Teori-Teori PerubahanDinamika Sosial PerubahanDinamika Sosial
Interaksi Sosial
57
mempunyai hubungan erat dan kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan terspesialisasi,
terpecah-pecah, terasing, dan mengalami lemahnya ikatan sosial. Hal itu terjadi dalam masyarakat perkotaan.
Teori ini hanya menjelaskan mengenai terjadinya perubahan tanpa mampu menjelaskan mengapa masyara-
kat berubah. b. Teori konflik conflict theory
Tokoh dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf. Ia berpendapat bahwa semua perubahan merupakan hasil dari
konflik kelas di masyarakat. Menurut pandangannya, prinsip dasar teori konflik sosial dan perubahan sosial, selalu
melekat dalam struktur masyarakat. Menurut teori ini, konflik berasal dari pertentangan kelas masyarakat antara
kelompok tertindas dengan kelompok penguasa, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedo-
man pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting
dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial.
c. Teori fungsional functional theory Teori fungsional berusaha melacak penyebab
perubahan sosial sampai ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi memengaruhi
mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang tingkatnya moderat. Konsep kejutan budaya cul-
tural lag dari William F. Ogburn berusaha menjelaskan perubahan sosial dalam kerangka fungsionalis ini,
menurutnya meskipun unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsur lainnya tidak
secepat itu, sehingga tertinggal di belakang. Ketinggalan itu menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan budaya
antara unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan unsur- unsur yang berubah sangat lambat. Kesenjangan itu akan
menyebabkan adanya kejutan dan budaya pada masya- rakat.
Ogburn menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat daripada perubahan budaya nonmaterial seperti
kepercayaan bahwa perubahan teknologi seringkali menghasilkan kejutan budaya yang pada gilirannya akan
memunculkan pola-pola perilaku yang baru, meskipun terjadi konflik dengan nilai-nilai tradisional.
Sosiologi SMA Jilid 1
58
d. Teori siklis cyclical theory Teori ini mempunyai perspektif sudut pandang yang
menarik dalam melihat perubahan sosial. Teori ini berang- gapan bahwa perubahan sosial tidak dapat dikendalikan
sepenuhnya oleh siapa pun, bahkan orang-orang ahli se- kalipun. Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang
harus diikutinya. Menurut teori ini, kebangkitan dan ke- munduran suatu peradaban budaya tidak dapat dielakkan,
dan tidak selamanya perubahan sosial membawa dampak kebaikan.
Oswald Spengler mengemukakan teorinya, bahwa setiap masyarakat berkembang melalui empat tahapan
perkembangan seperti pertumbuhan manusia, yaitu masa kelahiran, kanak-kanak, remaja, dan dewasa.
Selama zaman pencerahan renaissance abad ke- 18, tidak dapat dielakkan lagi peradaban barat mulai
mengalami kemunduran menuju ke masa tua tidak ada yang dapat menghentikan proses ini. Seperti pada peradaban
Babilonia, Mesir, Yunani, dan Romawi yang terus meng- alami kemunduran yang hingga akhirnya runtuh.
Mengenai perubahan sosial, Arnold Y. Toynbee mengemukakan teorinya yang terkenal dengan challenge
and response atau tantangan dan tanggapan. Dia mengamati bahwa suatu masyarakat yang mampu
merespon dan menyesuaikan diri dengan tantangan- tantangan yang ada, maka masyarakat itu akan bertahan
dan berkembang. Sebaliknya, jika tidak mampu merespon tantangan yang ada, maka akan mengalami kemunduran
dan akhirnya punah. Menurut Toynbee, jika suatu tantangan sudah dapat diatasi akan muncul tantangan baru
lainnya yang harus dihadapi masyarakat dalam bentuk interaksi timbal balik dengan lingkungannya.