Tekstur Tanah Dinamika Perubahan Batuan B. Dinamika

72 Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X a sangat halus, jika ketebalannya kurang dari 10 mm; b halus, jika ketebalannya berkisar antara 10–20 mm; c sedang, jika ketebalannya berkisar antara 20–50 mm; d kasar, jika ketebalannya berkisar antara 50–100 mm; e sangat kasar, jika ketebalannya lebih dari 100 mm. 3 Tiang Kolumner, yaitu bentuk agregat yang rusuknya bersegi tetapi bagian ujungnya membulat. Berdasarkan ukurannya, tipe tiang prismatik dibedakan atas lima kelas struktur, yaitu: a sangat halus, jika ketebalannya kurang dari 10 mm; b halus, jika ketebalannya berkisar antara 10–20 mm; c sedang, jika ketebalannya berkisar antara 20–50 mm; d kasar, jika ketebalannya berkisar antara 50–100 mm; e sangat kasar, jika ketebalannya lebih dari 100 mm. 4 Gumpal Bersudut, yaitu bentuk agregat tanah yang rusuk- rusuknya bersegi tajam, dan gumpal membulat yaitu yang rusuknya bersegi tapi tidak terlalu tajam. Berdasarkan ukurannya, tipe gumpal bersudut dan membulat dapat dibedakan menjadi lima kelas struktur, yaitu: a sangat halus, jika ukurannya kurang dari 5 mm; b halus, jika ukurannya berkisar antara 5–10 mm; c sedang, jika ukurannya berkisar antara 10–20 mm; d kasar, jika ukurannya berkisar antara 20–50 mm; e sangat kasar, jika ukurannya lebih dari 50 mm. 5 Sferoid polyeder Kersal dan Sferoid remah, yaitu yang bentuknya remah gembur dan berporus. Berdasarkan ketebal- annya, tipe ini dibedakan atas lima kelas struktur, yakni: a sangat halus, jika ketebalannya kurang dari 2 mm; b halus, jika ketebalannya berkisar antara 1–2 mm; c sedang, jika ketebalannya berkisar antara 2–5 mm; d kasar, jika ketebalannya berkisar antara 5–10 mm; e sangat kasar, jika ketebalannya lebih dari 10 mm. 6 Tidak berstruktur, terdiri atas bentuk butir tunggal dan pejal massif. Pada umumnya struktur tanah terdapat pada horizon A dan B.

e. Kandungan Mineral dan Bahan Organik

Bahan organik merupakan unsur pembentuk dan penyubur tanah yang berasal dari sisa-sisa organisme seperti ranting dan daun- daun tanaman yang jatuh ke permukaan tanah serta jasad renik yang mati. Bahan-bahan tersebut kemudian membusuk atau melapuk dan bercampur dengan lapisan tanah bagian atas membentuk serasah atau humus yang sangat subur. Pada saat ini dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, para petani telah mampu membuat pupuk bahan organik buatan yang dikenal dengan nama kompos. Bahan dasar kompos biasanya terdiri atas kotoran hewan ternak sapi, kambing, ayam dan sebagainya yang dicampur dengan jerami dan kulit gabah padi. Selain humus, bahan penyubur tanah lainnya adalah unsur- unsur hara, yaitu komponen mineral anorganik. Secara umum, mi–neral pembentuk hara dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1 Unsur hara makro, meliputi Karbon C, Hidrogen H, Nitrogen N, Posfat P, Kalium atau Potasium K, Kapur CaCO 3 , Magnesium Mg, Belerang S, dan Oksigen O. 2 Unsur hara mikro, meliputi Khlor Cl, Barium Ba, Kuningan, Besi Fe, Mangan Mn, Molybden Mo, Seng Zn, Silisium Si, Natrium Na, dan Kobalt Co. Struktur lempeng Struktur tiang prismatik Struktur tiang kolumner Struktur gumpal bersudut Sumber: Pedoman Praktis Pengamatan Tanah Di Lapangan, 1999 Gambar 3.49 Tipe-Tipe Struktur Tanah