Peningkatan prestasi belajar matematika tentang soal cerita hitung campuran dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran pada siswa kelas II semester genap SDN Kembaran Candimulyo Kabupaten Magelang.

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN

PADA SISWA KELAS II SEMESTER GENAP SDN KEMBARAN

CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

Jumartinah

Universiats Sanata Dharma 2014

Penelitian ini didasari oleh prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran dalam mata pelajaran Matematika yang masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan Matematika yang hanya mencapai 58,82. Hal ini disebabkan karena tidak digunakannya metode pembelajaran yang menarik yang dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar.

Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimanakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2013/2014 dan (2) apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan metode bermain peran dengan membagi siswa dalam kelompok sesuai dengan peran yang ada dalam soal cerita tersebut. Pada siklus II pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan metode bermain peran dengan membagi siswa dalam kelompok sesuai dengan peran yang ada dalam soal cerita tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 pada siswa kelas II SD Negeri Kembaran dengan jumlah siswa 17 orang. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis. Validitas instrumen diuji dengan ujicoba yang dilakukan di kelas III SD Negeri Kembaran.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa : (1) penerapan metode bermain peran dapat dilaksanakan untuk meningkatkan prestasi belajar dan (2) penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran Candimulyo Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014 mata pelajaran Matematika khususnya pada kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan campuran. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,82 menjadi 66,47 pada siklus I dan 75,88 pada siklus II. Sedangkan pada kondisi awal jumlah siswa yang memenuhi KKM (65) adalah 35,29% pada siklus I menjadi 52,94% dan pada siklus II menjadi 88,24%


(2)

ABSTRACT

STUDY ACHIEVEMENT IMPROVEMENT MATHEMATIC SUBJECT ON THE MATERIAL ARITMETIC OPERATION MIX BY USING ROLE

PLAYING METHOD IN STUDENT CLASS TWO SDN KEMBARAN MAGELANG SECOND SEMESTER IN THE SCHOOL YEAR 2013/2014

Jumartinah

Sanata Dharma University 2014

This research is constituted by achievement learn class two students of SDN Kembaran for Mathematic subject which still lower. This matter seen from flattening value of Mathematic subject which only reaching 58,82. It was caused the teacher didn’t use the interesting methode in learning activity so the students were not motivated.

This study aimed to determine : (1) how the using of role playing methode can improve students achievement class two SDN Kembaran Candimulyo, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2013/2014 and (2) whether the using of role playing methode can improve students achievement class two SDN Kembaran Candimulyo, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2013/2014.

This research is a class action research who carried on with two cycles. In the first cycle is done in once meetings by using role playing methode by dividing student in some groups based on the role in the aritmetic. In the second cycle is done in once meetings by using role playing methode by dividing student in some groups based on the role in that aritmetic. This research is done on January until March 2014 to the scond grade students of SD N Kembaran with seventeen students. Data collected to use instrument of tes written. Validity of instrument was examined by try out which was done in class three SD N Kembaran.

Result of research indicated that : (1) the applying of role playing can be done to improve students achievement and (2) the using of role playing methode can improve students achievement class two SD N Kembaran Candimulyo Magelang Regency school year 2013/2014 for Mathematic subject specially at basic competence doing aritmetic operation mix. Improved student achievement is marked with an average rating of grade reptition in the initial conditions 58,82 improve 66,47 in the first cycle and 75,88 in the second cycle. While the students reach KKM (65) in the initial condition are 35,29% in the first cycle improve 52,94% and 88,24% in the second cycle


(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN

PADA SISWA KELAS II SEMESTER GENAP SDN KEMBARAN

CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

JUMARTINAH NIM. 101132019

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(4)

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN

PADA SISWA KELAS II SEMESTER GENAP SDN KEMBARAN

CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

Oleh : JUMARTINAH NIM. 101132019

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I


(5)

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN

PADA SISWA KELAS II SEMESTER GENAP SDN KEMBARAN

CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

Dipersiapkan dan ditulis oleh Jumartinah

NIM : 101132019

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 15 Maret 2014

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A. ... Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd.MA.Ed.D ... Anggota 1 : Rusmawan, S.Pd, M.Pd ... Anggota 2 : Drs. YB. Adimassana, M.A ... Anggota 3 : Drs. Paulus Wahono, M.Hum ...

Yogyakarta, 15 Maret 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma


(6)

PERSEMBAHAN

1. Suamiku tercinta yang senantiasa menjadi motivsi bagiku untuk menjadi yang

terbaik

2. Anakku tersayang


(7)

MOTTO

- Selalu mensykuri apa yang Tuhan telah berikan - Bekerja dan berdoa

- Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya dan takut kepada Allah, dan

bertaqwa kepadaNya, maka merekalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan


(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Maret 2014

Penulis


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertnda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Jumartinah NIM : 101132019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA

HITUNG CAMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS II

SEMESTER

GENAP

SDN

KEMBARAN

CANDIMULYO

KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada)

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 10 Maret 2014 Yang menyatakan


(10)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN

PADA SISWA KELAS II SEMESTER GENAP SDN KEMBARAN

CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

Jumartinah

Universiats Sanata Dharma 2014

Penelitian ini didasari oleh prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran dalam mata pelajaran Matematika yang masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan Matematika yang hanya mencapai 58,82. Hal ini disebabkan karena tidak digunakannya metode pembelajaran yang menarik yang dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar.

Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimanakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2013/2014 dan (2) apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan metode bermain peran dengan membagi siswa dalam kelompok sesuai dengan peran yang ada dalam soal cerita tersebut. Pada siklus II pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan metode bermain peran dengan membagi siswa dalam kelompok sesuai dengan peran yang ada dalam soal cerita tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 pada siswa kelas II SD Negeri Kembaran dengan jumlah siswa 17 orang. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis. Validitas instrumen diuji dengan ujicoba yang dilakukan di kelas III SD Negeri Kembaran.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa : (1) penerapan metode bermain peran dapat dilaksanakan untuk meningkatkan prestasi belajar dan (2) penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran Candimulyo Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014 mata pelajaran Matematika khususnya pada kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan campuran. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,82 menjadi 66,47 pada siklus I dan 75,88 pada siklus II. Sedangkan pada kondisi awal jumlah siswa yang memenuhi KKM (65) adalah 35,29% pada siklus I menjadi 52,94% dan pada siklus II menjadi 88,24%


(11)

ABSTRACT

STUDY ACHIEVEMENT IMPROVEMENT MATHEMATIC SUBJECT ON THE MATERIAL ARITMETIC OPERATION MIX BY USING ROLE

PLAYING METHOD IN STUDENT CLASS TWO SDN KEMBARAN MAGELANG SECOND SEMESTER IN THE SCHOOL YEAR 2013/2014

Jumartinah

Sanata Dharma University 2014

This research is constituted by achievement learn class two students of SDN Kembaran for Mathematic subject which still lower. This matter seen from flattening value of Mathematic subject which only reaching 58,82. It was caused the teacher didn’t use the interesting methode in learning activity so the students were not motivated.

This study aimed to determine : (1) how the using of role playing methode can improve students achievement class two SDN Kembaran Candimulyo, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2013/2014 and (2) whether the using of role playing methode can improve students achievement class two SDN Kembaran Candimulyo, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2013/2014.

This research is a class action research who carried on with two cycles. In the first cycle is done in once meetings by using role playing methode by dividing student in some groups based on the role in the aritmetic. In the second cycle is done in once meetings by using role playing methode by dividing student in some groups based on the role in that aritmetic. This research is done on January until March 2014 to the scond grade students of SD N Kembaran with seventeen students. Data collected to use instrument of tes written. Validity of instrument was examined by try out which was done in class three SD N Kembaran.

