c. Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang
telah ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pembelajaran. Guru telah melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus II ini siswa lebih aktif dan bersemangat dalam menerapkan model bermain
peran yang dilakukan bersama temannya karena mereka telah memahami model bermain peran. Pada akhir pertemuan siklus II
dilaksanakan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima pelajaran.
d. Refleksi Dari hasil tes yang telah dikerjakan siswa pada tabel 5 di atas
diperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 75,88 meningkat dari nilai rata- rata kondisi awal yaitu 58,82 dan siklus I 66,47. Dan ketuntasan belajar
siswa yang memperoleh nilai di atas KKM meningkat dari 6 siswa atau 35,3 pada kondisi awal dan siklus I 9 orang atau 52,94 menjadi 15
atau 88,24. Karena rata-rata nilai tes dan ketuntasan belajar sudah memenuhi indikator keberhasilan siklus II yaitu 75 maka penelitian ini
dihentikan.
B. Pembahasan
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan rata-rata nilai tes siswa dan ketuntasan belajar siswa. Untuk memperjelas hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka akan diperlihatkan ringkasan hasil penelitian sebagai berikut :
Tabel 8. Perbandingan Nilai Tes siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
No Nama Siswa
KKM Sebelum
Tindakan Sesudah Tindakan
Siklus I Siklus II
Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas
Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas
1 Beny Lestari
65 60
70
√
80
√
2 Putra Novian
65 50
50
√
60
√
3 Anja Noval Aditya
65 50
70
√
70
√
4 Anang Surahmad
65 50
60
√
70
√
5 Fadhil Muflif Khanz
65 70
60
√
70
√
6 Kyky Eygo Nugroho
65 60
70
√
80
√
7 Monalisa
65 60
70
√
90
√
8 Sulastri
65 80
90
√
90
√
9 Anggi Zaeni H
65 60
70
√
70
√
10 Dwi Ega Siyavirani 65
40 60
√
60
√
11 Fassabila Azzahra 65
70 60
√
70
√
12 Imam Fatkhur R 65
60 70
√
80
√
13 Noviansyah 65
40 50
√
70
√
14 Rizkia Saputri R 65
70 80
√
90
√
15 Pangestu Yoga A 65
70 80
√
90
√
16 Vika Avrilia Ch 65
40 60
√
70
√
17 Ibnu Alfadillah 65
70 60
√
80
√ Jumlah
1000 1130
9 8
1290 15
2 Nilai Rata-rata
58,82 66,47
75,88
Persentase Ketuntasan
52,94 47,06
88,24 11,76
Berdasarkan analisa data pada tabel 6 di atas terdapat kenaikan rata-rata nilai tes dan ketuntasan belajar siswa sampai dengan akhir siklus II.
Data awal sebelum adanya tindakan nilai rata-rata hasil tes siswa adalah
58,82 dan pada siklus I 66,47, pada akhir siklus II nilai rata-rata hasil tes adalah 75,88. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM pada kondisi awal 6
orang atau 35,29 kemudian meningkat pada siklus I menjadi 9 orang atau 52,94 dan pada siklus II 15 orang atau 88,24. Dengan adanya peningkatan
rata-rata nilai tes siswa dan ketuntasan belajar siswa yang melebihi indikator keberhasilan pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
peningkatan prestasi sudah tercapai. Oleh karena itu penelitian dihentikan pada siklus II dan tidak dilanjutkan.
Pada siklus I penelitian telah dilaksanakan dengan model bermain peran dalam menyelesaikan soal cerita operasi hitung campuran.
Dalam hal ini guru memberikan contoh penerapan model bermain peran dan siswa memperhatikan, kemudian siswa melakukan hal yang sama seperti
yang dicontohkan oleh guru. Hasil nilai yang diperoleh pada siklus I nilai terendah adalah 50 diraih oleh 2 orang siswa sedangkan nilai tertinggi adalah
90 hanya diraih oleh 1 orang dengan nilai rata-rata kelas 66,47 dan ketuntasan belajar siswa terdapat 9 orang siswa atau 52,94.
Penelitian dilanjutkan pada siklus II karena indikator keberhasilan nilai rata-rata kelas 75,00 belum tercapai. Pada siklus II ini
penelitian juga telah dilaksanakan dengan menggunakan model bermain peran. Di samping guru memberikan contoh bagaimana bermain peran dalam
menyelesaikan soal cerita operasi hitung cmpuran guru juga meminta siswa untuk mempraktekkan model bermain peran di depan kelas bersama
pasangannya. Pada akhir siklus II diadakan tes untuk mengukur pemahaman siswa setelah mendapatkan penjelasan dari guru. Hasil nilai tes yang
diperoleh siswa pada siklus II meningkat. Jumlah siswa yang tidak tuntas hanya 2 orang dan siswa yang tuntas 20 siswa atau memperoleh prosentase
ketuntasan 88,24. Nilai terendah yang diperoleh adalah 60 diraih oleh 2 orang sedangkan nilai tertinggi adalah 90 diraih oleh 4 orang. Sedangkan nilai
rata-rata kelas yang diperoleh adalah 75,88. Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan
prestasi belajar siswa yang ditandai dengan naiknya nilai rata-rata tes siswa dan ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian, hasil penelitian di atas
membuktikan hipotesis bahwa penggunaan model bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran matematika. Selain itu
model pembelajaran bermain peran memberikan suasana belajar baru dan dapat membantu memotivasi belajar siswa dalam belajar matematika sehinga
prestasi belajar mereka dapat meningkat. Berikut adalah gambar diagram yang menunjukkan capaian nilai
rata-rata dan KKM.
Gambar 2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas
58,82 66,47
75,88
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Kondisi Aw al
Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata
Nilai Rat a-rat a
Gambar 3. Peningkatan Capaian KKM
Gambar 4. Peningkatan Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai di atas KKM
6 9
15
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Kondisi Aw al
Siklus I Siklus II
Jumlah Sisw a yang M emperoleh Nilai di atas KKM
Jum lah Sisw a yang M em peroleh Nilai di
at as KKM 35.29
52,94 88,24
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
Kondisi Aw al
Siklus I Siklus II
Capaian KKM
Capaian KKM
Hasil peningkatan prestasi belajar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar
No Peubah Indikator
Kondisi awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian
Target Capaian
1 Prestasi
belajar siswa
Rata-rata nilai
ulangan 58,82
70,00 66,47
75,00 75,88
Jumlah Ketuntasan
Belajar Siswa
6 10
9 14
15
Persentase jumlah
siswa yang mencapai
KKM 35,29
59 52,94
81 88,24
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika dengan signifikan.
1. Penerapan model bermain peran dalam upaya meningkatkan minat dan
prestasi belajar matematika materi operasi hitung campuran siswa kelas II SD Negeri Kembaran tahun pelajaran 20132014 ditempuh dengan
melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana dalam setiap siklus terjadi satu kali pertemuan. Setiap siklus
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap persiapan peneliti menyusun perangkat pembelajaran. Pelaksanaan sesuai
RPP. Pada saat observasi, peneliti melihat siswa masih sedikit ramai, bingung dalam melaksanakan tugas dari guru, pengaturan tempat duduk
masing-masing kelompok masih bingung. Refleksi, siswa masih sedikit ramai, bingung dalam melaksanakan tugas dari guru, dan pengaturan
peran siswa pada masing-masing kelompok masih bingung. Untuk mengatasi hal tersebut, ketika dibagi kelompok maka peneliti memberi
tanda pada siswa dalam memainkan peran. Dengan demikian siswa akan mudah memahami dirinya dalam memainkan peran. Dalam tugas ini
masih ada beberapa siswa yang bingung akan tugas yang harus dikerjakan. Kemungkinan guru kurang jelas dalam memberi petunjuk