Kelompok perlakuan infusa herba Bidens pilosa L. dosis 1 gkgBB

adalah sebesar 106,14 dan 102,34 Tabel IX. Dapat disimpulkan bahwa praperlakuan infusa herba Bidens pilosa L. dosis 1 gkgBB dengan waktu 4 jam mampu memberikan perlindungan terhadap hati tikus akibat induksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB hingga keadaan normal. Kelompok praperlakuan infusa herba Bidens pilosa L. dosis 1 gkgBB dengan praperlakuan 6 jam menunjukkan aktivitas ALT sebesar 69 ± 3,00 Ul Tabel IX. Berdasarkan analisis statistik dengan uji Scheffe terdapat perbedaan yang bermakna dengan siginfikansi 0,000 p0,05 terhadap kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida. Hasil pengukuran aktivitas AST sebesar 234 ± 3,67 Ul Tabel IX. Secara teoritis, kenaikan serum ALT biasanya sebanding dengan kenaikan serum AST, namun hasil yang didapat pada kelompok praperlakuan ini menunjukkan bahwa nilai AST tidak sebanding dengan nilai ALT sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui secara mendalam mengenai mekanisme yang terjadi sehingga kenaikan serum AST tidak sebanding dengan kenaikan serum ALT. Analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan siginfikansi 0,000 p0,05 terhadap kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan aktivitas ALT dan AST pada kelompok perlakuan 6 jam. Berdasarkan perbandingan secara statistik dengan kelompok olive oil terdapat perbedaan yang tidak bermakna dengan signifikansi 0,220 p0,05 antara aktivitas ALT kelompok praperlakuan 6 jam dengan kontrol negatif olive oil. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan aktivitas ALT pada kelompok perlakuan 6 jam sudah dapat kembali ke aktivitas normal. Sedangkan pada aktivitas AST kelompok praperlakuan 6 jam dengan kontrol negatif olive oil memberikan perbedaan yang bermakna dengan signifikansi sebesar 0,000 p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan 6 jam mampu memberikan perlindungan terhadap hati tikus akibat induksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB hingga keadaan normal. Namun belum dapat mengembalikan aktivitas AST ke keadaan normal. Berdasarkan perhitungan efek hepatoprotektif aktivitas ALT dan AST infusa herba Bidens pilosa L. dosis 1 gkgBB pada kelompok perlakuan 6 jam adalah sebesar 89,93 dan 57,05 Tabel IX. Dapat disimpulkan bahwa praperlakuan infusa herba Bidens pilosa L. dosis 1 gkgBB dengan waktu 6 jam mampu memberikan perlindungan terhadap hati tikus akibat induksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB hingga keadaan normal namun kerusakan yang terjadi belum kembali seperti normal. Aktivitas AST yang belum dapat kembali ke keadaan normal dimungkinkan karena peningkatan aktivitas AST tidak hanya hasil dari kerusakan hati tetapi dapat juga terjadi karena penumpukan di otot rangka dan juga enzim AST ini tidak hanya terdapat di hati namun juga terdapat pada jantung, ginjal, dan otak Cahyono, 2009. Kelompok praperlakuan 1, 4, dan 6 jam memiliki perbedaan yang tidak bermakna terhadap kelompok kontrol olive oil pada hasil pengukuran aktivitas ALT. Berdasarkan perbandingan 3 kelompok uji waktu protektif 1, 4, dan 6 jam menunjukkan bahwa kelompok perlakuan 4 jam berbeda bermakna dengan kelompok perlakuan 1 dan 6 jam, sedangkan kelompok perlakuan 1 jam tidak berbeda bermakna dengan kelompok perlakuan 6 jam. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan 1 dan 6 jam memiliki kemampuan yang sama dalam menurunkan aktivitas ALT. Pada penelitian ini meskipun 1 dan 4 jam merupakan jangka waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. yang paling baik namun praperlakuan 4 jam merupakan waktu yang paling efektif. Hal ini dikarenakan waktu yang dibutuhkan lebih singkat, yakni dalam 4 jam sudah dapat memberikan penurunan terhadap ALT. Pembentukan peroksidasi lipid yang disebabkan oleh radikal triklorometil menghasilkan senyawa 4-hydroxyalkenal dan hydroxynoneal lain yang mampu menghambat enzim glukosa-6-fosfatase dan sintesis protein Timbrell, 2008. Pemejanan karbon tetraklorida menyebabkan terjadinya akumulasi lipid yang abnormal, terutama sebagai trigliserida, pada hepatosit yang kemudian mengakibatkan menurunnya sintesis lipoprotein yang berfungsi dalam transpor lipid untuk keluar dari sel hepatosit. Maka terjadi ketidakseimbangan antara uptake trigliserida ekstrahepatik dan sekresi trigliserida yang mengandung lipoprotein dengan katabolisme asam lemak Gregus dan Klaaseen, 2001. Peroksidasi lipid yang terjadi juga dapat menghasilkan produk yang mampu menyebabkan kerusakan membran sel dan kerusakan mitokondria Timbrell, 2008. Akibat dari terjadinya kerusakan ini ALT serum keluar dari dalam sel hati dan masuk ke dalam peredaran darah sehingga enzim ALT dalam darah meningkat Wahyuni, 2005. Pengaruh terhadap penurunan ALT dan AST ini karena kemungkinan adanya mekanisme antioksidan yang terkandung dalam herba Bidens pilosa L. dan terlarut dalam pelarut infusa. Antioksidan ini mampu melindungi sel hati dengan menangkap radikal bebas triklorometil ●CCl 3 menjadi produk non toksik sehingga tidak sampai merusak retikulum endoplasma sel hati. Kemungkinan antioksidan yang berperan dalam mekanisme ini salah satunya adalah flavonoid. Ketika diserang oleh radikal hidroksil, flavonoid-flavonoid akan membentuk radikal bebas baru yang lebih stabil, yaitu radikal fenoksil FIO ● dan molekul air yang stabil. Radikal fenoksil kemudian akan mengalami efek resonansi pada cincin aromatiknya, hal ini yang menyebabkan radikal fenoksil memiliki stabilitas yang lebih tinggi daripada OH ●. Radikal fenoksil ini akan mengalami reaksi terminasi untuk menstabilkan diri, yaitu bergabung dengan radikal bebas lain. Pada penelitian ini digunakan model hepatotoksin karbon tetraklorida yang menyebabkan kerusakan hati berupa steatosis. Perlu dilakukan penelitian mengenai efek hepatoprotektif infusa herba Bidens pilosa L. dengan menggunakan hepatotoksin lainnya seperti galaktosamin yang menyebabkan hepatitis akut pada hewan uji. Toksisitas galaktosamin berkaitan dengan insufisiensi UDP-glukosa dan UDP-galaktosa serta terganggunya homeostasis sel. Perubahan ini juga mengganggu sintesis protein dan asam nukleat Keppler dan Decker, cit Ferencikova, Cervinkova, dan Drahota, 2003. Dari hasil penelitian tersebut selanjutnya dapat dibandingkan besarnya efek hepatoprotektif yang dihasilkan. Hal ini merupakan langkah awal dalam mengeksplorasi kemampuan dari herba Bidens pilosa L. sebagai hepatoprotektor.

E. Rangkuman Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui adanya pengaruh dari pemberian infusa herba Bidens pilosa L. dosis 1 gkgBB secara akut terhadap penurunan aktivitas ALT dan AST dan untuk mengetahui waktu paling efektif pemberian infusa herba Bidens pilosa L. secara akut terhadap penurunan aktivitas ALT dan AST pada tikus betina galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida. Indikator kerusakan hati yang digunakan untuk mengkaji efek hepatoprotetif adalah aktivitas serum ALT dengan data pendukung menggunakan aktivitas serum AST yang diambil pada jam ke-6 setelah pemejanan hepatotoksin karbon tetraklorida. Hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian infusa herba Bidens pilosa L. pada dosis 1 gkgBB p.o. tanpa disertai pemberian hepatotoksin tidak meningkatkan aktivitas serum ALT maupun AST. Dari hal ini dapat dinyatakan bahwa kenaikan aktivitas serum ALT dan AST yang terukur merupakan hasil dari kemampuan karbon tetraklorida merusak sel-sel hati dan menyebabkan perlemakan hati. Begitu pula pada pemberian olive oil i.p. sebagai pelarut karbon tetraklorida menunjukkan kesamaan aktivitas serum ALT dan AST pada tikus sebelum diberi perlakuan apapun jam ke-0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa olive oil tidak memberikan efek apapun terhadap aktivitas serum ALT dan AST. Berdasarkan analisis hasil secara statistik menunjukkan bahwa aktivitas serum ALT pada penelitian pengaruh waktu protektif pemberian infusa herba Bidens pilosa L. dosis 1 gkgBB secara akut pada waktu praperlakuan 1, 4, dan 6 jam menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan aktivitas serum ALT pada kontrol hepatotoksin namun juga menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif, sehingga infusa herba Bidens pilosa L. dikatakan mampu menurunkan aktivitas serum ALT namun belum sampai pada batas normal. Hasil pengukuran ALT dan AST setelah diberi perlakuan infusa herba Bidens pilosa L. dosis 1 gkgBB secara akut pada waktu praperlakuan 1, 4, dan 6 jam didapatkan purata aktivitas serum ALT secara berturut-turut adalah 71,4 ± 3,14; 50 ± 3,08; 69 ± 3,00 Ul dan purata aktivitas serum AST secara berturut- turut adalah 106,4 ± 1,81; 94,6 ± 1,50; 234 ± 3,67 Ul. Berdasarkan aktivitas serum ALT, didapatkan efek hepatoprotektif berturut-turut sebesar 87,88; 106,14; 89,93 . Berdasarkan aktivitas serum AST, didapatkan efek hepatoprotektif berturut-turut sebesar 98,51; 102,34; 57,05 . Pada penelitian ini dipilih waktu 4 jam sebagai waktu protektif paling efektif karena 4 jam merupakan waktu yang lebih singkat untuk memberikan proteksi pada hati dengan efek hepatoprotektif berdasarkan aktivitas serum ALT dan AST sebesar 106,14 dan 102,34. Penurunan ALT dan AST pada kelompok praperlakuan 1, 4, dan 6 jam menunjukkan kemungkinan adanya mekanisme antioksidan yang melindungi sel hati dengan menangkap radikal bebas triklorometil •CCl 3 menjadi produk non toksik. 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisis statistik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Pemberian infusa herba Bidens pilosa L. 1 gkgBB secara akut memiliki pengaruh terhadap penurunan aktivitas ALT dan AST pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB dengan waktu 1, 4, dan 6 jam. 2. Jangka waktu 4 jam merupakan waktu paling efektif pemberian infusa herba Bidens pilosa L. untuk memberikan pengaruh terhadap penurunan aktivitas ALT dan AST pada tikus putih betina terinduksi karbon tetraklorida.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai: 1. Uji efek hepatoprotektif infusa herba Bidens pilosa L. pada tikus betina terinduksi galaktosamin. 2. Penetapan kadar flavonoid total pada sediaan infusa herba Bidens pilosa L. 3. Formulasi sediaan herba Bidens pilosa L. sebagai alternatif pengobatan atau pencegahan penyakit kerusakan atau gangguan hati. 4. Uji hisopatologi organ hati hewan uji sebagai data pendukung. DAFTAR PUSTAKA Angulo, P., 2002, Nonalcoholic Fatty Liver Disease, N Eng J Med., Vol. 346, No. 16. Ariyanti, N.K.N., 2007, Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Air Ekstrak Metanolik Herba Ketul Bidens pilosa L., Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Backer, C.A., 1963, Flora of Java, Vol 2, N.V.P. Noordhoff - Groningen, The Netherland, pp.362-366,412-413. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010, Acuan Sediaan Herbal, 5 1, Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, pp. 6. Bartolome, A.P., Villasenor, I.M., and Yang, W., 2013, Bidens pilosa L. Asteraceae: Botanical Properties, Traditional Uses, Phytochemistry, and Pharmacology, Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2013, pp. 1-3. BPOM RI, 2013, Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak, Volume 2, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 9-10. Cahyono, J.B.S.B., 2009, Hepatitis A, Kanisius, Yogyakarta, pp. 78. Chandrasoma, P., and Taylor, C.R., 1995, Concise Pathology, 2 nd Edition, FRC Path Prentice Hall International, USA, pp. 621-628. Chiang, Y.M., Chuang, D.Y., Wang, S.Y., Kuo, Y.H., Tsai, P.W., and Shyur, L.F., 2004, Metabolite profiling and chemopreventive bioactivity of plant extracts from Bidens pilosa L., Journal of Ethnopharmacology, 95 4, pp. 409-419. Crawford, J.M., and dan Liu, C., 2010, Pathologic Basis of Disease, 8 th Ed, Saunder Elsevier, Philadelphia, pp. 835-836. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1979, Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pp. 70-72.

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek fraksi air ekstrak etanolik herba Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas ALT-AST SERUM pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tertraklorida.

1 1 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Pengaruh waktu pemberian infusa biji alpukat (persea americana mill.) secara akut sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 7

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 115