Cara-Cara Pengendalian Sosial Pengendalian Sosial Social Control

Penyimpangan dan Pengendalian Sosial 109 Contoh cara persuasif: Seorang guru membimbing dan membina siswanya yang kedapatan menyontek pada saat ulangan. Guru memberikan pengertian bahwa menyontek itu menunjukkan sikap tidak percaya diri dan kelak di kemudian hari menjadikan ia seorang yang bodoh dan tidak jujur. b. Cara koersif Cara koersif dalam pengendalian sosial dilakukan dengan kekerasan atau paksaan. Biasanya cara koersif dilakukan dengan menggunakan kekuatan fisik. Cara koersif dilakukan sebagai upaya terakhir apabila cara pengendalian persuasif tidak berhasil. Selain itu cara koersif akan membawa dampak negatif secara langsung maupun tidak langsung, karena menyelesaikan masalah dengan kekerasan akan menimbulkan banyak kekerasan pula. Pengendalian sosial dengan cara koersif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut. 1 Kompulsif compulsion yaitu kondisisituasi yang sengaja diciptakan sehingga seseorang terpaksa taat atau patuh pada norma-norma. Misalnya: untuk membuat jera para pencopet, apabila tertangkap basah langsung dikeroyok dan dihakimi massa. 2 Pervasi pengisian yaitu penanaman norma secara berulang-ulang dengan harapan bahwa norma tersebut masuk ke dalam kesadaran seseorang, sehingga orang tersebut akan mengubah sikapnya sesuai yang diinginkan. Misalnya: bimbingan orang tua terhadap anak-anaknya secara terus-menerus.

C. Lembaga Pengendalian Sosial

Dalam masyarakat Indonesia yang memiliki peranan mengendalikan perilaku menyimpang antara lain polisi, pengadilan, adat, dan tokoh masyarakat.

1. Polisi

Polisi bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Polisi adalah aparat penegak hukum yang bertugas menegakkan kaidah-kaidahnorma sosial. Sebagai penegak hukum polisi juga bertugas melakukan penyidikan berbagai macam kasus penyimpangan sosial khususnya kejahatan dan laporan tentang gangguan ketertiban ma- syarakat. Tujuan pembelajaran Anda adalah dapat menjelaskan lembaga- lembaga dalam pengendalian sosial. Sosiologi SMA Jilid 1 110 Polisi juga mempunyai tanggung jawab melakukan pembinaan ke- pada masyarakat agar berperilaku sesuai dengan harapan yang diatur dalam norma-norma masyarakat yang bersangkutan. Seseorang yang melanggar aturan dalam norma-norma masyarakat yang bersangkutan akan dijadikan sebagai orang yang dicurigai, terdakwa, terpidana, atau ter- sangka.

2. Pengadilan

Pengadilan merupakan lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk menangani pelanggaran-pelanggaran norma kaidah yang ada di masyarakat. Dalam pengadilan terdapat perangkat yang bertugas menjalankan pengadilan antara lain, hakim, jaksa, panitera, dan pengacara. Kaidah-kaidahnor- ma yang dijadikan pa- tokan dalam berperilaku yang diakui pemerintah - hukum. Hukum merupa- kan salah satu alat pengen- dali sosial yang sangat am- puh, karena orang yang melanggar hukum akan di- jatuhi sanksi-sanksi sesuai dengan penyimpangan yang telah dilakukan.

3. Adat

Masyarakat Indonesia kebanyakan masih memegang kuat kebiasaan-kebiasaan peninggalan nenek moyang kita. Kebiasaan tersebut dinamakan adat. Adat berisi nilai-nilai, norma-norma, dan kaidah sosial yang harus dipahami, dijalani, dan dipelihara secara turun-temurun. Seseorang yang melanggar adat akan dicemooh dan digunjingkan oleh masyarakat di sekitarnya. Pihak yang berhak menegakkan adat adalah pemuka adat. Adat-istiadat memuat juga mengenai sebuah hukuman. Sebagai hukuman adat mengendalikan perilaku agar tidak menyimpang. Sebagai se- buah aturan hukum adat memiliki sanksi bagi pelanggaran adat. Sumber: Jawa Pos, 2 November 2006 S Gambar 5.7 Polisi diharapkan mampu menjadi aparat pengendali sosial, jika tidak berfungsi seperti yang diharapkan masyarakat maka akan muncul berbagai gejolak di masyarakat. Sumber: Jawa Pos S Gambar 5.8 Hukum merupakan lembaga pengendali sosial yang sangat ampuh.