bertemu dengan pemberi dukungan. Selain itu ada juga yang mengirimkan dana melalui rekening.
Berbagai macam dukungan yang diterima itu, memberikan pengaruh positif bagi kehidupan subjek, yaitu subjek merasakan
bahwa kondisi fisiknya membaik dan menambah semangat hidup. Berdasarkan pengalaman, subjek memiliki pengalaman
tidak mendapatkan dukungan sosial yang dilakukan oleh kakak kandung subjek. Ketika sangat membutuhkan uang untuk biaya
rumah sakit, uang yang dijanjikan tidak jadi diberikan kepada subjek. Akan tetapi, subjek tidak terlalu mempermasalahkan hal
tersebut. Hal ini dikarenakan adanya suami yang terus mendukung dan lebih banyak pihak yang memberikan dukungan daripada yang
tidak mendukung.
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan berbagai gejala kanker payudara yang dialami oleh subjek. Pada umumnya, semua subjek
mengalami gejala adanya benjolan pada payudara. Akan tetapi, tidak semua merasakan adanya rasa sakit pada benjolan tersebut, seperti pada
subjek 1, 4, 5. Sedangkan pada subjek 2 dan 3 merasakan adanya rasa sakit pada benjolan tersebut. Selain benjolan, gejala yang juga dialami adalah
adanya pertumbuhan puting yang tidak normal, yaitu terjadi pada subjek 2
dan 5. Gejala yang paling parah dialami oleh subjek 5 yaitu munculnya nanah, darah, dan bau pada benjolan tersebut.
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa tidak semua gejala dengan mudah dideteksi sebagai kanker payudara. Butuh beberapa kali
pemeriksaan untuk memastikan bahwa gejala tersebut merupakan gejala dari kanker payudara, seperti terjadi pada subjek 3 dan 5. Mereka tidak
hanya 1 kali dalam melakukan pemerikasaan untuk memastikan bahwa terkena kanker payudara. Hal ini membuktikan penelitian sebelumnya
bahwa gejala permulaan kanker tidak dirasakan maupun tidak disadari dan tidak mudah terdeteksi.
Jenis dukungan sosial yang ditemukan dalam penelitian ini, ditemukan 5 jenis dukungan sosial yang diterima oleh subjek. Jenis
dukungan sosial yang muncul adalah dukungan sosial emosional, dukungan sosial instrumental, dukungan sosial penghargaan, dukungan
sosial informatif dan dukungan sosial jaringan sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh para ahli mengenai jenis
dukungan sosial Cohen McKay, 1984; Cutrona Russell, 1990; House, 1984; Schaefer, Coyne, Lazarus, 1981; Willa, 1984 dalam
Sarafino, 1994. Dari berbagai macam bentuk dukungan yang diterima, jenis
dukungan emosional merupakan jenis dukungan yang paling banyak diterima oleh subjek. Jenis dukungan emosional ini lebih membantu dalam
peningkatan kondisi psychological well being dimensi penerimaan diri.
Reaksi yang terjadi ketika mendapatkan vonis kanker payudara adalah merasa kaget, sedih, takut, kalut, bingung, marah, dan sering
mempertanyakan keadaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hawari dalam bukunya yang menyebutkan bahwa reaksi yang umumnya terjadi
pada pasien kanker payudara adalah kaget, takut, tidak bisa menerima kenyataan, sampai depresi Hawari dalam Uila, 2009.
Dalam proses penerimaan diri ketika mendapatkan vonis kanker payudara sampai menjalani operasi pengangkatan payudara, dukungan
emosional dari orang-orang terdekat sangat dibutuhkan untuk membantu pasien kanker payudara bisa menerima diri apa adanya dan bisa menerima
keadaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa dukungan emosional dan informasi lebih dibutuhkan oleh individu yang
mengalami sakit parah Wortman Dunkel-Schetter, 1987, dalam Sarafino, 1994.
Dalam penelitian ini, jenis dukungan yang diberikan kepada penderita kanker payudara ketika mendapati vonis sampai menjelang
operasi adalah dukungan emosional, dukungan informational, dan dukungan penghargaan.
Pada awalnya, reaksi yang muncul pada seseorang yang mendapatkan vonis kanker payudara adalah kaget, seperti terlihat pada
subjek 1, 2, 4, dan 5. Selain itu, perasaan lain yang juga dirasakan adalah merasa sedih dan kebingungan, seperti yang dialami subjek 2. Perasaan
kalut, marah, dan mempertanyakan keadaan juga dirasakan oleh subjek 3.
Reaksi-reaksi tersebut muncul dikarenakan ketakutan akan konsekwensi dari kanker payudara dan pengobatannya, seperti yang dialami oleh subjek
2 dan 3. Untuk mengatasi reaksi-reaksi yang muncul tersebut, dukungan sosial sangatlah diperlukan oleh penderita kanker payudara dalam
mengatasi kondisi tersebut. Jenis dukungan sosial yang bisa diberikan adalah dukungan sosial emosional, informatif, dan penghargaan.
Dalam dukungan emosional, bentuk dukungan yang diberikan adalah pemberian semangat dan perhatian, serta adanya dorongan untuk
berobat. Pemberian semangat dan perhatian dilakukan dengan cara memberikan pendampingan kepada keluarga yang menderita kanker
payudara. Selain itu, dorongan untuk melakukan pengobatan bisa dilakukan dengan cara yang halus, yaitu meyakinkan kepada penderita
kanker payudara, bahwa kanker payudara bisa disembuhkan dengan pengobatan yang ada. Dukungan sosial ini membantu pasien kanker
payudara dalam dimensi penerimaan dirinya. Penderita kanker payudara yang pada awalnya kaget, takut, tidak mampu untuk menerima keadaan,
menjadi mampu untuk menerima diri secara positif dan mampu menerima keadaan apa adanya.
Bentuk dukungan informational yang diterima penderita kanker payudara bisa berasal dari dokter maupun teman. Bentuk dukungan
informational yang berasal dari dokter berupa pemberian nasihat dalam menghadapi kanker. Bentuk dukungan ini bisa diberikan dengan cara
melalui konsultasi ketika di rumah sakit. Selain itu, dukungan
informational juga bisa berasal dari teman dengan pemberian informasi pengobatan. Informasi yang diberikan bisa dilakukan dengan cara saling
berbagi pengalaman ketika bertemu sesama penderita kanker. Dukungan sosial yang diterima ini mampu mempengaruhi dimensi penerimaan diri
pada pasien. Pasien kanker payudara mampu untuk memiliki pemikiran yang positif tentang kanker dan pengobatannya, sehingga tidak mengalami
keterpurukan karena kanker. Selain, dukungan emosional dan informational, dukungan yang
dibutuhkan pasien kanker payudara pasca vonis kanker sampai menjelang operasi adalah dukungan penghargaan. Dukungan penghargaan yang
diberikan dapat berupa menghargai dan menerima keputusan pengobatan yang akan dijalani pasien kanker payudara. Hal ini bisa dilakukan dengan
cara memberikan kebebasan dan mendukung keputusan pengobatan yang akan dilakukan. Dengan adanya dukungan ini, dimensi otonomi pasien
kanker payudara akan meningkat. Pasien kanker payudara akan merasa yakin dan berani untuk mengambil keputusan pengobatan secara mandiri.
Seseorang penderita kanker payudara yang sudah melakukan tindakan operasi pengangkatan payudara juga mengalami masalah dalam
penerimaan dirinya. Beberapa diantara mereka akan merasa tidak percaya diri, seperti yang dialami oleh subjek 1 dan 2. Selain itu, muncul juga
pengalaman merasakan malu dan takut apabila harus menemui orang lain, seperti yang dialami oleh subjek 2. Perasaan yang muncul tersebut
disebabkan oleh perubahan kondisi fisik, yaitu kehilangan salah satu
payudara. Hal ini sesuai dengan teori bahwa manusia mempunyai sifat holistic, yaitu makhluk fisik yang sekaligus psikologis. Sehingga sesuatu
yang terjadi dengan kondisi fisiknya akan mempengaruhi kondisi psikologisnya Lubis, 2009.
Ketika tindakan operasi telah dilaksanakan dan pasien kanker payudara harus menjalani pengobatannya, dukungan sosial dari orang-
orang sekitar tetap dibutuhkan. Orang terdekat, yaitu keluarga merupakan pihak yang banyak dibutuhkan dalam pemberian dukungan, terutama
dukungan emosional dan penghargaan. Bentuk dukungan yang yang diberikan adalah pemberian semangat, perhatian dan penerimaan apa
adanya. Dukungan ini bisa diberikan dengan cara memperhatikan kondisi kehidupan subjek setiap harinya dan tidak mempermasalahkan mengenai
tindakan pengangkatan payudara yang telah dilakukan. Selain keluarga, dokter juga berperan dalam memberikan dukungan informative. Dukungan
tersebut berupa adanya pemberian nasihat mengenai cara menghadapi kanker pasca operasi. Dukungan tersebut bisa dilakukan melalui konsultasi
yang bisa dilakukan ketika pasien melakukan kontrol atau pengobatan. Selain itu, dukungan jaringan sosial juga bisa diberikan dari teman sesama
penderita kanker. Dukungan yang diberikan berupa pengalaman hidup pasca operasi. Hal ini bisa dilakukan dengan saling bertukar cerita ketika
bertemu sesama penderita kanker ketika berobat. Dukungan tersebut mempengaruhi dimensi penerimaan diri subjek. Dengan adanya dukungan-
dukungan tersebut, penderita kanker payudara yang pada awalnya
mengalami ketidakpercayaan diri dan kurang mampu menerima keadaan pasca operasi kanker payudara, saat ini sudah memiliki kepercayaan diri,
bisa menerima diri sendiri dan keadaan apa adanya. Selain tu, pasien kanker payudara mampu menjalani kehidupan dengan rasa senang, penuh
syukur dan memiliki pandangan yang positif. Penderita kanker payudara sudah memiliki tujuan hidup sebelum
positif terkena kanker. Tujuan hidup yang dimiliki penderita kanker payudara sebelum positif kanker adalah ingin membahagiakan keluarga
dan cenderung memiliki tujuan hidup yang mengalir mengikuti arus hidup. Setelah positif terkena kanker payudara, dimensi tujuan hidup pasien
kanker payudara sangat dipengaruhi oleh dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga.
Dukungan tersebut dapat berupa pemberian semangat dan adanya perhatian. Cara yang dilakukan adalah dengan kehadiran keluarga setiap
saat bersama pasien kanker payudara dan memperhatikan kehidupan dan kondisi pasien kanker payudara. Hal tersebut akan menyebabkan pasien
kanker payudara akan memiliki tujuan hidup dan semakin memiliki semangat dan kekuatan untuk melanjutkan hidupnya untuk menjadi lebih
baik dan membahagiakan keluarganya. Penderita kanker payudara akan mengalami penurunan kondisi
fisik dan mengalami kebosanan karena tindakan pengobatan jangka panjang yang harus dijalaninya, seperti yang dialami oleh subjek 1, 3, dan
4. Selain itu, masalah juga terjadi ketika subjek diminta untuk mengambil
keputusan pengobatan secara mandiri, seperti subjek 1, 3, 4, dan 5, ataupun meminta pertimbangan suami, seperti pada subjek kedua. Namun,
masalah tersebut bisa diatasi dengan pemberian dukungan sosial dari keluarga. Dukungan sosial yang diberikan adalah dukungan sosial
emosional dan penghargaan. Kedua bentuk dukungan tersebut diberikan oleh keluarga. Dukungan emosional yang diberikan dapat berupa
pemberian semangat, perhatian dan dorongan untuk melakukan pengobatan. Dukungan ini bisa dilakukan dengan pemberian semangat dan
memperhatikan kondisi subjek. Selain itu, ada juga dukungan penghargaan yang dapat berupa adanya penerimaan apa adanya dan penerimaan
keputusan pengobatan yang dilakukan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara tidak memaksakan kehendak kepada subjek dan menerima keputusan
pengobatan yang dijalani subjek. Dukungan ini menyebabkan pasien kanker payudara tetap memiliki dimensi otonomi, yaitu adanya
kemampuan untuk mengambil keputusan pengobatan dan kelanjutannya secara mandiri, serta dalam kehidupan sehari-hari juga memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan. Walaupun terkena kanker payudara, beberapa dari penderita kanker
payudara ini memiliki pendapat bahwa seorang penderita kanker payudara tetap bisa melakukan pengembangan diri. Ketika mengalami penurunan
kondisi fisik dan harus mengurangi kegiatannya, kebosanan akan dialami oleh penderita kanker payudara, seperti yang terjadi pada subjek 2, 4, dan
5. Akan tetapi, mereka tetap memiliki keinginan dari dalam diri sendiri
untuk tetap melakukan aktivitas lain yang lebih ringan. Keinginan ini didukung oleh orang-orang di sekitar, seperti keluarga dan teman.
Keluarga memberikan dukungan emosional berupa pemberian semangat, perhatian, dan dukungan dalam beraktivitas yang diberikan
dengan cara memberikan perhatian pada kondisi kesehatan pasien dan memberikan kebebasan untuk tetap beraktivitas. Selain itu, dukungan dari
teman berupa ajakan beraktivitas yang dilakukan dengan cara menjemput langsung pasien kanker payudara untuk beraktivitas bersama juga
mempengaruhi dimensi pengembangan diri. Dengan mendapatkan dukungan sosial, pasien kanker payudara tetap memiliki kemampuan
untuk mengembangkan diri mereka sesuai potensi yang ada. Seseorang yang menderita kanker payudara, pasti akan mengalami
penurunan kondisi fisik. Hal ini mengkibatkan adanya pengurangan aktivitas sehari-hari. Akan tetapi, mereka tetap mampu menjani peran dan
tanggung jawabnya masing-masing. Mereka juga tetap mampu menjalani aktivitasnya sesuai dengan kondisi fisik. Walaupun pasien kanker
payudara masih sanggup menguasai lingkungan dan aktivitasnya seorang diri, tetapi dimensi penguasaan lingkungan yang dimiliki pasien kanker
payudara juga dipengaruhi oleh dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga. Keluarga memberikan dukungan sosial instrumental berupa
pemberian waktu dan bantuan tenaga. Dukungan tersebut diberikan dengan cara meluangkan waktu untuk memberikan bantuan dalam
beraktivitas sehari-hari. Dengan adanya bantuan tersebut, pasien kanker
payudara tetap mampu mengatur dan menguasai aktivitasnya dengan atau tanpa bantuan orang lain.
Dimensi relasi positif yang dimiliki pasien kanker payudara dipengaruhi oleh dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga dan
masyarakat. Adanya perhatian yang lebih besar dari keluarga dan adanya pemberian semangat, perhatian, dan bantuan materi dari masyarakat juga
dirasakan oleh penderita kanker payudara. Dukungan yang diberikan oleh keluarga dilakukan dengan cara memberikan perhatian dan semangat
setiap hari melalui tatap muka, maupun melalui media lain, misalnya melalui telepon, media sosial, ataupun sms. Selain itu, perhatian dari
keluarga juga dapat dilakukan dengan cara memperhatikan kehidupan subjek dengan memperhatikan kesehatan, makan, dan jadwal obat yang
dikonsumsi. Dukungan yang diberikan oleh masyarakat dapat dilakukan dengan cara melalui tatap muka maupun media lain. Selain itu, juga bisa
dilakukan dengan cara memberikan kunjungan, baik di rumah sakit maupun di rumah. Dengan adanya dukungan tersebut, seorang yang
menderita kanker payudara yang sudah memiliki hubungan baik dengan banyak pihak, akan semakin memiliki hubungan yang lebih baik dengan
orang lain dan bisa mendapatkan banyak bantuan atau dukungan sosial dari banyak pihak.
Dukungan-dukungan sosial tersebut sesuai dengan teori mengenai faktor yang mempengaruhi psychological well being, yaitu individu yang
mendapat dukungan dari lingkungan sosial akan memiliki Psychological
well being yang tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak mendapat dukungan sosial Davis, dalam Rahayu, 2008. Dalam penelitian ini,
ditemukan bahwa ada 1 subjek yang tidak memiliki dimensi pengembangan diri. Hal ini dikarenakan faktor kondisi fisik yang melemah
dan tidak adanya dukungan yang diterima untuk memiliki aktivitas lain yang bisa lebih mengembangkan dirinya.
Berbagai bentuk dukungan tersebut diberikan dengan cara yang berbeda-beda. Sebagian besar dari dukungan itu diberikan secara langsung
oleh pemberi kepada penerima. Misalnya adalah dukungan sosial instrumental berupa bantuan dalam mengerjakan pekerjaan, bisa diberikan
melalui pengambilalihan secara langsung pekerjaan yang dilakukan pasien kanker. Selain itu contoh bentuk dukungan emosional berupa pemberian
perhatian, dapat diberikan melalui dengan cara mengingatkan untuk minum obat, mengingatkan untuk makan, dan meminta subjek untuk tidak
bekerja terlalu lelah. Namun ada sebagian yang diberikan melalui berbagai media yang ada, misalnya memberikan dukungan semangat melalui
telpon, sms, media sosial internet, dan untuk dukungan biaya ada yang mengirim melalui rekening bank. Selain itu, ternyata dukungan sosial yang
bisa diberikan seorang anak kepada ibu yang menderita kanker payudara adalah melalui prestasi belajar yang baik di sekolah. Dalam penelitian
yang ditemukan sebelumnya, tidak dijelaskan bagaimana cara yang digunakan untuk memberikan dukungan sosial. Pada penelitian
sebelumnya, yang dijelaskan hanyalah jenis dukungan sosial yang diterima Anggraeni Ekowati, 2010; Sari, 2011.
Keefektifan dukungan sosial dipengaruhi oleh jenis dukungan dan juga oleh siapa pemberi dukungan tersebut Taylor, 1999. Dalam
penelitian ini, pemberi dukungan yang paling berpengaruh adalah suami, anak, dan orang tua. Hal ini dikarenakan, pihak-pihak tersebut merupakan
pribadi yang paling dekat, selalu memberi semangat, menerima apa adanya, selalu membesarkan hati, dan yang selalu mendampingi dalam
kondisi apapun. Secara umum, pengaruh dari dukungan sosial yang diterima adalah
membuat subjek merasa tidak sendiri, merasa senang, lebih percaya diri, mengurangi beban penderitaan, tetap memiliki tujuan hidup, memiliki
semangat hidup,
mempercepat kesembuhan,
tidak memikirkan
penyakitnya, lebih merasa kuat dan tegar, serta menyebabkan pasien selalu berpikir positif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
beberapa ahli mengenai dampak dari dukungan sosial yang diterima pasien kanker payudara Sari Prasetyadi, 2005; Denewer, Farouk, Mostafa,
Elshamy, 2011. Akan tetapi, dukungan sosial yang diterima oleh pasien kanker
payudara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi psychological well being. dalam penelitian ini ditemukan pendapat dari
masing-masing penderita kanker payudara bahwa sebesar apapun
dukungan yang diberikan, apabila tidak memiliki semangat dari dalam sendiri, dukungan itu akan menjadi sia-sia.
Kemampuan dari dalam diri sendiri juga akan mempengaruhi cara pasien kanker payudara dalam menanggapi perilaku orang lain terhadap
diri sendiri yang berkaitan dengan dukungan sosial. Berdasarkan pengalaman, sebagian besar tidak memiliki pengalaman tidak didukung.
Hanya ada 1 subjek yang merasa pernah tidak didukung. Akan tetapi mendapat dukungan atau tidak, itu tergantung dari cara pandang masing-
masing. Secara keseluruhan, subjek dalam penelitian ini memiliki cara pandang yang positif, sehingga menganggap segala hal yang dilakukan
orang lain merupakan cara untuk mendukung mereka.
Gambar Bentuk dan Strategi Dukungan Sosial Ketika Divonis Kanker Payudara sampai Operasi
Keluarga : Pemberian semangat dan perhatian; dorongan untuk
berobat Ds.e Pendampingan :
meyakinkan bahwa akan sembuh
Adanya penerimaan diri yang positif dan menerima
keadaan Dm.PD STRATEGI
DUKUNGAN SOSIAL
Dokter : Pemberian nasihat menghadapai kanker Ds.Inf.
Teman : Pemberian informasi pengobatan Ds.Inf.
Berbagi pengalaman : Saling bertemu dan berbagi
pengalaman [keberhasilan] pengobatan
Memiliki pemikiran yang positif tentang kanker
payudara dan pengobatannya Dm.PD
Pengarahan : Memberikan arahan
[menyemangati]
Keluarga : Menghargai dan menerima keputusan pengobatan
yang diambil Ds.P Pemberian kebebasan :
Memberikan kebebasan dalam mengambil
keputusan pengobatan Berani mengambil
keputusan pengobatan secara mandiri Dm.O
PSYCHOLOGICAL WELL BEING
Adanya reaksi kaget S 1,2,4,5, sedih S
2, takut S 3, kalut S 3, kebingungan
S 2, stress S 3, panik S 3, marah
S 3, sering mempertanyakan
keadaan S 3
Adanya perasaan takut akan
konsekwensi dari kanker dan
pengobatannya S 2,3
BENTUK DUKUNGAN SOSIAL
KONDISI AWAL
Gambar Bentuk dan Strategi Dukungan Sosial Pasca Operasi
STRATEGI DUKUNGAN SOSIAL
Keluarga : Pemberian semangat dan perhatian Ds.E; menerima
apa adanya Ds.P Dokter : Pemberian nasihat
menghadapai kanker Ds.Inf Teman : berbagi pengalaman
pasca operasi Ds.JS
Perhatian : Pemberian perhatian setiap hari, memperhatikan kehidupan subjek
[mengingingatkan, bukan menegur], Penerimaan : tidak mempermasalahkan
adanya tindakan pengangkatan payudara.
Pengarahan : Memberikan arahan secara empatik
Berbagi Pengalaman : Saling bertemu dan berbagi pengalaman keberhasilan
berobat ketika berobatkontrol
Adanya kepercayaan diri, menerima diri sendiri dan
keadaan, menjalani hidup dengan senang dan
bersyukur, memandang diri secara positif Dm.PD
BENTUK DUKUNGAN SOSIAL
PSYCHOLOGICAL WELL BEING
KONDISI AWAL
Mengalami ketidakpercayaan
diri S 1, takut ketika harus
bertemu orang lain S 2, malu S 2
Keluarga : Pemberian semangat Ds.E; menerima apa adanya
Ds.P Penerimaan : tidak
mempermasalahkan adanya tindakan pengangkatan payudara.
Tetap percaya diri, memiliki pandangan yang positif,
lebih tangguh dan lebih ikhlas Dm.PD
Merasa biasa saja S 3, menerima
keadaan dengan baik S 4, tetap
percaya diri S3, 5
Kemampuan diri sendiri : tabah, pemikiran positif, kemampuan bersyukur, menikmati proses
hidup, belajar menghadapi masalah melalui masalah sebelumnya
Gambar Bentuk dan Strategi Dukungan Sosial Pasca Operasi Lanjutan
Keluarga : Pemberian semangat dan perhatian Ds.E
Menemani : Selalu ada bersama subjek setiap saat. [co : menemani berobat]
Perhatian : Pemberian perhatian setiap hari, memperhatikan kehidupan subjek
kesehatan, makan, mengkonsumsi obat mengingatkan, bukan menegur
Tidak adanya perubahan tujuan hidup, semakin memiliki
semangat untuk mewujudkan tujuan hidup Dm.TH
Keluarga : Pemberian semangat, perhatian, dan dorongan berobat
Ds.E; menerima apa adanya, menerima keputusan pengobatan
Ds.P
Perhatian : Pemberian perhatian setiap hari, memperhatikan kehidupan subjek.
[
mengingatkan, bukan menegur
]
Pemberian kebebasan : tidak memaksakan kehendak kepada
subjek, menerima keputusan subjek
Mampu mengambil keputusan pengobatan, dan keputusan
kelanjutan pengobatan secara mandiri berhentimelanjutkan,
mampu mengambil keputusan secara mandiri Dm.O
Keluarga : Pemberian semangat, perhatian, dan dukungan kegiatan
Ds.E Teman : Ajakan beraktivitas
Ds.JS
Perhatian : Pemberian perhatian setiap hari, memperhatikan kehidupan subjek
mengingatkan, bukan menegur Memberikan kebebasan :
membebaskan subjek beraktivitas Menemani : Mengajak berkegiatan,
menjemput subjek
Memiliki kemampuan dan keyakinan untuk
mengembangkan diri sesuai potensi yang ada di dalam
diri Dm.Pg.D
Memiliki tujuan hidup ingin membahagiakan
keluarga, tujuan hidup mengalir saja
Harus menentukan tindakan
pengobatan, penurunan kondisi
fisik dan mengalami kebosanan berobat
S 1,3,4
Kebosanan karena berkurangnya aktivitas
S 5, keinginan dari dalam diri sendiri untuk
beraktivitas lain S 2,4,5
Gambar Bentuk dan Strategi Dukungan Sosial Pasca Operasi Lanjutan
Keluarga : Bantuan tenaga dan waktu Ds.Inst.
Memberikan bantuan : Meluangkan waktu untuk
memberikan bantuan dalam beraktivitas sehari-hari
Mampu menguasai dan mengatur aktivitasnya
dengan atau tanpa bantuan
orang lain Dm.PL Keluarga : Semakin memberikan
perhatian Ds.E
Masyarakat : memberikan semangat, menanyakan kabar
Ds.E; memberikan bantuan materi Ds.Inst.
Perhatian : Memberikan perhatian dan semangat setiap hari, melalui tatap muka,
maupun melalui media lain, memperhatkan kehidupan subjek
kesehatan, makan, mengkonsumsi obat Memotivasi : Memberikan semangat
melalui tatap muka maupun media lain, memberi kunjungan RS dan rumah,
Pemberian bantuan: memberikan dana secara langsung, maupun melalui media
lain
Adanya hubungan baik dari berbagai pihak,
mendapatkan banyak dukungan dari berbagai
pihak Dm.RP
Pengaruh : merasa tidak sendiri, merasa senang, lebih percaya diri, mengurangi beban penderitaan, memiliki tujuan hidup, memiliki semangat hidup, mempercepat kesembuhan, merasa kuat dan tegar, memiliki pikiran positif
KEBAHAGIAAN
Pengurangan aktivitas karena melemahnya
kondisi fisik
Adanya hubungan baik dengan keluarga,
teman, dan masyarakat.
Adanya kesulitan dalam hal biaya
pengobatan S 5
145
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada umumnya, pasien kanker payudara mengalami gejala berupa munculnya benjolan pada bagian payudara yang disertai gejala lain, seperti
putting yang tumbuh tidak normal, adanya luka pada benjolan, dan adanya rasa sakit pada benjolan. Selain itu, tidak semua gejala dapat dengan
mudah dideteksi sebagai kanker payudara. Butuh beberapa kali pemeriksaan untuk memastikan bahwa gejala tersebut adalah kanker
payudara. Dalam penelitian ini ditemukan 5 jenis dukungan sosial yang
diterima oleh pasien kanker payudara. Kelima jenis dukungan sosial itu adalah dukungan sosial emosional, dukungan sosial instrumental,
dukungan sosial informatif, dukungan sosial penghargaan, dan dukungan sosial jaringan sosial. Semua jenis dukungan tersebut mampu membantu
meningkatkan psychological well being. Ada berbagai macam bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan
kepada pasien kanker payudara melalui berbagai macam cara yang bisa dilakukan. Adapun bentuk dukungan sosial yang diterima adalah
semangat, perhatian, nasihat, informasi, dorongan untuk berobat, menerima apa adanya, dukungan beraktivitas, ajakan beraktivitas, bantuan
tenaga dan waktu, menanyakan kabar, serta adanya bantuan materi.