Faktor Predisposisi Deskripsi Hasil Penelitian

dan bertanggung jawab atas kelancaran pembakaran limbah medis padat dan didalam melaksanakan tugasnya Ka. Unit Pengelolaan Limbah Medis padat dibantu oleh beberapa staf. b. Uraian Tugas pengelolaan limbah medis padat 1. Melakukan indentifikasi jenis dan jumlah limbah medis padat yang akan dibakar agar dapat diketahui jumlah produksi setiap harinya. 2. Mengawasi dan memonitor terhadap lancarnya pengumpulan limbah medis padat dari sumbernya. 3. Melakukan pemeriksaan terhadap setiap suku cadang dan BBM mesin Incenerator sebelum dioperasikan. 4. Melakukan pemeriksaan terhadap peralatan dan prasarana lainnya yang ada di Unit Limbah Medis Padat 5. Melaksanakn kegiatan dan tugas-tugas lainnya sesuai dengan petunjuk dana rahan Ka. IPAL. 6. Memberikan saran baik diminta maupun tidak diminta kepada Ka. IPAL.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Faktor Predisposisi

Subyek penelitian ini adalah perawat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan. Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan, diperoleh gambaran karakteristik responden secara umum menurut umur, dan pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.2 tabel 4.3 dan tabel 4.4 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Tenaga Medis Keperawatan di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008 Keterangan Umur Mean rata-rata 34,5 tahun Minimal umur yang paling muda 21 tahun Maximal umur yang paling tua 56 tahun Berdasarkan tabel 4.2 bahwa umur responden yang bekerja di RSU Dr. Pirngadi kota Medan adalah rata-rata berumur 34 tahun, sedangkan umur responden yang paling muda adalah berumur 21 tahun, dan umur yang paling tua adalah 56 tahun. Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Tenaga Medis Keperawatan di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, Tahun 2008 Pendidikan Jumlah SPK Jurkes DIII D IVSST S1 S2 65 98 10 25 2 32,5 49 5 12,5 1 Jumlah 200 100 Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat Dilihat dari jenis pendidikan responden yang paling banyak adalah tamatan DIII sebesar 49 98 orang, sedangkan 65 responden 32,5 yang tamatan SPKJurkes, Tamat DIVSST sebanyak 10 orang 5, tamat S1 sebesar 12,5 25 orang, dan tamatan S2 hanya 1 2 orang. Distribusi umur, pendidikan, dan masa kerja responden dalam membung limbah medis padat berdasarkan kategori dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur, Pendidikan, Masa Kerja, Pengetahuan dan Sikap di RSU Dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 Variabel Penelitian Jumlah Persen 1. Umur Dewasa muda 116 58.0 Dewasa 84

