Kajian Teori KAJIAN PUSTAKA

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka ada empat hal yang akan dibahas. Keempat hal tersebut mencakup kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Teori

1. Keterampilan Eksperimen a. Pengertian Pengertian eksperimen menurut Roestiyah 2001:132 adalah suatu kegiatan dimana siswa melakukan percobaan tentang materi tertentu, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan tersebut disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Eksperimenmencoba dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis Hosnan, 2014:58. Al-Farisi dalam Hosnan 2014:58, mengatakan metode eksperimen adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. Pendapat lain disampaikan oleh Fadlillah 2014:194, metode eksperimen ialah cara menyampaikan materi pembelajaran di mana peserta didik diminta untuk mencoba, mengamati, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan tertentu yang berhubungan dengan tema pembelajaran. Sebuah eksperimen dilakukan untuk memecahkan suatu masalah dan kemudian menarik kesimpulan, hal ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi. Metode eksperimen menurut Putra 2013:132 bertujuan agar siswa mampu menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Dengan eksperimen pula siswa mampu menemukan bukti dari sebuah teori yang dipelajarinya, selain itu siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, membuktikan, dan menarik kesimpulan mengenai suatu objek keadaan atau proses tertentu. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan metode eksperimen merupakan suatu keterampilan yang dilakukan untuk menguji dan bertujuan memperoleh informasi melalui pengamatan dan percobaan yang dialami dan dibuktikan oleh dirinya sendiri terhadap apa yang ingin dipelajari. b. Keterampilan Eksperimen Keterampilan eksperimen bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Selain itu siswa dapat berlatih dalam cara berpikir ilmiah. Dengan eksperimen, siswa mampu menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajarinya Putra, 2013:35. Keterampilan eksperimen yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk menggunakan pikiran, ide, dan kreativitas dalam melakukan ekperimen atau percobaan sehingga pembelajaran menjadi lebih baik. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa siswa dikatakan mampu melakukan keterampilan eksperimen jika memenuhi indikator sebagai berikut: 1 Merancang hipotesis. Siswa dapat menentukan hipotesis dari eksperimen yang dilakukan. 2 Memakai alat-alat dengan benar. Siswa memakai alat sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. 3 Melaksanakan eksperimen dengan runtut. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur, aturan, dan urutan yang benar. 4 Mengumpulkan dan mencatat data-data yang diperoleh Setelah melakukan eksperimen, siswa mengumpulkan dan mencatat hasil sesuai dengan eksperimen yang dilakukan. 5 Membuat sebuah kesimpulan dari hasil eksperimen. Setelah siswa mengumpulkan dan mencatat hasil eksperimen, siswa membuat sebuah kesimpulan dari eksperimen yang dilakukan. Kelima indikator diatas akan menjadi lima indikator yang peneliti gunakan pada penelitian ini. c. Prosedur Melakukan Eksperimen Dalam melakukan eksperimen perlu memperhatikan prosedur-prosedur eksperimen agar memperoleh hasil yang diharapkan. Terdapat 3 tiga langkah yang perlu diperhatikan menurut Putra 2012:136. Berikut langkah-langkah tersebut : 1 Persiapan eksperimen Sebelum melakukan eksperimen, persiapan yang matang sangat diperlukan supaya memperoleh hal yang diharapkan. Langkah- langkah persiapan dalam keterampilan melakukan eksperimen adalah sebagai berikut : a Menetapkan tujuan dalam melakukan eksperimen b Mempersiapkan berbagai alat dan bahan yang diperlukan c Mempersiapkan tempat untuk melakukan eksperimen d Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat dan bahan yang ada serta daya tampung eksperimen e Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus seluruh siswa atau secara bergiliran f Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindari resiko yang merugikan dan berbahaya g Memberikan penjelasan mengenai sesuatu yang harus diperhatikan dan tahap-tahap yang harus dilakukan oleh siswa, yang termasuk dilarang atau membahayakan. 2 Pelaksanaan eksperimen Langkah yang selanjutnya setelah melakukan persiapan adalah sebagai berikut : a Siswa memulai percobaan. Selama siswa melakukan percobaan, guru mengamati proses yang dilakukan oleh siswa untuk memberi dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. b Selama siswa melakukan eksperimen, guru hendaknya memperhatikan situasi secara menyeluruh, apabila terjadi hal yang menghambat dapat segera diselesaikan. 3 Tindak Lanjut Eksperimen Setelah melakukan eksperimen, kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut : a Siswa mengumpulkan laporan hasil eksperimen. b Siswa mengembalikan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan. c Siswa bersama guru mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam melakukan eksperimen. d. Kelebihan dan Kekurangan Eksperimen Menurut Rusyan dalam Hosnan 2014:63 terdapat kelebihan dan kelemahan eksperimen, yaitu sebagai berikut: 1. Kelebihan metode eksperimen a Melatih disiplin diri siswa melalui eksperimen yang dilakukannya, terutama kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan, dalam melakukan eksperimen. b Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa melalui eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung. c Siswa akan lebih memahami hakekat dari ilmu pengetahuan dan hakekat kebenaran secara langsung. d Mengembangkan sikap terbuka bagi siswa. e Metode ini melibatkan aktivitas dan kreativitas siswa secara langsung dalam pengajaran. 2. Kekurangan metode eksperimen a Metode ini memerlukan waktu yang banyak. b Kurang cocok jika diterapkan dalam pelajaran lain. c Pada hal-hal tertentu, seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia kemungkinan memiliki bahaya selalu ada sehingga faktor keselamatan harus diperhitungkan. d Metode ini memerlukan alat yang lengkap. Jika kurang salah satu padanya, maka eksperimen tidak akan berhasil dengan baik. 2. Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua kata, prestasi dan belajar. Untuk mengetahui lebih lanjut pengertian dari dua kata tersebut, berikut adalah penjabaran dari masing-masing kata. a. Pengertian Prestasi Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:10 menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Sedangkan menurut Arifin 2009:12 kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjad i “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Sardiman 2001:46 mengatakan prestasi sebagai kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang berpengaruh baik dari dalam maupun luar individu dalam belajar. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa prestasi adalah hasil usaha yang dicapai setelah melalui interaksi antar berbagai faktor. b. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang sengaja dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sadar, dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya Hosnan, 2014:3. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:23 menyatakan bahwa belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, serta berubahnya tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman. Dari pendapat-pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu yang membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ilmu tersebut bersifat relatif menetap. c. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya Mulyasa, 2013:189. Dengan kata lain yang lebih sederhana menurut peneliti prestasi belajar adalah hasil akademik yang dicapai siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang diukur menggunakan tes atau non tes dan hasilnya berupa angka. Prestasi belajar yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa setelah melakukan kegiatan belajar pada materi sumber energi dengan pendekatan saintifik. Prestasi belajar diukur dengan tes yang hasilnya berupa nilai yang diwujudkan dalam bentuk angka. 3. Pembelajaran IPA di SD a. Pengertian dan Hakekat IPA IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam, terjemahan dari Natural Science atau Sciences. Sciences sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah, Sumanto dalam Putra, 2013:40. IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir, dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Di dalam bahasa yang mudah, penulis menjabarkan sains atau IPA adalah ilmu pengetahuan tentang alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Menurut Wisudawati 2014:24, terdapat empat unsur utama IPA, yaitu : 1 Sikap : IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena, alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. 2 Proses : proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. 3 Produk : IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. 4 Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. b. Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam IPA perlu diajarkan di SD menurut Samatowa 2011 : 4 karena : 1 IPA berfaedah bagi suatu bangsa, IPA merupakan dasar teknologi yang sering disebut sebagai tulang punggung pembangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali bergantung pada kemampuan manusia dibidang IPA. 2 Bila diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berpikir kritis dan objektif. 3 Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh siswa, maka IPA bukan hanya mata pelajaran yang bersifat hafalan. Belajar melalui pengalaman langsung akan memperkuat daya ingat siswa. 4 Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Pembelajaran IPA di SD menurut Srini 2001:1 memiliki tujuan utama yaitu agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitarnya, mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dan agar siswa mengenal serta dapat memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar mereka sehingga dapat menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. c. Sumber Energi Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha seperti mendorong atau menggerakkan suatu benda. Saat ini, kehidupan manusia dijalankan dengan lebih mudah dengan bantuan adanya energi yang dihasilkan oleh sumber energi ini. Berikut ini adalah beberapa jenis sumber energi Anggraeni, 2008:7, diantaranya : 1 Sumber Energi Listrik Sumber energi listrik yaitu benda yang mampu untuk menghasilkan enegri listrik. Saat ini energi listriklah yang menjadi satu bentuk energi yang paling banyak dibutuhkan dan dipakai oleh kebanyakan orang. Benda yang termasuk ke dalam jenis sumber energi listrik ini adalah generator, baterai, dan aki. 2 Sumber Energi Panas Sumber energi panas adalah benda yang mampu untuk menghasilkan energi panas atau kalor. Misalnya kompor, setrika, lampu, oven, dan beberapa jenis benda yang lain. kebanyakan sumber energi panas ini dimanfaatkan manusia dalam proses pengolahan makanan mentah menjadi makanan matang karena memang dalam proses pemasakan makanan akan dibutuhkan panas atau kalor. 3 Sumber Energi Cahaya Sumber energi cahaya yang paling utama ada di dalam dunia ini adalah matahari. Matahari mampu untuk mengeluarkan cahaya yang begitu terang di siang hari, sehingga keadaan bumi tidak menjadi terang. 4. Pendekatan Saintifik a. Pengertian dan tujuan pendekatan saintifik Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahap mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan, Daryanto, 2014:51. Didalam pendekatan ini pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar siswa terlibat secara aktif. Sumantoro dalam Putra 2013:40 mengatakan bahwa pendekatan saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Jadi pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik mampu menemukan jawaban dari masalah yang sedang dihadapi melalui tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan. Hosnan 2014:36 menambahkan bahwa tujuan pendekatan saintifik antara lain untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah, dan diperolehnya hasil belajar yang tinggi. b. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik Daryanto 2014:60-80 mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran saintifik terdapat lima pengalaman belajar pokok antara lain sebagai berikut: 1 Mengamati Kegiatan ini bertujuan meningkatkan fokus perhatian siswa dan memacu rasa ingin tahu siswa yang mendorong siswa untuk berpikir aktif serta memandu aktivitas bertanya baik siswa maupun guru. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih untuk memperhatikan melihat, membaca, mendengar hal yang penting dari suatu benda atau objek. Kompetensi yang dikembangkan adalah: melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. 2 Menanya Melalui kegiatan menanya guru dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa, melatih siswa untuk berpikir spontan dan melatih kemampuan siswa berbicara sistematis. Kegiatan ini bertujuan untuk memandu dan membimbing siswa agar dapat menemukan konsep dan membantu siswa untuk meperoleh penjelasan ilmiah atau penguatan dari rasa ingin tahu siswa. Kompetensi yang dikembangkan adalah: mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. 3 Mencoba Kegiatan ini dapat mengembangkan berbagai ranah secara komprehensif Kognitif, Afektif dan Psikomotor dan berimbang. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi yang sesuai. Dengan melakukan percobaan maka siswa akan lebih memahami variabel terkait, menguasai penggunaan alat dan prosedur kerja, teliti dalam pengumpulan data observasi dan pengukuran, melatih siswa berpikir kritis dalam menganalisis data dan mampu mengkomunikasikan hasil secara sistematis. 4 Menalar Kegiatan menalar merupakan proses berpikir logis dan sistematis atas fakta empirik yang dapat diobservasi untuk mendapatkan kesimpulan yang berupa pengetahuan ilmiah. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan menalar, yaitu: mengklasifikasi, menghubungkanmengkaitkan, dan menyimpulkan. 5 Mengkomunikasikan Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

B. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media cerpen ( sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI MAN Cibinong Bogor tahun pelajaran 2010-2011)

2 21 165

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan pendekatan ekspositori melalui metode demonstrasi : quasi eksperimen pada kelas x SMA Negeri 2 Ciputat Tangerang

0 3 163

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas IV

0 13 196

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Peningkatan hasil belajar IPS (pada studi perkembangan teknologi transportasi) melalui penerapan pendekatan belajar pembelajaran kontekstual siswa kelas IV MI Miftahusshibyan Curug Tangerang

1 19 97

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (ctl) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa

0 14 195

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126