Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Program 2
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 94
Pengukuran capaian Indikator kinerja 1 yaitu Jumlah Layanan Teknologi di Bidang
TIEM, dengan target 1 satu layangan teknologi, yaitu : pengujian komponen
teknologi tenaga surya
Secara ringkas, capaian kinerja indikator kinerja dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Capaian Kinerja Indikator Kinerja SP 2 Sasaran Program 2
Terwujudnya layanan teknologi bidang TIEM untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa.
Indikator Kinerja Program IKP 2.1 Jumlah layanan teknologi di bidang TIEM
Target :
1 Layanan
Penjelasan Target IKP Pengujian komponen teknologi tenaga surya
ProgramKegiatan Capaian Kinerja
Outcome Bukti Pendukung
PPT Bidang Energi Jumlah Kontrak
Layanan Jasa Teknologi sebanyak
104 buah. Daftar Kontrak kerja layanan jasa
teknologi.
Penjelasan Capaian Indikator Kinerja :
Layanan pengujian komponen teknologi energi tenaga surya, 1 layanan.
Indonesia memiliki potensi energi surya yang sangat baik yakni sekitar 4,80 kWhm2hari atau setara dengan 112.000 GWp, namun hanya sekitar 77 MWp yang
sudah dimanfaatkan. Saat ini pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat dari aspek kebijakan.
Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Pemerintah Indonesia menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun
2025 adalah sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWptahun. Jumlah ini merupakan gambaran potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan energi surya di
masa datang. Disamping itu, ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 82 dan
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 95
masih banyak daerah yang belum dialiri listrik terutama daerah pedesaan yang jauh dari pusat pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua
lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan. Secara teknologi, saat ini industri
fotovoltaik PV di Indonesia memproduksi modul surya serta mengintegrasikannya menjadi sistem PLTS dengan menggunakan sel
surya yang diperoleh secara import. Terdapat 11 industri manufaktur modul PV nasional dengan kapasitas produksi sekitar 500 MWptahun. Disamping itu, lebih
dari 50 perusahaan pengembang EPC yang mengembangkan aplikasi pembangkit listrik tenaga surya PLTS baik off-grid maupun on-grid di Indonesia.
Berdasarkan pengalaman dalam pembangunan PLTS di Indonesia, ternyata masih banyak ditemukan kendala seperti kualitas PV dan komponen PLTS lainnya yang
masih rendah, stabilitas kinerja PV yang rendah dan umur yang lebih pendek, menjadikan pasar PV bagi produsen di Indonesia menjadi tidak aman. Oleh karena
itu, untuk memenuhi kebutuhan kualitas produk komponen dan sistem PV, BPPT telah membangun fasilitas Laboratorium Pengujian Komponen dan Sistem
Fotovoltaik LPKSF. Hingga saat ini LPKSF merupakan satu-satunya laboratorium uji fotovoltaik di
Indonesia yang terakreditasi SNIISO 17025. Oleh karena itu, LPKSF telah berkontribusi dalam menjaga kualitas produk komponen dan sistem fotovoltaik di
Indonesia, yang mengacu baik pada standar nasional Indonesia SNI maupun internasional IEC.
Ruang lingkup layanan pengujian yang dapat dilakukan di LPKSF meliputi 6 jenis pengujian, yakni: modul f o t o v o l t a i k PV, baterai,
solar charge controller, lampu DC, inverter dan sistem PLTS.
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 96
Gambar 3.12 : Pengujian Modul Surya Outdoor.
Gambar 3.13. Uji Performa Sistem PLTS
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 97
Gambar 3.14. Pengujian Baterai Laboratorium Pengujian Komponen dan Sistem Fotovoltaik LPKSF telah
terakreditasi SNIISO17025 sejak 1997. Sehingga prosedur ujinya telah mengikuti standar nasional yang ditetapkan.
LPKSF telah melayani masyarakat, baik industri maupun perusahaan pengembang EPC, dalam dan luar negeri. Pada tahun 2015-2019 fokus pada kegiatan layanan
pengujian komponen teknologi energi tenaga surya. Dari 2015 sampai tahun 2016 target yang tercantum dalam rencana strategis Deputi Bidang TIEM 2015-2019
selalu terelasisasi, dimana setiap tahunnya membukukan satu layanan pengujian yang terdiri dari 40 lebih kontrak kerjasama dengan berbagai mitra kerja Depiti
Bidang TIEM. Pada tahun 2016, Deputi Bidang TIEM telah memberikan layanan pengujian LPKSF
sebanyak satu paket layanan yang terdiri dari 44 kontrak kerjasama. Karena itu,
untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dalam jaminan mutu untuk sektor energi, khususnya di bidang PV, Deputi Bidang TIEM terus mengembangkan fasilitas
lab yang ada dan meningkatkan kualitas kompetensi SDM-nya.
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 98
1. Pelaksanaan Kegiatan tahun 2016 dan hasil yang dicapai. Telah dilakukan kegiatan layanan jasa teknologi energi PNBP dengan jumlah
seperti pada tabel berikut.
Indikator Kinerja Target
Real- isasi
Program Kegiatan
Mitra
Jumlah kontrak layanan jasa teknologi konversi
energi 70
110 157
PPT Konversi Energi
Layanan Jasa Teknologi
Energi ✓ PT. PJB
✓ PT. AP II ✓ SHI
✓ PT. Dover ✓ PT. LEN
2. Perbandingan antara capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 99
Dalam dokumen perencanaan strategis Deputi Bidang TIEM tahun 2015-2019, Revisi 2, tidak ada target pada indikator kinerja jumlah layanan teknologi pada
tahun2015.
Sesuai dokumen perencanaan strategis Deputi Bidang TIEM tahun 2015-2019, Revisi 2, dan dokumen Perjanjian Kinerja BPPT tahun 2016, Revisi 2, capaian
kinerja pada tahun 2016 adalah sebanyak 1 layanan teknologi, yaitu : Layanan pengujian komponen teknologi energi tenaga surya, dengan target 1 layanan.
Dengan demikian secara rasio capaian tahun ini tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tetapi dapat diyakini pada tahun ini terjadi
peningkatan kinerja.
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
Berdasarkan realisasi kinerja yang telah dicapai pada tahun 2016, dapat diketahui bahwa realisasi kinerja Deputi Bidang TIEM sampai dengan tahun ini
sesuai dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis Deputi TIEM tahun 2015-2019, Revisi 2.
4. Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja Secara umum, faktor Penyebab KeberhasilanPeningkatan Kinerja :
• Komitmen dan dukungan dari Pimpinan Deputi Bidang TIEM dan Manajemen Unit Kerja terhadap pelaksanaan programkegiatan, khususnya terhadap
pelaksanaan pemberian layanan teknologi Deputi Bidang TIEM. • Komitmen, dukungan dan partisipasi seluruh jajaran Unit Kerja untuk
peningkatan kinerja Deputi Bidang TIEM, khususnya dalam memberikan layanan teknologi kepada seluruh mitra.
• SDM yang kompeten untuk keberhasilan pelaksanaan pemberian layanan teknologi kepada mitra.
• Sarana dan prasarana yang mendukung untuk pelaksanaan pelayanan teknologi.
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 100
2. Pengukuran capaian Indikator kinerja 2 yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat, dengan target Nilai B.
Sesuai dokumen perencanaan strategis, Indeks Kepuasan Masyarakat diperoleh dari hasil survai kepuasan pengguna teknologi yang dilayani oleh Deputi Bidang
TIEM. Sebagai bagian dari instansi pemerintah yang mempunyai fungsi mengkaji dan
menerapkan teknologi, Deputi Bidang TIEM telah menghasilkan inovasi teknologi yang berguna dan dibutuhkan oleh pihak pengguna baik pemerintah maupun
industri. Hal ini dapat terlihat dari kerjasama-kerjasama yang dibina hingga saat ini.
Beberapa dari kerjasama tesebut difasilitasi oleh Pusyantek BPPT, dimana terlihat progres kerjasama dari tahun ke tahun. Dari kerjasama yang telah
dilaksanakan tersebut dirasakan perlu untuk melakukan evaluasi terhadap mitra, apakah merasa puas dengan hasil Pelayanan Teknologi yang sudah
dilaksanakan. Tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang mempunyai faktor penting dalam mengembangkan suatu sistem layanan yang tanggap terhadap
konsumen. Oleh karena itu dalam setiap akhir dari kerjasama diberikan kuesioner Kepuasan Pelanggan dengan maksud untuk perbaikan serta
peningkatan pelayanan teknologi dimasa yang akan datang. Tujuan melakukan kegiatan survey Kepuasan Pelanggan ini adalah untuk
mendapatkan informasi sejauh mana pelanggan mendapatkan value dari penyedia jasa, value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau
sesuatu yang bersifat emosi. Kepuasan pelanggan tertuang dalam kuesioner dari mitra pengguna layanan teknologi sebagai pemacu untuk perbaikan serta
peningkatan pelayanan kerjasama Deputi Bidang TIEM. Survei kepuasan pelanggan dilakukan terhadap mitra pengguna layanan
teknologi Deputi Bidang TIEM, baik kepada industri, BUMN, pemerintah daerah, dan kementerian.
Hasil analisis terhadap survei kepuasan masyarakatpelanggan dapat dilihat pada lampiran.
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 101
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa capaian kinerja Deputi Bidang TIEM untuk Indikator Kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat, dengan
target Nilai B adalah sebagai berikut :
1 Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini :
Prosentase Capaian Kinerja = Realisasi x 100
Target = Nilai IKM B x 100 = 100
Nilai IKM B
2 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir :
Pada tahun 2015, Deputi Bidang TIEM telah melakukan survey kepuasan pengguna teknologi yang dilayani oleh Deputi Bidang TIEM dan diperoleh nilai
Baik B. Pada tahun 2016, Deputi Bidang TIEM kembali melakukan survey kepuasan pengguna teknologi yang dilayani oleh Deputi Bidang TIEM, dan
diperoleh nilai B.
3 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis.
Sesuai dokumen perencanaan strategis, Indeks Kepuasan Masyarakat diperoleh dari hasil survai kepuasan pengguna teknologi yang dilayani oleh
Deputi Bidang TIEM mentargetkan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat B pada setiap tahunnya.
Berdasarkan realisasi kinerja yang telah dicapai pada tahun 2016, dapat diketahui bahwa realisasi kinerja Deputi Bidang TIEM sampai dengan tahun
ini sesuai dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis Deputi Bidang TIEM tahun 2015-2019, Revisi 2, yaitu
diperoleh nilai Indeks Kepuasan Masyarakat B.
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III - 102