Diantara berbagai pihak yang memberikan dukungan sosial, pemberi dukungan yang menurut subjek paling berpengaruh adalah
dukungan  dari  suami.  Hal  ini  dikarenakan  suami  selalu membesarkan  hati  subjek.  Dukungan-dukungan  tersebut  diterima
subjek secara langsung bertemu dengan pemberi dukungan. Dukungan-dukungan
tersebut tentunya
memberikan pengaruh  positif  bagi  subjek,  yaitu  tidak  adanya  beban  dalam
kehidupan,  cepat  pulih,  semakin  sehat,  selalu  berpikir  positif,  dan merasa tidak sendiri.
Berdasarkan  pengalaman,  Ibu  I  tidak  pernah  memiliki pengalaman  tidak  mendapatkan  dukungan  sosial.  Hal  ini
dikarenakan  Ibu  I  memiliki  pemikiran  yang  positif  mengenai kehidupannya.
5. Subjek Kelima
a. Kanker Payudara dan Pengobatannya
Ibu  R  mengalami  kanker  payudara  sudah  1  tahun.  Kanker payudara  ini  diketahui  tahun  2012  dengan  gejala  yang  dirasakan
adalah  munculnya  benjolan  yang  terletak  di  puting  payudara sebelah  kanan.  Benjolan  tersebut  mengalami  pembesaran  dan
menghitam  dalam  jangka  waktu  1  minggu.  Selain  itu,  benjolan tersebut  juga  mengeluarkan  nanah,  darah,  dan  berbau.    Pada
pemeriksaan  biopsy  sebanyak  3-4  kali  tidak  terdeteksi  sebagai kanker.
“…  ada  benjolan  semacam  bisul,  terus  saya  ini seminggu  kok  gak  mecah-mecah,  tapi  kok  kayak  ada
seperti buah salak di dalamnya itu lho.” 4-8 “…tidak merasakan sakit,  gak merasakan apa-
apa, …” 16-18 “Memang  ini  benjolannya  di  atas  puting,  pertamanya
kecil itu paling gak ada separo kuku, tapi dalam waktu seminggu  itu  langsung  lebar  dan  kanan  kiri  itu
menghitam  gitu.  “  90-95  “…keluar  nanah,  keluar darah,  jadi pertamanya air,  lama-lama ada nanahnya,
ada  darahnya,  terus  bau.  “  128-131  “…di  biopsy hampir 4 kali kalau gak salah. 3 sampai 4 kali dan itu
menandakan  tidak  ada  gejala  kanker  sama  sekali.” 24-28
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan biopsy yang kelima, akhirnya  pada  bulan  Juli  2012,  Ibu  R  dinyatakan  positif  terkena
kanker payudara stadium lanjut.  Keluarga  Ibu R memiliki riwayat terkena  tumor.  Kakak  kandung  dari  Ibu  R  pernah  mengalami
tumor.
“…kakak  saya  yang  punya  toko  ini,  tapi  dia  belum sampai kanker, masih tumor kecil, …” 244-247
Ketika  mendapati  vonis  kanker  payudara,  yang  dirasakan Ibu  R  adalah  tidak  berpikiran  buruk  dan  menerima  vonis  dengan
ikhlas.  Ibu  R  juga  merasakan  kaget  ketika  mendapatkan  vonis, akan tetapi tidak membawanya dengan perasaan susah.
“…gak mikir kemana-mana …” 257 “Saya itu nrimo. Apapun  yang  terjadi  ya  terjadi,  setelah  itu  pasti  akan
selesai.” 267-270 “Yo iya kaget iya, cuma njuk ra tak gowo susah ngono lho mbak.” 280-282
Ibu  R  tidak  mengalami  kesedihan  yang  mendalam.  Hal  ini dikarenakan  Ibu  R  memandang  kanker  payudara  ini  sebagain
berkat.
“Sama  sekali  enggak.”  295  “…  memandang  ini berkat. Jadi yo gak perlu digawe susah.” 299-300
Ibu  R  mendapatkan  penanganan  kanker  payudara  Radical Mastectomy  Modified.  Pengobatan  yang  dilakukan  Ibu  R  adalah
mengkonsumsi  Zeloda  sebagai  pengganti  kemoterapi,  dan  tidak melakukan penyinaran. Selain itu, Ibu R juga mengkonsumsi  obat
dari dokter, namun  apabila sedang tidak ada biaya untuk membeli obat, maka Ibu R menggantinya dengan jamu-jamuan.
Dalam  menjalani  pengobatan,  Ibu  R  tidak  mengalami kebosanan. Hal ini dikarenakan pribadi Ibu R yang termasuk orang
yang santai dan mensyukuri hal yang ada.
“Saya  itu  santai  orangnya,  jadi  ya  tak  nikmati  aja. Bersyukur  aja.  Jadi  gak  ada  perasaan  bosen.”  327-
330
b. Kondisi Psychological Well Being
Ibu  R  memiliki  nilai  10  pada  tingkat  kebahagiaannya  saat ini.  Dalam  menghadapi  kanker  payudara  yang  dialami,  Ibu  R
mampu  memiliki  kepercayaan  diri,  menerimanya  dengan  ikhlas, dan meyakini bahwa semua masalah pasti akan berakhir.
“…  nrimo,  saya  menerima  keadaan  saya  apa  adanya …” 335-336 “Apapun yang terjadi ya terjadi, setelah
itu pasti akan selesai.” 268-270
Hal tersebut dikarenakan, Ibu R mampu menyukuri sesuatu yang  ada,  menikmati  proses  kehidupan  yang  terjadi  dan  selalu
belajar  menghadapi  setiap  kesusahan  melalui  pengalaman- pengalaman sebelumnya.
“Saya  itu  santai  orangnya,  jadi  ya  tak  nikmati  aja. Bersyukur  aja.”  327-329  “Saya  sudah  belajar
bagaimana cara menghadapi kesedihan. Bersyukur …” 342-345
“Tetep berusaha kuat” 346
Setiap harinya, disamping pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, Ibu R memiliki pekerjaan membuat kue dan menitipkan di
kantin  salah  satu  bank  swasta.  Selain  itu,  Ibu  R  juga  memiliki tanggung jawab untuk menjaga toko komputer milik kakaknya.
Ibu  R  tidak  mengalami  kesulitan  dalam  menjalani  peran dan pekerjaannya sehari-hari. Hal ini dikarenakan Ibu R dan suami
setiap  malam  selalu  mengkomunikasikan  apa  saja  yang  akan dikerjakan kesesokan harinya.
“Dikomunikasikan  lah  sama  suami  saya.”  447-448 “…malem gitu, anak-anak sudah pada tidur, itu waktu
untuk  kami  membicarakan  tentang  hari  ini,  dan  besok mau ngapain, gitu.” 460-464
Saat  ini,  Ibu  R  mengurangi  salah  satu  tugas  yang  dulu menjadi rutinitasnya sehari-hari. Saat ini, Ibu R sudah tidak pernah
menjemput  anak-anaknya  sekolah  dikarenakan  kondisi  fisik  yang semakin  lemah.  Saat  ini,  tugas  antar-jemput  anak  dilakukan  oleh
suami.
“Dulu saya antar jemput anak juga, tapi udah gak kuat sekarang, jadi ya suami saya.” 441-443
Tujuan hidup yang saat ini dimiliki oleh Ibu R adalah ingin menjadi  ibu  rumah  tangga  yang  baik  untuk  suami  dan  anak-
anaknya.
“Ya mengalir aja mbak apa adanya. Ya jadi ibu rumah tangga  yang  baik  untuk  suami  dan  anak-
anak  saya.” 375-378
Tujuan  hidup  yang  dimilikinya  ini,  sudah  dimiliki  sejak sebelum terkena kanker. Tidak adanya perubahan tujuan hidup dari
Ibu  R  ini  disebabkan  oleh  adanya  semangat,  mampu  untuk
mensyukuri  keadaan,  dan  mengingat  kondisi  anak  yang  masih kecil.  Sehingga,  apapun  yang  terjadi  tetap  berusaha  untuk
mewujudkan tujuan hidupnya.
“Gak ada yang berbeda.” 381 “… semangat aja. Ya itu tadi, saya itu nrimo, bersyukur, anak-anak ya masih
kecil. Jadi saya ya berusaha saja.” 386-389
Ibu  R  memiliki  pendapat  bahwa  seseorang  yang  memiliki sakit  kanker  masih  bisa  memaksimalkan  anggota  tubuh  lainnya
untuk  lebih  mengembangkan  diri  lagi.  Segala  hal  masih  mampu dilakukan.  Sebagai  seorang  yang  sakit  kanker,  tidak  boleh  lemah
dan tidak boleh manja.
“Harus.  Kan  yang  sakit  atas  sini,  dada.  Tangannya masih ada, kaki masih ada, mulut masih ada. Ya masih
bisa  lah.”  398-401  “Apa  aja  bisa  kok  mbak.  Harus kuat  ya  kita  ini,  jangan  lemah.  Jangan  manja-
manja.” 411-413
Pendapat tersebut sesuai dengan kondisi Ibu R yang merasa mampu  dalam  mengembangkan  diri.  Walaupun  Ibu  R  merasa
perkembangan  diri  yang  dialami  tidaklah  maksimal,  tetapi  Ibu  R tetap  berusaha.  Hal  ini  dikarenakan  adanya  keinginan  dari  dalam
diri untuk mempelajari sesuatu yang lebih.
“Masih.” 418 “Ya walaupun gak maksimal, tapi saya berusa
ha.”  419-421  “Saya  bisa  itu,  cuma  mau belajar yang lain juga.” 426-427
Dalam  kehidupan  sehari-hari,  keputusan  dalam  keluarga yang  harus  diambil  selalu  didiskusikan  terlebih  dahulu.  Tidak
hanya suami, anak-anak pun selalu diajak berdiskusi.
“Tetep  dikomunikasikan  ya.  Sama  suami.  Sama  anak juga kalau ada hubungannya sama anak.” 472-474
Akan  tetapi,  ketika  harus  mengambil  keputusan  dalam pengobatan,  Ibu  R  tidak  meminta  pertimbangan  suami  dan  suami
menerima apapun yang menjadi keputusan Ibu R.
“Tapi dulu pas mau ke dokter, operasi itu enggak. Saya sendiri  yang  memutuskan  mau  gimana.  Suami  saya
siap saja.” 478-482
Dalam  hal  hubungan  dengan  orang  lain,  Ibu  I  memiliki relasi  yang  positif  dengan  orang  lain.  Tidak  hanya  memiliki
hubungan  baik  dengan  suami  dan  anak,  akan  tetapi  juga  dengan masyarakat  sekitar,  teman,  bahkan  memiliki  hubungan  yang  baik
dengan pelanggan, teman SD suami Ibu R, dan juga para pemusik langganan studio band tempat suami Ibu R bekerja, dahulu.
c. Dukungan Sosial
Bentuk  dukungan  sosial  yang  diterima  oleh  Ibu  R  ada bermacam-macam.  Bentuk  dukungan  yang  diberikan  oleh  suami
adalah  suami  menerima  keadaan  Ibu  R,  menerima  keputusan pengobatan  yang  Ibu  R  jalani,  membantu  pekerjaan  sehari-hari,
mengambil  alih  pekerjaan  yang  dilakukan  Ibu  R,  dan  selalu memberikan semangat.
“Suami  saya  menerima  saya  apa  adanya.”  365-366 “Suami  saya  siap  saja.”  481-482  “Bantuan  tenaga,
menerima  apa  adanya  saya,  menyemangati  saya.” 498-500
“…misal  e  saya  keliatan  wes  gak  kuat  ya udah  langsung  suami
saya  yang  ngerjain.”504-506 “Kasih perhatian.” 507-508
Ibu  R  juga  mendapatkan  berbagai  dukungan  dari  anak- anak,  yaitu  mendapat  bantuan  dalam  pekerjaan  rumah,  anak
pertama yang menunggui di rumah sakit. Selain itu, prestasi belajar yang diraih anak Ibu R juga merupakan salah satu dukungan yang
diterima.
“Bantu  saya.  Itu  anak  saya  yang  besar  itu  dulu menunggui saya waktu masa kritis. 2-3 hari dia nginep
di  rumah  sakit.”  511-515  “…mereka  dapet  nilai bagus  di  sekolah,  anak saya yang kecil itu gambarnya
bagus saja, itu sudah membantu saya.” 520-524
Dukungan sosial,  juga diterima  Ibu R dari kakak  kandung, yaitu diantar ketika berobat dan mendapat bantuan dalam menjaga
anak-anak.
“Akhirnya  saya  diantar  kakak  saya  …”  190  “Ada kakak  saya  juga  kan  dan  ternyata  mau  datang  mau
bantu sampai ngurusi anak- anak dan lain sebagainya.”
192-196
Beberapa  teman  Ibu  R  juga  memberikan  dukungan  ketika Ibu  R  dinyatakan  kanker.  Beberapa  diantara  mereka  ikut
merasakan  apa  yang  dirasakan  Ibu  R.  Selain  itu,  Ibu  R  juga mendapatkan  informasi  mengenai  pengobatan  dan  ada  beberapa
dari mereka yang mengajak Ibu R untuk berbobat.
“…malah  yang  nangis  malah  temen-temen  saya.” 263-264
“Ada  juga  temen  yang  kasih  tau  info pengobatan  dimana,  dimana,  gitu.  Kadang  saya
langsung  diajak  berobat  kemana  gitu,  tapi  saya  gak mau.” 545-549
Tidak  hanya  mendapatkan  dukungan  sosial  dari  orang- orang yang Ibu R kenal baik, ada beberapa orang yang memberikan
dukungan  kepada  Ibu  R  yang  sebenarnya  Ibu  R  tidak  terlalu mengenal orang tersebut. Ibu R juga mendapatkan dukungan sosial
dari pegawai bank yang suka membeli dagangannya.
“Padahal saya juga bukan siapa-siapa. Mereka urunan uang,  saya  terharu.  Mereka  hanya  pembeli  dagangan
saya.” 226-230
Selain  itu,  Ibu  R  juga  mendapatkan  dukungan  sosial  dari teman SD suami Ibu R. Mereka banyak yang datang ke rumah sakit
ketika Ibu R menjalani operasi.
“Itu  temen-temen  SD  suami  saya  tau-tau  waktu  saya operasi pada datang.” 530-532
Beberapa  band-band  yang  sering  menyewa  studio  musik tempat suami Ibu R bekerja juga banyak yang memberikan bantuan
dana.  Bahakan  seorang  musisi  terkenal,  Icha  Jikustik  pun  juga pernah membantu biaya berobat.
“…band-band  yang  suka  ke  studio  juga  pada  dateng. Ngirimi uang. Terakhir itu  Icha Jikustik itu ngirimi 10
juta untuk berobat.” 537-541
Diantara  banyaknya  pemberi  dukungan  tersebut,  pemberi dukungan  yang  paling  berpengaruh  bagi  Ibu  R  adalah  dukungan
dari  suami  dan  anak-anak.  Hal  itu  dikarenakan  suami  dan  anak- anak mau menerima keadaan Ibu R apa adanya dan menginginkan
supaya Ibu R segera sembuh.
“…  karena  mereka  menerima  saya  apa  adanya. Mereka pengen saya sembuh.” 567-569
Berbagai  macam  dukungan  yang diterima itu, memberikan pengaruh  bagi  kehidupan  Ibu  R.  Dukungan-dukungan  yang
diterima  oleh  Ibu  R  membuat  Ibu  R  merasakan  bahwa  kondisi fisiknya membaik dan menambah semangat hidup.
“…  jadi  cepat  sembuh.  Jadi  tambah  semangat  …” 573-574
Berdasarkan pengalaman, Ibu R memiliki pengalaman tidak mendapatkan  dukungan  sosial.  Hal  tersebut  dilakukan  oleh  kakak
kandung  Ibu  R.  Ketika  sangat  membutuhkan  uang  untuk  biaya rumah sakit, uang yang dijanjikan oleh kakak kandung Ibu R tidak
jadi diberikan. Akan tetapi, Ibu R tidak terlalu mempermasalahkan hal  tersebut.  Hal  ini  dikarenakan  adanya  suami  yang  terus
mendukungan dan lebih banyak pihak yang memberikan dukungan daripada yang tidak mendukung.
“…dia  janji  mau  kasih  saya  uang  dari  pencairan asuransi.  Kan  saya  kerja  di  toko  kakak  saya  ini  kan
saya asuransi. Nah saya udah tanda tangan, udah oke. Pas  harinya,  eh  uangnya  gak  di
kasihkan saya.” 580- 587  “Tapi  sih  saya  gak  ambil  hati  ya  mbak.  Malah
stress dewe saya nanti. Suami saya juga udah gak usah dipikirin.  Mengko  mesti  ana  dalan.  Jadi  dibandingkan
yang tidak mendukung saya, yang mendukung saya itu
jauh lebih banyak.” 606-614
d. Kesimpulan
Gejala  yang  dialami  adalah  munculnya  benjolan  pada payudara sebelah kanan. Benjolan tersebut terletak pada puting dan
mengalami  pembesaran  dan  menghitam  selama  1  minggu,  serta mengeluarkan  nanah,  darah,  dan  berbau.  Akan  tetapi,  benjolan
tersebut  tidak  terasa  sakit.  Subjek  menjalani  pemerikasaan  biopsy selama 3-4 kali dan belum  terdeteksi  terkena kanker. Akan tetapi,
setelah  dilakukan  biopsy  yang  ke-5,  subjek  positif  dinyatakan kanker payudara.
Ketika  mendapatkan  vonis  kanker  payudara  subjek  merasa kaget,  akan  tetapi  tidak  berpikiran  buruk  dan  menerima  vonis
dengan  ikhlas,  serta  tidak  membawanya  dengan  perasaan  yang susah.  Selain  itu,  subjek  memiliki  cara  pandang  yang  positif
terhadap  penyakit  kanker  yang  diterima,  yaitu  memandangnya sebagai berkat, sehingga subjek tidak mengalami keterpurukan.
Sejak  mengalami  kanker  payudara,  subjek  tetap  memiliki kepercayaan  diri,  mampu  menerimanya  dengan  ikhlas,  dan
meyakini  bahwa  semua  masalah  pasti  akan  berakhir.  Hal  ini dikarenakan  subjek  mampu  menyukuri  sesuatu  yang  ada,
menikmati  proses  kehidupan  yang  terjadi  dan  selalu  belajar menghadapi  setiap  kesusahan  melalui  pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
Sebelum  kanker  sampai  saat  ini,  subjek  memiliki  tujuan hidup yang sama, yaitu ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik
untuk  suami  dan  anak-anaknya.  Tidak  adanya  perubahan  tujuan hidup  ini  disebabkan  oleh  adanya  semangat,  mampu  untuk
mensyukuri  keadaan,  dan  mengingat  kondisi  anak  yang  masih kecil.  Sehingga,  apapun  yang  terjadi  tetap  berusaha  untuk
mewujudkan tujuan hidupnya. Subjek  memiliki  pekerjaan  membuat  kue  untuk  dijual  dan
menjaga  toko  komputer  milik  kakaknya.  Subjek  tidak  mengalami kesulitan dalam menjalani peran dan pekerjaannya sehari-hari. Hal
ini  dikarenakan  selalu  ada  komunikasi  dan  perencanaan  antara subjek dengan suami mengenai kegiatan esok hari. Namun saat ini
subjek mengurangi salah satu tugas yang dulu menjadi rutinitasnya sehari-hari dikarenakan kondisi fisik yang semakin lemah. Saat ini,
tugas tersebut digantikan oleh suami. Subjek dan keluarganya, yaitu suami dan anak-anak, selalu
mendiskusikan terlebih dahulu segala hal keputusan keluarga yang akan diambil. Tetapi, dalam hal pengobatan, subjek tidak meminta
pertimbangan suami karena tergantung kesiapan subjek dan suami menerima apapun yang menjadi keputusan subjek.
Subjek  berpendapat  bahwa  seseorang  yang  memiliki  sakit kanker  masih  bisa  memaksimalkan  anggota  tubuh  lainnya  untuk
lebih  mengembangkan  diri  lagi.  Hal  ini  dikarenakan,  walaupun
sakit  kanker,  tidak  boleh  lemah  dan  tidak  boleh  manja.  Pendapat tersebut  sesuai  dengan  kondisi  subjek  yang  merasa  mampu  dalam
mengembangkan diri.
Subjek memiliki
keinginan untuk
mempelajari  sesuatu  yang  lebih  sehingga  subjek  terus  berusaha untuk terus mengembangkan diri.
Selain  itu,  subjek  memiliki  hubungan  yang  baik  dengan dengan  suami  dan  anak,  juga  dengan  masyarakat  sekitar,  teman,
bahkan  memiliki  hubungan  yang  baik  dengan  pelanggan  kue, teman  SD  suami  subjek,  dan  juga  para  pemusik  langganan  studio
band tempat suami subjek bekerja, dahulu. Subjek  mendapatkan  dukungan  sosial  dari  suami,  berupa
dukungan  emosional,  instrumental,  dan  penghargaan.  Bentuk dukungannya  adalah  suami  menerima  keadaan  subjek,  menerima
keputusan  pengobatan  yang  subjek  jalani,  membantu  pekerjaan sehari-hari,  mengambil  alih  pekerjaan  yang  dilakukan  subjek,  dan
selalu memberikan semangat. Subjek  juga  menerima  dukungan  dari  anaknya,  berupa
dukungan  instrumental.  Bentuk  dukungan  tersebut  adalah  bantuan dalam  pekerjaan  rumah,  anak  pertama  yang  menunggui  di  rumah
sakit, dan prestasi belajar yang diraih anak subjek juga merupakan salah satu dukungan yang diterima.
Dukungan sosial, juga diterima subjek dari kakak kandung, yaitu diantar ketika berobat dan mendapat bantuan dalam menjaga
anak-anak. Beberapa  teman  subjek  juga  memberikan  dukungan.
Beberapa  diantara  mereka  ikut  merasakan  apa  yang  dirasakan subjek.  Selain  itu,  subjek  juga  mendapatkan  informasi  mengenai
pengobatan  dan  ada  beberapa  dari  mereka  yang  mengajak  subjek untuk berbobat.
Tidak  hanya  mendapatkan  dukungan  sosial  dari  orang- orang  yang  subjek  kenal,  ada  beberapa  orang  yang  memberikan
dukungan  kepada  subjek  yang  sebenarnya  tidak  terlalu  mengenal orang  tersebut.  Subjek  mendapatkan  dukungan  biaya  rumah  sakit
dari pegawai bank yang suka membeli dagangannya, mendapatkan dukungan sosial dari teman SD suami subjek berupa kunjungan ke
rumah sakit. Selain itu, beberapa band-band yang sering menyewa studio  musik  tempat  suami  subjek  bekerja  juga  banyak  yang
memberikan  bantuan  dana.  Bahkan  seorang  musisi  terkenal,  Icha Jikustik pun juga pernah membantu biaya berbobat.
Diantara  banyaknya  pemberi  dukungan  tersebut,  pemberi dukungan yang paling adalah dukungan dari suami dan anak-anak.
Hal  itu dikarenakan suami dan anak-anak mau  menerima keadaan apa  adanya  dan  menginginkan  supaya  subjek  segera  sembuh.
Dukungan-dukungan  tersebut  diterima  subjek  secara  langsung
bertemu  dengan  pemberi  dukungan.  Selain  itu  ada  juga  yang mengirimkan dana melalui rekening.
Berbagai  macam  dukungan  yang diterima itu, memberikan pengaruh  positif  bagi  kehidupan  subjek,  yaitu  subjek  merasakan
bahwa kondisi fisiknya membaik dan menambah semangat hidup. Berdasarkan  pengalaman,  subjek  memiliki  pengalaman
tidak  mendapatkan  dukungan  sosial  yang  dilakukan  oleh  kakak kandung  subjek.  Ketika  sangat  membutuhkan  uang  untuk  biaya
rumah  sakit,  uang  yang  dijanjikan  tidak  jadi  diberikan  kepada subjek.  Akan  tetapi,  subjek  tidak  terlalu  mempermasalahkan  hal
tersebut. Hal ini dikarenakan adanya suami yang terus mendukung dan lebih banyak pihak yang memberikan dukungan daripada yang
tidak mendukung.
D. PEMBAHASAN