Result of research indicated that : (1) the applying of role playing can be done to improve students achievement and (2) the using of role playing methode can improve students achievement class two SD N Kembaran Candimulyo Magelang Regency school year 2013/2014 for Mathematic subject specially at basic competence doing aritmetic operation mix. Improved student achievement is marked with an average rating of grade reptition in the initial conditions 58,82 improve 66,47 in the first cycle and 75,88 in the second cycle. While the students reach KKM (65) in the initial condition are 35,29% in the first cycle improve 52,94% and 88,24% in the second cycle


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini

selesai pada waktunya.

Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. YB Adimassana, M.A., selaku Koordinator SKGJ PGSD

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Rusmawan S.Pd, M.Pd., selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang

penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Sunudin, S.Ag, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kembaran yang

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas.

6. Siswa kelas II SD Negeri Kembaran yang telah bersedia menjadi subjek

dalam penelitian ini.

7. Ibu Suryati Astuti Suwarno Faddilah selaku teman sejawat dalam


(13)

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima

sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya

Magelang, 15 Maret 2014 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ……….... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ………... 4

D. Batasan Pengertian ... 5

E. Tujuan Penelitian ...………... 5


(15)

BAB II LANDASAN TEORI ……… 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Prestasi Belajar Siswa ... 7

2. Metode Mengajar ... 9

3. Metode Bermain Peran ... 10

4. Pembelajaran Matematika ... 12

5. Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Bermain Peran ... 15

B. Kerangka Pikir ………... 17

C. Hipotesis Tindakan ………...……… 18

BAB III METODE PENELITIAN ………... 20

A. Jenis Penelitian ...……… 20

B. Setting Penelitian ……….. 21

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

2. Subyek Penelitian ... 22

3. Obyek Penelitian ... 22

C. Langkah-langkah Tindakan Penelitian ...……….. 22

1. Persiapan ... 23

2. Rencana Tindakan setiap Siklus ... 23

1) Siklus I ... 23

2) Siklus II ... 25

D Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 27


(16)

G. Teknik Analisis Data ... 31

H. Jadwal Penelitian ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

1. Siklus I ... 34

a. Perencanaan ... 34

b. Pelaksanaan Penelitian ... 34

c. Pengamatan ... 36

d. Refleksi ... 36

2. Siklus II ... 37

a. Perencanaan ... 37

b. Pelaksanaan Penelitian ... 37

c. Pengamatan ... 39

d. Refleksi ... 39

B. Pembahasan ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 28

Tabel 2 : Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 28

Tabel 3 : Kualifikasi Reliabilitas ... 31

Tabel 4 : Indikator Keberhasilan Penelitian ... 32

Tabel 5 : Jadwal Penelitian ... 33

Tabel 6 : Hasil Nilai Ulangan Matematika Siklus I ... 35

Tabel 7 : Hasil Nilai Ulangan Matematika Siklus II ... 38

Tabel 8 : Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dan Ketuntasan Nilai Siswa ... 40


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus PTK Model Kurt Lewin ... ... 20

Gambar 2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ... 42

Gambar 3. Capaian KKM ... 43


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 49

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 51

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 61

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 63

Lampiran 5. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus ... 65

Lampiran 6. Soal untuk Uji Validitas ... 73

Lampiran 7. Uji Validitas Soal ... 83

Lampiran 8. Reliabilitas Soal Siklus ... 84

Lampiran 9. Data Prestasi Belajar Siswa ... 88

Lampiran 10. Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Dekan ... 91

Lampiran 11. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ... 92


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wahana yang sangat penting dalam upaya

menciptakan manusia yang berkualitas. Dalam proses pendidikan, terjadi

proses transformasi budaya, adat, maupun norma yang mampu mengubah

pola pikir manusia. Pendidikan yang baik akan mampu mengubah manusia ke

arah kedewasaan dan kesempurnaan yang ideal.

Untuk itu, pemerintah sedang mengupayakan pendidikan

berkualitas di segala bidang. Salah satunya adalah melalui Sistem Pendidikan

Nasional, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun upaya pencapaian

tujuan tersebut merupakan tanggung jawab seluruh komponen pendidikan, mulai dari pemerintah, guru, siswa, maupun masyarakat. Dan secara khusus,

pencapaian tujuan pendidikan ditentukan oleh proses pembelajaran yang

berkualitas.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 pasal 19,

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarya

kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan


(21)

pembelajaran tersebut adalah memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan metode

pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, sekolah maupun masyarakat guna menumbuhkan partisipasi aktif siswa sehingga prestasi

belajarnya tinggi. Selain itu, penerapan metode pembelajaran yang cocok

dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga materi mudah dipahami siswa.

Akan tetapi pada kenyataannya, kebanyakan guru hanya terpusat

pada metode tertentu saja dan mengabaikan penerapan metode lain. Selama

ini, guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Guru belum

menerapkan metode kreatif serta kurang memberdayakan siswa di kelasnya.

Guru juga masih terkesan textbook sehingga proses pembelajaran tampak

berorientasi pada guru. Demikian pula yang terjadi pada pembelajaran

Matematika. Pembelajaran yang dialami siswa kurang menyenangkan, dan proses pembelajarannya masih berpihak pada peningkatan aspek kognitif

dibandingkan aspek psikomotor dan afektif.

Tujuan pembelajaran Matematika tidak hanya sebatas pada diperolehnya hasil berbagai operasi bilangan, namun lebih dari itu,

mengembangkan rasa ingin tahu, perhatian, dan minat terhadap sesuatu, serta

mengembangkan nalar berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari. Tidak

hanya itu, Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dinilai dapat

memberikan kontribusi positif dalam memicu ilmu pengetahuan dan

teknologi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hudoyo (1988:74) bahwa


(22)

utamanya sains dan teknologi, sehingga Matematika mempunyai peranan

yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Oleh

karena itu, para siswa dituntut untuk menguasai matematika. Namun, menurut data UNESCO menunjukkan peringkat prestasi belajar Matematika di

Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih

belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.

Pencapaian prestasi belajar Matematika yang rendah ini juga

dialami oleh para siswa kelas II (dua) SD Negeri Kembaran Kecamatan

Candimulyo. Hasil tes formatif yang diadakan oleh peneliti menunjukkan dari

17 siswa, hanya 6 siswa yang tuntas sedangkan 11 siswa belum tuntas dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 dan nilai rata-rata ulangan 58,82.

Padahal, guru sudah menjelaskan berulang-ulang. Namun tetap saja, guru

harus mengalokasikan waktu lebih lama untuk menyampaikan materi. Hal ini

disebabkan karena tidak digunakannya metode pembelajaran yang menarik yang dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar.

Maka, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan

penerapan metode Bermain Peran (role playing) pada pembelajaran Matematika. Melalui metode bermain peran, siswa diajak untuk meresapi

materi secara lebih mendalam. Siswa diajak membayangkan

(mengimajinasikan) serta memerankan dengan nyata kondisi atau suasana

yang berkaitan dengan materi. Dengan pembelajaran melalui pengalaman

langsung, diharapkan kemampuan siswa akan meningkat dan prestasi belajar


(23)

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian pada hal-hal

sebagai berikut:

1. Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada materi operasi hitung

campuran dengan kompetensi dasar 3.3 Melakukan operasi hitung

campuran.

2. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah menggunakan model bermain peran.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah model bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar

mata pelajaran matematika soal cerita hitung campuran siswa kelas II SD

Negeri Kembaran, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang?

