Pelaksanaan Penelitian HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dengan melakukan coping. Beberapa strategi coping yang dilakukan responden I sebagai tindakan kuratif adalah melepaskan atau mengengkspresikan emosi negatif yang dirasakannya. Hal ini diungkapkan oleh responden I dalam kutipan sebagai berikut: “Saya mending wek wek wek tapi nggak jadi beban, nggak jadi masalah dengan mereka. Kalo sudah ya sudah, selesai urusannya, seperti itu. Lebih baik saya keluarkan daripada dipendam.” 157-161 “Akhirnya saya terus teriak-teriak itu tadi, menghilangkan kejengkelan hati saya, saya luapkan.” 190-191 Selain melepaskan emosi negatif, secara personal responden I juga beranggapan bahwa menyelesaikan masalah secara langsung lebih baik daripada dipendam. Responden I juga berkata bahwa dengan menyelesaikan masalah secara langsung dapat membuatnya merasa lega. Hal ini dibuktikan dalam pernyataan responden I sebagai berikut: “Mending langsung diselesaikan sekalian trus sudah. Jadi kalo ada permasalahan sedikit yang itu mengganggu pikiran saya, itu bikin saya nggak nyaman, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jadi langsung saya selesaikan tapi setelah itu saya lega.”337-340 Responden I mengaku bahwa ia juga melakukan upaya preventif dan kuratif dengan mendekatkan diri pada Tuhan. Upaya ini ia lakukan untuk mengantisipasi adanya luapan emosi negatif saat ia merasa stres. Responden I berkata bahwa secara personal dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan, ia mendapatkan ketenangan dan merasakan adanya hikmat dan tuntunan Tuhan dalam menjalankan tugasnya merawat lansia. Dalam upaya mengatasi stres dengan cara mendekatkan diri dengan Tuhan, Responden I mempunyai 2 cara yaitu dengan berdoa dan membaca firman Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan kutipan pernyataan responden I sebagai berikut: “Akhirnya setiap saya mau marah, saya ambil renungan. Jadi setiap pagi mau makan, kita harus renungan dulu.” 127-129 “Selalu baca renungan sebelum makan pagi, bacaan Firman Tuhan, ya melalui itu tadi saya berikan ke mereka.” 193-195 “Pokoknya berdoa mohon hikmat pada Tuhan, dan saya tetep berpegang pada firman Tuhan. Saya merasa nyaman kalo udah berdoa, dan merasa selalu dibukakan jalan oleh Tuhan.” 262-266 Responden I mengaku bahwa ia membutuhkan orang lain untuk mendengarkan keluhannya dan menceritakan segala permasalahan yang dialaminya, sehingga ia dapat meluapkan emosi negatifnya. Jika ia tidak bercerita dengan orang lain, ia akan tetap merasa stres dan jengkel sehingga hal tersebut akan menjadi beban pikirannya. Menurut responden I, dengan cara bercerita dengan orang lain, beban dan stres yang dirasakannya sudah berkurang. Bercerita kepada orang lain dirasa efektif oleh responden I untuk mengurangi rasa jengkel dan stres yang dialaminya. Hal ini dibuktikan dengan kutipan pernyataan responden berikut: “Saya curhat ke orang tertentu. Soalnya kalo saya nggak curhat ke seseorang, beban itu berat. Jadi rasanya jengkel, stres, marah, nggak mau ngeliat orangnya, itu beban mbak. Daripada nanti saya marah, jadi batu sandungan, mending saya curhat.” 286-290 “Saya main ketempat siapa gitu. Kita ngobrol, tapi bukan ngobrol tentang simbah. Nanti pas pulang, walaupun masih ada rasa jengkel tapi beban dan stres saya sudah berkurang.” 309-312