Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

sulit diatur akan menambah beban psikologis dan fisik pada perawat. Selain itu, stressor dapat muncul dari dalam diri perawat, seperti perasaan bersalah karena tidak dapat memberikan perawatan yang baik kepada para lansia. Sehingga jika perawat tidak memiliki strategi coping stress yang baik, hal tersebut membuatnya tidak dapat merawat lansia dengan maksimal. Keadaan tersebut tentunya akan merugikan perawat dan lansia yang membutuhkan perawatan. Jika perawat stress dan merasa bahwa ia tidak mampu lagi merawat lansia, ia akan menyerah dan memutuskan untuk tidak merawat lansia lagi, sedangkan lansia masih sangat membutuhkan perawatan karena kondisi fisik yang sudah tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas secara mandiri. Oleh sebab itu, coping stress pada perawat yang merawat lansia sangat dibutuhkan. Coping stress menurut Folkman dan Moskowitz dalam Taylor Stanson, 2007;2012 adalah pikiran dan perilaku yang digunakan untuk mengatur dorongan internal dan eksternal dari situasi yang dinilai menekan. Ditambahkan bahwa coping adalah sebuah kesatuan dari transasksi antara seorang individu yang memiliki sumber daya, nilai, dan komitmen dengan lingkungan beserta sumber daya, tuntutan, dan paksaannya. Menurut Suls dan Fletcher dalam Rice, 1992, perilaku coping mungkin bersifat positif atau negatif, aktif atau menghindar, secara langsung atau tidak langsung. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku mencari pertolongan, mencari informasi atau perhatian yang sifatnya menyenangkan. Oleh karena itu, strategi coping yang digunakan dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berbeda-beda, tergantung dari kondisi lingkungan dan keadaan individu itu sendiri. Individu yang melakukan coping akan mencoba mengubah hubungan dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Berhubungan dengan adanya usaha melakukan coping, Lazarus dan Folkman 1984 menyatakan bahwa ada 2 jenis strategi coping, yaitu problem-focused copingdan emotional-focused coping. Definisi dari problem-focused coping yaitu tindakan langsung untuk menyelesaikan masalah maupun mencari informasi yang relevan dengan solusi dari permasalahan yang ada. Sedangkan emotional-focused coping yaitu usaha untuk mengurangi reaksi emosional negatif yang ditimbulkan oleh stressor. Strategi coping inilah yang akan membantu perawat untuk dapat terus melayani dan merawat dengan sebaik-baiknya. Keefektifan strategi coping yang dilakukan oleh perawat lansia juga merupakan hal yang penting, karena hal tersebut dapat menjadi acuan untuk perawat lansia lain dalam mengaplikasikan strategi coping. Lazarus dan Folkman dalam Rice, 1999 menyatakan bahwa coping yang efektif adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan, serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya. Peneliti menyimpulkan bahwa strategi coping yang efektif adalah coping yang dapat membuat seseorang menerima keadaan dan kondisi negatif di sekitarnya serta dapat mengevaluasi hal positif yang terdapat dalam diri individu tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam penelitian ini, peneliti akan mengungkap bagaimana perawat yang merawat lansia di panti werdha melakukan strategi coping dalam menghadapi stress saat merawat lansia. Selain itu, peneliti juga akan melihat apa saja faktor yang mendukung subjek melakukan strategi coping. Peneliti akan melihat apa jenis strategi coping yang dilakukan oleh perawat dengan cara memberikan beberapa pertanyaan saat wawancara. Beberapa penelitian yang relevan mengenai coping stress dan perawat lansia sudah pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian mengenai coping stress pernah dilakukan oleh Rosyani 2012. Subjek penelitian ini adalah pasien kanker dewasa yang berusia 20 tahun ke atas dan sedang tidak terbaring sakit dan masih bisa beraktifitas seperti biasa. Kelemahan dari penelitian ini adalah peneliti kurang spesifik mengenai jenis penyakit kanker yang diderita subjek, sedangkan pada kenyataannya penyakit kanker ada beragam jenisnya. Selain itu, peneliti juga tidak memberikan batasan umur pada subjek yang menderita penyakit kanker. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan proses pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi dengan pemilihan strategi coping pada pasien kanker. Penelitian ini membantu peneliti dalam mengetahui jenis-jenis coping stress dan efektivitas dari strategi coping tersebut. Sedangkan penelitian mengenai perawat lansia sudah dilakukan oleh Hastuti 2014. Penelitian ini melihat pengaruh terapi penyelesaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI masalah terhadap penurunan distress psikologik pada perawat lansia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terapi penyelesaian masalah terhadap penurunan tingkat distress psikologik pada perawat lansia. Penelitian ini membantu peneliti dalam memahami konsep perawat lansia serta tanggungjawab sebagai perawat lansia. Penelitian mengenai perawat lansia juga sudah dilakukan oleh Widiastuti 2008. Penelitian ini membahas tentang coping stress pada perawat lansia penderita alzheimer. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif, dengan jumlah subjek sebanyak 2 orang. Hasil dari penelitian ini adalah subjek belum dapat melakukan coping stress karena masih sering melakukan tindakan yang bersifat agresi pada lansia penderita alzheimer. Hal tersebut dilakukan subjek untuk melampiaskan kemarahan dan rasa lelah karena merawat lansia tersebut. Penelitian ini berfungsi untuk membantu peneliti dalam mengetahui gambaran apa saja tugas yang harus dilakukan sebagai perawat lansia. Review literatur di atas berfungsi sebagai sumber mengenai materi yang akan diteliti dan untuk melihat kelemahan dari penelitian mengenai topik yang sama sehingga peneliti dapat memperbaikinya. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, peneliti merancang penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi coping stress yang dilakukan perawat lansia khususnya yang dirawat di panti werdha. Mengetahui jenis coping stress penting karena dengan demikian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat diketahui apakah jenis coping yang dilakukan oleh seseorang dapat efektif untuk menghadapi stressor yang ada. Karena berdasarkan banyak penelitian yang sudah dilakukan, coping stress yang umumnya dipakai oleh perawat adalah emotion focused coping. Hal tersebut ditemukan dalam beberapa penelitian mengenai coping stress yang sudah dilakukan sebelumnya. Selain itu, banyak penelitian mengenai coping stress yang menggunakan metode penelitian kuantitaif dan skala sebagai metode untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan pengambilan data dengan cara wawancara agar data yang didapatkan lebih terinci dan mendapatkan fakta-fakta dari subjek yang tidak dapat terungkap pada penelitian kuantitatif. Dalam penelitian mengenai coping stress yang sudah ada sebelumnya, ada penelitian yang memakai metode kualitatif wawancara maupun kuantitatif angket. Kelemahan penelitian yang menggunakan angket adalah kurang dapat menggali data dari subjek. selain itu, peneliti tidak mendapat keterangan atau penjelasan dari subjek secara detil karena angket hanya berisi pertanyaan tertutup. Sedangkan penelitian sebelumnya yang memakai metode wawancara mempunyai kelemahan yaitu pertanyaan yang kurang spesifik sehingga subjek menjawab pertanyaan tersebut dalam cakupan yang luas, sehingga sulit mengambil makna pada jawaban subjek yang sesuai dengan tema penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Metode ini dirasa akan lebih efektif dalam menggali data dan informasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dari subjek karena jawaban yang diberikan subjek akan lebih spesifik karena peneliti menggunakan metode wawancara mendalam in depth interview yang berisi pertanyaan terbuka. Dengan wawancara, peneliti tidak hanya mendapatkan data dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh subjek, namun peneliti juga dapat berinteraksi langsung dan melakukan observasi pada subjek selama proses wawancara. Berbeda dari penelitian sebelumnya, peneliti akan lebih spesifik dalam menyusun pertanyaan sehingga jawaban yang diberikan oleh subjek lebih terperinci. Pertanyaan yang disusun oleh peneliti adalah pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman hidup subjek yang berkaitan dengan coping stress. Pertanyaan wawancara tidak spesifik pada bagaimana subjek melakukan coping stress dan apa saja stressor yang dihadapi oleh subjek, namun cenderung pada pengalaman-pengalaman yang sudah dilalui oleh subjek. Sehingga saat peneliti melakukan wawancara, subjek akan menceritakan pengalamannya secara lengkap. Dengan demikian, informasi yang didapat akan lebih memadai dibandingkan dengan penelitian yang menggunakan metode skala dan pertanyaan wawancara yang hanya berfokus pada strategi coping stress.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana cara perawat lansia menghadapi stress coping stress dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI merawat lansia dan jenis strategi coping stress yang digunakan oleh perawat yang merawat lansia di panti werdha.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Bagaimana strategi coping perawat lansia yang merawat lansia di panti werdha. Tujuan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena peneliti ingin mendapatkan hasil penelitian yang lengkap. 2. Mengetahui jenis strategi coping yang digunakan perawat lansia saat menghadapi situasi sulit atau stressor yang muncul ketika merawat lansia di panti werdha. Data penelitian didapatkan melalui metode wawancara dengan pertanyaan yang bersifat terbuka serta berfokus pada pengalaman hidup subjek. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pendapat dan penjelasan spesifik dari subjek. Dengan demikian, informasi yang didapat akan lebih memadai. Selain itu, peneliti juga dapat memberikan pertanyaan lebih lanjut jika jawaban subjek dirasa kurang jelas. Hasil dari wawancara tersebut akan diolah menjadi data penelitian berupa verbatim.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pengetahuan khususnya dalam bidang psikogerontologi, keperawatan, dan psikologi klinis. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan menambah wawasan mengenai strategi coping yang digunakan saat merawat atau menangani lansia yang tinggal di panti werdha.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan perawat lansia untuk mengaplikasikan strategi coping ketika mengalami stress atau menghadapi stressor yang ada saat merawat lansia di panti werdha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Coping

