Pembelajaran Karakteristik Siswa SD

12 pengetahuan, c komunikasi konsep-konsep baru, d membuat klasifikasi ganda, e menjelaskan, f membuat kegiatan reflektif, g menunjukkan struktur, h membuat manipulasi rutin secara sistematis, i mengingat kembali informasi dan pengertian, j membuat kegiatan mental lebih aktif. Adams dan Hamm dalam Wijaya, 2012: 5 menyebutkan empat macam pendangan tentang peran Matematika, yaitu: 1. Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir 2. Pandangan ini berawal dari bagaimana karakter logis dan sistematis dari Matematika berperan dalam proses mengorganisasi gagasan, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan antar data. 3. Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan Menghubungkan suatu konsep Matematika dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. 4. Matematika sebagai suatu alat Pandangan ini dipengaruhi oleh aspek aplikasi dan aspek sejarah dari konsep Matematika. Banyak konsep Matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 5. Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi Matematika merupakan bahasa yang paling universal kerena simbol Matematika memiliki makna yang sama untuk berbagai istilah dari bahasa yang berbeda.

2.1.2 Pembelajaran

Pembelajaran dapat didefinisikan “as anything that is done purposely to facilitate learning, Reigeluth dan Carr-Chellman dalam Yaumi, 2013: 57.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Artinya, pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dilakukan dalam rangka memfasilitasi belajar. Menurut Driscoll dalam Yaumi, 2013: 57 mengungkapkan bahwa pembelajaran dipahami sebagai upaya yang disengaja untuk mengelola kejadian atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik dalam mencapai tujuan yang dipelajari. Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja, terarah dan terencana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelum proses dilaksanakan, pelaksanaanya dilakukan secara terkendali dengan maksud agar terjadi proses belajar pada diri seseorang Siregar, 2011: 13. Sedangkan pembelajaran menurut Winkel dalam Siregar, 2011: 12 adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangakaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan terstruktur dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu, serta pelaksanaannya secara terkendali guna memfasilitasi peserta didik atau siswa dalam melaksakan kegiatan belajar.

2.1.3 Pembelajaran Matematika

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran Matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Pembelajaran Matematika merupakan komunikasi dua arah antara guru dan siswa, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. 14 Pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi Matematika Susanto, 2013: 186. Tujuan pembelajaran Matematika di sekolah dasar adalah menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan mengukur dan berhitung dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam rangka mengembangkan kemampuan mengukur dan menghitung dalam menkontruksi pengetahuan baru terhadap materi Matematika yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.

2.1.3.2 Pembelajaran Matematika di SD

Menurut Depdiknas dalam Susanto, 2013: 189, kompetensi umum pembelajaran Matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut: 1. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan pecahan. 2. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume. 3. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat. 4. Menggunakan pengukuran, satuan, kesetaraan antar satuan, dan penaksiran pengukuran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 5. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti; ukuran tertinggi, teredah, rata-rata, modus, mengumpulkan dan menyajikan. 6. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan gagasan secara Matematika. Secara khusus, tujuan dari pembelajaran Matematika di sekolah dasar yang disajikan oleh Depdiknas dalam Susanto, 2013: 189 adalah sebagai berikut: 1. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme. 2. Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan suatu masalah. 5. Memiliki sikap menghargai penggunaan Matematika dalam kehidupan sehari- hari.

2.1.3.3 Keliling Bangun Datar

Keliling bangun datar adalah jumlah dari panjang sisi-sisinya Fajariyah dan Defi, 2008: 175. Sedangkan menurut Mustaqin 2008: 108, keliling bangun datar adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar. Berdasarkan pendapat dari kedua ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keliling bangun datar adalah jumlah sisi-sisi yang membatasi bangun tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

2.1.3.4 Luas Bangun Datar

Luas daerah bidang bangun datar adalah banyak persegi satuan yang menutupi bidang tersebut, menghitung banyak persegi satuan sama dengan menghitung luas bidang datar tersebut Fajariyah dan Defi, 2008: 180.

2.1.4 Karakteristik Siswa SD

Menurut Nasution dalam Djamarah, 2011: 123 masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga 11 tahun. Siswa sekolah dasar SD umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun Heruman, 2007: 1. Piaget dalam Suparno, 2001: 5 menyatakan bahwa terdapat empat tahap dalam perkembangan kognitif pada seorang anak: 1 tahap sensorimotor yang berlangsung sejak anak lahir sampai berumur 2 tahun, 2 tahap praoperasi yang berlangsung pada anak dari umur 2 tahun samapai 7 tahun, 3 tahap operasi konkret yang berlangsung pada anak dari umur 7 tahun sampai 11 tahun, dan 4 tahap operasi formal setelah umur 11 tahun ke atas. Menurut Piaget dalam Heruman, 2007: 1 siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret, kemampuan dalam tahap ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap melalui pancaindra. Menurut Suryobroto dalam Djamarah, 2011: 124 fase masa kelas di SD dibagi menjadi dua fase, yaitu: 1 Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, sekitar umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun dan 2 Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, sekitar umur 9 atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun. 17 Beberapa sifat khas peserta didik pada masa kelas rendah dan masa kelas tinggi sekolah dasar menurut Suryobroto dalam Djamarah, 2011: 124 adalah sebagai berikut: 1. Masa Kelas-kelas Rendah Sekolah Dasar a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah. b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional. c. Ada kecenderungan memuji sendiri. d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal tersebut dirasa menguntungkan untuk meremehkan peserta didik lain. e. Jika tidak dapat menyelesaikan soal, maka soal itu dianggap tidak penting. f. Pada masa ini terutama umur 6-8 peserta didik menghendaki nilai yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya pantas dinilai baik atau tidak. 2. Masa Kelas-kelas Tinggi Sekolah Dasar a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. b. Sangat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus. d. Sampai kira-kira umur 11 tahun peserta didik membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya. e. Peserta didik pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa karakteristik siswa SD pada kisaran usia 7-11 tahun dan berada pada tahap operasional konkret, pada 18 tahap ini peserta didik telah mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi.

2.1.5 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI

Dokumen yang terkait

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 163

Pengembangan buku guru dan buku siswa SD kelas II mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

3 16 141

Pengembangan buku siswa dan buku guru sekolah dasar kelas III mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 158

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 168

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 160

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1 9 181

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 172

Pengembangan buku guru dan buku siswa SD kelas II mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 139

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 166

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 2 179