Transfer pengetahuan gizi dapat dilakukan melalui prose penyuluhan atau konsleing gizi. Menurut Dewanti, Mahar dan Fajar 2013, penyuluhan merupakan
pendekatan edukatif yang diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana, terarah dengan serta aktif individu maupun kelompok
masyarakat untuk memecahkan masalah masyarakat dengan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat. Sedangkan menurut Pedoman Gizi Rumah Sakit 1991,
konsultasi gizi merupakan serangkaian proses belajar untuk mengembangkan pengertian pengetahuan dan sikap positif terhadap makanan agar penderita dapat
membentuk dan memiliki kebiasaan makan yang baik dalam hidup sehari-hari.
2.4.2. Penerapan Metode Ceramah dalam Bimbingan Penyusunan Menu
Ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar mengenai suatu hal, pengetahuan dan sebagainya Departemen Pendidikan Nasional,
2005. Dalam Soekidjo Notoatmodjo 2005, metode ceramah baik digunakan untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Menurutnya, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah: 1 ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi sehingga penceramah harus mempersiapkan
diri; 2 mempelajari materi dengan sistematika yang baik; 3 mempersiapkan alat bantu pengajaran. Pada hakekatnya, ceramah merupakan proses transfer informasi.
Hal yang harus diperhatikan dalam transfer informasi adalah pengajar, materi pengajaran dan sasaran belajar. Namun, menurut Muhibbin Syah 2008, ceramah
memiliki kelemahan sebagai berikut : 1 membuat sasaran menjadi pasif; 2
Universitas Sumatera Utara
mengandung unsur paksaan; 3 menghambat daya kritis pada sasaran. Meskipun demikian, setidaknya ceramah memiliki keunggulan dapat dipakai untuk memberi
pengantar pada pelajaran atau suatu kegiatan Uha Suliha, 2001. Pengantar tersebut diharapkan dapat menjadi gambaran awal pada sasaran. Menurut Gilstrap dan Martin
dalam Setyawan, 2011 ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu Legree, Lectus yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan
mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Cara ini
kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak membosankan dan dapat menarik perhatian sasaran.
Namun masih diakui bahwa metode ceramah ini tetap penting dengan tujuan, agar
sasaran mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan maupun kelemahan.
Adapun kelebihan yang diperoleh dari penggunaan metode ceramah adalah:
1. Suasana kelas berjalan dengan tenang, karena sasaran melakukan aktivitas
yang sama, sehingga pemberi ceramah dapat mengawasi sasaran sekaligus
secara komprehensif.
Universitas Sumatera Utara
2. Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu
yang cukup singkat sasaran dapat menerima pelajaran sekaligus secara
bersama.
3. Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit
dapat diuraikan bahan yang banyak.
4. Melatih sasaran untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga
mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan
tepat.
Kekurangan Metode Ceramah ini adalah : 1.
Interaksi cenderung bersifat Centred berpusat pada sipemberi ceramah
2. Pemberi ceramah kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana sasaran
telah menguasai bahan ceramah.
3. Mungkin saja sasaran memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda dengan
apa yang dimaksudkan oleh pemberi ceramah.
4. Sasaran kurang menangkap apa yang dimaksud oleh pemberi ceramah, jika
ceramah berisi ceramah-ceramah yang kurang atau tidak dimengerti oleh
sasaran dan akhirnya mengarah verbalisme.
Untuk itu usaha-usaha yang harus dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan metode ceramah adalah:
1. Meberi penjelasan dengan memberikan keterangan-keterangan, dengan gerak-
gerik, dengan memberikan contoh atau dengan menggunakan alat peraga.
Universitas Sumatera Utara
2.
Susunlah ceramah itu secara sistematis
3. Penggunaan alat-alat pelajaran visual untuk mepelajari penyajian
seperti:Papan tulis dan alat-alat teknis papan tulis, alat pelajaran dua dimensi:
Grafik, bagan dan lain-lainnya, alat pengajaran tiga dimensi: model, gambar-
bambar dan alat-alat pelajaran visual. 2.4.3. Penerapan Metode Permainan dalam Bimbingan Penyusunan Menu
Games permainan adalah suatu kontes antara para pemain yang berinteraksi antara satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu Sadiman, 2007. Metode permainan diterapkan karena sesuai dengan karateristik sasaran. Sadiman 2007 menyatakan bahwa permainan mempunyai
empat komponen, yaitu: 1 adanya pemain; 2 adanya lingkungan tempat berinteraksi; 3 adanya aturan-aturan main; 4 adanya tujuan yang ingin dicapai.
Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. Apabila ketermpilan yang diperoleh dalam
permainan itu berupa keterampilan bahasa tertentu, permainan tersebut dinamakan permainan bahasa. Belajar dengan bermain adalah kegiatan terpadu antara belajar dan
bermain yang diintegrasikaan dalam sebuah materi pelajaran. Tindakan ini merupakan uapaya menciptakan kegiatan pembelajarn yang menyenangkan, dengan
tujuan akhir mencapai pembelajaran yang sehat dan pemerolehan mutu yang optimal. Ada beberapa faktor penentu keberhasilan permainan bahasa.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soepamo 1998 ada empat faktor yang menentukan keberhasilan permainan yaitu:
1. Situasi dan kondisi,
2. Peraturan permainan,
3. Pemain, dan
4. Pemimpin permainan.
Prinsip-prinsip permainan yang dikembangkan oleh beberapa pakar Hadfield, 1999 sebagai berikut :
1. Permainan yang dikembangkan hendaknya permainan yang terkait langsung
dengan konteks keseharian peserta didik. 2.
Permainan diterapkan untuk merangsang daya pikir, mengakses informasi dan menciptakan makna-makna baru,
3. Permainan yang dikebangkan haruslah menyenangkan dan mengasyikan bagi
peserta didik, 4.
Permainan dilaksanakan dengan landasan kebebasan menjalin kerja sama dengan peserta didik lain,
5. Permainan hendaknya menantang dan mengandung unsur kompetisi yang
memungkinkan peserta didik semakin termotivasi menjalani proses tersebut, 6.
Penekanan permainan linguistic pada akuransi isinya, sedangkan permainan komunikatif lebih menekankan pada kelancaran dan suksesnya komunikasi,
Universitas Sumatera Utara
7. Permainan dapat dipergunakan untuk semua tingkatan dan berbagai
keterampilan berbahasa sekaligus.
2.4.4. Pengaruh Pendidikan Gizi terhadap Perubahan Perilaku