3. Asumsi pokok-pokok pikiran Konseling Singkat yang Befokus pada
Solusi
a. Konseling lebih berfokus pada mencari solusi daripada memecahkan
masalah. b.
Perhatian diarahkan pada masa depan yang diinginkan konseli dan bukan pada masalah-masalah masa lalu atau konflik-konflik yang
dialami saat ini. c.
Konseli didorong dan dibantu untuk terus melakukan menambah frekuensi dari perilaku-perilaku saat ini yang bergunapositif.
d. Tidak setiap saat masalah itu terjadi. Ada kekecualian-kekecualiannya
ada saatnya atau waktu, di mana dapat saja terjadi masalah tetapi ternyata tidak terjadi yang dapat dimanfaatkan oleh konseli dan
konselor untuk menemukan solusi. e.
Konselor membantu konseli untuk menemukan alternatif-alternatif dari pola-pola perilaku, cara berpikir dan cara berinteraksi saat ini yang
tidak diinginkan yang masih dalam batas kemampuan konseli atau yang dapat ditentukan oleh konselor bersama dengan konseli.
f. Pendekatan konseling befokus pada solusi ini beranggapan bahwa
perilaku yang positif yang akan membawa kemajuan ada dalam diri konseli.
g. Pendekatan konseling berfokus pada solusi menekankan bahwa
perubahan yang positif sekecil apapun dapat menghasilkan perubahan positif yang besar.
4. Prinsip-prinsip yang Mendasari Konseling yang Befokus pada Solusi
Sharly, J. 2007
a. Berfokus pada perubahan dan kemungkinan-kemungkinan yang
terbuka bagi konseli. b.
Menentukan tujuan dan masa depan yang diinginkan. c.
Melihat atau mencari hal yang baik dan hal yang berlangsung dengan baik sesuai dengan yang diinginkan.
d. Dengan penuh hormat memperhatikan dan mengenal konseli.
e. Mengusahakan kerja sama dan kolaborasi.
5. Keutamaan Brief Counseling
Erford 2010 mengatakan Brief Counseling memiliki lima keutamaan, yaitu:
a. Brief Counseling berbasis pada kekuatan konseli.
Dalam sesi konseling kelompok, masing-masing konseli memang mengemukakan
masalahnya. Tetapi
konselor tidak
terlalu berkepentingan untuk mendalami setiap masalah konseli. Setiap
konseli akan mendengar masalah dari teman-teman kelompoknya, tetapi pada fase yang lebih lanjut, konselor akan lebih fokus pada
solusi dan kekuatan masing-masing konseli. Sehingga kemungkinan relasi yang diakibatkan oleh rasa malu, minder, dan tidak enak dengan
teman kelompok dapat terhindarkan.
b. Brief Counseling berpusat pada klien.
Seluruh mekanisme konseling akan berpusat pada klien. Konselor adalah fasilitator yang akan membantu konseli menggali kekuatan-
kekuatan mereka, membantu merumuskan tujuan yang ingin dicapai, dan merumuskan bentuk-bentuk tingkah laku pasca konseling. Peran
konselor bukan sebagai “yang maha pintar” tetapi seorang penggali kekuatan yang baik.
c. Brief Counseling membangun komitmen perubahan kecil.
Seorang yang terbiasa menunda pekerjaan, akan dapat
menyelesaikan seluruh pekerjaan ketika ia berhasil dalam pelajaran menuntaskan sebuah pekerjaan kecil. Spirit brief counseling adalah
sebuah perubahan kecil akan diikuti oleh perubahan yang lebih besar. Jadi target konseling dengan teknik ini bukan meyelesaikan seluruh
permasalahan dalam satu kali tebas, tetapi membagun komitmen untuk berubah dari sesuatu yang sangat kecil, yakni sebuah perilaku yang
diharapkan membuat mereka bahagia. d.
Brief Counseling itu bersifat portable Mudah dibawa kemana. Tidak membutuhkan
equipment peralatan yang rumit. Mudah diaplikasikan dalam berbagai konteks
kehidupan, seperti konseling pastoral, konseling individual, konseling keluarga dan yang lainnya.
e. Brief Counseling mudah diadaptasi.
Teknik Brief Counseling ini berkembang dalam budaya Amerika, tetapi sesungguhnya teknik ini sangat mudah disesuaikan dengan
berbagai kultur.
6. Teknik-teknik Brief Konseling.