Sementara itu, Warner 1976 mengatakan: Group counseling is an interpersonal process involing a counselor and several members who
explore themselves and their situations in an attempt to modify their attitudes and behaviors. Pernyataan ini menjelaskan bahwa konseling
kelompok adalah proses interpersonal yang melibatkan konselor dan beberapa anggota yang mengeksplorasi diri dan situasi mereka dalam
upaya untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Dari uraian yang disampaikan beberapa ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok yang
memanfaatkan dinamika kelompok, serta terdapat hubungan konseling yang hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban. Hal ini merupakan
upaya individu untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat preventif dan
perbaikan. Konseling kelompok juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya
pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
2. Fungsi Layanan Konseling Kelompok.
Berdasakan definisi konseling kelompok sebagaimana telah disebutkan di atas, maka konseling kelompok mempunyai dua fungsi,
yaitu:
a. Fungsi layanan kuratif.
Fungsi layanan kuratif, yaitu layanan yang diarahkan untuk mengatasi persoalan yang dialami individu.
b. Funsi layanan preventif.
Fungsi layanan preventif, yaitu layanan yang diarahkan untuk mencegah terjadinya persoalan pada diri individu. Konseling
kelompok bersifat pencegahan, dalam arti bahwa individu yang dibantu mempunyai kemampuan normal atau berfungsi secara wajar
di masyarakat, tetapi memiliki beberapa kelemahan dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran berkomunikasi
dengan orang lain. Sedangkan konseling kelompok bersifat penyembuhan dalam pengertian membantu individu untuk dapat
keluar dari persoalan yang dialaminya dengan cara memberikan kesempatan, dorongan, dan pengarahan kepada individu untuk
mengubah sikap dan perilakunya agar selaras dengan lingkungannya.
3. Tujuan Layanan Konseling Kelompok. Tujuan umum dari layanan konseling kelompok dapat ditemukan dalam
sejumlah literatur profesional yang mengupas tentang tujuan konseling kelompok, sebagaimana ditulis oleh Ohlsen, Dinkmeyer, Muro, serta Corey
dalam Winkel, 1997 sebagai berikut.
a. Masing-masing konseli mampu menemukan dirinya dan memahami
dirinya sendiri dengan lebih baik. Berdasarkan pemahaman diri tersebut, konseli rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka
terhadap aspek-aspek positif kepribadiannya. b.
Para konseli mengembangkan kemampuan berkomunikasi antara satu individu dengan individu yang lain, sehingga mereka dapat
saling memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas pada setiap fase-fase perkembangannya.
c. Para konseli memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan
mengarahkan hidupnya sendiri, dimulai dari hubungan antarpribadi di dalam kelompok, dan dilanjutkan kemudian dalam kehidupan
sehari-hari di luar lingkungan kelompoknya. d.
Para konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu menghayatimemahami perasaan orang lain. Kepekaan
dan pemahaman ini akan membuat para konseli lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis diri sendiri dan orang lain.
e. Masing-masing konseli menetapkan suatu sasarantarget yang ingin
dicapai, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstruktif.
f. Konseli lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan
manusia sebagai kehidupan bersama, yang mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan akan diterima oleh orang lain.
4. Tahap-tahap Layanan Konseling Kelompok. Adapun tahapan-tahapan konseling kelompok terdiri dari: