c Menetapkan pokok-pokok materi yang akan dituangkan ke
dalam poster 2
Merencanakan gambar dengan sketsa dasar agar memperoleh hasil gambar yang baik dan serasi, maka sebelum gagasan dituangkan ke
dalam gambar poster sebenarnya, terlebih dahulu dibuat dalam bentuk sketsa.
Keuntungan pembuatan sketsa dalam bentuk kecil antara lain: a
Tidak banyak waktu untuk membuatnya. b
Menghemat penggunaan bahan. c
Dapat memilih komposisi dengan mudah. d
Kesalahan atau kekeliruan dalam rancangan segera dapat terkontrol.
3 Memperbesar sketsa sebesar yang dikendaki.
4 Pemberian warna; setalah rancangan poster itu selesai kemudian
diberi warna dengan tata warna yang serasi. 5
Letering ; susunlah pesan atau teks di dalamnya dengan komposisi huruf yang serasi dan tidak boleh terlalu ramai. Kata-kata yang
digunakan harus singkat dan bermakna.
26
d. Kelebihan dan kelemahan media poster
Sebagai salah satu media pembelajaran poster memiliki kelebihan diantaranya adalah;
1 Dapat membantu guru dalam penyampaian pelajaran dan membantu
siswa dalam belajar 2
Menarik perhatian anak sehingga terdorong untuk lebih giat belajar. 3
Dapat dipasang atau ditempel dimana-mana, sehingga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari dan
mengingatnya kembali apa yang telah dipelajari. 4
Dapat menyarankan perubahan tingkah laku kepada peserta didik yang melihatnya.
27
26
Syafi’ie. op.cit., h. 32,33,34
Adapun beberapa kelemahan pada media poster adalah: 1
Sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orang yang melihatnya. 2
Karena tidak ada penjelas yang rinci, maka dapat menimbulkan interprestasi yang bermacam-macam dan mungkin merugikan.
3 Suatu poster akan banyak mengandung arti atau makna bagi
kalangan terentu tetapi tidak bermakna bagi kalangan lain. 4
Bila poster terpasang lama disuatu tempat, maka akan berkurang nilainya, bahkan akan membosankan orang yang melihatnya.
28
e. Penggunaan Media Poster Dalam Pembelajaran
Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana menggunakan media poster untuk pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1 Digunakan sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar, dalam
hal ini poster digunakan saat guru menerangkan sebuh materi kepada siswa poster sebagai media pembelajaran, begitu halnya
siswa dalam mempelajari materi menggunakan poster yang disediakan oleh guru. Poster yang digunakan ini harus relevan
dengan tujuan dan materi. Poster disediakan guru baik dengan cara membuat sendiri maupun dengan cara membeli
menggunakan yang sudah ada. Dalam penggunannya poster di pasang di tengah kelas pada saat dibutuhkan dan di tanggalkan
lagi setelah pembelajaran selesai. Misalnya guru membelajarkan siswa tentang teknik menulis karangan naratif tentang pentingnya
buang sampah pada tempatnya. Kemudia guru memasang sebuah poster tentang akibat membuang sampah sembarangan. Guru
menugaskan siswa untuk mengamati poster tersebut lalu kemudian siswa diperintahkan untuk membuat karangan
berdasarkan poster tersebut.
2 Digunakan di luar pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi
siswa, sebagai peringatan, ajakan, propaganda atau ajakan untuk melakukan sesuatu yang postitif dan penanaman nilai-nilai sosial
dan keagamanaan. Dalam hal ini poster tidak digunakan saat pembelajaran namun di pajang di dalam kelas atau disekitar
sekolah di tempat yang strategis agar terlihat dengan jelas oleh siswa. Misalnya ajakan untuk rajin menabung, senantiasa
membuang sampah pada tempatnya, mengingatkan untuk
27
Ashif Az Zafi, “Media Pembelajaran PAI”dalam ashif-10411031.blogspot.com201212media-pembelajaran-pai.html
online didownlond pada tanggal 8 Januari 2014
28
Ashif Az Zafi, “Media Pembelajaran PAI”dalam
melaksanakan ibadah, tidak mencontek, dan lain-lain. Perbedaan antara poster yang digunakan dalam pembelajaran dan diluar
pembelajaran tidak memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaannya hanya pada penyimpanan, dan tema-tema yang
dipilih, untuk poster pembelajaran biasanya mengangkat tema- tema yang spesifik sesuai dengan kurikulum, sedangkan poster
untuk pajangan biasanya menggunakajn tema-tema umum dan universal sehingga tidak lapuk oleh zaman. Kedua jenis poster
tersebut jika dilihat dari teknik dan prinsip-prinsip pembuatannya sama tidak memiliki perbedaa
n.
29
4. Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian Hasil belajar
Belajar adalah pada suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam tingkah laku dalam cara-cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru ini misalnya dari tidak tahu, timbulnya pengertian baru, serta
timbulnya dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila dan emosional.
30
Definisi lain dikemukakan oleh Gagne 1977 bahwa belajar adalah “sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan
kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuanya, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai
jenis performance kinerja. ”
31
Hasil belajar yang sering disebut juga dengan istilah scholastic achievement atau academic achievment adalah seluruh kecakapan dan
hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar disekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil
belajar. Gagne dan Briggs menyatakan bahwa,
“hasil belajar merupakan kemampuan internal capbility yang meliputi pengetahuan, keterampilan
29
Rudi Susilana. op.cit., h. 191
30
Zainal Aqib,Profesionalisme Guru Dalam Pembelajara,Surabaya:Insan Cendekia,2002, h. 42.
31
Najib Sulhan, Pembangunan Karakter Pada Anakmanajemaen Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efekti, Surabaya:Surabaya Intelektual Club,2006, h. 5.
dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.
”
32
Dick dan Reiser mengemukakan bahwa hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan
pembelajaran, yang terdiri atas empat macam, yaitu: pengetahuan, keterampilan, intelektual, keterampilan motorik dan sikap.
”
33
Menurut Arikunto yang dimaksud dengan hasil belajar adalah “suatu
yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk
angka, huruf, atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebagainya. ”
34
Sedangkan menurut Djamarah hasil belajar adalah “hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk angka atau huruf. ”
35
Berdasarkan uraian definisi dari belajar bahwa belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia.
Gagne menemukan lima ragam belajar yang terjadi pada manusia adalah :
1 Informasi verbal adalah kapabilitas yang dinyatakan dengan
katagori memperoleh label atau nama-nama, fakta, dan bidang pengetahuan yang telah tersusun.
2 Keterampilan intelek adalah kapabilitas yang berupa ketrampilan
yang membuat seseorang mampu dan berguna dimasyarakat. 3
Keterampilan gerak motorik adalah kapabilitas yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah.
4 Sikap adalah kapabilitas yang mempengaruhi pilihan tentang
tindakan mana yang perlu diambil. 5
Siasat kognitif adalah kapabilitas yang mengatur bagaimana si belajar mengelola belajarnya, seperti mengingat atau berfikir dalam
rangka pengendalian sesuatu untuk mengatur suatu tindakan.
36
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi
32
Ekawarna,Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta, ReferensiGP Press Group,2013, h. 69.
33
Ibid.
34
Ibid., h. 70.
35
Ibid.
36
Ibid., h. 71,72,73
hasil belajar. Menurut taksonomi Bloom yang terdiri dari tiga katagori yaitu yang dikenal sebagai
“domain atau ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
”
37
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para
guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Ranah kognitif memiliki enam tipe hasil belajar: 1
Tipe hasil belajar pengetahuan atau ingatan 2
Tipe hasil belajar pemahaman mencakup pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman ekstrapolasi.
3 Tipe hasil belajar aplikasi
4 Tipe hasil belajar analisis
5 Tipe hasil belajar sintesis
6 Tipe hasil belajar evaluasi
Ranah afektif mempunyai lima katagori dari tingkat yang dasar sampai ketingkat kompleks.
1 Recivingattending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
2 Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar. 3
Valuing atau penilaian yang berkenaan dengan nilai. 4
Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. 5
Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.
37
Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 22
Ranah psikomotoris mempunyai enam tingkatan yakni: 1
Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar 2
Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3
Kemampuan perseptual, temasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris.
4 Kemapuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan 5
Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.
6 Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
38
Hasil belajar yang dikemukan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan hasil belajar afektif dan
psikomotoris. Hasil belajar afektif dan psikomotoris ada yang tampak pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan ada pula yang baru tampak
kemudian setelah pengajaran diberikan dalam praktek kehidupannya dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga hasil belajar yang
telah diuraikan penting diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran, dan menyusun alat-alat penilain, baik melalui tes
maupun bukan tes.
5. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal:
a. Faktor Internal
1 Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti
kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak
38
Ibid.,30,31