2. Apakah penerapan model bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran matematika soal cerita hitung campuran siswa

kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Candimulyo, Kabupaten


(24)

D. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan

penafsiran yang beragam tentang suatu istilah yang akan dipakai penulis

memberikan batasan pengertian sebagai berikut :

1. Soal cerita matematika adalah soal yang diungkapkan melalui

serangkaian kalimat dan dapat diubah menjadi kalimat matematika.

2. Model bermain peran adalah salah satu metode pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan

dengan hubungan antar manusia (interpersonal relationship).

3. Prestasi Belajar adalah hasil yang diraih/didapat setelah seseorang melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi Belajar juga

berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman belajar.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran bermain peran

dapat meningkatkan prestasi mata pelajaran matematika soal cerita

hitung campuran siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.


(25)

2. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran bermain peran dapat

meningkatkan prestasi mata pelajaran matematika soal cerita hitung

campuran siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara positif dalam kegiatan pembelajaran

matematika. Kontribusi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagi siswa, penggunaan metode bermain peran dalam kegiatan pembelajaran dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep bahan ajar

Matematika, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam memilih metode dan mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi tertentu yang dialami oleh siswa,

sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

3. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan masukan untuk merumuskan kebijakan yang mengarah pada


(26)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Prestasi Belajar Siswa

Menurut Arifin (1988: 2) kata ”prestasi” berasal dari bahasa

Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi

prestasi yang berarti hasil usaha.

Winkel (1984: 162) mengemukakan bahwa prestasi belajar

merupakan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai.

Sedangkan Jamarah (1991: 19) mengemukakan bahwa prestasi

adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik

secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan

selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.

Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang

setelah melakukan atau mengerjakan kegiatan atau aktivitas tertentu. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang karena

usahanya dalam belajar sesuatu. Setiap siswa mempunyai cara yang

berbeda-beda dalam belajar untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008; 101) menyatakan bahwa

prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau

dikerjakan).

Kata belajar identik dengan kegiatan menghafalkan catatan,

membaca buku, bahkan mengingat-ingat materi pelajaran/pengetahuan.


(27)

dipergunakan. Pemahaman tentang belajar tersebut hanyalah makna sempit

saja.

Jika dicermati kata belajar tidak hanya berhenti pada kegiatan mengingat ataupun menghafal. Belajar merupakan suatu proses atau

kegiatan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang positif dari

orang yang belajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007; 17), belajar berarti 1. Berusaha memperoleh kepandaian ilmu; 2. Berlatih; 3. Berubah

tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Suratinah Tirtonegoro (1984; 43) menyatakan bahwa

pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,

huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Prestasi belajar juga berubahnya tingkah laku atau tanggapan

yang disebabkan oleh pengalaman belajar. Sukirin berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya

menjadi baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurut

Sukirin tidak baik. Menurut Sukirin dalam bukunya yang berjudul “Pokok-pokok Psikologi Pendidikan” dikemukakan sebagai berikut : belajar adalah

suatu kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku sehingga

diperoleh kecakapan baru (Sukirin, 1978: 36).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan prestasi

belajar adalah suatu proses kognitif yang terjadi secara aktif untuk

memperoleh pengetahuan sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku


(28)

2. Metode Mengajar

Metode mengajar memiliki peranan yang sangat besar dalam

proses belajar mengajar. Metode mengajar menjadi mediasi bagi siswa untuk dapat menyerap konsep-konsep keilmuan dari setiap materi

pelajaran yang sedang dikomunikasikan dalam proses belajar mengajar.

Penggunaan metode mengajar yang tepat dapat membantu proses pencapaian tujuan dalam kegiatan belajar mengajar.

Secara prinsip, semakin banyak metode yang dikuasai oleh guru

akan semakin baik dalam proses belajar mengajar. Tetapi dalam kenyataan

sehari-hari sering kita lihat bahwa setiap guru selalu menggunakan metode

mengajar yang sama untuk semua materi pelajaran. Sehingga proses

belajar mengajar banyak mengalami kendala dan kurang dapat mencapai

tujuan secara optimal. Keadaan seperti ini sangat perlu untuk memperoleh

perhatian yang lebih besar dari setiap guru, agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan semakin baik.

Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan

melakukan dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa dapat berjalan dengan kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat

tercapai. Cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi

dengan siswa ini disebut metode mengajar.

Metode mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam

proses belajar mengajar. Soetomo (1993: 144) menyebutkan “ Metode

mengajar sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin


(29)

berhasillah pencapaian tujuan, …”. Penggunaan metode mengajar secara

tepat dapat menumbuhkan minat siswa untuk dapat mengikuti kegiatan

belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas anak akan muncul dan berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika penggunaan

metode mengajar ini kurang tepat, maka akan menjadi tidak bermakna

bahkan dapat mematikan kreatifitas siswa.

Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan

kondisi pada saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu

tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar

sangat banyak ragamnya, antara lain: metode ceramah, metode tanya

jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode bermain peran,

metode inkuiri, metode demontrasi, metode pemecahan masalah. Berbagai

metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

3. Metode Bermain Peran

Metode bermain peran (role-play) merupakan metode mengajar

yang dilakukan dengan jalan pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan

manusia dengan spontan, tanpa diadakan latihan. Pemeranan ini dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang selanjutnya dipakai sebagai

bahan untuk analisa bagi kelompok yang lain. Kegiatan analisa dapat

bersumber dari karakter dari pelaku yang melakukan pemeranan, maupun

isi dari kegiatan pemeranan yang dilakukan oleh pelaku.

Menurut Slameto (1991: 104), gunakan Role-play:

1. Jika peserta perlu mengetahui lebih banyak tentang pandangan yang


(30)

2. Jika peserta mempunyai kemampuan untuk memakainya.

3. Pada waktu membantu peserta “memahami” suatu masalah.

4. Jika ingin mencoba mengubah sikap.

5. Jika pengaruh emosi dapat membantu dalam penyajian masalah.

6. di dalam dan untuk pemecahan masalah.

Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa metode ‘Role-play’ dapat membantu siswa untuk memahami suatu masalah. Selain itu juga

dapat mengubah sikap atau perilaku yang kurang baik dalam diri siswa.

Dengan ‘role-play’ akan muncul secara alami sikap-sikap yang kurang

baik maupun yang baik dalam diri siswa. Sehingga setiap guru dapat

memberikan koreksi yang mendalam terhadap sikap tersebut.

Selanjutnya disebutkan oleh Slameto (1991:105) tentang

keunggulan dan kekurangan metode ‘Role-play’.

Keunggulan:

1. Segera mendapat perhatian.

2. Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.

3. Membantu anggota untuk menganalisa situasi. 4. Menambah rasa percaya diri pada peserta.

5. Membantu anggota dan siswa menyelami masalah.

6. Membantu anggota mendapat pengalaman yang ada pada pikiran orang

lain.

7. Membangkitkan minat dan perhatian pada saat untuk pemecahan


(31)

Kekurangan:

1. Mungkin masalahnya disatukan dengan pemerannya.

2. Banyak yang tidak senang memerankan sesuatu yang salah. 3. Membutuhkan pemimpin yang terlatih.

4. Terbatas pada beberapa situasi saja.

5. Ada kesulitan dalam memerankan.

Berbagai keunggulan tersebut dapat dikembangkan sehingga

akan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh setiap siswa.

Kepercayaan dalam diri siswa akan tumbuh untuk melakukan sesuatu

kegiatan dalam dimasyarakat karena telah memperoleh bekal yang

memadai. Siswa juga memiliki kebiasaan untuk menganalisa setiap sikap

atau perilaku yang dilakukan oleh orang lain dalam kehidupan

bermasyarakat. Untuk selanjutnya dapat mengambil nilai-nilai mana yang

benar dan mana yang kurang baik bagi dirinya.

Sedangkan berbagai kekurangan yang ada digunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk mempersiapkan kegiatan secara baik, sehingga

kekurangan-kekurangan tersebut tidak akan muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar.

4. Pembelajaran Matematika

Menurut Sri Rumini (2000: 59) belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat

diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau


(32)

Ciri-ciri belajar menurut Sri Rumini (2000: 59-60) sebagai

berikut:

1. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara

langsung.

2. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku afektif, kognitif, psikomotor, dan campuran.

3. Dalam belajar, perubahan yang terjadi melalui pengalaman atau latihan.

4. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif

menetap.

5. Belajar merupakan proses usaha, yang artinya belajar berlangsung

dalam kurun waktu cukup lama.

6. Belajar terjadi karena interaksi dengan lingkungan. Maksudnya, dalam

aplikasi kehidupan sehari-hari siswa menggunakan ketrampilan berhitung. Misalnya saja, saat interaksi dengan temannya di rumah

bermain kelereng yang di dalamnya ada keterampilan berhitung yaitu

perkalian.

Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bab 1

pasal 1 ayat 20 “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar suatu lingkungan belajar”. Melalui proses

tersebut diharapkan tercipta hubungan yang baik, sehingga pembelajaran

menjadi lebih bermakna. Siswa juga dapat merasakan manfaat dari proses


(33)

Pembelajaran matematika di kelas dipandang sebagai suatu

proses aktif dan sangat di pengaruhi oleh apa yang sebenarnya ingin

dipelajari anak. Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh

interaksi antara berbagai informasi yang diminati kepada anak dan

bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya. Pada dasarnya, matematika adalah pemecahan

masalah karena itu, matematika sebaiknya diajarkan melalui berbagai

masalah yang ada disekitar siswa dengan memperhatikan usia dan

pengalaman yang mungkin dimiliki siswa.

Menurut Usman (1993: 4) belajar dapat diartikan sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu

dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka

lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Lebih lanjut, Usman (1993: 6) mengungkapkan bahwa mengajar pada prinsipnya adalah

membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dapat pula dikatakan

bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga

menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Dalam hal belajar mengajar matematika, perlu diketahui

karakteristik matematika. Dengan mengetahui karakteristik matematika,

maka seharusnya dapat pula diketahui bagaimana belajar dan mengajar


(34)

matematika bersifat abstrak, materi matematika disusun secara hirarkis,

dan cara penalaran matematika adalah deduktif.

Objek matematika bersifat abstrak, maka belajar matematika memerlukan daya nalar yang tinggi. Demikian pula dalam mengajar

matematika guru harus mampu mengabstraksikan objek-objek matematika

dengan baik sehingga siswa dapat memahami objek matematika yang diajarkan.

Materi matematika disusun secara hirarkis artinya suatu topik

matematika akan merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Oleh karena

itu, untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman

belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar

mengajar matematika tersebut.

Ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar

bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu. Karena dalam belajar matematika memerlukan materi prasyarat untuk memahami materi

berikutnya, maka dalam mengajar matematika guru harus

mengidentifikasikan materi-materi yang menjadi prasyarat suatu topik mata pelajaran matematika.

5. Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Bermain Peran

Kesiapan guru tidak banyak berarti jika tidak diimbangi dengan

kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan

berbagai permasalahan yang telah disiapkan oleh guru, akan memaksa


(35)

dapat secara aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran, maka

setiap siswa dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan

yang dimaksud adalah berbagai sumber yang dapat mendukung pemecahan masalah yang sedang dibahas, maupun persiapan diri atau

mental dari setiap anggota kelompok untuk dapat melakukan presentasi di

depan kelas.

Jika setiap siswa selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar, hal ini merupakan bukti bahwa

partisipasi siswa semakin meningkat. Peningkatan partisipasi yang disertai

dengan persiapan diri siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran,

maka dapat dikatan bahwa motivasi belajar siswa juga semakin meningkat.

Dengan motivasi yang semakin tinggi, akan membuat siswa selalu siap

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Apabila kegiatan belajar

mengajar selalu diikuti dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam penguasaan konsep materi pelajaran. Peningkatan

kemampuan penguasaan konsep atau prestasi belajar ditandai dengan

meningkatnya jumlah nilai yang diperoleh oleh siswa pada saat dilakukan evaluasi.

Pelaksanaan belajar mengajar dengan menggunakan metode

bermain peran seperti diuraikan di atas, akan dapat membawa pada siswa

ke dalam situasi yang sebenarnya. Siswa dapat berperan sesuai dengan

materi yang akan dibahas. Dengan memperhatikan permainan peran, baik

yang dilakukan sendiri maupun yang dilakukan oleh temannya, anak akan


(36)

demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam

penguasaan konsep materi pelajaran matematika terutama dalam

memahami materi soal cerita hitung campuran.

Dengan metode bermain peran memberi kesempatan kepada

anak untuk dapat berpikir secara aktif dan kreatif dalam memecahkan

setiap permasalahan. Pemahaman yang semakin baik terhadap materi pelajaran, ditunjang dengan aktifitas anak yang semakin baik dalam

mengikuti proses belajar mengajar, maka peserta didik juga akan dapat

meningkatkan kemampuannya dalam menguasai konsep materi pelajaran

yang diajarkan. Jadi dengan penggunaan metode bermain peran yang

dilaksanakan secara tepat, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan

baik, sehingga prestasi belajar peserta didik dapat semakin meningkat.

B. Kerangka Berpikir

Selama ini, masih banyak guru yang mendesain siswa untuk

menghafal seperangkat fakta yang diberikan oleh guru. Seolah-olah guru

sebagai sumber utama pengetahuan. Umumnya, pembelajaran didominasi oleh metode ceramah sehingga proses pembelajaran bersifat monoton dan

siswa cenderung pasif. Hal itu mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa

dalam proses pembelajaran.

Untuk dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi siswa, guru

harus menciptakan proses pembelajaran yang menarik. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan adalah dengan memilih metode pembelajaran yang dapat


(37)

pembelajaran. Metode role playing (bermain peran) merupakan suatu cara

untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan

memperagakan/mempraktikkan pengalaman belajar secara langsung, sehingga hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tidak akan

mudah dilupakan siswa.

Dengan metode ini juga, anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan

ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.

Pada pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode

bermain peran diharapkan prestasi siswa dalam pembelajaran Matematika

akan meningkat. Kondisi di atas dapat digambarkan dengan bagan sebagai

berikut.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) Cara penggunaan model bermain Keadaan Awal:

- Proses pembelajaran

dengan metode

ceramah saja, siswa

pasif.

- Prestasi belajar

matematika rendah Tindakan: Pembelajaran Matematika dengan metode role playing (bermain peran) Keadaan Akhir: - Proses pembelajaran

dengan metode

bermain peran, siswa

aktif.

- Prestasi belajar

Matematika


(38)

peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri

Kembaran, Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dalam mata

pelajaran Matematika pada Tahun Pelajaran 2013/2014 pada kompetensi dasar soal cerita operasi hitung campuran serta pengalaman

menggunakannya. (2) Penggunaan model bermain peran dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran, Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika pada Tahun

Pelajaran 2013/2014 pada kompetensi dasar soal cerita operasi hitung


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

Penilitian tindakan ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Kegiatan

penelitian ini merupakan salah satu upaya guru untuk mengatasi masalah

nyata yang ditemukan dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Masalah

tersebut benar-benar harus segera diatasi untuk meningkatkan mutu

pembelajaran yang dilakukan guru yang bersangkutan. Masalah yang segera

diatasi dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kurangnya nilai hasil

belajar matermatika.

