commit to user
Jika sampel random lebih kecil dari 30 n30, maka perkiraan rata-rata time headway pasangan kendaraan secara keseluruhan sebaiknya dilakukan dengan
distribusi t atau disebut juga distribusi student.
Perkiraan ini rata-rata time headway seluruh pasangan kendaraan dapat ditulis sebagai berikut :
µ
1,2
=
x
±t
a2-1
sn
12
………………………………..............2.24 Dengan :
µ
1,2
= Batas-batas interval keyakinan
x
= Nilai rata-rata sampel
S =
Standar deviasi n
= Jumlah sampel
α =
Kesalahan duga, dengan 1- α merupakan tingkat konfidensi
2.5 Kinerja Simpang Tak Bersinyal
Kinerja simpang adalah suatu kondisi pada simpang yang harus dicari untuk mengetahui tingkat pencapaian simpang tersebut. Parameter yang harus dicari
untuk mengetahui kinerja simpang adalah rasio antara kapasitas CapacityC dan arus lalu-lintas yang ada Q. Dari rasio kapasitas dan arus akan diperoleh angka
derajat kejenuhan Degree of saturationDS. Dengan nilai derajat kejenuhan DS dan nilai kapasitas C, dapat dihitung tingkat kinerja dari masing-masing
pendekat maupun tingkat kinerja simpang secara keseluruhan. Adapun tingkat kinerja yang diukur pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 adalah tundaan
DelaysD dan peluang antrian.
2.6 Analisis Kinerja Simpang Tidak Bersinyal dengan Metode MKJI 1997
2.6.1 Data Masukan
1. Data Geometri Data geometri yang dibutuhkan untuk membantu menganalisis simpang tak
bersinyal sesuai dengan ketentuan MKJI 1997 diantaranya adalah : a. Denah dan posisi dari pendekatan – pendekatan, pulau – pulau lalu lintas,
commit to user
marka lajur, marka panah b. Sketsa simpang, yang memuat nama jalan
c. Kereb, lebar jalur, bahu dan median
2. Kondisi Arus Lalulintas Data arus lalulintas dapat digunakan untuk menganalisis jam puncak pagi, jam
puncak siang, jam puncak sore, dan jam lewat puncak. Data pergerakan lalulintas yang dibutuhkan yaitu volume dan arah gerakan lalulintas pada saat jam sibuk.
Arus lalulintas diberikan dalam kendajam, jika arus diberikan dalam LHRT Lalulintas Harian Rata – rata Tahunan maka harus disertakan factor – k untuk
menjadi arus per jam.
Klasifikasi kendaraan untuk mengkonversikan kendaraan ke dalam bentuk satuan mobil penumpang smp per jam. Smp merupakan satuan arus lalulintas dari
berbagai tipe kendaraan yang diubah menjadi kendaraan ringan termasuk mobil penumpang dengan menggunakan faktor emp. Untuk mendapatkan nilai smp
diperlukan faktor konversi emp. Perhitungan arus lalulintas dalam satuan mobil penumpang smp ditentukan sebagai berikut :
1 Jika data arus lalulintas kendjam klasifikasi per jam tersedia untuk masing – masing kendaraan. Maka arus lalulintas dikonversikan ke
dalam satuan smpjam dengan mengalikan emp untuk masing – masing klasifikasi kendaraan.
2 Jika data arus lalulintas per jam bukan klasifikasi tersedia untuk masing – masing kendaraan, beserta informasi tentang komposisi
lalulintas keseluruhan ke dalam . Untuk mendapatkan arus total smpjam masing – masing pergerakan dengan mengalikan arus
kendjam dengan Fsmp.
100 MC
emp HV
emp LV
emp F
MC HV
LV smp
+ +
=
………2.25 Sumber : MKJI,1997
3 Jika data arus lalulintas tersedia dalam LHRT Lalulintas Harian Rata – rata Tahunan, maka arus lalulintas yang diberikan dalam LHRT harus
commit to user
dikonversikan ke dalam satuan kendjam dengan mengalikan terhadap factor-k :
Q
DH
= kLHRT…………………………………………………………2.26 Sumber, MKJI 1997
Arus dalam kendjam dikonversikan dengan factor-smp Fsmp untuk mendapatkan arus smpjam.
4 Nilai Normal Variabel Umum Lalulintas Data lalulintas sering tidak ada atau kualitasnya kurang baik. Nilai
normal yang diberikan dalam MKJI 1997 dapat digunakan sampai data yang lebih baik tersedia dapat dilihat pada tabel 2.3, tabel 2.4 dan tabel
2.5. Tabel 2.3 Nilai Normal Faktor – k
Lingkungan Jalan Faktor – k Ukuran Kota
1 juta ≤1 juta
Jalan di daerah komersial dan jalan arteri Jalan di daerah permukiman
0.07-0.08 0.08-0.09
0.08-0.10 0.09-0.12
Sumber : MKJI, 1997
Tabel 2.4 Nilai Normal Komposisi Lalulintas Ukuran
kota juta penduduk
Komposisi Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Rasio
Kendaraan tak Bemotor
UMMV Kend. Ringan
LV Kend. Berat
HV Sepeda Motor
MC
3 1 – 3
0.5 – 1 0.1 – 0.5
0.1 60
55.5 40
63 63
4.5 3.5
3.0 2.5
2.5 35.5
41 57
34.5 34.5
0.01 0.05
0.14 0.05
0.05 Sumber : MKJI, 1997
commit to user
Tabel 2.5 Nilai Normal Lalulintas Umum
FAKTOR NORMAL
Rasio arus jalan minor P
MI
Rasio belok kiri P
LT
Rasio belok kanan P
RT
Faktor smp F
smp
0.25 0.15
0.15 0.85
Sumber : MKJI, 1997
3. Kondisi Lingkungan Data kondisi lingkungan yang diperlukan untuk perhitungan meliputi :
a. Kelas Ukuran Kota Kelas ukuran suatu kota ditunjukan dalam tabel 2.6 dengan dasar perkiraan
jumlah penduduk.
Tabel 2.6 Kelas Ukuran Kota
Ukuran Kota Jumlah Penduduk juta
Sangat kecil Kecil
Sedang Besar
Sangat besar 0.1
0.1 – 0.5 0.5 – 1.0
1.0 – 3.0 3.0
Sumber :MKJI, 1997 b. Tipe Lingkungan Jalan
Lingkungan jalan diklasifikasikan dalam kelas menurut tata guna tanahdan aksesbilitas jalan tersebut dari aktivitas di sekitarnya. Hal ini ditetapkan
dengan secara kualitatif dari pertimbangan teknik lalulintas dengan bantuan
commit to user
tabel 2.7 : Tabel 2.7 Tipe lingkungan jalan
Komersial Tata guna lahan komesial misal : pertokoan,rumah
makan, perkantoran dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan
Pemukiman
Tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaran
Akses terbatas
Tanpa jalan masuk atau jalan masuk langsung terbatas missal : karena adanya penghalang fisik,
jalan samping, dsb Sumber : MKJI, 1997
c. Kelas Hambatan Samping Hambatan samping menunjukkan pengaruh aktivitas samping jalan di daerah
simpang pada arus berangkat lalulintas, misalnya : pejalan kaki berjalan atau menyeberangi jalur, anguktan umum dan bis kota berhenti untuk menaikkan
atau menurunkan penumpang, kendaraan masuk dan keluar halaman dan tempat parkir di luar jalur. Hambatan samping ditentukan secara kualitatif
dengan pertimbangan teknik lalulintas sebagai Tinggi, Sedang atau Rendah.
2.6.2 Kapasitas