Sistim elektronika navigasi untuk meningkatkan keselamatan
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 57
Stasiun Darat ADS-B. Pengembangan dan pengujian sistem diawali dengan aktifitas di Laboratorium Inovasi TIK BPPT, kemudian dilanjutkan pengujian di
lapangan kondisi sesungguhnya. Perangkat yang terpasang di lapangan terletak di Menara Navigasi Teknologi 3 Puspiptek Serpong meliputi : antenna ADS-B,
LNA, kabel, ADS-B Receiver, Server Report Assembler, HMI dan perangkat jaringan untuk integrasi ke Testbed EJATSC di ATC Cengkareng milik Airnav
Indonesia. Selama pengujian lapangan dilakukan proses pemantauan, perbaikan sistem dan
peningkatan kualitas dengan mempertimbangkan masukkansaran dari Kementerian Perhubungan dan Airnav Indonesia. Antara lain berupa masukkan
penambahan fungsi dan fitur yang meningkatkan kemampuan dan compliance
terhadap persyaratan.
Gambar 3.1. Menara Navigasi dan ruang Stasiun Darat ADS-B
Sistem Automatic Dependent Surveilance-Broadcast ADS-B adalah suatu sistem
pemantauan surveilance penerbangan sipil secara real-time yang berfungsi
sebagai secondary surveillance Radar selain teknologi radar yang telah lama
digunakan. Sistem ini telah dikaji dan dikembangkan oleh BPPT berupa prototipe dalam
program Sistem Informasi dan Komunikasi untuk Transportasi Udara atau yang lebih dikenal dengan CNS
– ATM Communication Navigation Surveillance – Air Trafic Management System pada perioda 2006
– 2014.
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 58
Fungsi Sistem ADS-B adalah dapat menggantikan radar navigasi di jalur penerbangan dan di bandara non-radar. Yang dimaksud dengan Bandara Non-
Radar, yaitu bandara yang tidak belum menggunakan perangkat Radar untuk mengelola lalu-lintas penerbangan di sekitar terminal bandara fase Approach.
Beberapa Bandara yang besar sudah dilengkapi Radar terminal untuk mengelola lalu-lintas penerbangan pada tahap Approach, yaitu tahap pesawat sedang
menuju bandara untuk mendarat Secara umum, sebagian besar lebih dari 50 bandara di Indonesia belum dilengkapi dengan radar terminal, termasuk Bandara
Internasional di Semarang dan Bandung. Di bandara ini pengelolaan lalu lintas penerbangan hanya menggunakan peralatan komunikasi suara voice antara
Pilot Pesawat dengan Petugas controller ATC di bandara. Dengan dilengkapi perangkat ADS-B BPPT di ke dua bandara tersebut, seakan petugas ATC memiliki
“mata” sehingga dapat melihat pergerakan pesawat di sekitar bandara. Hal ini sangat berguna meningkatkan layanan, keselamatan dan efisiensi penerbangan.
Data penerbangan sipil yang tertangkap oleh ADS-B Ground Station BPPT di wilayah udara Jakarta dengan radius jangkauan 450 KM dapat ditampilkan pada
Radar Display sistem e-jaats ATC bandara dan sistem Trafic Situation Display Thales milik Kementerian Perhubungan. Kedua hal ini menunjukkan bahwa
persyaratan disain ADS-B Ground Station BPPT telah sejalan dengan standard penerbangan sipil internasional.
ADS-B Ground Station yang terkoneksi dengan testbed ejaats melalui jalur Telkom layanan VPN ini mampu memproses data
– data hingga 300 pesawat dan bekerja dengan sistem redundansi sehingga memiliki tingkat kehandalan yang
sangat tinggi.
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 59
Gambar 3.2. Rack ADS-B Receiver Server dan Layar HMI
Gambar 3.3. Skema integrasi dengan Testbed atas dan ruang Testbed di EJATSC Cengkareng
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 60
2. Perbandingan antara capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
Pada tahun 2015 bekerjasama dengan industri nasional yaitu PT. INTI, PT. CMI Technology dan PT. Hikari Solusindo Sukses dan didukung oleh Kementerian
Riset-Dikti, BPPT berhasil membangun ADS-B Ground Station skala komersial. Agar dapat dioperasikan untuk keperluan penerbangan sipil, maka tahun 2016 ini
ADS-B Ground Station memasuki proses sertifikasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Menjelang proses sertifikasi, dilakukan penyempurnaan teknis agar fungsi dan operasi ADS-B Ground Station ini sesuai dengan standard yang dipersyaratkan.
ADS-B Ground Station yang berlokasi di Menara Pusat Teknologi Elektronika Kawasan Puspiptek Serpong ini telah terkoneksi dengan tesbed e-jaats
Emergency – Jakarta Automated ATC System di pusat pengaturan lalu lintas
udara ATC di bandara Soekarno Hatta. Testbed e-jaats adalah sistem penguji perangkat surveillance berstandard
internasional sebelum perangkat surveillance tersebut dapat dioperasikan.
Gambar 3.4. Penyerahan Permohonan Sertifikasi dari PT
INTI kepada Kementerian Perhubungan
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 61
Dari capaian 2016 diperoleh bahwa BPPT bersama PT INTI telah berhasil mengembangkan suatu prototipe yang telah teruji di laboratorium Inovasi TIK
dan lapangan dengan kinerja yang baik. Pengembangan Prototipe ADS-B Receiver BPPT berstandar DO-260, memiliki
TKDN yang baik, dan telah disiapkan masuk dalam ke skenario implementasi di industri nasional. Prototipe juga telah membuktikan memenuhi persyaratan
standar internasional dan regulasi sertifikasi dengan keberhasilan integrasi Sistem ADS-B dengan Testbed EJATSC di Cengkareng. Kementerian
Perhubungan sebagai regulator juga telah menerima permohonan sertifikasi secara formal pada tanggal 1 November 2016, dan sejak itu semua rangkaian
aktifitas sertifikasi dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, BPPT dan PT INTI secara bersamasama, antara lain review dokumen, uji fungsi, kinerja dan
kehandalan di laboratorium dan lapangan. Semua pemangku kepentingan regulator, operator navigasi, industry nasional, Kemenristek telah bertemu
dalam Focus Group Discussion 1 November 2016, dan telah menyepakati untuk melanjutkan pembentukan konsorsium implementasi industri nasional. Melalui
kegiatan ini, terbangun kemampuankapasitas SDM BPPT tengah berkontribusi pada penyusunan regulasi dan skenario penerapan teknologi ADS-B di wilayah
udara Indonesia. 3. Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja
Faktor Penyebab Keberhasilan Peningkatan Kinerja : a. SDM: memiliki SDM yang berkompeten di bidangnya
o SDM berpendidikan tinggi di bidangnya Elektonika, Teknik Informatika,
Sistem Informasi, Instrumentasi dll dengan strata S3 2 orang, S2 8 orang, S1 21 orang.
o Memiliki jabatan fungsional di bidangnya, yaitu Jabatan Fungsional
Tertentu Perekayasa dan Peneliti. o
Memiliki pengalaman terlatih di bidang Pengembangan Elektronika dan Navigasi Penerbangan.
o SDM memiliki komitmen, semangat dan berintegritas.
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 62
b. Keuangan : anggaran DIPA yang mencukupi untuk Bidang Layanan Sistem Elektronika
a. Pengelolaan dan pemanfaatan anggaran yang optimal. c. Teknologi Peralatan :
o Mengembangkan perekayasaan dengan menggunakan teknologi terkini
up to date o
Selalu mengikuti perkembangan teknologi dunia d. Lainnya :
o Memiliki kemitraan bidang Navigasi Penerangan Sipil yang lengkap, yaitu
Regulator Dirjen Perhubungan Udara – Kementerian Perhubungan,
Operator Perum LPPNPI: Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav Indonesia, mitra Industri Nasional
PT PT.INTI, PT Hikari Solusindo Sukses, PT CMI Teknologi. o
Komunikasi dan koordinasi dengan mitra yang terbangun sangat baik.
4. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya a. Efisiensi Penggunaan SDM :
o Dengan menyusun struktur organisasi kerekayasaan yang tepat untuk
mendukung target yang akan dicapai. Organisasi kerekayasaan tipe B, dengan 3 orang troika, 1 Asisten PM, 3 Group Leader, dan 9 Leader.
Group Leader 1 bertanggung jawab pada aspek compliance, Group Leader 2 bertanggung jawab pada aspek pengujian dan kehandalan dan Group
Leader 3 bertanggung jawab pada aspek peningkatan fungsi dan kinerja. o
Penempatan personil sesuai dengan kapabilitas pendidikan, fungsional dan kepakaran.
o Di setiap Kelompok WBS terdiri dari SDM dengan kualifikasi : Analis,
perancang, pemrogram dan teknisi. o
Secara rutin dilakukan monitoring dan evaluasi kemajuan pekerjaan. b. Efisiensi Penggunaan Keuangan :
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 63
o Anggaran DIPA yang diterima, dilakukan perencanaan anggaran yang
tepat untuk mendukung sasaran target yang akan dicapai. o
Dilakukan proses pengontrolan PCM secara rutin. o
Program Manager PM, dibantu oleh seorang Asistem PM untuk pengelolaan penggunaan anggaran yang efisein dan akuntabel.
c. Efisiensi Penggunaan Mesin dan Peralatan : o
Kegiatan ini didukung oleh Laboratorium Navigasi, Laboratorium Jaringan. o
Berbagai jenis peralatan di Laboeratorium Navigasi dan Laboratorium Jaringan, antara lain yaitu : antenna, receiver, server, LNA, alat ukur
o Laboratorium Navigasi diperlengkapi perangkat untuk mengembangkan
dan pengujian prototipe ADS-B Receiver. o
Laboratorium Jaringan diperlengkapi dengan perangkat bantu untuk menyiapkan dan simulasi komunikasi data.
o Setiap Lab dikelola oleh Koodinator dan staf untuk mengelola
pemanfaatan dan pengelolaan asset.
d. Efisiensi Lainnya : o
Pada pelaksanaan pengembangan sistem di Lab, sering kali membutuhkan peralatan yang tidak dimiliki oleh Lab navigasi. Sebagai solusinya adalah
menggunakan perangkat yang dimiliki oleh Lab lainnya yang masih di Pusat Teknologi Elektronika penggunaan bersama.
o Kegiatan sering membutuhkan pengujian prototipe di Laboratorium dan
juga pengujian di lapangan. Pengujian di lapangan terkadang memerlukan waktu yang tidak sebentar, maka disiapkan sistem
pengelolaan asset serta prosedur.