1. Pengertian

Menurut Folkman dan Moskowitz dalam Taylor Stanson, 2007;2012 mengatakan bahwa coping merupakan pikiran dan perilaku yang digunakan untuk mengatur dorongan internal dan eksternal dari situasi yang dinilai menekan. Ditambahkan bahwa coping adalah sebuah kesatuan dari transaksi antara seorang individu yang memiliki sumber daya, nilai, dan komitmen dengan lingkungan beserta sumber daya, tuntutan, dan paksaannya. Untuk itu, coping bukanlah merupakan suatu tindakan yang dilakukan satu kali, melainkan sebuah susunan respons yang muncul dalam suatu waktu dimana lingkungan dan individunya saling memenuhi Taylor, 2012. Dapat disimpulkan bahwa coping adalah suatu tindakan yang mengatur dorongan internal dan eksternal dari situasi yang sifatnya mendesak atau menekan.

2. Jenis-jenis Coping

Menurut Lazarus dan Folkman dalam Rice, 1999, ada beberapa jenis coping menurut kegunaannya, diantaranya adalah problem- focused coping dan emotion-focused coping. Problem-focused PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI coping yaitu usaha untuk melakukan tindakan untuk mengatasi kondisi yang mengakibatkan stress seperti mengancam, mengganggu, atau menantang individu. Menurut Carver, Weintraub, dan Scheier 1989, problem focused coping melibatkan beberapa dimensi yang berbeda yaitu: a. Active coping, yaitu proses pengambilan langkah yang ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan stressor ataupun memperbaiki akibatnya. Aktivitas ini merlibatkan tindakan langsung, meningkatkan usaha dalam menghadapi masalah, serta berusaha mengatasi masalah secara bertahap. b. Planning, yaitu memikirkan bagaimana cara menghadapi stressor yang ada. c. Supression of competing activities, yaitu mengurangi aktivitas lain sehingga dapat lebih terfokus dalam menghadapi masalah atau tantangan yang ada. Aktivitas ini meliputi usaha untuk mengabaikan hal-hal lain yang dapat memecah perhatian dalam menghadapi stressor. d. Restraint coping, yaitu pengendalian diri untuk menunggu kesempatan yang tepat untuk bertindak, menahan diri, dan bertindak dengan pemikiran yang matang. e. Seeking instrumental support, yaitu tindakan mencari dukungan sosial. Misalnya mencari informasi serta bantuan yang dapat membantunya memecahan masalah. f. Behavioral disengagement, yaitu tindakan mengurangi usaha untuk menghadapi stressor, menyerah dalam usaha untuk mencapai tujuan dimana stressor mengganggu. Lazarus dan Folkman dalam Rice, 1999 menyatakan bahwa emotion-focused coping, yaitu keadaan saat individu akan lebih berfokus pada mengurangi emosi negatif yang muncul akibat stres yang dialami. Strategi ini digunakan ketika seseorang merasa stressor merupakan suatu hal yang dapat ditahan Carver, 1989. Menurut Lazarus dan Folkman dalam Rice, 1999, dalam strategi ini terdapat beberapa proses kognitif yang berlangsung untuk mengurangi tekanan emosional seperti menghindar, menjaga jarak, mencari nilai positif dari kejadian yang dihadapi, serta memandingkannya dengan hal yang positif. Carver 1989 menyatakan bahwa terdapat komponen yang termasuk dalam emotion-focused coping, yaitu: a. Seeking of emotional support, yaitu mencari dukungan sosial yang berupa dukungan moral, simpati, dan pengertian untuk alasan emosional. b. Positive reinterpretation and growth, yaitu aktivitas yang ditujukan untuk melepasksan emosi negatif yang dirasakan, mengatur emosi yang berkaitan dengan stress yang dialami. c. Mental disengagement, yaitu pelarian secara mental yang merupakan bagian dari variasi tindakan pelarian yang biasanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI