Kendala atau stresor saat merawat lansia

pengetahuan dalam merawat lansia dari pengalamannya merawat neneknya yang sedang sakit. Berbeda dengan kedua responden lainnya, responden I tidak pernah mengikuti kursus atau pelatihan untuk menjadi perawat lansia. Dilihat dari pengalaman saat merawat lansia yang dialami oleh ketiga responden, tugas yang harus dilakukan oleh perawat lansia adalah membantu lansia saat makan, menemani dan membantu lansia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Selain itu, perawat lansia juga harus mengontrol kesehatan dan menanyakan keluhan kesehatan yang dialami lansia serta mengantar lansia yang sakit ke balai pengobatan dan mengontrol jadwal untuk mengonsumsi obat-obatan seperti yang dilakukan oleh responden II dan responden III. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugroho 1995 tentang tugas-tugas yang harus dilakukan oleh perawat lansia, seperti mendekatkan diri dengan lansia dan membimbing dengan sabar dan ramah, menanyakan apakah ada keluhan yang dirasakan, mengingatkan agar tidak lupa minum obat.

2. Stressor atau kendala saat merawat lansia

Dalam tugasnya merawat lansia, ketiga responden mengaku bahwa pernah merasa tertekan dan mengalami stres. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Insiyah 2014 yang menyatakan bahwa merawat lansia adalah pengalaman yang dapat memicu stres. Sebagian besar stressorberasal dari perilaku dan kondisi lansia yang dirawat. Menurut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gitlin 2012, lansia mengalami penurunan kondisi mental dan fisik yang disertai dengan adanya penurunan psikologis, diantaranya demensia, depresi, delusi, gangguan kecemasan, dan gangguan tidur. Kondisi lansia yang dirawat oleh ketiga responden sebagian besar sudah mengalami penurunan fisik dan kondisi mental yang semakin lemah, mengidap suatu penyakit tertentu, dan perilaku lansia yang kurang pantas menjadi penyebab para responden merasa tertekan. Kendala yang dialami oleh responden I adalah ketika ia harus menghadapi lansia yang mempunyai watak yang keras sehingga lansia tersebut sulit untuk diberitahu. Selain itu, responden I juga merasa kesulitan saat harus merawat lansia yang mengalami cacat mental dan fisik karena responden I merasa harus lebih memperhatikan lansia tersebut sehingga menguras tenaga dan pikirannya. Responden I merasa tertekan karena ia tidak dapat memendam rasa marah dan jengkel yang ia rasakan. Hal ini karena responden I beranggapan jika ia meluapkan kemarahannya pada lansia yang dirawatnya, maka ia merasa gagal dalam merawat lansia karena tidak dapat merawat mereka dengan kasih dan dengan tulus. Kendala dan stressor yang dialami oleh responden II dan responden III sebagian besar sama karena kedua responden tersebut merawat di panti werdha yang sama juga. Responden II dan responden III mengaku bahwa kendala dalam merawat lansia saat harus menghadapi perilaku lansia yang suka menggigit, mencakar, memukul dan mencubit saat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI