Kelembapan Udara dan Awan

Cuaca dan Iklim 95 Uap air mangalami kondensasi dalam bentuk titik air akan tampak seperti kabut, awan atau kabut yang rendah. Jika uap air memadat pada ketinggian sekitar 11 m atau lebih dari permukaan laut, uap air tersebut akan menjadi awan. Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2000 Geografika Interpretasi Individu 4.4 Hitunglah kelengasan relatif pada suatu wilayah dengan suhu 27 O , kapasitas maksimum tekanan uap adalah 760 mmHg. Berdasarkan hasil pengukuran langsung di lapangan pada saat itu, ternyata tekanan uap yang ada adalah 650 mmHg. Serahkan tugas tersebut kepada guru Anda. R H = Kelengasan relatif e = Jumlah uap air yang secara nyata terkandung dalam udara sebagai hasil pengukuran grm 3 , atau tekanan uap yang ada hasil pengukuran mb atau mm Hg atau atm. E = Kapasitas maksimal yang mampu dikandung massa udara grm 3 , atau kapasitas tekanan uap maksimal pada suhu yang sama mb atau mm Hg atau atm. Contoh: a Pada suhu 25°C, kemampuan maksimum udara menampung uap air adalah 100 grm 3 . Berdasarkan hasil pengukuran langsung ternyata kandungan uap air adalah 60 grm 3 , kelengasn relatfnya adalah: R H = R H = R H = 60 Gambar 4.12 Proses Pembentukan Awan Proses pembentukan awan yang terjadi di alam menjadi bagian dari dinamika atmosfer. b Pada suhu 26°C, kapasitas maksimum tekanan uap adalah 760 mm Hg. Berdasarkan hasil pengukuran langsung di lapangan, pada saat itu ternyata tekanan uap yang terjadi adalah 600 mm Hg, kelengasan relatifnya adalah: Diketahui : e = 600 mm Hg E = 760 mm Hg Ditanyakan : R H =...? R H = R H = R H = 60 Jika tingkat kelembapan relatif telah mencapai 100, massa udara akan mencapai titik jenuh sehingga dapat terjadi proses kondensasi pengembunan, di mana uap air akan berubah kembali menjadi titik-titik air di atmosfer. Kumpulan titik-titik air di atmosfer disebut awan. Ada kalanya pada saat kelembapan udara mencapai titik jenuh 100, suhu udara sudah sangat rendah sampai berada di bawah titik beku sehingga uap air tidak lagi mengalami proses kondensasi. Uap air mengalami terjadi sublimasi di mana uap air berubah menjadi bentuk kristal-kristal es. Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2000 Daerah panas Daerah dingin Massa udara dingin Hujan Massa udara panas Daerah panas Massa udara panas Udara panas Hujan Massa udara dingin 96 Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X Berdasarkan bentuknya, awan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok utama, yaitu sebagai berikut. 1 Cirrus, yaitu awan yang bentuknya halus seperti kapas. 2 Cumulus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal seperti bulu domba. 3 Stratus, yaitu awan yang berlapis-lapis. Berdasarkan ketinggiannya kita mengenal empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut. 1 Awan tinggi, yang terletak antara 6.000–12.000 meter diatas permukaan Bumi, seperti Cirrus, Cirrostratus, dan Cirrocumulus. 2 Awan pertengahan, yang terletak pada ketinggian antara 2.000 – 6.000 meter di atas permukaan Bumi, misalnya Altostratus dan Altocumulus . 3 Awan rendah, yang terletak pada ketinggian kurang dari 2.000 meter di atas permukaan Bumi, misalnya Cumulus, Cumulonimbus , dan Nimbostratus. 4 Fog atau kabut, yaitu awan yang letaknya sangat dekat dengan permukaan Bumi, baik di wilayah daratan maupun perairan.

e. Presipitasi Curah Hujan

Kandungan titik-titik air dalam awan semakin lama semakin tinggi. Apabila awan sudah tidak mampu lagi menampung titik-titik air karena sudah cukup banyak maka akan dijatuhkan kembali ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan atau presipitasi. Untuk mengukur intensitas curah hujan digunakan alat fluviograf atau rain gauge yang biasa menggunakan skala milimeter. Pada peta cuaca, daerah-daerah yang memiliki curah hujan dihubungkan dengan garis isohiet. Berdasarkan proses kejadiannya, kita mengenal tiga macam hujan, sebagai berikut. 1 Hujan Orografis. Hujan yang terjadi akibat gerakan massa udara yang mengandung uap air terhalang oleh gunung atau pegunungan sehingga dipaksa naik ke lereng pegunungan. Sampai pada ketinggian tertentu, kelembapan relatifnya mencapai 100 sampai terbentuk awan. Kumpulan awan itu kemudian dijatuhkan sebagai hujan orografis. Massa udara yang telah kering karena kadar airnya telah dijatuhkan sebagai hujan ini, terus bergerak menuruni lereng daerah bayangan hujan disebut sebagai angin fohn. 2 Hujan Zenithal konveksi. Jenis hujan yang terjadi akibat massa udara yang banyak mengandung uap air naik secara vertikal. Pada daerah ini, awan terbentuk akibat pemanasan materi sehingga terjadi kenaikan massa udara ke atmosfer secara vertikal, sampai pada ketinggian tertentu kelembapan relatifnya mencapai 100. Kumpulan awan itu kemudian dijatuhkan sebagai hujan konveksi. Jenis hujan ini banyak terjadi di daerah doldrum antara 10°LU–10°LS, di mana massa angin passat naik secara vertikal. Gambar 4.14 Hujan Orografis Hujan orografis yang terjadi pada akhirnya memunculkan fenomena angin fohn. Sumber: Meteorologi dan Klimatologi, 1995 1. Fluviograf 2. Garis isohiet Z oom Gambar 4.13 Jenis-Jenis Awan Berikut ini jenis-jenis awan: a Stratocumulus; b Cumulus, dan c Cumulonimbus Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2000 a b c Cuaca dan Iklim 97 3 Hujan Frontal. Jenis hujan yang terjadi akibat pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin. Akibat pertemuan massa udara yang berbeda temperaturnya maka pada bidang frontnya terjadi kondensasi dan terbentuk awan badai siklon, kemudian dijatuhkan sebagai hujan frontal. Jenis hujan ini terjadi di daerah lintang sedang antara 35°LU–65°LU dan 35°LS–65°LS, akibat pertemuan massa udara panas angin barat dan massa udara kutub angin timur. C Masalah Penyusutan Ozon Stratosfer Sinar Matahari merupakan spektrum elektromagnetik yang terdiri atas 3 berkas sinar utama, yaitu radiasi ultraviolet UV, sinar tampak, dan sinar infra merah. Sebelum sampai ke permukaan Bumi, pancaran sinar Matahari ini telah banyak mengalami reduksi pengurangan akibat adanya penyaring berupa lapisan Ozon O 3 yang terkonsentrasi di lapisan stratosfer, sehingga pada saat tiba di permukaan Bumi, jumlahnya sudah sangat sedikit. Namun, radiasi ultraviolet yang jumlahnya sedikit ini sangat bermanfaat bagi kehidupan di Bumi. Bagi tetumbuhan, sinar ultraviolet sangat membantu dalam proses fotosintesis, sedangkan bagi manusia sinar UV dapat membantu mengubah pro vitamin D dalam tubuh manusia menjadi vitamin D sehingga sangat bermanfaat dalam pertumbuhan tulang. Eksplorasi Kelompok 4.2 Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4–5 orang. Buatlah kliping mengenai informasi adanya penipisan lapisan ozon. Analisislah mengenai fenomena tersebut. Serahkan tugas kepada guru Anda dalam waktu 1 minggu. Gambar 4.15 Ozon Ozon berfungsi sebagai filter dari sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan. Keadaan sebaliknya akan terjadi jika sinar ultraviolet dari radiasi Matahari seluruhnya sampai ke permukaan Bumi tanpa terlebih dahulu mendapat penyaringan di atmosfer. Radiasi Matahari dapat mengakibatkan proses pemanasan di muka Bumi semakin intensif sehingga suhu muka Bumi semakin tinggi. Fenomena kenaikan suhu Bumi pemanasan global dapat memicu perubahan pola iklim global seperti kenaikan muka air laut, pencairan es di kutub, dan curah hujan yang tinggi di atas rata-rata normal. Bagi manusia, radiasi ultraviolet dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan kulit terbakar, kanker kulit, dan efek penuaan dini. Lapisan ozon menghadang sinar ultraviolet yang berbahaya Sinar ultra- violet Klorin dalam CFC dan Halon memusnahkan Ozon Sinar ultra- violet Berkurangnya ozon mengakibatkan penerimaan sinar ultraviolet yang berlebihan di Bumi, menyebabkan beberapa efek negatif pada manusia, hewan, dan tumbuhan CFC halon Lemari es Aerosol Pemadam api