksi mikroorganisme Bueno, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kombinasi Antimikroba