Adapun siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar : 1

Siklus Model Kurt Lewin

Siklus 1 Siklus 2

1. Rencana

2. Tindakan

3. Observasi 4.

Refleksi

1. Rencana

2. Tindakan

3. Observasi 4.


(40)

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, dimana sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Tindakan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran role

playing/bermain peran.

3. Refleksi, yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar

pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

B. Seting Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kembaran, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.

Waktu penelitian mengenai peningkatan prestasi belajar siswa

menggunakan model bermain peran soal operasi hitung campuran dimulai pada bulan November 2013 sampai dengan Maret 2014.


(41)

2. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri

Kembaran Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Jumlah siswa

kelas II adalah 17 siswa. Dengan rincian siswa laki-laki sebanyak 10 orang

dan siswa perempuan sebanyak 7 orang.

3. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui seberapa jauh prestasi belajar siswa SD N Kembaran Kecamatan Candimulyo tahun

pelajaran 2013/2014 dalam memahami soal cerita operasi hitung campuran

dengan benar melalui penggunaan model bermain peran dilihat dari

indikator nilai rata-rata ulangan.

C. Langkah-langkah Tindakan Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian

tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari

Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2006: 16), yaitu berbentuk spiral dari

siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Penelitian ini akan dilaksanakan

dalam 2 siklus, setiap sikus terdiri dari 2 kali pertemuan dan setiap siklus

didasarkan pada materi dan tujuan pembelajaran yang tercantum pada

kurikulum, khususnya pembelajaran tentang operasi hitung campuran. Setiap

siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.


(42)

Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa

identifikasi permasalahan.

1. Persiapan

a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah

b. Melakukan observasi pada siswa kelas II untuk mengetahui

kemampuan siswa c. Identifikasi masalah

d. Perumusan masalah

e. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus

f. Penyusunan silabus, RPP, instrumen penelitian

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus a. Siklus I

a) Rencana Tindakan

1) Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah

2) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran tematik harian yang

akan diterapkan dalam PBM

3) Menentukan materi pokok pembelajaran

4) Menyiapkan lembar kerja siswa

5) Menyiapkan sumber dan media yang digunakan dalam

mendukung model pembelajaran

6) Menyiapkan lembar kerja kelompok yang berupa soal cerita

operasi hitung campuran


(43)

b) Pelaksanaan tindakan

1) Mengorganisasikan siswa di kelas

2) Membagi siswa dalam kelompok / berpasangan

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

4) Menyampaikan materi pembelajaran

5) Guru membagikan LKS tentang soal cerita operasi hitung campuran

5) Siswa membaca soal cerita operasi hitung campuran

6) Guru memberi contoh menerapkan model bermain peran dalam

soal cerita operasi hitung capuran

7) Siswa mempraktekkan model bermain peran dari soal cerita

operasi hitung campuran yang telah dibagikan dengan

pasangannya

8) Siswa mengerjakan LKS

9) Guru mengamati model bermain peran yang dipraktekkan siswa

dan memeriksa LKS

10) Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok bersama-sama 11) Guru memberikan catatan materi

12) Guru memberikan soal evaluasi tentang operasi hitung

campuran

13) Guru memberikan tes formatif atau ulangan

c) Observasi

1) Guru menilai hasil tes siswa


(44)

d) Refleksi

1) Melakukan evaluasi terhadap hasil tes siswa selam PBM

2) Melakukan revisi untuk perbaikan proses pada siklus selanjutnya.

b. Siklus II

a) Rencana Tindakan

Identifikasi masalah dan mencari alternatif pemecahannya

berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I

b) Pelaksanaan Tindakan

1) Mengorganisasikan siswa di kelas

2) Membagi siswa dalam kelompok / berpasangan

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

4) Menyampaikan materi pembelajaran

5) Guru membagikan LKS tentang soal cerita operasi hitung campuran

5) Siswa membaca soal cerita operasi hitung campuran

6) Guru memberi contoh menerapkan model bermain peran dalam soal cerita operasi hitung capuran

7) Siswa mempraktekkan model bermain peran dari soal cerita

operasi hitung campuran yang telah dibagikan dengan

pasangannya dengan maju di depan kelas sehingga guru mudah

untuk membimbing siswa

8) Siswa mengerjakan LKS


(45)

10) Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok bersama-sama

11) Guru memberikan catatan materi

12) Guru memberikan soal evaluasi tentang operasi hitung campuran

13) Guru memberikan tes formatif atau ulangan

c) Observasi

1) Mencatat hasil tes anak

d) Refleksi

1) Melakukan evaluasi terhadap hasil tes siswa selam PBM

2) Menganalisis data

D. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah nilai-nilai variabel yang diperoleh dari hasil

pengukuran sutu teknik pengumpulan data (Supratiknya, 2008: 1). Data dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya; sedangkan data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya yitu dengan melakukan tes.

Berikut merupakan penjelasan tentang pengumpulan data dan

evaluasinya :

a. Peubah

Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dalam mengerjakan

soal cerita operasi hitung campuran dengan menggunakan model


(46)

b. Jenis data

Jenis data yang dioalah dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif berupa prestasi belajar siswa dalam mengerjakan soal cerita operasi hitung campuran

c. Cara pengumpulan data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan melakukan tes yang berupa pilihan ganda

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengukur yang

disebut tes. Berdasarkan masalah penelitian, jenis penelitian yang

dilakukan peneliti merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Bentuk

instrmen yang digunakan berupa bentuk tes yaitu bentuk tes pilihan ganda

(multiple choice).

Tes yaitu suatu alat pengukur yang berupa serangkaian

pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu yang

distandarisasikan, dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Biasanya yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa adalah jenis tes prestasi belajar (masidjo,

1995: 38-39). Tes pilihan ganda (multiple choice) adalah bentuk penilaian

yang terdiri atas suatu pernyataan atau pertanyaan dan sejumlah pilihan

atau alternatif jawaban. Berikut adalah kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan


(47)

Tabel 1. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus I

No Indikator Nomor Soal

1 Siswa dapat menjawab operasi hitung campuran

tentang perkalian dan pembagian dalam soal

cerita

1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus II

No Indikator Nomor Soal

1 Siswa dapat menjawab operasi hitung campuran

tentang perkalian dan pembagian dalam soal

cerita

1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Pengujian Validitas

Validitas merupakan penilaian untuk mengetahui apakah

instrumen yang digunakan telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan itu dapat diketahui kualitas instrumennya. Suatu meteran disebut

valid jika dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan tepat.

Meteran tersebut tentu bukan instrumen yang valid jika digunakan untuk

mengukur berat. Dua prinsip validitas adalah kejituan dan ketelitian.

Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan

eksternal. Validitas internal instrumen tes harus memenuhi construct


(48)

relevan, diuji dengan konsultasi ahli atau expert judgment) dan content

validity (validitas isi, yaitu disusun berdasarkan rancangan yang telah ada, diuji dengan membandingkan program yang telah ada, dan konsultasi ahli). Instrumen memiliki validitas eksternal jika disusun

berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah terbukti.

