Terwujudnya hasil inovasi dan layanan teknologi industri kimia.

LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 41 perekayasa. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu disusun strategi yang mencakup apa yang ingin dicapai, langkah-langkah dan tahapan untuk mencapainya, dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mendukung pencapaian dimaksud. Formulasi Strategis Program Inovasi Teknologi Industri Petrokimia mendukung program prioritas nasional pembangunan kedaulatan pangan, terutama dalam hal peningkatan produksi padi dan pangan lainnya. Sebagai outcome dari program ini adalah dimanfaatkannya teknologi produksi pupuk SRFCRF oleh mitra industri dengan kapasitas 10.000 – 100.000 ton per tahun. Beberapa impact yang dapat dicapai dari implementasi pupuk SRFCRF diantaranya : menghemat penggunaan pupuk sekitar 30 – 50, fleksibelitas formulasi pupuk yang dihasilkan menyesuaikan dengan spesifikasi lokasi speklok dan komoditas, memulihkan kesuburan lahan karena matriks yang digunakan, mengurangi beban subsidi sekitar Rp. 5 - 9 Trilyun per tahun, meningkatkan panen rata- rata sekitar 10. Sesuai dengan target yang diharapkan maka pada tahun 20172018 pupuk SRFCRF sudah diproduksi dan didistribusikan oleh mitra. Mitra pengguna teknologi ini antara lain Industri Pupuk BUMN, BUMDPerusda, swasta. Adapun untuk mengatasi shortage gas alam sebagai bahan baku petrokimia pupuk, maka diharapkan adanya sumber gas alternative yang diperoleh melalui inovasi teknologi produksi syngas. Syngas ini dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku batubara maupun biomassa yang berlimpah di Indonesia. Program migas diharapkan menghasilkan penguasaan teknologi kilang mini dalam rangka mendukung program prioritas nasional pembangunan kedaulatan energy, khsususnya kegiatan pembangunan kilang minyak yang dicanangkan secara nasional. Kilang Mini ini dipersiapkan untuk daerah, remote area yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 42 Indikator Kinerja : 1. Jumlah inovasi teknologi produksi BBN yang dimanfaatkan dengan target kinerja 1 inovasi teknologi. 2. Jumlah inovasi teknologi pupuk SRFCRF yang dimanfaatkan, dengan target kinerja 1 inovasi teknologi. 2.2.5.5. Indikator Kinerja Program Bidang Material Sasaran Program bidang Material, dapat dijabarkan secara cascading sebagai berikut : Gambar 7. Cascading impact, outcome dan output Bidang Material

1. Terwujudnya inovasi Teknologi Material Biocompatible

Urgensi dari kegiatan penerapan teknologi material untuk alat kesehatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan nasional akan bahan baku biocompatible material untuk alat kesehatan alkes implan yang diperlukan pada penyelenggaraan jaminan kesehatan, seiring meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas, meningkatnya usia harapan hidup manusia Indonesia dan kebutuhan implan karena kerusakan tulang lainnya karena penyakit. Selain itu, adalah LAKIP TIEM TAHUN 2016 Bab II - 43 untuk meningkatkan kemandirian bangsa, khususnya dalam memenuhi kebutuhan bahan baku biomaterial atau biocompatible materials untuk produksi alkesimplan yang selama ini sangat bergantung pada produk impor; serta untuk meningkatkan pemanfaatan dan memberi nilai tambah padabahan baku lokal yang diperlukan dalam pembuatan alkes implan.

2. Terwujudnya Inovasi Teknologi Material Pengolahan Bahan Baku

Salah satu bahan baku strategis untuk industri maju adalah Logam tanah jarang LTJ oksida untuk pembuatan produk berteknologi canggih dan berkekuatan tinggi. Unsur-unsur LTJ oksida mempunyai ciri istimewa yaitu mampu bereaksi dengan unsur-unsur lain untuk menghasilkan sesuatu yang baru. LTJ oksida mampu menghasilkan neomagnet yaitu magnet berkekuatan tinggi mencapai 10- 20 kali magnet biasa sehingga memungkinkan munculnya dinamo kuat yang mampu menggerakkan mobil. LTJ dan unsur oksidanya juga mampu meningkatkan kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan, dan ketahanan terhadap panas sehingga mineral ini dapat ditambahkan pada pembuatan baja berkekuatan tinggi. LTJ juga digunakan sebagai bahan pembuat superkonduktor, laser, optik elektronik, glass dan keramik. Mineral ini juga dibutuhkan dalam pembuatan berbagai peralatan vital militer, mulai dari sonar kapal perang, alat pembidik meriam tank, hingga perangkat pelacak sasaran pada peluru kendali. Pendek kata, hampir semua produk berteknologi tinggi saat ini, mulai dari televisi, telepon seluler, sampai mobil hibrida dan perangkat pemandu rudal nuklir membutuhkan LTJ. Keperluan LTJ dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2009, permintaan pasar LTJ dunia dan unsur oksidanya mencapai 134.000 ton, sementara kapasitas produksinya baru 124.000 ton. Tahun 2012, kebutuhan dunia mencapai 180.000 ton. Sebagai negara yang menguasai 97 persen LTJ dunia, China mampu mengoptimalkan pemanfaatan LTJ untuk menunjang perkembangan industri mereka. Dengan produksi LTJ yang besar dan kemampuan menggunakannnya, China mampu membangun industri elektronik