commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Simpang dibedakan menjadi dua jenis yaitu simpang jalan tak bersinyal dan simpang jalan dengan sinyal. Sinyal disini adalah lampu lalu – lintas traffic
lights. Pada simpang tak bersinyal, para pemakai jalan memutuskan sendiri apakah mereka cukup aman untuk langsung melewati atau harus berhenti dahulu
sebelum melewati simpang tersebut. Sedangkan yang bersinyal, para pemakai jalan harus mematuhi lampu lalu – lintas, yaitu bila menunjukan warna hijau
berarti boleh melewati, warna merah berarti harus berhenti, dan warna kuning boleh melewati tetapi harus hati – hati dan siap untuk berhenti. Morlock,
E.K.1995, 240
Pengaruh dari kendaraan tidak bermotor itu berbeda pada simpang tak bersinyal dan simpang bersinyal. Karena perbedaan inilah diperlukan adanya ekuivalensi
yang berbeda pula antara simpang tak bersinyal dan simpang bersinyal. Kecepatan rata-rata mobil penumpang di arus dasar dan arus campuran dihitung dari data
pengamatan di lapangan. Kendaraan tak bermotor memberi dampak yang cukup signifikan
pada kecepatan
rata-rata mobil
penumpang pada
arus campuran.Nakamura Fumihiko, 2006
Simpang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jaringan jalan. Di daerah perkotaan biasanya banyak memiliki simpang, dimana pengemudi harus
memutuskan untuk berjalan lurus atau berbelok dan pindah jalan untuk mencapai satu tujuan. Simpang dapat didefenisikan sebagai daerah umum
dimana dua jalan atau lebih bergabung atau bersimpangan, termasuk jalan dan fasilitas tepi jalan untuk pergerakan lalulintas di dalamnya Khisty, 2005.
Parameter paling penting dalam perencanaan, perancangan dan pengaturan simpang adalah arus, kehilangan waktu dan satuan mobil penumpang smp.
commit to user
Faktor tersebut merupakan patokan umum pada kebanyakan Negara dalam mencari kinerja simpang dan pada jalan umum ketika keadaan lalulintas dipenuhi
dengan pergerakan kendaraan. Hadiuzzaman, 2008
Tundaan adalah tambahan waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk nilai membandingkan simpang dengan nilai jalan tanpa simpang. Simpang atau
pertemuan dua bagian jalur transportasi, dalam keadaan ini antara jalur jalan raya dan rel kereta api sering menyebabkan terjadinya waktu tunda. Dalam keadaan ini,
beberapa simpang berdekatan dengan rel kereta api diatur dengan palang pintu otomatis. Permasalahannya adalah ketika palang pintu ditutup volume kendaraan
melebihi batas, hal ini berpotensi untuk terjadinya waktu tunda dan antrian kendaraan yang panjang. Andy Saiful Amal, 2002
Besar nilai emp untuk ruas jalan berbeda dengan nilai emp untuk simpang. Nilai emp mempengaruhi kinerja dari sebuah ruas jalan atau suatu simpang. Oleh
karena itu, agar kebijakan yang diambil dalam rangka mengatasi sebuah masalah sesuai dengan kondisi lapangan maka dibutuhkan suatu nilai emp yang sesuai
dengan keadaan jalan yang sebenarnya.Rosma Indriyani, 2007
Penelitian untuk menentukan nilai emp pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Baik diruas jalan maupun simpang. Termasuk diantaranya untuk menentukan nilai
emp suatu ruas jalan ataupun simpang. Nilai emp dari beberapa peneliti terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.
commit to user
Tabel 2.1 Nilai emp untuk simpang tak bersinyal No
Jenis Kendaraan Nilai emp
MKJI 1997
Achyani Agustina Pratiwi
Putri Khoriyah Utami
Regresi Linier
Time Headway
Regresi Linier
Time Headway
1 Kendaraan ringan
1.0 1.0
1.0 1.0
1.0 2
Sepeda Motor 0.5
0.30-0.41 0.23-0.48 0.17
0.44 3
Kendaraan berat 1.5
1.10-1.35 1.10-1.20 1.47
1.58
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode yang sama dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Achyani Agustina Pratiwi
dan Putri Khoiriyah Utami, yaitu Metode Analisis Regresi Linier dan Metode Rasio Headway, perbedaannya terletak pada pemilihan jenis dan lokasi simpang,
jenis kendaraan yang dicari nilai emp-nya dan kinerja simpang-nya.
2.2 Dasar Teori