Secara garis besar hasil belajar dapat didefinisikan sebagai kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pembelajaran.
Sehubung dengan teori hasil belajar yang diungkapkan oleh Muslich, hasil belajar juga didukung oleh Slameto dalam Wijaya, 2013:13 yang
mengemukakan “Hasil belajar adalah tingkat penugasan yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan aktivitas belajar pada mata pelajaran tertentu dan
dinyatakan dalam bentuk nilai yang diukur melalui suatu tes atau evaluasi”. Maknanya hasil belajar merupakan faktor pengukur utama untuk pencapaian
sebuah tujuan pendidikan yang diharapkan. Jadi hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman
belajar.
2.1.1.2 Jenis-jenis Hasil Belajar
Jenis-jenis hasil belajar digunakan dalam mengklarifikasi hasil belajar. Gagne dalam Aunurahman, 2011:47 mengemukakan ada lima macam hasil
belajar yaitu : a
Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui
penyajian materi di sekolah.
b Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah
baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam
memperlihatkan, belajar, mengingat, dan berpikir.
c Informasi verbal yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan
kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.
d Keterampilan motorik yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.
e Sikap yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku
yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual.
Jadi, intinya belajar tidak merupakan sesuatu yang terjadi alamiah, akan tetapi hanya akan terjadi dengan kondisi-kondisi tertentu.
2.1.2 Keterlibatan
Dalam keterlibatan
akan dijelaskan
mengenai pengertian
keterlibatan,bentuk kegiatan keterlibatan, dan indikator keterlibatan.
2.1.2.1 Pengertian Keterlibatan
Holida 2014:8 menyatakan bahwa “Keterlibatan dapat diartikan sebagai
siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar”. Sependapat dengan pendapat di atas Mudjiono 2006:46 mengatakan bahwa
“keterlibatan siswa dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan
dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan
juga pada saat mengadakan latihan- latihan dalam pembentukan keterampilan”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keterlibatan adalah suatu keterlibatan fisik secara langsung dari siswa di dalam suatu kegiatan
proses belajar mengajar yang mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.