menjadi 81,08 30 siswa. Kemampuan siswa dalam menulis kesimpulan pada siklus I adalah 72,97 27 siswa meningkat
menjadi 81,08 30 siswa. 3
Prestasi belajar Perolehan prestasi belajar pada siklus II dapat telihat
mengalami peningkatan dari siklus I. Rata-rata di siklus I adalah 68,91 meningkat menjadi 80,27. Selain perolehan rata-rata
meningkat, persentase perolehan KKM juga mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase ketuntasan adalah 51,35 dan meningkat di
siklus II menjadi 78,37. Berdasarkan data yang diperoleh diatas serta adanya peningkatan yang relevan pada siklus II maka peneliti
memutuskan untuk menghentikan siklus pada siklus II.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar pada materi
sumber energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam tahun pelajaran 20142015 dengan menggunakan pendekatan saintifik di setiap siklusnya.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan model Kemmis Taggart, serupa dengan penelitian yang dilakukan dengan Fitriana 2013
dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Metode Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPA Materi Kandungan Gizi Pada Makanan
di Kelas VB SD Negeri Sleman 3”. Model PTK Kemmis dan Taggart memiliki
empat langkah yaitu rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Didalam pendekatan saintifik terdapat lima pengalaman belajar pokok
yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan Daryanto, 2014:60-80. Seperti halnya melakukan sebuah eksperimen, dengan
langkah tersebut dalam eksperimen diharapkan siswa dapat terlibat secara langsung dalam pembelajaran sehingga siswa mengalami sendiri apa yang
mereka pelajari. Penggunaan metode eksperimen dilakukan juga oleh Sumartiningsih 2013 dengan
judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Menggnakan Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SD Permitan 1
Bondowoso, Mertoyudan Semester Genap Tahun Pelajaran 20112012.” Dalam penelitian tersebut peneliti mengukur perubahan prestasi belajar siswa sebelum
dan sesudah menggunakan metode eksperimen. Penelitan ini juga berdampak pada prestasi belajar siswa.
1. Keterampilan Eksperimen Peningkatan keterampilan eksperimen ini sejalan dengan pendapat
Putra 2013:138 yaitu tentang kelebihan mempelajari eksperimen bagi siswa antara lain, eksperimen dapat membuat siswa lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri, siswa bisa mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu dan
teknologi, selain itu siswa dapat memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen serta siswa dapat terlibat aktif dalam
mengumpulkan fakta
dan informasi
yang diperlukan
saat
percobaan.Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti pada siklus I dan siklus II maka didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel
4.7.
Tabel 4.7 Persentase Keterampilan Eksperimen
No Indikator
Kondisi awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian
Ket. Target
Capaian Ket.
1 Mampu merancang
hipotesis. 35,13
60 62,16
Tercapai 80
81,08 Tercapai
2 Merangkaimengguanakan
alat dengan benar. 43,24
60 67,56
Tercapai 80
86,48 Tercapai
3 Melakukan eksperimen
sesuai dengan prosedur. 37,83
60 67,56
Tercapai 80
86,48 Tercapai
4 Mencatat data.
43,24 60
78,37 Tercapai
80 81,08
Tercapai 5
Menulis kesimpulan. 37,83
60 72,97
Tercapai 80
81,08 Tercapai
Rata-rata 39,45
60 69,72
Tercapai 80
83,24 Tercapai
Pada tabel 4.7 tersebut dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang berkelanjutan dalam keterampilan melakukan eksperimen materi
sumber energi. Hal tersebut dapat terlihat dari persentase keterampilan eksperimen siswa yang selalu meningkat pada setiap indikator dan setiap
siklusnya. Indikator 1 siswa yang dikatakan terampil pada kondisi awal adalah
35,13
, pada siklus I meningkat menjadi 62,16, dan pada siklus II meningkat menjadi 81,08. Indikator 2 siswa yang dikatakan terampil pada
kondisi awal adalah
43,24
, pada siklus I meningkat menjadi 67,56, dan pada siklus II meningkat menjadi 86,48.
Indikator 3 siswa yang dikatakan terampil pada kondisi awal adalah
37,83
, pada siklus I meningkat menjadi 67,56, dan pada siklus II meningkat menjadi 86,48. Indikator 4 siswa yang dikatakan terampil pada
kondisi awal adalah
43,24
, pada siklus I meningkat menjadi 78,37 , dan pada siklus II meningkat menjadi 81,08. Indikator 5 siswa yang dikatakan
terampil pada kondisi awal adalah
37,83
, pada siklus I meningkat menjadi 72,97, dan pada siklus II meningkat menjadi 81,08.
2. Penerapan pendekatan saintifik Penelitian ini menerapkan pendekatan saintifik pada materi sumber
energi siswa kelas IV SD Kanisius Gayam tahun pelajaran 20142015, berikut adalah langkah-langkah penerapannya :
a. Mengamati Peneliti telah merancang kegiatan pengamatan di setiap pertemuan
pembelajaran di kelas. Pengamatan di sini dapat berupa mengamati percobaan yang dilakukan oleh guru, membaca dan mengamati gambar
pada teks bacaan, sekaligus mengamati proses eksperimen yang dilakukan. Kegiatan pengamatan memicu keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran dan juga melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
b. Menanya Penelitian ini juga telah dirancang supaya siswa mau untuk bertanya.
Pada kegiatan awal memang hal ini belum begitu terlihat,namun seiring berjalannya waktu dan mencairnya suasana, siswa terlihat mulai mau
untuk bertanya jawab dengan guru. Kegiatan menanya mulai terlihat pada pertemuan kedua siklus I. Disini siswa menanyakan tentang
langkah-langkah melakukan eksperimen pembuatan kincir angin dan air.
Ketika siswa menanya kometensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis. c. Mencoba
Karena penelitian ini bersifat eksperimen, tentu saja mencoba adalah kegiatan yang harus dilakukan. Pada setiap pembelajaran dalam
penelitian ini, siswa selalu melakukan percobaan. Percobaan-percobaan yang dilakukan antara lain seperti menjemur kain, tisu dan kertas,
membuat kincir angin dan kincir air, menggunakan alat-alat dengan sumber
energi listrik.
Kegiatan mencoba
ini juga
mampu mengembangkan keterampilan kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
d. Menalar Setelah siswa melakukan serangkaian eksperimen, siswa dalam
penelitian ini memiliki kemampuan untuk menalar. Pada percobaan kincir air misalnya, siswa menjadi mengetahui mengapa air dapat
berubah menjadi energi listrik. Kegiatan menalar adalah proses berpikir logis dan sistematis atas fakta empirik yang dapat diobservasi untuk
mendapatkan kesimpulan yang berupa pengetahuan ilmiah. e. Mengkomunikasikan
Pada penelitian ini guru telah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini
dilakukan melalui menulis laporan hasil eksperimen pada lembar laporan hasil eksperimen.
3. Prestasi belajar Prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam Yogyakarta tahun
pelajaran 20142015 berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, khususnya pada materi
sumber energi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Persentase Prestasi Belajar Siklus I dan II
Persentase Ketuntasan Kondisi awal
Siklus I Siklus II
20122013 20132014
32 26,92
51,35 78,37
Rata-rata kelas
65, 6 53, 15
68,91 80
Gambar 4.3 Diagram Prestasi Belajar Siklus I dan II
Dari tabel 4.8 dapat dilihat, data prestasi belajar siswa dari rata-rata hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus I dan siklus II. Terjadi
peningkatan dari kondisi awal dan di setiap siklusnya. Pada kondisi awal
32 26,92
51,35 78,37
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Kondisi Awal
Siklus 1 Siklus 2
20122013 20132014
Siklus 1 Siklus 2
tahun pelajaran 20122013 persentase siswa yang lulus KKM adalah 32 dengan rata-rata 65, 6. Namun hal tersebut menurun pada tahun pelajaran
20132014, persentase siswa yang lulus KKM adalah 26,92 dengan rata- rata 53, 15. Peningkatan terjadi pada siklus I penelitian ini yaitu persentase
siswa yang lulus KKM adalah 51,35 dengan rata-rata nilai 68,91. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan, yaitu persentase siswa yang
lulus KKM adalah 78,37 dengan rata-rata nilai 80. Untuk mengetahui target dan pencapaian prestasi belajar dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.9.
Tabel 4.9 Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Prestasi Belajar
Peubah Aspek
Kondisi awal Siklus I
Siklus II Target
Capaian Target
Capaian
Prestasi belajar
Nilai rata-rata siswa
59,37 68
68,91 80
80 Persentase
jumlah siswa mencapai
KKM 29,46
- 51,35
- 78,37
Selain keterampilan eksperimen, prestasi belajar siswa juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kelas dan persentase siswa
yang lulus KKM pada kondisi awal yang meningkat di setiap siklusnya. Nilai rata-rata pada kondisi awal tahun pelajaran 20122013 adalah 65,6 dan
nilai rata-rata pada kondisi awal tahun pelajaran 20132014 adalah 53,15
mengalami peningkatan pada siklus I yaitu rata-rata kelas menjadi 68,91 dan kembali meningkat pada siklus II yaitu rata-rata kelas menjadi 80.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 pelaksanaan penerapan metode saintifik dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keterampilan
eksperimen hal ini terbukti dengan adanya peningkatan indikator 1 sebesar 35,13, pada siklus I meningkat menjadi
62,16
dan pada siklus II meningkat menjadi 81,08. Indikator 2 sebesar
43,24
, pada siklus I meningkat menjadi 67,56 dan pada siklus II meningkat menjadi 86,48.
Indikator 3 sebesar
37,83
, pada siklus I meningkat menjadi 67,56 dan pada siklus II meningkat menjadi 86,48. Indikator 4 sebesar
43,24
, pada siklus I meningkat menjadi 78,37 dan pada siklus II meningkat menjadi
81,08. Indikator 5 sebesar
37,83
, pada siklus I meningkat menjadi 72,97 dan pada siklus II meningkat menjadi 81,08. 2 penerapan
metode saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Kanisius Gayam tahun pelajaran 20142015. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar dari 59,37 menjadi 68,91 pada siklus I dan 80 pada siklus II. Dengan demikian penelitian ini membuktikan
bahwa hipotesis tentang pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar siswa dalam materi sumber
energi.
92
BAB V PENUTUP