Tanah Gambut Dinamika Perubahan Batuan B. Dinamika

74 Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X

d. Tanah Margalit

Jenis tanah ini dibentuk oleh batuan dasar yang terdiri atas batu gamping kapur, pasir, dan lempung liat. Sifat tanah margalit adalah subur dan terdapat di sekitar perbukitan dataran rendah. Daerah persebaran tanah margalit antara lain Kediri, Madiun, Madura, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara. Jenis tanah ini banyak dimanfaatkan oleh penduduk sebagai areal pertanian lahan kering, perkebunan tebu, dan hutan jati.

e. Tanah Podzolik

Tanah ini terbentuk dari bahan dasar yang banyak mengandung mineral kuarsa. Jenis tanah podzolik banyak dijumpai di pegunungan tinggi dengan suhu udara rendah, curah hujan tinggi, dan wilayahnya tertutup oleh vegetasi yang rapat sehingga mengandung humus yang tinggi. Tingkat kesuburannya bervariasi mulai dari sedang sampai sangat subur. Sifat fisik podzolik adalah mudah basah jika terkena air, berwarna kuning sampai kuning-kelabu. Daerah persebaran tanah podzolik antara lain Sumatra Utara dan Papua, dan banyak dimanfaatkan sebagai ladang.

f. Tanah Regosol

Tanah regosol merupakan jenis tanah yang baru terbentuk, ditandai dengan masih banyak kandungan batu dan kerikil yang belum melapuk secara sempurna. Selain itu pada tanah regosol belum menampakkan adanya horizon-horizon tanah. Tingkat kesuburan regosol berkisar antara rendah sampai sedang.

g. Tanah Vulkanis

Tanah vukanis terbentuk dari material-material gunungapi seperti pasir dan debu vulkanis. Material vulkanis tersebut mengalami pelapukan dan membentuk tanah vulkanis yang sangat subur karena banyak mengandung mineral hara yang dibutuhkan tanaman. Termasuk ke dalam jenis tanah ini adalah tanah andosol tanah pegunungan yang berwarna hitam, gembur, serta mudah diolah dengan tingkat kesuburan tinggi. Tanah ini tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia yang terpengaruh oleh aktivitas vulkanisme. Oleh karena tingkat kesuburannya relatif tinggi, tanah vulkanis banyak dimanfaatkan sebagai areal pertanian dan perkebunan, terutama pertanian hortikultur dan pertanian lahan kering. Gambar 3.51 Profil Tanah Podzolik Lapisan-lapisan pada profil tanah Podzolik. Sumber: Concise Encyclopedia Earth, 1998 Gambar 3.52 Tanaman Teh Tanaman teh tumbuh dengan subur di lereng-lereng pegunungan tinggi yang memiliki kandungan tanah akibat kegiatan vulkanis. Sumber: www.budpar.go.id Batuan dan Tanah 75

h. Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan tanah yang teksturnya banyak me- ngan dung pasir kasar dan kerikil yang belum melapuk.

i. Tanah Humus

Tanah humus dibentuk oleh sisa-sisa tumbuhan serasah yang mengalami pembusukan secara alamiah. Jenis tanah ini banyak dijumpai di kawasan hutan yang memiliki tingkat kelembapan tinggi. Ciri khas humus adalah tingkat kesuburannya tinggi serta warnanya yang gelap karena banyak mengandung bahan organik. Gambar 3.53 Hutan Tumbuh Subur di Tanah Humus Hutan dengan tingkat kelembapan tinggi didominasi jenis tanah humus. Sumber: National Geographic Magazine, November 1998

j. Tanah Grumusol

Tanah grumusol merupakan jenis tanah yang terdapat di wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tahunan tinggi antara 1.000– 2.000 milimeter per tahun, ketinggian wilayahnya lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut, serta topografinya landai sampai bergelombang. Batuan dasar yang membentuk grumusol antara lain abu vulkanik dan tanah liat. Warna tanah grumusol umumnya kelabu kehitam- hitaman. Kandungan bahan organiknya relatif rendah. Tanah ini cukup baik untuk dijadikan lahan pertanian padi, jagung, dan kedelai. Daerah persebaran grumusol, antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, dan Sulawesi Selatan. Perbedaan jenis tanah sebagai ruang lingkup kajian pedosfer yang terdapat di muka Bumi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan lahan. Adanya perbedaan tingkat kesuburan lahan tersebut pada akhirnya memberikan implikasi terhadap tingkat produktivitas dari suatu lahan.