tradisional Inpres Kwala Bekala Medan tidak terlalu ramai dikunjungi dibanding pajak yang lain sehingga pedagang sepakat untuk tidak mengambil untung yang
lebih banyak agar dapat mempertahankan pembeli untuk datang kembali. Setiap bisnis dalam bentuk apapun memerlukan komunikasi untuk
mendapatkan untung atau mempertahankan usaha. Komunikasi yang digunakan oleh pedagang tentu tidak hanya berkaitan dengan cara bagaimana pedagang
mengelola usahanya terkait dengan penetapan harga kepada pembeli. Dalam upayanya untuk bisa tetap bertahan, banyak pedagang yang menerapkan berbagai
caradalam menetapkan harga untuk mendapatkan pembeli lebih banyak lagi. Harga yang ditetapkan melalui proses tawar-menawar sangat menarik karena
setiap pembeli dan pedagang mempunyai keahlian dalam berkomunikasi yang berbeda. Oleh karena itu, komunikasi pedagang dalam penetapan harga ini
semakin menarik untuk diteliti dan diketahui. Kurangnya pengetahuan peneliti serta terbatasnya penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan topik yang dibahas khususnya mengenai komunikasi pedagang dalam menetapkan harga jual kepada pembeli menyebabkan ini
menjadi menarik untuk diteliti, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat dan dapat mengisi kekosongan yang ada dan menjadi
acuan bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang komunikasi pedagang tradisional dalam menetapkan harga jual. Berdasarkan latar belakang diatas,
peneliti tertarik untuk meneliti “bagaimana komunikasi pedagang dalam menetapkan harga jual kepada pembeli di Pasar Tradisional Inpres Kwala Bekala
Medan?
1.2 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas agar penelitian nantinya lebih fokus tanpa keluar atau
menyimpang dari masalah yang ingin diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana komunikasi dalam tawar-
menawar pedagang pakaian bekas dalam menetapkan harga jual kepada pembeli.
2. Komunikasi yang diteliti adalah komunikasi verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh pedagang pakaian bekas dalam melayani pembeli.
1.3 Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas pembatasan
masalah yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
komunikasi pedagang pakaian bekas dalam menetapkan harga jual pada pembeli di Pasar Tradisional Inpres Kwala Bekala Medan?”
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi yang dilakukan pedagang
pakaian bekas dalam proses komunikasi dengan pembeli. 2.
Untuk mengetahui proses tawar menawar yang terjadi antara pedagang pakaian bekas dan pembeli di Pasar Tradisional Inpres Kwala Bekala
Medan dalam menetapkan harga. 3.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pedagang dalam proses penetapan harga pakaian bekas di Pasar Tradisional Inpres Kwala
Bekala Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah : 1.
Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memperluas khasanah penelitian komunikasi bisnis dan sumber bacaan di Program Studi
Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU 2.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan Ilmu Administrasi Bisnis
khususnya yang terkait dengan komunikasi pedagang dalam menentukan harga bagi pembaca. Serta dapat menjadi masukan bagi
peneliti lain untuk dijadikan informasi tambahan. 3.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna dan mampu memberikan kontribusi sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak
yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA