Faktor-Faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial

Interaksi Sosial 41 Identifikasi merupakan bentuk lanjut dari proses sugesti dan proses imitasi yang telah kuat. Contoh: seorang siswa yang mengagumi gurunya, sering mengidentifikasi dirinya seperti guru yang dika- guminya. d. Simpati Simpati adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Perasaan simpati dapat disampaikan kepada seseorang, sekelompok orang, atau lembaga formal pada waktu khusus misalnya peringatan ulang tahun kemerdekaan RI , kenaikan kelas, atau kenaikan jabatan. Agar simpati dapat berlangsung, diperlukan adanya saling pengertian antara kedua belah pihak. Pihak yang satu terbuka mengungkapkan pemikiran atau isi hatinya, sedangkan pihak yang lain mau menerimanya. Itulah sebabnya simpati merupakan dasar- dasar persahabatan. Contoh: perasaan simpati seorang perjaka terhadap gadis yang akhirnya menimbulkan perasaan cinta kasih di antara keduanya. e. Motivasi Motivasi adalah dorongan, rangsangan, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, individu kepada individu. Motivasi dapat berupa sikap, perilaku, pendapat, saran, dan pertanyaan. Contoh: penghargaan kepada siswa yang berprestasi me- rupakan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat. f. Empati Empati adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka. Contoh: kalau kita melihat orang lain mendapat musibah, kita seolah-olah ikut menderita. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, 2005 S Gambar 3.7 Perasaan simpati seseorang perjaka terhadap gadis dapat menimbulkan perasaan cinta kasih. Sosiologi SMA Jilid 1 42

4. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial secara garis besar dapat kita bedakan menjadi dua yaitu interaksi sosial yang bersifat assosiatif dan interaksi sosial yang bersifat dissosiatif. Untuk lebih jelasnya akan kita uraikan satu persatu. a. Interaksi sosial yang bersifat assosiatif Interaksi sosial yang bersifat assosiatif dapat berbentuk kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. 1 Kerja sama cooperation Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia mulai berinteraksi dengan sesamanya. Kebiasaan kerja sama dimulai sejak kanak-kanak, mulai dari dalam kehidupan keluarga lalu meningkat kelompok sosial yang lebih luas. Kerja sama akan berkembang apabila meng- hadapi situasi tertentu antara lain: a tantangan alam yang ganas; b pekerjaan yang membutuhkan tenaga massal; c upacara keagamaan yang sakral; d musuh yang datang dari luar. Kerja sama bisa bersifat konstruktif membangun, bisa juga destruktif merusak. Contoh kerja sama konstruktif yaitu guru dan siswa memulihkan nama baik sekolah akibat dinodai sejumlah siswa yang melakukan tindakan kriminalitas. Adapun contoh kerja sama yang bersifat destruktif adalah tawuran antarpelajar. Selain itu kerja sama juga bisa bersifat agresif apabila suatu kelompok mengalami kekecewaan yang berke- panjangan akibat rintangan-rintangan dari luar kelompok. Bentuk-bentuk kerja sama meliputi antara lain: a bargaining yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih; b cooperation yaitu penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dari suatu organisasi untuk menghindari terjadinya kecurangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan; c coalition yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama; Sumber: Jawa Pos, Juli 2006 S Gambar 3.8 Kerja bakti membersihkan got agar alirannya lancar tidak menimbulkan banjir merupakan kerja sama bersifat konstruktif. Interaksi Sosial 43 d joint venture yaitu kerja sama dalam usaha proyek-proyek tertentu. Di pedesaan kerja sama merupakan tradisi turun- temurun, yang disebut dengan istilah gotong royong. Misalnya untuk masyarakat Jawa gotong royong disebut gugur gunung, di Sunda disebut sambat- sinambat, di Batak disebut raron, di Manado disebut mapulus, dan di Bali disebut arud kelod ketog semprong. 2 Akomodasi Akomodasi adalah keseimbangan interaksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat. Akomodasi sering terjadi dalam situasi konflik sosial pertentangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga pihak lawan tidak kehilangan kepribadiannya. • Akomodasi dilakukan bertujuan untuk: a mengurangi pertentangan akibat perbedaan paham, b mencegah meledaknya pertentangan untuk semen- tara waktu, c mewujudkan kerja sama antara kelompok-kelom- pok yang hidup terpisah akibat psikologis serta cul- tural dan mengusahakan peleburan kelompok- kelompok sosial yang terpisah. • Bentuk-bentuk akomodasi antara lain berikut ini. a Koersi coercion, yaitu bentuk akomodasi yang terjadi karena adanya pelaksanaan dari pihak lain yang lebih kuat. Contoh: sistem pemerintahan komunis. b Kompromi compromise, yaitu bentuk akomodasi di mana pihak yang mengalami perselisihan mengu- rangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian. Contoh: gencatan senjata dua pihak yang ber- perang. c Arbitrasi arbitration, yaitu bentuk akomodasi yang melibatkan pihak ketiga dalam menyelesaikan suatu konflik. Dalam hal itu pihak ketiga bersifat netral. Contoh: penyelesaian antara dua negara yang sedang perang oleh PBB sebagai pihak ketiga. d Toleransi yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing.