matematika bersifat abstrak, materi matematika disusun secara hirarkis, dan cara penalaran matematika adalah deduktif.
Objek matematika bersifat abstrak, maka belajar matematika memerlukan daya nalar yang tinggi. Demikian pula dalam mengajar
matematika guru harus mampu mengabstraksikan objek-objek matematika dengan baik sehingga siswa dapat memahami objek matematika yang
diajarkan. Materi matematika disusun secara hirarkis artinya suatu topik
matematika akan merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman
belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar mengajar matematika tersebut.
Ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu. Karena dalam belajar
matematika memerlukan materi prasyarat untuk memahami materi berikutnya,
maka dalam
mengajar matematika
guru harus
mengidentifikasikan materi-materi yang menjadi prasyarat suatu topik mata pelajaran matematika.
5. Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Bermain Peran
Kesiapan guru tidak banyak berarti jika tidak diimbangi dengan kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan
berbagai permasalahan yang telah disiapkan oleh guru, akan memaksa siswa untuk ikut serta secara aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa
dapat secara aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran, maka setiap siswa dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan
yang dimaksud adalah berbagai sumber yang dapat mendukung pemecahan masalah yang sedang dibahas, maupun persiapan diri atau
mental dari setiap anggota kelompok untuk dapat melakukan presentasi di depan kelas.
Jika setiap siswa selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, hal ini merupakan bukti bahwa
partisipasi siswa semakin meningkat. Peningkatan partisipasi yang disertai dengan persiapan diri siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran,
maka dapat dikatan bahwa motivasi belajar siswa juga semakin meningkat. Dengan motivasi yang semakin tinggi, akan membuat siswa selalu siap
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Apabila kegiatan belajar mengajar selalu diikuti dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan
kemampuannya dalam penguasaan konsep materi pelajaran. Peningkatan kemampuan penguasaan konsep atau prestasi belajar ditandai dengan
meningkatnya jumlah nilai yang diperoleh oleh siswa pada saat dilakukan evaluasi.
Pelaksanaan belajar mengajar dengan menggunakan metode bermain peran seperti diuraikan di atas, akan dapat membawa pada siswa
ke dalam situasi yang sebenarnya. Siswa dapat berperan sesuai dengan materi yang akan dibahas. Dengan memperhatikan permainan peran, baik
yang dilakukan sendiri maupun yang dilakukan oleh temannya, anak akan semakin memahami materi pelajaran yang sedang dibahas. Dengan
demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam penguasaan konsep materi pelajaran matematika terutama dalam
memahami materi soal cerita hitung campuran. Dengan metode bermain peran memberi kesempatan kepada
anak untuk dapat berpikir secara aktif dan kreatif dalam memecahkan setiap permasalahan. Pemahaman yang semakin baik terhadap materi
pelajaran, ditunjang dengan aktifitas anak yang semakin baik dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka peserta didik juga akan dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menguasai konsep materi pelajaran yang diajarkan. Jadi dengan penggunaan metode bermain peran yang
dilaksanakan secara tepat, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, sehingga prestasi belajar peserta didik dapat semakin meningkat.
B. Kerangka Berpikir