Strategi coping stres Responden III inisial SR

Gitlin 2012, lansia mengalami penurunan kondisi mental dan fisik yang disertai dengan adanya penurunan psikologis, diantaranya demensia, depresi, delusi, gangguan kecemasan, dan gangguan tidur. Kondisi lansia yang dirawat oleh ketiga responden sebagian besar sudah mengalami penurunan fisik dan kondisi mental yang semakin lemah, mengidap suatu penyakit tertentu, dan perilaku lansia yang kurang pantas menjadi penyebab para responden merasa tertekan. Kendala yang dialami oleh responden I adalah ketika ia harus menghadapi lansia yang mempunyai watak yang keras sehingga lansia tersebut sulit untuk diberitahu. Selain itu, responden I juga merasa kesulitan saat harus merawat lansia yang mengalami cacat mental dan fisik karena responden I merasa harus lebih memperhatikan lansia tersebut sehingga menguras tenaga dan pikirannya. Responden I merasa tertekan karena ia tidak dapat memendam rasa marah dan jengkel yang ia rasakan. Hal ini karena responden I beranggapan jika ia meluapkan kemarahannya pada lansia yang dirawatnya, maka ia merasa gagal dalam merawat lansia karena tidak dapat merawat mereka dengan kasih dan dengan tulus. Kendala dan stressor yang dialami oleh responden II dan responden III sebagian besar sama karena kedua responden tersebut merawat di panti werdha yang sama juga. Responden II dan responden III mengaku bahwa kendala dalam merawat lansia saat harus menghadapi perilaku lansia yang suka menggigit, mencakar, memukul dan mencubit saat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dimandikan. Selain itu, responden II dan responden III juga berkata bahwa terkadang lansia berkata kasar padanya sehingga mereka merasa tertekan dan sedih. Selain itu, responden III juga merasa tidak dihargai sebagai perawat ketika ada lansia yang berkata kasar padanya. Kendala lainnya yang dialami oleh responden II adalah ketika ia harus menghadapi lansia yang pikun. Lansia tersebut sering menanyakan suatu hal yang sama secara berulang-ulang sehingga responden II merasa kewalahan saat harus terus-menerus menanggapinya. Lansia yang mengalami kepikunan dan sering melampiaskan kemarahannya pada perawat juga menjadi beban bagi reponden III.

3. Strategi coping stres

Kendala yang dialami ketiga responden ketika merawat lansia berdampak pada kondisi psikologis responden. Ketiga responden mengalami stres dan muncul emosi negatif lain seperti sedih dan marah. Hal ini mengakibatkan ketiga responden yang bertugas sebagai perawat lansia tidak dapat merawat lansia secara optimal. Oleh karena itu, perawat harus memiliki strategi untuk menghadapi stres yang dialaminya. Ketiga responden memiliki strategi menghadapi stres coping yang berbeda-beda. Strategi yang sering digunakan oleh ketiga responden yaitu mencari dukungan sosial seeking of emotional support dengan cara bercerita mengenai permasalahannya dalam merawat lansia maupun hal lain yang membuat mereka merasa stres dan tertekan saat bertugas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI merawat lansia. Masing-masing responden memiliki coping yang termasuk dalam kedua kategori coping tersebut. Coping yang dilakukan reponden I yang termasuk problem-focused coping yaitu dengan cara melakukan refleksi dan merenung planning, responden I memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi stressor yang dialaminya dan menyelesaikan permasalahan secara langsung active coping karena responden I berpendapat bahwa dengan menyelesaikan permasalahan secara langung, ia tidak merasa terbeban. Reaksi ini dipengaruhi oleh motivasi responden yang tidak ingin memendam permasalahan dalam jangka waktu yang lama karena responden menyadari bahwa dengan memendam permasalahan hanya akan memperburuk keadaan. Sedangkan yang termasuk dalam emotion- focused coping yaitu mencari dukungan sosial seeking emotional support ketika responden I merasa ia tidak dapat menghadapi stresnya sendiri sehingga membutuhkan orang lain untuk bercerita dan berbagi tentang apa yang sedang dialaminya saat itu, namun responden I tidak mengharapkan adanya motivasi atau nasihat yang diberikan oleh orang lain; berdoa meminta pertolongan pada Tuhan turning to religion karena responden I mengaku bahwa saat ia berdoa, ia mendapatkan hikmat dari Tuhan untuk menghadapi segala permasalahan yang dialaminya, selain itu ia juga mendapatkan ketenangan saat berdoa; serta melepaskan emosi negatif secara langsung focus on and venting of emotion karena responden I mengaku bahwa dengan melepaskan emosi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI negatif, rasa stresnya dapat berkurang. Namun cara melepaskan emosi negatif yang dilakukan oleh responden I masih dalam batas wajar dan tidak menyakiti orang lain khususnya lansia yang dirawatnya. Berdasarkan hasil pembahasan, sebagian besar strategi coping yang dilakukan oleh responden I termasuk dalam emotion-focused coping. Sedangkan coping yang dilakukan oleh responden II yaitu mencari dukungan sosial seeking emotional support dari teman-teman sesama perawat lansia. Reaksi ini berkaitan dengan harapan responden II untuk mendapatkan motivasi dari teman-temannya. Responden II mengaku bahwa ia sering mendapatkan motivasi dari teman perawat lansia lainnya saat ia bercerita mengenai stres dan permasalahan yang dialaminya. Selain itu, responden II juga meminta bantuan pada orang lain untuk membantu menyelesaikan masalah serta mengharapkan motivasi dan nasihat dari teman-teman dan orangtuanya. Selain itu, responden II juga melakukan coping dengan cara meminta pertolongan dari Tuhan turning to religion karena ia beranggapan bahwa dengan berdoa, ia mendapatkan ketenangan dan ia yakin bahwa Tuhan akan menolongnya dalam menghadapi permasalahan dan stres yang dirasakannya. Berdasarkan hasil pembahasan, responden II memiliki strategi coping yang termasuk dalam kategori emotion-focused coping. Coping stres oleh responden III yang termasuk emotion-focused coping adalah menghibur diri bersama orang lain. Selain itu, responden III juga mencari dukungan sosial seeking of emotional support. Reaksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI