tindakanperilaku untuk mencapai suatu tujuan, dimana jika tujuan tersebut tercapai maka akan terjadilah keseimbangan yang menyebabkan sesorang akan merasa puas
dan lega. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Sumiati 2004 di RSUD
Panembahan Senopati Bantul, penelitian tersebut melaporkan bahwa motivasi karayawan tidak mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan
perilaku responden dalam membuang limbah klinis.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan menggunakan desain cross secstional, dimana pengamatan hanya satu kalisesaat, oleh karena
penelitian ini tidak dapat memberikan penjelasan hubungan sebab akibat, tetapi hubungan yang ada hanya menunjukkan besarnya kemaknaan variabel independen
dalam hubungannya dengan varibel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Faktor usia tidak mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik
dengan tindakan perawat dalam membuang limbah medis padat yang disimpulkan berdasarkan hasil analisa bivariat menggunakan chi square test.
2. Faktor pendidikan, masa kerja, pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas,
ketersediaan sarana memperoleh informasi, kebijakan rumah sakit dan motivasi perawat mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik
dengan tindakan perawat dalam membuang limbah medis padat yang disimpulkan berdasarkan hasil analisa bivariat menggunakan chi square test.
3. Faktor pendidikan, masa kerja, pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas,
ketersediaan sarana memperoleh informasi, kebijakan rumah sakit dan motivasi yang diperoleh perawat masuk dalam uji multivariat p value 0,25.
Faktor yang dominan mempengaruhi tindakan perawat dalam membuang limbah medis padat adalah kebijakan rumah sakit berkaitan dengan limbah
medis padat yang disimpulkan berdasarkan hasil multivariat dengan menggunakan regresi logistik.
Universitas Sumatera Utara
6.2. Saran
Sesuai dengan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran yang diterapkan dan digunakan yang berhubungan
dengan kebijakan dalam membuang limbah medis padat.
1. Bagi Departemen Kesehatan Khususnya di Bidang Pendidikan
a. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendidikan dan pengetahuan perawat adalah memasukkan materi dan praktik pelajaran kesehatan lingkungan
terutama tentang perilaku membuang limbah di rumah sakit, pencengahan penyakit berhubungan dengan limbah rumah sakit, serta penanganan dan
pengelolaan limbah rumah sakit melalui sarana pendidikan formal yang ada sebagai materi pelajaran lokal untuk menanamkan pengetahuan dan
pemahaman tentang kesehatan limbah rumah sakit sejak dini. Dengan upaya ini diharapkan tumbuh kesadaran dan kemandirian perawat dalam pengelolaan
limbah rumah sakit khususnya dalam pemilahan limbah medis padat di rumah sakit.
b. Penyebaran informasi kepada para pembuat dan pengambil keputusan saling bekerja sama dalam menangani limbah rumah sakit sehingga rencana kegiatan
pengelolaaan limbah rumah sakit dapat terlaksana baik di pendidikan maupun di rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara