Kekurangan: 1. Mungkin masalahnya disatukan dengan pemerannya.
2. Banyak yang tidak senang memerankan sesuatu yang salah. 3. Membutuhkan pemimpin yang terlatih.
4. Terbatas pada beberapa situasi saja. 5. Ada kesulitan dalam memerankan.
Berbagai keunggulan tersebut dapat dikembangkan sehingga akan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh setiap siswa.
Kepercayaan dalam diri siswa akan tumbuh untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam dimasyarakat karena telah memperoleh bekal yang
memadai. Siswa juga memiliki kebiasaan untuk menganalisa setiap sikap atau perilaku yang dilakukan oleh orang lain dalam kehidupan
bermasyarakat. Untuk selanjutnya dapat mengambil nilai-nilai mana yang benar dan mana yang kurang baik bagi dirinya.
Sedangkan berbagai kekurangan yang ada digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mempersiapkan kegiatan secara baik, sehingga
kekurangan-kekurangan tersebut tidak akan muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar.
4. Pembelajaran Matematika
Menurut Sri Rumini 2000: 59 belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau
pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.
Ciri-ciri belajar menurut Sri Rumini 2000: 59-60 sebagai berikut:
1. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara
langsung. 2. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku afektif,
kognitif, psikomotor, dan campuran. 3. Dalam belajar, perubahan yang terjadi melalui pengalaman atau latihan.
4. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif menetap.
5. Belajar merupakan proses usaha, yang artinya belajar berlangsung dalam kurun waktu cukup lama.
6. Belajar terjadi karena interaksi dengan lingkungan. Maksudnya, dalam aplikasi kehidupan sehari-hari siswa menggunakan ketrampilan
berhitung. Misalnya saja, saat interaksi dengan temannya di rumah bermain kelereng yang di dalamnya ada keterampilan berhitung yaitu
perkalian. Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bab 1
pasal 1 ayat 20 “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar suatu lingkungan belajar”. Melalui proses
tersebut diharapkan tercipta hubungan yang baik, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa juga dapat merasakan manfaat dari proses
tersebut untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran matematika di kelas dipandang sebagai suatu proses aktif dan sangat di pengaruhi oleh apa yang sebenarnya ingin
dipelajari anak. Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh
interaksi antara berbagai informasi yang diminati kepada anak dan bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang telah
dimiliki sebelumnya. Pada dasarnya, matematika adalah pemecahan masalah karena itu, matematika sebaiknya diajarkan melalui berbagai
masalah yang ada disekitar siswa dengan memperhatikan usia dan pengalaman yang mungkin dimiliki siswa.
Menurut Usman 1993: 4 belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu
dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Lebih lanjut, Usman
1993: 6 mengungkapkan bahwa mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dapat pula dikatakan
bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga
menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dalam hal belajar mengajar matematika, perlu diketahui
karakteristik matematika. Dengan mengetahui karakteristik matematika, maka seharusnya dapat pula diketahui bagaimana belajar dan mengajar
matematika. Karakteristik matematika yang dimaksud adalah objek
matematika bersifat abstrak, materi matematika disusun secara hirarkis, dan cara penalaran matematika adalah deduktif.
Objek matematika bersifat abstrak, maka belajar matematika memerlukan daya nalar yang tinggi. Demikian pula dalam mengajar
matematika guru harus mampu mengabstraksikan objek-objek matematika dengan baik sehingga siswa dapat memahami objek matematika yang
diajarkan. Materi matematika disusun secara hirarkis artinya suatu topik
matematika akan merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman
belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar mengajar matematika tersebut.
Ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu. Karena dalam belajar
matematika memerlukan materi prasyarat untuk memahami materi berikutnya,
maka dalam
mengajar matematika
guru harus
mengidentifikasikan materi-materi yang menjadi prasyarat suatu topik mata pelajaran matematika.
5. Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Bermain Peran