Tahap-Tahap Sosialisasi Proses Sosialisasi

Pembentukan Kepribadian 75 a. Persiapan prepatory stage Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam sosialisasi yang dilakukan oleh manusia. Pada tahap ini dimulai sejak manusia lahir di dunia. Sejak saat itulah seseorang sudah memiliki persiapan untuk melakukan tindakan sesuai dengan lingkungan. b. Tahap meniru play stage Pada tahap ini anak mulai mampu meniru secara sempurna. Tahap meniru ini juga disebut tahap bermain. Pada tahap ini kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya relatif banyak sudah mulai terbentuk. Pada tahap ini anak mengenal “signifi- cant other” yaitu orang-orang di sekitarnya yang dianggap penting bagi pertumbuhan dan pembentukan diri, misal: ayah, ibu, kakak, pengasuh, kakek, nenek, yang sering berinteraksi dengannya. Contoh: seorang anak kecil selalu meniru apa yang diker- jakan orang di sekitarnya dan menerima apa yang sudah dilihatnya. c. Tahap siap bertindak game stage Pada tahap ini peniruan yang dilakukan seseorang mulai berkurang digantikan oleh peranan yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Pada tahap ini kemampuan menempatkan dirinya pada posisi orang lain mulai meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara beregu. Pada tahap ini part- ner interaksinya makin banyak, hubungan pun makin kompleks. Kemantapan diri pada tahap ini jauh lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap mulai dipa- hami. Pada tahap ini mulai siap menjadi partisipan aktif dalam masyarakat. Teman sebaya sangat berpengaruh pada game stage, karena dengan teman sebaya seseorang mulai mengenal dan berinteraksi dengan dunia di luar keluarga. d. Tahap penerimaan norma kolektif generalized other Pada tahap ini manusiaseseorang disebut sebagai manusia dewasa. Dia bukan hanya dapat menempatkan dirinya pada posisi orang lain, tetapi juga dapat bertenggang rasa dengan masyarakat secara luas. Seseorang telah menyadari pentingnya peraturan-peraturan sehingga kemampuan bekerja sama menjadi mantap. Dalam tahap ini, manusia telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 S Gambar 4.3 Pada tahap me-niru seorang anak meniru apa yang dilakukan orang tuanya sebagai bagian proses sosialisasi awal. Sosiologi SMA Jilid 1 76

4. Fungsi Sosialisasi

Proses sosialisasi di lingkungan masyarakat memiliki dua fungsi utama sebagai berikut. a. Dilihat dari kepentingan individu, sosialisasi bertujuan agar individu bisa mengenal, mengakui dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat. b. Dilihat dari kepentingan masyarakat, sosialisasi berfungsi sebagai alat pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma-norma yang ada dalam masyarakat, supaya tetap ada dan terpelihara oleh seluruh anggota masyarakat.

5. Media Sosialisasi

Agar sosialisasi berjalan teratur dan intensif, masyarakat mempunyai lembaga-lembaga sosial, antara lain keluarga, pendidikan, kebudayaan, politik, dan keolahragaan. Di samping lembaga tersebut setiap warga masyarakat dan setiap kelompok dalam kehidupan sehari-hari sengaja atau tidak saling memengaruhi. Dengan adanya tindakan saling memengaruhi tersebut diharapkan dapat membuat orang lain berkembang menjadi diri sendiri. Kelompok merupakan media sosialisasi dalam membentuk kepribadian seseorang. Ada berbagai jenis media sosialisasi yang bertindak sebagai agen sosialisasi, yakni pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi, antara lain sebagai berikut. a. Keluarga kinship Keluarga sebagai agen sosial- isasi, merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Keluar- ga Inti nuclear family yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak serta orang lain yang ada dalam keluarga tersebut ikut menjadi media sosial- isasi bagi anak. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas extended family agen sosialisasi berjumlah lebih banyak, antara lain paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya, di samping kedua orang tuanya. Dalam keluarga ada beberapa faktor yang bersifat universal dan memengaruhi pembentukan kepribadian anak, yaitu sebagai berikut. Teropong Sering ditemukan bahwa anak yang tidak mendapatkan kasih sayang serta perhatian dari keluar- ganya memiliki peri- laku menyimpang, seperti menjadi peng- guna obat-obat terla- rang, mabuk, dan zat aditif. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 S Gambar 4.4 Keluarga merupakan tempat awal seorang bersosialisasi karena mulai ditanamkan berbagai nilai dan norma. Pembentukan Kepribadian 77 1 Sifat otoriter orang tua Sifat otoriter yang berlebihan dapat menimbulkan konflik dalam diri anak terutama di dalam masyarakat modern yang makin kompleks. Dalam masyarakat tradisional sifat otoriter orang tua lebih besar dan lebih lama, sehingga sifat tersebut menjadi tradisi yang diwariskan. Akan tetapi pada masyarakat modern anak umumnya mengalami emansipasi yang akan menirunya kembali segala nilai yang ditanamkan padanya. 2 Larangan Incest Incest adalah perkawinan yang terjadi di kalangan keluarga sendiri atau perkawinan sedarah. Larangan incest mendorong seseorang mencari pasangan di luar kalangan keluarga. 3 Persaingan untuk mendapat kasih sayang Persaingan di dalam hidup keluarga menjadi pendorong bagi seseorang anak untuk mencari hubungan sosial di luar kalangan keluarga. Orang tua harus mendorong perkembangan pribadi anak, yaitu memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang. Dalam keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi yaitu sebagai berikut. a Sosialisasi represif Sosialisasi represif yaitu sosialisasi yang mengu- tamakan ketaatan anak pada orang tua. Sosialisasi ini lebih menekankan penggunaan hukuman terhadap anak yang melakukan kesalahan. Contoh: memukul anak apabila tidak menaati perintah orang tua. Sosialisasi semacam ini salah satu sifatnya hanya terjadi satu arah terletak pada orang tua saja. Adapun bentuk sosialisasi represif, antara lain sebagai berikut. – Menghukum perilaku keliru. – Kepatuhan anak terhadap orang tua. – Komunikasi sebagai perintah. – Komunikasi nonverbal. – Sosialisasi berpusat pada orang tua. – Anak memerhatikan keinginan orang tua. – Dalam keluarga pengaruh didominasi orang tua ayah. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 S Gambar 4.5 Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak merupakan bentuk sosialisasi represif dalam keluarga.