Pengertian PerubahanDinamika Sosial PerubahanDinamika Sosial

Sosiologi SMA Jilid 1 56 Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 S Gambar 3.18 Perubahan sosial menyangkut perubahan perilaku dalam masyarakat. c. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat. Berdasarkan pendapat para ahli sosiologi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan sosial terjadi dalam masyarakat dalam kurun waktu tertentu terhadap organisasi sosial yang meliputi nilai-nilai norma, kebudayaan, dan sistem sosial, sehingga terbentuk keseim- bangan hubungan sosial masyarakat. Tidak selamanya perubahandina- mika sosial menghasilkan kemajuan. Namun, yang jelas perubahan sosial menyangkut perubahan pada lembaga- lembaga kemasyarakatan yang meme- ngaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku antara kelompok- kelompok dalam masyarakat.

2. Teori-Teori PerubahanDinamika Sosial

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat merupakan sesuatu yang wajar dan akan terus terjadi selama manusia saling berinteraksi dan bersosialisasi. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan unsur- unsur dalam kehidupan masyarakat baik yang bersifat mate- rial maupun immaterial sebagai cara untuk menjaga keseim- bangan masyarakat dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis. Beberapa sosiolog berpendapat bahwa penyebab terja- dinya perubahan sosial karena adanya kondisi-kondisi sosial primer seperti kondisi geografis, ekonomis, teknologis, maupun biologis. Beberapa teori yang menjelaskan penyebab terjadinya perubahan sosial antara lain sebagai berikut. a. Teori evolusi evolutionary theory Tokoh yang berpengaruh pada teori ini adalah Emile Durkheim dan Ferdinand Tonnies. Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi memengaruhi cara peng- organisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja. Adapun Tonies memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang Interaksi Sosial 57 mempunyai hubungan erat dan kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan terspesialisasi, terpecah-pecah, terasing, dan mengalami lemahnya ikatan sosial. Hal itu terjadi dalam masyarakat perkotaan. Teori ini hanya menjelaskan mengenai terjadinya perubahan tanpa mampu menjelaskan mengapa masyara- kat berubah. b. Teori konflik conflict theory Tokoh dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf. Ia berpendapat bahwa semua perubahan merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Menurut pandangannya, prinsip dasar teori konflik sosial dan perubahan sosial, selalu melekat dalam struktur masyarakat. Menurut teori ini, konflik berasal dari pertentangan kelas masyarakat antara kelompok tertindas dengan kelompok penguasa, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedo- man pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial. c. Teori fungsional functional theory Teori fungsional berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi memengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang tingkatnya moderat. Konsep kejutan budaya cul- tural lag dari William F. Ogburn berusaha menjelaskan perubahan sosial dalam kerangka fungsionalis ini, menurutnya meskipun unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsur lainnya tidak secepat itu, sehingga tertinggal di belakang. Ketinggalan itu menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan budaya antara unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan unsur- unsur yang berubah sangat lambat. Kesenjangan itu akan menyebabkan adanya kejutan dan budaya pada masya- rakat. Ogburn menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat daripada perubahan budaya nonmaterial seperti kepercayaan bahwa perubahan teknologi seringkali menghasilkan kejutan budaya yang pada gilirannya akan memunculkan pola-pola perilaku yang baru, meskipun terjadi konflik dengan nilai-nilai tradisional.