42.0 Jumlah

200 100 2. Pendidikan Rendah 31 15.5 Menengah 132 66.0 Tinggi 37 18.5 Jumlah 200 100 3. Masa Kerja Baru 103 51.5 Lama 97 48.5 Jumlah 200 100 Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan dapat dilihat dalam tabel 4.4. Diperoleh gambaran bahwa mayoritas responden yang mempunyai umur dewasa muda sebanyak 116 orang 58 dan sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan responden, mayoritas pendidikan menengah sebanyak 132 orang 66. Berdasarkan masa kerja responden yang paling banyak masa kerjanya baru sebanyak 103 orang 51,5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 Jawaban Benar Salah Total N o Pengetahuan n n n 1 limbah rumah sakit dibedakan limbah medis dan non medis 196 98,0 4 2,0 200 100 2 Termasuk limbah medis: limbah benda tajam, limbah infeksius, limbah jaringan tubuh, limbah farmasi, limbah kimia, dan limbah radiaktif 186 93,0 14 7,0 200 100 3 Limbah medis rumah sakit lebih berbahaya daripada limbah rumah tangga 196 98,0 4 2,0 200 100 4 Pisau Bedah, Perlengkapan infus Intravena termasuk limbah medis benda tajam. 194 97,0 6 3,0 200 100 5 Sisa jaringan tubuh, termasuk limbah medis sangat infeksius. 166 83,0 34 17,0 200 100 6 Perban dan pembalut bekas pasien, termasuk limbah medis infeksius. 155 77,5 45 22,5 200 100 7 Muntahan pasien berpenyakit menular termasuk limbah medis infeksius. 160 80,0 40 20,0 200 100 8 Bangkai hewan percobaan di laboratorium termasuk limbah jaringan tubuh. 166 83,0 34 17,0 200 100 9 Tempat pembuangan limbah medis di pisahkan dengan limbah non medis mulai dari awal di ruang penghasil limbah medis. 194 97,0 6 3,0 200 100 10 Tempat pembuangan limbah harus dilapisi kantong plastic pelapis untuk memudahkan pengosongan kembali. 198 99,0 2 1,0 200 100 11 Kantong plastic pelapis berbeda warnanya sesuai dengan jenis limbah. 187 93,5 13 6,5 200 100 12 Kantong plastic untuk limbah infeksius adalah kuning dengan tanda biohazard. 175 87,5 25 12,5 200 100 13 Kantong plastic untuk limbah sitotoksik adalah ungu 162 81,0 38 19,0 200 100 14 Kantong plastic untuk limbah radioaktif adalah merah 175 87,5 25 12,5 200 100 15 Kantong plastic untuk limbah non medis adalah hitam. 180 90 20 10,0 200 100 16 Jarum suntik, syringe, dan selang infus bekas dapat di daur ulang dengan di sterilkan terlebih dahulu. 75 37,5 125 62,5 200 100 Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab dengan benar untuk pertanyaan pengetahuan 50. Pengetahuan yang rendah dijumpai pada pertanyaan mengenai jarum suntik dan selang infus bekas dapat di daur ulang dengan di sterilkan terlebih dahulu mendapat skor sebanyak 75 orang 37,5. Universitas Sumatera Utara Untuk mengukur sikap dengan jawaban setuju atau tidak setuju terhadap pertanyaan mengenai bahaya limbah medis padat serta cara pemilahan tempat sampah limbah medis padat dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Tindakan Perawat Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 Jawaban Setuju Tidak setuju Total No Sikap n n n 1. Limbah rumah sakit perlu dipisahkan menjadi limbah medis dan non medis. 191 95,5 9 4,5 200 100 2. Limbah medis rumah sakit lebih berbahaya dari limbah rumah tangga. 195 97,5 5 2,5 200 100 3. Limbah medis di pilah-pilah menjadi limbah benda tajam, limbah infeksius, limbah jaringan tubuh, limbah sitotoksik, limbah farmasi, limbah kimia, dan limbah radioaktif. 189 94,5 11 5,5 200 100 4. Tempat pembuangan limbah dilapisi kantong plastic yang berbeda warnanya sesuai dengan jenis limbah, agar tidak salah menempatkan limbah berbahaya di tempat yang tidak berbahaya. 189 94,5 11 5,5 200 100 5. Tempat pembuangan limbah medis terbuka, sehingga memudahkan pembuangan. 70 35,0 130 65,0 200 100 6. Tempat pembuangan limbah medis dipisahkan dengan limbah non medis mulai dari awal di ruang penghasil limbah medis untuk memudahkan pengelolaan selanjutnya. 184 92,0 16 8,0 200 100 7. Perban dan pembalut bekas pasien di buang tidak dengan limbah non medis karena berbahaya. 153 76,5 47 23,5 200 100 8. Jarum suntik bekas pasien dibuang pada tempat tersendiri sehingga tidak melukai perawat. 196 98,0 4 2,0 200 100 9. Srynge dan selang infus bekas pasien dibuang terpisah bukan untuk tujuan di manfaatkan kembali. 166 83,0 34 17,0 200 100 10. Film bekas foto rontgen di buang tersendiri dalam kantong limbah berwarna merah. 165 82,5 35 17,5 200 100 11. Obat kadaluwarsa dibuang tersendiri dalam kantong limbah berwarna kuning. 169 84,5 31 15,5 200 100 12. Sisa jaringan tubuh tidak boleh dibuang di tempat limbah non medis. 182 91,0 18 9,0 200 100 13. Linen bekas penderita gangren harus dibuang dengan cara dibakar. 107 53,3 93 46,5 200 100 14. Membuang limbah medis harus mengenali warna kantong yang tepat. 185 92,5 15 7,5 200 100 15. Rumah sakit diwajibkan membakar limbah medis dengan incinerator. 172 86,0 28 14,0 200 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa sikap responden sebagian besar menjawab dengan setuju 50. Sedangkan sikap yang rendah dijumpai pada pertanyaan tempat pembuangan limbah medis terbuka, sehingga memudahkan pembuangan mendapat skor sebanyak 70 orang 35,0. Distribusi pengetahuan dan sikap responden dalam membuang limbah medis padat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan dan Sikap Perawat Terhadap Tindakan Dalam Membuang Limbah Medis Padat di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 Variabel Jumlah Persen 4. Pengetahuan Kurang Baik 108 92 54.0 46.0 Jumlah 200 100 5. Sikap Kurang Baik 123 77 61.5 38.5 Jumlah 200 100 Dilihat dari tingkat pengetahuan, menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan responden terhadap tindakan membuang limbah medis padat menunjukkan sebagian besar responden 108 orang 54, yang mempunyai pengetahuan kurang. Sedangkan berdasarkan sikap responden menunjukkan sebanyak 123 orang 61,5 yang mempunyai sikap yang kurang dalam tindakan membuang limbah medis padat. Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Faktor Pendukung Enabling Factors