Untuk mengetahui korelasi skor tiap item dengan skor total digunakan rumus korelasi product moment atau korelasi pearson

(Sugiyono, 2010a: 255)

= ∑

(∑ ) (∑ ) Keterangan :

rxy : Koefisien validitas

xy : Jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan x2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x y2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

Uji coba validitas soal tes tiap siklus dilaksanakan di SD Negeri

Kembaran kelas II yang berjumlah 17 siswa pada taraf signifikan

5%=0,482 (dilihat pada tabel harga kritis r product moment). Sedangkan

jumlah soal yang digunakan adalah 30 soal berbentuk pilihan ganda

untuk masing-masing siklus. Setelah diujikan guru melakukan uji

validitas terhadap soal-soal tersebut. Soal yang valid akan digunakan


(49)

b. Pengujian Reliabilitas

Instrumen disebut reliabel jika instrumen tersebut menghasilkan

data yang sama untuk objek yang sama dalam beberapa kali pengukuran. Reliabilitas berarti keajegan. Intrumen yang reliabel belum tentu valid.

Instrumen yang valid dan reliabel menjadi syarat mutlak untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun

internal. Secara ekternal pengujian dapat dilakukan dengan tes-retest

(stability), ekuivalent, dan gabungan keduanya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik belah dua

(split half) dari Spearman Brown (Sugiyono, 2010a: 190) dengan rumus

sebagai berikut :

= 2. 1 + Keterangan :

ri : Koefisien reliabilitas

rb : Koofisien korelasi

Pengukuran reliabilitas menggunakan taraf signifikan 5%. Hasil

perhitungan reliabilitas soal-soal kemudian dikonsultasikan dengan tabel kriteria koofisien reliabilitas berikut (Masidjo, 1995: 209)


(50)

Tabel 3. Tabel Kualifikasi Reliabilitas

Interval Koofisien Reliabilitas Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

G. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian tindakan kelas berupa

deskriptif-kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa. Selain itu juga untuk

memperoleh respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas

siswa selama proses pembelajaran.

Sebelum membuat soal evaluasi, peneliti membuat kisi-kisi soal

terlebih dahulu dengan cakupan beberapa indikator yang ingin dicapai oleh

peneliti. Kisi-kisi dibuat sebagai panduan untuk mempermudah dalam membuat soal evaluasi yang tepat dan sesuai dengan indikator dan tujuan


(51)

Tabel 4. Indikator Keberhasilan Penelitian

No Peubah Indikator Kondisi Awal

Kondisi yang diharapkan pada Siklus I Siklus II Prestasi

belajar

siswa

Nilai rata-rata

ulangan

58,82 70,00 75,00

Ketuntasan belajar

siswa

6 orang 10 orang 14 orang

Persentase jumlah

siswa yang mencapai KKM

35,29% 59% 81%

 Cara menghitung peningkatan prestasi belajar a. Penyekoran

Benar : 1

Salah : 0

b. Menghitung jumlah skor setiap siswa

c. Menghitung nilai setiap siswa dengan rumus:

d. Menghitung Nilai Rata-rata

Nilai Akhir = jumlah skor setiap siswa x 5

Nilai rata-rata (N) = n

N


(52)

Ket : ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa n = Jumlah seluruh siswa

e. Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM, dengan rumus:

H. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan

penyusunan laporan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu dengan

2 siklus.

Jadwal penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 5. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan / Tahun 2013-Tahun 2014

Nov Des Jan Feb Mar Apr

1 Pengumpulan data kondisi awal √

2 Observasi √

3 Ijin pengambilan data √ 4 Pengambilan data √

5 Analisa data √

6 Penyusunan laporan √ √

7 Ujian skripsi √

8 Revisi laporan skripsi √ Persentase = Jumlah siswa yang mencapai KKM x 100%


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan

Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Model Bermain Peran Soal Cerita Operasi Hitung Campuran Siswa Kelas II SDN Kembaran Kecamatan

Candimulyo, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014” dilaksanakan

selama satu minggu. Dimulai pada tanggal 30 Januari 2014 untuk siklus I dan

tanggal 6 Februari 2014 untuk siklus II.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan siklus I untuk meneliti prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran matematika menyusun rubrik pengamatan prestasi belajar. Dan untuk menilai prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

matematika, peneliti menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi tes

formatif, soal-soal tes formatif, peneliti juga menyiapkan media, alat dan bahan yang dipergunakan dalam penerapan model pembelajaran

bermain peran yaitu : pensil, lidi, buku, batu kerikil, daun, dan lain-lain

yang bendanya ada di sekitar siswa agar siswa tertarik dan aktif dalam

pembelajaran.

b. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan


(54)

orang. Pembelajaran berlangsung dengan model bermain peran dan

berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

dibuat. Dan pada siklus pertama diadakan tes atau ulangan yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal kepada siswa untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran.

Setelah dilakukan penelitian, hasil yang didapat dari penelitian siklus pertama adalah nilai ulangan siswa sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Nilai Ulangan Matematika Siswa Kelas II Siklus I

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan

Ya Tidak

1 Beny Lestari 70

2 Putra Novian 50

3 Anja Noval Aditya 70

4 Anang Surahmad 60

5 Fadhil Muflif Khanz 60 6 Kyky Eygo Nugroho 70

7 Monalisa 70

8 Sulastri 90

9 Anggi Zaeni Handayani 70 10 Dwi Ega Siyavirani 60 11 Fassabila Azzahra 60 12 Imam Fatkhur Royak 70

13 Noviansyah 50

14 Rizkia Saputri Rahayu 80 15 Pangestu Yoga Asrofi 80 16 Vika Avrilia Choiruniza 60 17 Ibnu Alfadillah 60

Jumlah 1130 9 8

Nilai Rata-rata 66,47


(55)

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang

telah ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pembelajaran. Adapun tugas guru pengamat adalah

mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan

inti, dan penutup yang menghasilkan data apakah guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana (RPP). Hal yang

masih kurang dalam siklus ini adalah guru kurang memberikan

penjelasan yang lebih rinci tentang model bermain peran sehingga

masih ada siswa yang masih bingung. Guru telah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran namun

perlu ditingkatkan dalam membimbing siswa. Pada akhir pertemuan

siklus I dilaksanakan tes atau ulangan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran. d. Refleksi

Dari hasil tes yang telah dikerjakan siswa pada tabel 4 di atas

diperoleh nilai rata kelas mencapai 66,47 meningkat dari nilai rata-rata kondisi awal yaitu 58,82. dan ketuntasan belajar siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM meningkat dari 6 siswa atau 35,3%

menjadi 9 orang atau 52,94%. Karena rata-rata nilai tes dan ketuntasan

belajar belum memenuhi indikator keberhasilan siklus II yaitu 75 maka


(56)

2. Siklus II a. Perencanaan

Sama dengan siklus I untuk meneliti prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika menyusun rubrik pengamatan prestasi

belajar. Dan untuk menilai prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

matematika, peneliti menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi tes formatif, soal-soal tes formatif, peneliti juga menyiapkan media, alat

dan bahan yang dipergunakan dalam penerapan model pembelajaran

bermain peran yaitu : pensil, lidi, buku, batu kerikil, daun, dan lain-lain

yang bendanya ada di sekitar siswa agar siswa tertarik dan aktif dalam

pembelajaran.

b. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari

Kamis, 6 Februari 2014 di kelas II dengan jumlah siswa 17 orang. Pembelajaran berlangsung dengan model bermain peran dan

berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

dibuat. Setelah dilakukan penelitian selama dua minggu, hasil yang didapat dari penelitian siklus II adalah nilai tes siswa sebagai berikut :


(57)

Tabel 7. Hasil Nilai Ulangan Matematika Siswa Kelas II Siklus II

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan

Ya Tidak

1 Beny Lestari 80

2 Putra Novian 60

3 Anja Noval Aditya 70

4 Anang Surahmad 70

5 Fadhil Muflif Khanz 70 6 Kyky Eygo Nugroho 80

7 Monalisa 90

8 Sulastri 90

9 Anggi Zaeni Handayani 70 10 Dwi Ega Siyavirani 60 11 Fassabila Azzahra 70 12 Imam Fatkhur Royak 80

13 Noviansyah 70

14 Rizkia Saputri Rahayu 90 15 Pangestu Yoga Asrofi 90 16 Vika Avrilia Choiruniza 70 17 Ibnu Alfadillah 80

Jumlah 1290 15 2

Nilai Rata-rata 75,88


(58)

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang

telah ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pembelajaran. Guru telah melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus II ini

siswa lebih aktif dan bersemangat dalam menerapkan model bermain peran yang dilakukan bersama temannya karena mereka telah

memahami model bermain peran. Pada akhir pertemuan siklus II

dilaksanakan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah

menerima pelajaran.

d. Refleksi

Dari hasil tes yang telah dikerjakan siswa pada tabel 5 di atas

diperoleh nilai rata kelas mencapai 75,88 meningkat dari nilai

rata-rata kondisi awal yaitu 58,82 dan siklus I 66,47. Dan ketuntasan belajar siswa yang memperoleh nilai di atas KKM meningkat dari 6 siswa atau

35,3% pada kondisi awal dan siklus I 9 orang atau 52,94% menjadi 15

atau 88,24%. Karena rata-rata nilai tes dan ketuntasan belajar sudah memenuhi indikator keberhasilan siklus II yaitu 75 maka penelitian ini

dihentikan.

B. Pembahasan

Penelitian ini difokuskan pada peningkatan rata-rata nilai tes


(59)

telah dilakukan, maka akan diperlihatkan ringkasan hasil penelitian sebagai

berikut :

Tabel 8. Perbandingan Nilai Tes siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan

No Nama Siswa KKM Sebelum

Tindakan

Sesudah Tindakan

Siklus I Siklus II

Nilai Tuntas Tidak

Tuntas Nilai Tuntas

Tidak Tuntas

1 Beny Lestari 65 60 70 80 2 Putra Novian 65 50 50 60 3 Anja Noval Aditya 65 50 70 70 4 Anang Surahmad 65 50 60 70 5 Fadhil Muflif Khanz 65 70 60 70 6 Kyky Eygo Nugroho 65 60 70 80

7 Monalisa 65 60 70 90

8 Sulastri 65 80 90 90

9 Anggi Zaeni H 65 60 70 70 10 Dwi Ega Siyavirani 65 40 60 60 11 Fassabila Azzahra 65 70 60 70 12 Imam Fatkhur R 65 60 70 80 13 Noviansyah 65 40 50 70 14 Rizkia Saputri R 65 70 80 90 15 Pangestu Yoga A 65 70 80 90 16 Vika Avrilia Ch 65 40 60 70 17 Ibnu Alfadillah 65 70 60 80

Jumlah 1000 1130 9 8 1290 15 2

Nilai Rata-rata 58,82 66,47 75,88

Persentase Ketuntasan 52,94% 47,06% 88,24% 11,76%

Berdasarkan analisa data pada tabel 6 di atas terdapat kenaikan


(60)

58,82 dan pada siklus I 66,47, pada akhir siklus II nilai rata-rata hasil tes

adalah 75,88. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM pada kondisi awal 6

orang atau 35,29% kemudian meningkat pada siklus I menjadi 9 orang atau 52,94% dan pada siklus II 15 orang atau 88,24%. Dengan adanya peningkatan

rata-rata nilai tes siswa dan ketuntasan belajar siswa yang melebihi indikator

keberhasilan pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan prestasi sudah tercapai. Oleh karena itu penelitian dihentikan

pada siklus II dan tidak dilanjutkan.

Pada siklus I penelitian telah dilaksanakan dengan model

bermain peran dalam menyelesaikan soal cerita operasi hitung campuran.

Dalam hal ini guru memberikan contoh penerapan model bermain peran dan

siswa memperhatikan, kemudian siswa melakukan hal yang sama seperti

yang dicontohkan oleh guru. Hasil nilai yang diperoleh pada siklus I nilai

terendah adalah 50 diraih oleh 2 orang siswa sedangkan nilai tertinggi adalah 90 hanya diraih oleh 1 orang dengan nilai rata-rata kelas 66,47 dan ketuntasan

belajar siswa terdapat 9 orang siswa atau 52,94%.

Penelitian dilanjutkan pada siklus II karena indikator keberhasilan nilai rata-rata kelas 75,00 belum tercapai. Pada siklus II ini

penelitian juga telah dilaksanakan dengan menggunakan model bermain

peran. Di samping guru memberikan contoh bagaimana bermain peran dalam

menyelesaikan soal cerita operasi hitung cmpuran guru juga meminta siswa

untuk mempraktekkan model bermain peran di depan kelas bersama

pasangannya. Pada akhir siklus II diadakan tes untuk mengukur pemahaman


(61)

diperoleh siswa pada siklus II meningkat. Jumlah siswa yang tidak tuntas

hanya 2 orang dan siswa yang tuntas 20 siswa atau memperoleh prosentase

ketuntasan 88,24%. Nilai terendah yang diperoleh adalah 60 diraih oleh 2 orang sedangkan nilai tertinggi adalah 90 diraih oleh 4 orang. Sedangkan nilai

rata-rata kelas yang diperoleh adalah 75,88.

Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan naiknya nilai rata-rata tes siswa

dan ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian, hasil penelitian di atas

membuktikan hipotesis bahwa penggunaan model bermain peran dapat

meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran matematika. Selain itu

model pembelajaran bermain peran memberikan suasana belajar baru dan

dapat membantu memotivasi belajar siswa dalam belajar matematika sehinga

prestasi belajar mereka dapat meningkat.

Berikut adalah gambar diagram yang menunjukkan capaian nilai rata-rata dan KKM.

58,82 66,47

75,88

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kondisi Aw al

Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata


(62)

Gambar 3. Peningkatan Capaian KKM

Gambar 4. Peningkatan Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai di atas KKM 6 9 15 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Kondisi Aw al

Siklus I Siklus II

Jumlah Sisw a yang M emperoleh

Nilai di atas KKM

Jum lah Sisw a yang M em peroleh Nilai di at as KKM

35.29% 52,94% 88,24% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00% Kondisi Aw al

Siklus I Siklus II

Capaian KKM


(63)

Hasil peningkatan prestasi belajar pada kondisi awal, siklus I,

dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar

No Peubah Indikator Kondisi awal

Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian 1 Prestasi

belajar siswa

Rata-rata nilai ulangan

58,82 70,00 66,47 75,00 75,88

Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa

6 10 9 14 15

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan

model bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika dengan signifikan.

1. Penerapan model bermain peran dalam upaya meningkatkan minat dan

prestasi belajar matematika materi operasi hitung campuran siswa kelas II

SD Negeri Kembaran tahun pelajaran 2013/2014 ditempuh dengan

melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus,

dimana dalam setiap siklus terjadi satu kali pertemuan. Setiap siklus

terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap

persiapan peneliti menyusun perangkat pembelajaran. Pelaksanaan sesuai RPP. Pada saat observasi, peneliti melihat siswa masih sedikit ramai,

bingung dalam melaksanakan tugas dari guru, pengaturan tempat duduk

masing-masing kelompok masih bingung. Refleksi, siswa masih sedikit ramai, bingung dalam melaksanakan tugas dari guru, dan pengaturan

peran siswa pada masing-masing kelompok masih bingung. Untuk

mengatasi hal tersebut, ketika dibagi kelompok maka peneliti memberi

tanda pada siswa dalam memainkan peran. Dengan demikian siswa akan

mudah memahami dirinya dalam memainkan peran. Dalam tugas ini

masih ada beberapa siswa yang bingung akan tugas yang harus


(65)

Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti menjelaskan lagi tentang

tugas-tugas yang harus dikerjakan.

