commit to user 14
Melihat ciri-ciri tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang saling bertanya dan mempertanyakan,
interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa sangat menonjol, hubunga antara guru dengan siswa sangat akrab, layaknya orang tua dengan anaknya,
sehingga siswa ada keberanian untuk mengemukakan pendapa dan gagasannya secara terbuka. Pembelajaran bisa berjalan dengan aktif sangat tergatung dari
peran guru itu sendiri.
3. Metode Pembelajaran
Slameto 2003:65 menyatakan bahwa, “Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar.” Lebih lanjut Slameto
2003:92 menyatakan bahwa, “Variasi pembelajaran merupakan penerapan beberapa metode dalam proses mengajar. Variasi metode pembelajaran
mengaakibatkan penyajian bahan pelajaran menjadi lebih menarik perhatian siswa.” Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan siswa, hal ini
dikarenakan siswa tidak tertarik pada penyampaian materi oleh guru, sehingga dengan variasi metode pembelajaran akan dapat meningkatkan minat dan kegiatan
belajar siswa. Menurut Gazali dalam Slameto 2003:30, “Pembelajaran adalah
menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.” Sehingga metode pembelajaran dapat diartikan sebagai skema yang berupa
struktur cara menanamkan pengetahuan pada seseorang. Metode pembelajaran membuat para pengembang pembelajaran memahami dan merinci masalah ke
dalam unit-unit yang lebih mudah diatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran.
Untuk mencapai hal- hal tersebut, maka guru harus dapat memilih dan mengembangkan metode mengajar yang tepat, efisien dan efektif sesuai dengan
materi yang diajarkan. Dengan pemilihan metode yang tepat, maka akan mempengaruhi belajar siswa dengan baik sehingga siswa benar-benar memahami
materi yang diberikan.
commit to user 15
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan pengertian metode pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi
pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan membuat kemampuan intelektual siswa berkembang, sehingga belajar dapat berjalan secara efisien dan
bermakna bagi siswa.
4. Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian pembelajaran kooperatif. Menurut Suprijono 2009:54, “Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang
lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih di pimpin oleh guru atau di arahkan oleh guru.” Secara umum pembelajaran
kooperatif dianggap lebih di arahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang
dirancang untuk membantu peserta didiknya menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Sedangkan Slavin 2009: 73 menyatakan bahwa , “Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa bekerja sebagai sebuah
tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.
Menurut Umit 2008:25 menyebutkan bahwa, ”Cooperative learning can be defined as a method where students create small mixed groups and help
each other for a common academic aim, boost each other’s self-esteem, develop communication abilities, increase problem solving and critical thinking abilities
and take active part in learning”. Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa “pembelajaran kooperatif
dapat didefinisikan sebagai suatu metode yang menciptakan suasana pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu
sama lain, terdapat persaingan secara individual, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
berpikir kritis dan berperan aktif dalam belajar”.
commit to user 16
Johnson dalam Tuan 2010:65 berpendapat“Cooperative Learning as a structured and systematic instructional design in which small groups work
together toreach a common goal.” Berdasarkan pendapat diatas dapat diartikan “pembelajaran kooperatif
adalah suatu struktur dan desain intruksional dimana siswa bekerja dalam kelompok–kelompok kecil untuk mencapai tujuan”.
Model pembelajaran kooperatif learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan tanpa pertimbangan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola
kelas dengan lebih baik dan efektif. Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie 2010:31, “untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran
gotong-royong harus diterapkan”, yaitu :
a. Saling ketergantungan positif
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Intinya setiap anggota mempunyai tugas yang berlainan, kemudian
berkumpul dan bertukar pikiran atau informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi semua anggota mengenai seluruh bagian, sehingga dengan cara
ini mau tidak mau setiap anggota harus merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar anggota yang lain juga dapat berhasil.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan prosedur penilaian dibuat menurut prosedur cooperative learning, setiap
siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan pengajar dalam
penyusunan tugasnya.
c. Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa anggota akan lebih baik dari pada hasil pemikiran dari individu saja.
Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.
d. Komunikasi Antar anggota
Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok,
pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa
commit to user 17
mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan pendapat mereka.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama kelompok tersebut
agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Lie, 2010:31
Bekerjasama berarti melakukan sesuatu secara bersama dengan saling membantu dan bekerjasama sebagai tim kelompok. Jadi pembelajaran kooperatif
berarti belajar bersama, saling membantu dalam pembelajaran agar setiap anggota kelompok dapat mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang diberikan
dengan baik. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa dikelompokkan secara variatif
beraneka ragam
berdasarkan prestasi
mereka sebelumnya,
kesukaankebiasaan, jenis kelamin, budaya, dan tingkat sosio-ekonomi yang berbeda. Hal ini akan memotivasi mereka untuk saling berinteraksi, sehingga di
dalam kelas siswa diharapkan saling membantu, berdiskusi dan berargumentasi. Para siswa dalam kelompok kooperatif belajar bersama-sama dan
memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar-benar menguasai konsep-konsep yang dipelajari, karena keberhasilan mereka dalam kelompok
tergantung dari pemahaman masing-masing anggota. Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif ini, yaitu
siswa dapat mencapai prestasi akademis yang bagus, menerima pelajaran dengan senang hatisebagai hiburan karena adanya kontak fisik antar siswa, serta dapat
mengembangkan kemampuan sosial siswa. Dalam model seperti ini siswa akan melihat sejauh mana pemahaman teman mereka, sehingga mendorong mereka
untuk berusaha lebih keras dalam memahami materi pelajaran agar mereka juga dapat membantu teman lain dan dapat saling mengisi kekosongan pemahaman
yang lain, sehingga di sini peran guru menjadi lebih minimal, sebaliknya lebih didominasi peranan masing-masing individu dalam kelompok tersebut.
Metode kerja kelompok sebenarnya bukan hal yang baru dalam dunia pendidikan. Kerja kelompok telah banyak diterapkanguru dalam proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akhir-akhir ini metode
commit to user 18
kerja kelompok mengalami kemajuan yang pesat berhubungan dengan ditemukannya inovasi-inovasi baru dalam kerja kelompok.
Macam-macam pembelajaran kooperatif dalam Lie 2010 : 54-71 diantaranya: mencari pasangan Make a Match, berkirim salam dan soal, kepala
bernomor, dua tingal dua tamu, keliling kelas, tari bambu dll. Sedangkan dalam penelitian ini yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
Mencari Pasangan.
5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Mencari Pasangan