Jika dibandingkan, kombinasi HVCO-EABP dan VCOT-EABP terhadap masing-masing bakteri, maka ditemukan suatu pola. Dimana pola tersebut
menunjukkan aktivitas kombinasi VCOT-EABP lebih besar dibandingkan HVCO-EABP pada bakteri Gram positif, dan sebaliknya pada Gram negatif, nilai
kombinasi HVCO-EABP lebih besar.
4.6.1 Pengaruh konsentrasi VCOT dan HVCO dalam kombinasinya
Seperti yang terlihat pada Gambar 4.9, zona hambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus ATCC 14579 oleh kombinasi HVCOVCOT dengan EABP pada
perbandingan 25:75 lebih besar daripada 50;50 dan 75:25. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah VCOT dan HVCO
akan menurunkan aktivitas antibakteri kombinasinya dengan EABP. Mekanisme antibakteri bawang putih lebih dapat dikatakan sebagai akibat
kesalahan bakteri mengikat senyawa antibakteri bawang putih. Senyawa organik sulfur bawang putih, memiliki struktur yang hampir mirip dengan beberapa enzim
bakteri. Hal ini menyebabkan senyawa sulfur bawang putih allicin dan turunannya bisa bertukar dengan gugus thiol enzim bakteri seperti dehidrogenase,
tiredoksin reduktase, tripsin, protease lainnya dan RNA serta DNA polimerase untuk replikasi kromosom bakteri. Aksi bakteri yang salah tersebut
mempengaruhi metabolisme dan menghambat pertumbuhannya Jonkers, et al, 1999; Bakri dan Dauglas, 2005.
Kandungan bawang putih selain allicin, dikatakan bahwa saponin dan flavanoidnya juga berperan sebagai antibakteri. Mekanisme antibakteri saponin
dengan peningkatan permeabilitas membran sel bakteri sehingga mengubah struktur dan fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya terjadi lisis. Sedangkan flavanoid bekerja langsung dengan mendenaturasikan protein yang dapat menyebabkan metabolisme sel bakteri
berhenti, karena enzim yang mengkatalis metabolismenya telah dirusak oleh flavanoid. Selain itu, flavanoid juga dikatakan bersifat bakteriostatik dengan
target kerja pada dinding sel bakteri Branen dan Davidson, 1983. Berdasarkan kandungan kimia bawang putih dan VCO, maka dapat
diperkirakan juga akibat penurunan aktivitas antibakteri kombinasi keduanya. Menurut Volk dan Weller 1989, saponin memiliki molekul yang dapat menarik
air atau hidrofilik dan molekul yang dapat melarutkan lemak atau lipofilik. Pada kombinasi, diperkirakan saponin dari bawang putih menjadi bereaksi dengan asam
lemak dari VCO. Akibat reaksi ini, aksi saponin terhadap bakteri akan semakin menurun jika semakin banyak jumlah asam lemak bebas dalam VCOT dan HVCO
terhadap kombinasinya. Dimana, zona hambat akan lebih kecil pada kombinasi yang mengandung 75 VCOTHVCO.
4.6.2 Pengaruh konsentrasi EABP dalam kombinasinya