2.1.3 Vibrio cholera
Pada isolasi yang pertama, Vibrio cholera berbentuk koma, batang bengkok kira-kira 2 -
4 μm. Bakteri ini sangat akti bergerak dengan memakai satu flagel kutub. Pada biakan yang lama, vibrio dapat menjadi batang lurus yang
menyerupai bakteri enterik Gram negatif Jawetz, 1996. Organisme ini tidak menyebar di luar saluran pencernaan dan berkembang
biak sampai konsentrasi sangat tinggi dalam usus kecil dan usus besar. Vibrio cholera tidak menembus lapisan epitelium seperti Shigella, namun melekat erat
pada lender usus. Diare dari V. cholera adalah akibat sekeresi enterotoksin yang disebut koleragen yang merangsang kegiatan enzim siklase adenil, yang
selanjutnya mengubah ATP menjadi AMP siklik cAMP: cyclic AMP. Kegiatan ini identik dengan kegiatan yang dipertelakan enterotoksin LT yang diproduksi
oleh E. coli enteropatogen, cAMP merangsang sekresi Cl
-
dan menghambat penyebaran Na
+
2.1.4 Shigella dysenteriae
, yang berakibat kehilangan cairan dalam jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit Volk dan Wheeler, 1989.
Shigella adalah batang Gram negatif ramping, berbentuk kokobasil ditemukan pada biakan muda. Infeksinya hampir selalu terbatas pada saluran
pencernaan, invasi ke aliran darah sangat jarang. Shigella sangat menular dan untuk menimbulkan infeksi diperlukan dosis kurang dari 10
3
organisme sedangkan untuk salmonella dan vibrio adalah 10
5
– 10
8
. Pada waktu terjadi autolisis, bakteri ini akan mengeluarkan lipopolisakaridanya yang toksik.
Endotoksin ini mungkin menambah iritasi dinding usus Jawetz, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Shigella dysenteriae kadang disebut basil Shiga mengeksresikan neurotoksin dan enterotoksin yang kuat. Neurotoksin ditandai dengan kelumpuhan
dan kematian apabila diinjeksikan pada hewan percobaan seperti kelinci. Enterotoksin dapat ditunjukkan segera dengan akumulasi cairan dalam ruas terikat
ileum kelinci. Enterotoksin S. dysenteriae kelihatannya tidak merangsang sintesis cAMP, dan mekanisme kerja tidak diketahui Volk dan Wheeler, 1989.
2.1.5 Staphylococcus aureus