2. Penggunaan model bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar pada operasi hitung campuran siswa kelas II SD Negeri Kembaran

semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Pada kondisi awal, rata-rata

nilai siswa adalah 58,82, siswa yang tuntas belajar adalah 6 orang dan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 35,29%. Setelah dikenai

tindakan, rata-rata nilai dan persentase siswa yang memenuhi KKM pada

siklus I mengalami peningkatan. Rata-rata nilai siswa meningkat menjadi

66,47, siswa yang tuntas belajar menjadi 9 orang dan persentase siswa

yang memenuhi KKM menjadi 52,94%. Dilanjutkan dengan siklus II,

nilai rata-rata siswa menjadi 75,88, siswa yang tuntas belajar adalah 15

orang. Sedangkan, persentase siswa yang memenuhi KKM meningkat

menjadi 88,24%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyampaikan beberapa saran adalah sebagi berikut:

1. Sekolah diharapkan mampu memfasilitasi dan mendorong guru dalam

berbagai model pembeajaran dalam proses belajar mengajar di kelas dari

model yang sederhana sampai ke model bermain peran.

2. Guru diharapkan mengoptimalkan penggunaan model bermain peran


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2008. Model Silabus Kelas II SD Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SD. Jakarta.

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Hudoyo. 1998. Pembelajaran Matematika Konstruktivisme. Malang : PPS IKIP.

Djamarah, Syaeful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua (2008). Jakarta : Balai Pustaka Karli, H-Margaretha. 2004. Model-model Pembelajaran. Bandung: CV Bina

Media Informasi.

Kasbolah, K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Lie, A. 2002.

Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 30 Moleong, L. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Muhsetyo, Gatot, Dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas

Terbuka.

Rakhmat-Suherdi. 1998/1999. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Dedikbud.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS).

Jakarta: Bumi Aksara.

Soetomo (1993). Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha

Nasional

Soetopo. 2004. Matematika Progresif IV. Jakarta : Wiyautama.

Suharjono. 1997. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan

dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Depdikbud. Sukirin (1976). Pokok-Pokok Psykology Pendidikan, FIP IKIP Yogyakarta


(67)

Suryanto. 2001. Pendekatan Matematika Realistik. Yogyakarta : PPPG

Matematika.

Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan PTK. Yogyakarta: Depdikbud.

Tirtonegoro, Suratinah. 1984. Anak Super Normal dan Program Normal

Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Uyu. dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.

Winkel, WS. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:

Gramedia Sumardi Suryabrata, 1984. Psykology Pendidikan, Yogyakarta,

UGM. Rajawali

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: UPI


(68)

Lampiran 1

SILABUS Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : II / 2 (Genap)

Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka Kompetensi Dasar : 3.3. Melakukan operasi hitung bilangan campuran

Materi Pokok Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu Sumber Belajar

Hitung bilangan Campuran perkalian dan pembagian

- Mengaplikasikan perkalian dalam kehidupan sehari-hari dan dalam penyelesaian soal cerita

- Mendemonstrasikan cara cepat menghapal perkalian

- Mendemonstrasikan cara pembagian yang tepat

Matematika Kognitif  Menghitung

secara cepat perkalian hasil kali paling besar 20 dan pembagian bilangan yang dibagi paling besar 20 Afektif

 Kerja sama dan partisipasi dengan kelompok dalam melakukan Tes Pilihan Ganda (Soal, kunci jawaban) Pedoman penilaian terlampir.

2 x 35 A. Media

1. Benda yang ada di kelas dan sekitar siswa

B. Buku Sumber

1. Matematika SD/MI kelas II kurikulum 2006

2. Buku matematika BSE kelas 2 penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas


(69)

bermain peran

Psikomotorik  Membuat

kalimat soal cerita hitung campuran perkalian dan pembagian yang melibatkan tumbuhan dan binatang

Kepala Sekolah Peneliti

SUNUDIN, S.Ag JUMARTINAH


(70)

Lampiran 2 R

REENNCCAANNAANN PPEELLAAKKSSAANNAAAANN PPEEMBMBEELLAAJJARARAANN ((RRPPPP)) S

SIIKKLLUUSS II

Nama Sekolah : SD N KEMBARAN CANDIMULYO

Kelas / Semester : 2 / 2

Hari, tanggal : Kamis, 30 Januari 2014

Mata Pelajaran : Matematika

Tema : Lingkungan

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

3. Bilangan : melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua

angka.

B. KOMPETENSI DASAR

3.3 Melakukan operasi hitung bilangan campuran.

C. INDIKATOR

- Melakukan operasi hitung campuran yang melibatkan perkalian dan pembagian sampai dengan 50 dalam soal cerita

- Menjawab operasi hitung campuran tentang perkalian dan pembagian dalam soal cerita


(71)

- Membuat kalimat tentang soal cerita hitung campuran yang melibatkan perkalian dan pembagian serta penyelesaiannya

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

-

Siswa dapat mengingat pakta perkalian dengan berbagai cara mulai dari

penjumlahan berulang.

-

Siswa dapat mengingat pakta pembagian dengan cara pengurangan

berulang.

-

Siswa dapat menghitung secara cepat perkalian dan pembagian

-

Siswa dapat melakukan operasi hitung campuran tentang perkalian dan

pembagian dalam soal cerita

E. MATERI AJAR (MATERI POKOK)

-

Perkalian dan pembagian.

-

Operasi hitung campuran

F. METODE PEMBELAJARAN

-

Bermain peran, demontrasi, latihan, ceramah, pemberian tugas, tanya


(1)

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Peningkatan prestasi belajar materi operasi hitung bilangan bulat dalam soal cerita menggunakan model pembelajaran kooperatif : tipe STAD siswa kelas IV SD Negeri Bungkus semester II tahun ajaran 2013/2014.

0 0 2

Peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode demonstrasi-eksperimen siswa kelas V semester genap SD Negeri Tempak 1 Candimulyo Magelang.

0 0 109

Peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa pada operasi hitung campuran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TGT siswa kelas IV SD BOPKRI Wonosari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

0 1 259

Peningkatan prestasi belajar Matematika materi soal cerita operasi hitung campuran dengan menggunakan metode bermain peran siswa kelas II SDN Tampirkulon I, Magelang tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 129

Peningkatan prestasi belajar matematika menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas II SD Negeri Klegen semester genap.

0 8 106

Peningkatan prestasi belajar matematika tentang bilangan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik jigsaw pada siswa kelas 1 semester genap SDN Giriwarno Kaliangkrik Magelang.

0 1 110

Peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode demonstrasi eksperimen siswa kelas V semester genap SD Negeri Tempak 1 Candimulyo Magelang

0 0 107

Peningkatan prestasi belajar matematika tentang materi bangun ruang sederhana dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV semester genap SDN Banyakan Mertoyudan - USD Repository

0 1 104

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SDN GIRIWARNO KALIANGKRIK MAGELANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gel

0 0 108

PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TGT SISWA KELAS IV SD BOPKRI WONOSARI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 257