kacang-kacangan yang lain. Sebagian kecil protein terdapat dalam sayuran dan buah- buahan. Padi-padian dan hasilnya relatif rendah dalam protein, tetapi karena dimakan
dalam jumlah banyak memberi sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari.
5.3. Pengetahuan Ibu sesudah Bimbingan Penyusunan Menu Metode Ceramah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa adanya peningkatan skor pengetahuan ibu secara bermakna setelah memperoleh bimbingan penyusunan menu
dengan metode ceramah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan ibu dengan pengetahuan baik sebelum dilakukan bimbingan penyusunan menu dengan
metode ceramah, justru yang ada adalah ibu dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 28,0. Sementara setelah dilakukan intervensi bimbingan penyusunan
menu dengan menggunakan metode ceramah ditemukan ada sebanyak 8,0 pengetahuan baik, dan tidak ada lagi pengetahuan ibu yang kurang.
Rata-rata skor pengetahuan ibu sebelum memperoleh bimbingan penyusunan menu dengan metode ceramah adalah 8,60, dan rata-rata skor pengetahuan ibu
sesudah bimbingan penyusunan menu adalah 11,36. Seperti dikemukakan Notoatmodjo 2012, bahwa pendidikan kesehatan dalam jangka waktu pendek dapat
menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan individu, kelompok dan masyarakat. Penelitian Sukiarko 2007, yang meneliti keterampilan kader gizi,
menunjukkan bahwa pelatihan dengan metode belajar berdasar masalah dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader gizi dalam kegiatan posyandu
dan mempertahankan pengetahuan lebih lama.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian di Peru dan Nigeria menunjukkan bahwa pemberian edukasi gizi pada ibu dengan metode seminar ceramah mempengaruhi pengetahuan dan
penerapan pemberian makan. Setelah pemberian edukasi, di Peru dan Nigeria berturut-turut 82 dan 57 ibu mengetahui pemberian makanan yang baik, 16
dan 48 telah melakukannya minimal sekali di rumah, 12 dan 17 berniat untuk meneruskan pemberian makanan tersebut Greed KH, 1991; Guptill KS, 1993.
Penelitian Hotz dan Gibson 2004 menunjukkan ada pengaruh nyata pada praktek pemberian makan, persiapan makan, jumlah makanan yang diberikan, asupan
energi, protein hewani, niacin, riboflavin kalsium dan besi antara kelompok yang diberikan pelatihan tentang praktek pemberian makan anak dengan kelompok
pembanding. Adopsi praktek pemberian makan yang baru selama latihan mempengaruhi intake energi dan zat gizi dari MP-ASI sehingga dapat meningkatkan
kualitas asupan gizi secara keseluruhan pada kelompok intervensi. Ditamarte 2011, dalam studinya juga menunjukkan bahwa pengetahuan ibu
tentang gizi balita pada metode buku saku sebelum penyuluhan gizi termasuk kategori sedang, setelah penyuluhan gizi pengetahuan ibu meningkat walaupun tetap
kategori sedang. Pengetahuan ibu tentang gizi balita pada metode simulasi sebelum penyuluhan gizi pada kategori sedang, setelah penyuluhan gizi pengetahuan ibu
menjadi kategori tinggi. Hasil uji t menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan gizi terhadap pengetahuan ibu tentang gizi balita pada masing-masing perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Aswita 2008, membuktikan bahwa penyuluhan gizi yang dilaksanakan melalui program pendampingan gizi merupakan salah satu upaya
pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku yang baik. Intervensi penyuluhan yang dilakukan
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan ibu. Dengan adanya penyuluhan, ibu balita mengerti dan memahami serta mau dan mampu melaksanakan apa yang
dinasehatkan sehingga mampu mengasuh dan merawat balita gizi kurang menjadi lebih baik.
Temuan dalam penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Salimar 2008 tentang peranan penyuluhan terhadap perubahan pengetahuan dan sikap ibu
balita gizi kurang, dimana setelah mengikuti paket penyuluhan selama 3 bulan menunjukkan ada peningkatan pengetahuan ibu yang bermakna pada kelompok
perlakuan. Meskipun dari hasil penelitian diperoleh bahwa ada pengaruh antara
bimbingan penyusunan menu dengan metode ceramah terhadap peningkatan pengetahuan ibu, namun diharapkan bimbingan penyusunan menu tetap dilakukan
secara kontinyu. Teori Ebbinghaus dan Boreas dalam Prasetyaningsih dkk, 2005, mengatakan bahwa kekuatan mengingat manusia itu makin lama makin berkurang
yang pada akhirnya manusia akan mengalami kelupaan. Intensitas kunjungan rumah dan penyuluhan oleh tenaga pendamping setelah pendampingan berkurang, sehingga
respon ibu terhadap materi-materi yang pernah diberikan pada saat pendampingan
Universitas Sumatera Utara
juga berangsur menurun. Fenomena ini menunjukkan bahwa proses penyuluhankonsultasi gizi dan kesehatan pasca pendampingan gizi khususnya
kepada keluarga sasaran pendampingan, harus tetap dilaksanakan secara kontinyu oleh petugas gizi puskesmas atau kader posyandu setempat.
5.4. Pengetahuan Ibu sesudah Bimbingan Penyusunan Menu Metode Permainan