Determinasi herba Bidens pilosa L.

8. Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida

Pemilihan dosis karbon tetraklorida bertujuan untuk mengetahui dosis karbon tetraklorida yang mampu menyebabkan kerusakan hati dengan adanya peningkatan aktivitas ALT dan AST namun tidak menimbulkan kematian. Dosis hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2,0 mLkgBB karbon tetraklorida dalam olive oil dengan perbandingan 1:1 dan diberikan secara intraperitoneal Murugesan, Sathiskumar, Jayabalan, Binupriya, Swaminantan, dan Yun, 2009.

9. Penetapan waktu pengambilan cuplikan darah

Untuk menetapkan waktu pencuplikan darah dilakukan orientasi dengan menggunakan lima hewan uji. Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata. Kelima hewan uji diambil darah pada jam ke-0, 24, dan 48 setelah pemejanan karbon tetraklorida, kemudian diukur aktivitas ALT dan AST. Penelitian Janakat Al-Merie 2002 menunjukkan bahwa aktivitas ALT tikus terangsang karbon tetraklorida yang dilarutkan dalam olive oil 1:1 dengan dosis 2 mLkgBB mencapai maksimal pada jam ke-24 setelah pemberiannya, kemudian pada jam ke-48 berangsur-angsur menurun.

10. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji

Sejumlah 30 ekor tikus dibagi menjadi 6 kelompok masing-masing 5 ekor tikus. Kelompok I Kontrol negatif diberikan olive oil dengan dosis 2,0 mLkgBB, setelah 24 jam diambil darahnya lewat sinus orbitalis mata. Kelompok II Kontrol positif CCl 4 diberikan CCl 4 dosis 2,0 mLkgBB, setelah 24 jam diambil darahnya lewat sinus orbitalis mata. Kelompok III Kontrol positif infusa diberikan infusa Bidens pilosa L. dengan dosis 1,0 gkgBB. Kelompok IV sampai VI diberikan infusa herba Bidens pilosa L. dengan dosis 1,0 gkgBB secara per oral kemudian secara berturut-turut pada jam ke-1, 4, dan 6 setelah pemberian infusa dilakukan pemberian dosis hepatotoksin karbon tetraklorida sebesar 2 mLkgBB. Pada jam ke-24 setelah pemberian karbon tetraklorida semua kelompok diambil darahnya pada daerah sinus orbitalis mata untuk penetapan aktivitas ALT dan AST.

11. Pembuatan serum

Darah tikus yang telah diambil dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf kemudian didiamkan selama 10 menit. Tabung kemudian di sentrifuge dengan kecepatan 8000 rpm selama 15 menit, bagian jernih supernatan diambil dan dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf kemudian di sentrifuge dengan kecepatan 8000 rpm selama 10 menit.

12. Penetapan aktivitas alanine aminotransferase ALT dan aspartate

aminotransterase AST Alat yang digunakan untuk menganalisis adalah Mikro Vitalab 200. Pada analisis aktivitas ALT serum dilakukan sejumlah reaksi yaitu: serum sejumlah 100 L ditambahkan reagen I sejumlah 1000 L dicampur, kemudian divortex selama 5 detik, dan didiamkan selama 2 menit, setelah itu ditambahkan dengan reagen II sejumlah 250 L, kemudian divortex selama 5 detik, dan didiamkan selama 1 menit. Aktivitas enzim dibaca pada panjang gelombang 340 nm pada suhu 37 C. Pada analisis aktivitas AST dilakukan sejumlah reaksi yaitu: serum sejumlah 100 L ditambahkan reagen I sejumlah 1000 L dicampur, kemudian divortex selama 5 detik, dan didiamkan selama 2 menit, setelah itu ditambahkan dengan reagen II

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek fraksi air ekstrak etanolik herba Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas ALT-AST SERUM pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tertraklorida.

1 1 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Pengaruh waktu pemberian infusa biji alpukat (persea americana mill.) secara akut sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 7

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 115