Teknik Pengumpulan Data Primer

mentahnya bisa berbentuk benda-benda, foto atau figur manusia yang dikumpulkan menurut teknik-teknik pengumpulan data yang lazim dilakukan dan secara ilmiah. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian field research untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara: 1. Wawancara Mendalam Wawancara Mendalam indepth interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan Bungin, 2007: 108. Sedangkan menurut Denzin 2006:154, wawancara adalah pertukaran percakapan dengan tatap muka dimana seseorang memperoleh informasi dari yang lain secara lebih lengkap. Menurut Alwasilah 2007:53, melalui wawancara peneliti bisa mendapatkan informasi yang mendalam karena peneliti dapat menjelaskan pertanyaan yang tidak dimengerti informasi, peneliti dapat mengajukan pertanyaan, informan cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan dan informan dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa yang sila dan di masa mendatang. Dalam metode wawancara mendalam in- depth interview peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara berbeda dengan wawancara pada umumnya. Wawancara dapat dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian. Selanjutnya, supaya hasil wawancara mendalam dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Buku catatan : berfungsi sebagai media untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data b. Kamera : Untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan atau sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian ini akan lebih terjamin, karena peneliti betul- betul melakukan pengumpulan data. 2. Observasi Disamping wawancara, peneliti juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi Martini 2011: 19 observasi adalah pengamatan terhadap unsur-unsur yang tampak dalam s uatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan. Observasi non partisipan merupakan metode observasi tanpa ikut peran serta dalam melakukan akivitas seperti yang dilakukan subjek penelitian, baik kehadirannya diketahui atau tidak Kriyantono, 2010:108-110. Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indra untuk mendapatkan data. Instrumen observasi bisa dalam bentuk tes, bentuk kuesioner dan rekaman gambar serta rekaman suara, Hatimah dkk, 2008:184-185. Menurut Bungin 2013:142, observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Dengan demikian dapat dikatakan observasi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata dibantu dengan pancaindra lainnya. Menurut Patton Poerwandari 2008:19 salah satu hal yang penting namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian, Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena : Universitas Sumatera Utara 1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi. 2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. 3. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari. 4. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara. 5. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan Penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang subjek lakukan secara berkelanjutan, tetapi observasi dilakukan pada saat wawancara. Pengamatan yang dilakukan menggunakan pengamatan tidak berstruktur yaitu dengan melakukan pengamatan tanpa menggunakan pedoman observasi pada saat pengumpulan data di lapangan. Dalam penelitian ini, observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder