Pengajaran menjadi studentcentered b. Membentuk dan mengembangkan konsep diri Tingkat pengharapan bertambah d. Mengembangkan bakat individu Menghindari cara belajar tradisional f. Mengakomodasi dan mengasilmilasi informasi

7 e. Inquiry Role Approach Inquiry Role Approach ini merupakan metode yang melibatkan siswa dalam tim. Tim bekerja sama dalam memecahkan yang berkaitan dengan topik. Berdasarkan macam-macam metode inkuiri yang telah dijelaskan oleh Amien diatas Guided Discovery-Inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan inkuiri yang sesuai dengan karakter siswa-siswi untuk pendidikan dasar. Dalam inkuiri terbimbing ini siswa-siswi masih mendapatkan bimbingan dalam pembelajaran. Peneliti akan membahas pada sub bab berikutnya.

4. Metode Inkuiri Terbimbing

Eggen2012:177 menjelaskan bahwa temuan terbimbing merupakan satu pendekatan mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Kindsvatter, Wilen, dan Ishler dalam Suparno, 2007:68 menyatakan bahwa metode inkuiri terbimbing adalah inquiry yang banyak diarahkan oleh guru. Keuntungan dari inkuiri terbimbing Amien, 1987:133 yaitu :

a. Pengajaran menjadi studentcentered b. Membentuk dan mengembangkan konsep diri

c. Tingkat pengharapan bertambah d. Mengembangkan bakat individu

e. Menghindari cara belajar tradisional f. Mengakomodasi dan mengasilmilasi informasi

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri

Menurut Trianto 2009:114-115 langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut: a. Merumuskan masalah b. Mengamati atau melakukan observasi c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya. 8 d. Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yang lain. Menurut Sanjaya dalam Aryani, 2011: 9-10, langkah-langkah inkuiri adalah: a. Orientasi b. Merumuskan masalah c. Mengajukan hipotesis d. Mengumpulkan data e. Menguji hipotesis f. Merumuskan kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, langkah pembelajaran inkuiri yang digunakandalam penelitian ini adalah: 1 Orientasi Orientasi merupakan langkah yang pertama kali dilakukan guru untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi yang akan di bahas. Kemampuan awal siswa dapat membantu guru dalam mengarahkan materi. 2 Mengajukan pertanyaan atau permasalahan Pada langkah ini, guru membimbing siswa untuk mencari masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. 3 Merumuskan hipotesis Pada langkah merumuskan hipotesis, guru membimbing siswa untuk menentukan jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas. 4 Melakukan percobaan Pada langkah melakukan percobaan, siswa mengumpulkan data- data yang dibutuhkan dengan melakukan percobaan, menganalisis data yang diperoleh, dan membahas hasil percobaan yang telah dilakukan dengan bimbingan dari guru. 5 Membuat kesimpulan Pada langkah membuat kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan. 9 6 Mempresentasikan hasil Pada tahap ini, siswa melaporkan hasil percobaannya di depan kelas. 7 Evaluasi Pada langkah evaluasi, guru, dan siswa mengevaluasi proses dan hasil selama pembelajaran berlangsung. Berikut langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Orientasi Pada orientasi guru memberikan pengantar dengan menunjukkan hal yang sesuai dengan materi. Misalnya, guru menunjukkan sedotan yang dimasukan ke dalam gelas berisi air. Guru melakukan tanya jawab tentang peristiwa tersebut untuk mengetahui kemampuan awal siswa. b. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan Pada langkah ini siswa didampingi guru membuat pertanyaan berdasarkan pada langkah orientasi. Pertanyaan menggunakan kata tanya “apakah”. Misalnya, “Apakah sedotan yang dimasukan kedalam gelas yang berisi air terlihat pat ah?” c. Merumuskan hipotesis Pada langkah ini siswa didampingi guru membuat hipotesis berdasarkan pertanyaan yang telah dibuat. Misalnya, “sedotan yang dimasukan ke dalam gelas yang berisi air terlihat patah”. Dalam langkah merumuskan hipotesis ini guru membimbing siswa berdasarkan pengalaman yang dimiliki siswa. d. Melakukan percobaan Siswa membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Guru membimbing siswa untuk menentukan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan. e. Membuat kesimpulan Pada langkah ini siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan. 10 f. Mempresentasikan hasil Kesimpulan yang telah dibuat siswa kemudian dilaporkan hasil percobaannya di depan kelas. g. Evaluasi Pada langkah evaluasi, guru dan siswa mengevaluasi proses dan hasil selama pembelajaran berlangsung.

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami

1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom

Berdasarkan tahapan taksonomi Bloom Anderson, 2010:43 dimensi proses kognitif dibagi menjadi beberapa ketegori dengan tingkatan proses-proses kognitif yang dimiliki oleh para siswa yang terdapat dalam tujuan di bidang pendidikan. Proses kognitif Bloom Anderson,2010:99 diuraikan dalam 6 tahap proses kognitif, yaitu: a. Mengingat Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Proses kognitif mengingat meliputimengenali dan mengingat kembali. b. Memahami Proses memahami adalah mengonstruksi makna dari pembelajaran yang telah diperoleh, baik yang bersifat lisan, tulisan maupun grafis. Proses memahami meliputi menafsirkan,mencontohkan,mengklasifikasikan,merangkum,menyimpulk an,menjelaskan. c. Mengaplikasi Proses mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur. Proses kognitif mengaplikasi meliputi mengeksekusi dan mengimplementasikan. d. Menganalisis Proses menganalisis adalah memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhan dari struktur tersebut. 11 Proses kognitif menganalisis meliputi: membedakan,mengorganisasi, dan mengatribusikan. e. Mengevaluasi Proses mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses koginitif meliputi memeriksa dan mengritik. f. Mencipta Proses mencipta adalah proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang fungsional. Proses mencipta ini membentuk suatu produk yang orisinal.

2. Kemampuan Mengingat dan Kemampuan Memahami

Dalam penelitian ini akan digunakan dan dibahas lebih lanjut kemampuan mengingat dan kemampuan memahami. a. Kemampuan Mengingat Kemampuan mengingat merupakan kemampuan mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang yang dibutuhkan. Kemampuan mengingat dapat dibagi atau dikategorikan menjadi dua kegiatan yaitu mengenali dan mengingat kembali. Dalam penelitian ini kedua kegiatan tersebut diuraikan menjadi 4 kegiatan, yaitu: 1 Mengenali merupakan suatu proses mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang sesuai dengan pengetahuan yang dibutuhkan, kemudian dibandingkan dengan pengetahuan baru yang diperoleh. 2 Mengidentifikasi merupakan suatu proses menentukan suatu hal berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. 3 Mengingat kembali merupakan suatu proses panjang menggunakan pengetahuan yang ada dari memori jangka panjang. 4 Mengambil merupakan suatu prosesmengambil pengetahuan yang ada dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang diambil adalah pengetahuan yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang dikehendaki. 12 b. Kemampuan Memahami Menurut Anderson 2010:105 kemampuan memahami merupakan suatu proses kognitif yang berkaitan dengan kemampuan mentransfer suatu pengetahuan. Siswa yang mampu mengonstruksi atau membangun makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan maupun tertulis, siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan memahami. Tahap memahami dikategorikan menjadi tujuh kegiatan antara lain:menafsirkan, mencontoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, menjelaskan. Dalam penelitian ini hanya digunakan kategori sebagai berikut: 1 Menafsirkan, merupakan proses mengubah satu bentuk gambaran menjadi bentuk lainnya. 2 Mencontohkan, merupakan proses menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau prinsip. 3 Mengklasifikasikan, merupakan proses menentukan satu kategori. 4 Menjelaskan, merupakan proses membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem

2.1.1.3 Mata Pelajaran IPA

1. Hakekat IPA

Iskandar 2001:1 mendefinisikan Ilmu Pengetahuan AlamIPA sebagai mata pelajaran tentang penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan. Mempelajari IPA tidak hanya berkaitan dengan alam dan prosedur penelitian, namun berkaitan juga dengan hakikat IPA. Hakikat IPA, antara lain IPA sebagai produk, IPA sebagai proses, dan IPA sebagai teori Iskandar, 2001:3- 8. a. IPA sebagai produk IPA disebut sebagai produk karena IPA selalu menghasilkan pengetahuan baru yang berdasarkan proses yang sistematik. Produk- produk IPA antara lain yaitu fakta, konsep, prinsip, dan hukum. Fakta dalam IPA yaitu pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar- benar ada atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang 13 menggabungkan fakta-faktayang ada sehingga saling berhubungan. Prinsip IPA adalah deskripsi yang paling tepat tentang objek atau kejadian. Hukum sering merupakan prinsip-prinsip yang sudah mengalami pengujian. b. IPA sebagai Proses IPA dikatakan sebagai proses karena pada pembelajaran, cara kerja untuk memperoleh suatu hasil dalam IPA mengembangkan keterampilan- keterampilan dalam penyelidikan. Keterampilan proses dalam IPA berkaitan dengan mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik, melakukan eksperimen. c. IPA sebagai dimensi sikap IPA disebut sebagai dimensi sikap karena IPA mengembangkan kemampuan sikap yang dimiliki siswa seperti rasa ingin tahu, ketelitian, dan rasa tanggung jawab.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan pembelajaran IPA yaitu untuk membantu setiap orang agar mempunyaisikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah Iskandar, 2001:12 antara lain, yaitu : a. Objektif terhadap fakta artinya tidak dicampuri oleh perasaan dalam mengungkapakan sesuatu, sesuai dengan fakta. b. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak bukti yang menguatkan data. c. Berhati terbuka artinya mempertimbangkan penemuan orang lain sekalipun pendapat orang lain bertentangan dengan penemuan diri sendiri. d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. e. Bersifat hati-hati. f. Ingin menyelidiki 14

2.1.1.4 Materi Ajar Kelas V

Materi ajar kelas V yang diteliti yaitu pada Standar Kompetensi 6. “Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karyamode”dan Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya kelas. Menurut Hermana 2009:134-1139, cahaya memiliki 4 sifat. 1. Cahaya merambat lurus Cahaya dapat merambat lurus apabila ada benda yang menghalangi, cahaya tersebut tidak dapat terlihat. Contoh dalam kehidupan sehari-hari dan ada disekitar kita yang menunjukkan bahwa benda dapat merambat lurus adalah lampu pemancar mercusuar, cahaya dari proyektor film dapat dipancarkan ke layar, cahaya dari senter. Gb.1 Cahaya mercusuar Sumber: Azmiyawati, 2008:111 Gb.2 Cahaya senter Sumber: Azmiyawati, 2008:111 15 2. Cahaya menembus benda bening Benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda bening. Macam-macam benda bening adalah kaca, air, kertas mika, gelas bening, kertas plastik, dan sebagainya. Benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh cayaha disebut benda gelap yang termasuk benda gelap yaitu kayu, buku, meja, dan sebagainya. 3. Cahaya dapat dipantulkan Pemantulan cahaya dikategorikan dalam dua jenis : a. Pemantulan Baur Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata Gb.3 Pemantulan baur Sumber: Azmiyawati, 2008:112 b. Pemantulan Teratur Pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengkilap. Gb.4 Pemantulan teratur Sumber: Azmiyawati, 2008:111 16 Berdasarkan permukaanya, cermin dikelompokkan menjadi 3 yaitu: a. Cermin datar Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Sifat cermin datar adalah ukuran sama, tegak, maya, atau semu. Contohnya adalah cermin tata rias Gb.5 Cermin datar Sumber: Azmiyawati, 2008:113 Gb.6 Penampang cermin datar Sumber: Azmiyawati, 2008:113 17 b. Cermin cekung Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Sifat bayangan benda pada cermin cekung adalah bayangan tegak,lebih besar, dan semu maya. Contoh penggunaan cermin cekung pada reflektor lampu senter. Gb. 7 Penampang cermin cekung Sumber: Azmiyawati, 2008:114 Gb.8 Penggunaan cermin cekung Sumber: Azmiyawati, 2008:114 18 c. Cermin cembung Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah keluar. Sifat dari cermin cembung adalah maya, tegak, dan lebih kecil. Contohnya adalah pada penggunaan spion kendaraan. Gb. 9 Penampang dan penggunaan cermin cembung Sumber: Azmiyawati, 2008:113 4. Cahaya dapat dibiaskan Pembiasan cahaya sering terjadi di kehidupan sehari-hari kita. Misalnya sedotan yang kita masukan ke dalam gelas yang berisi air maka sedotan tersebut terlihat patah. Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan kerapatan zat. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan. Gb.10 Rambatan Cahaya Sumber : http:dwijunianto.wordpress.commodul-belajar-ipa-kelas-v-sd- cahaya-dan-alat-optik 19 Gb.11 Pembiasan cahaya Sumber : http:dwijunianto.wordpress.commodul-belajar-ipa-kelas-v-sd- cahaya-dan-alat-optik 5. Cahaya dapat diuraikan Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya dispersi. Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih.Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentukwarna-warna pelangi. Spektrum cahaya terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Gb.12 Penguraian Cahaya Putih Sumber: http:cahnuryahya.blogspot.com201205spektrumcahaya.html 20 Gb.13 Pelangi Sumber : http:doakalian.wordpress.com20120714pelangi

2.2 Penelitian sebelumnya